Rabu, 31 Agustus 2011

rumah saya

Rumah saya, dulu biasa dipanggil rumah bahagia... tapi entah kenapa ada suatu petunjuk yang membuat kami tertawa, tertegun, dan sedikit ternganga ketika suatu hari ayahku membeli pajangan rumah yang bertuliskan RUMAH BAHAGIA... tulisannya memakai huruf sambung seperti ini "rumah bahagia". Entah kenapa suatu hari ada sebagian dari huruf g yang hilang sehingga membuat huruf g berubah menjadi huruf y jadi dari jauh bisa dibaca "rumah bahaya". Saat itu aku dan kedua saudara kandungku memaknai itu sebagai sebuah guyonan belaka. Tak pernah sebersit terpikir bahwa ada makna dibalik itu semua. Ya ternyata hal itu menyiratkan sesuatu ke beberapa tahun mendatang. Beberapa cobaan yang aku dan saudaraku alami terkenang dan terekam jelas dalam rumah berlantai dua ini. Dari pertengkaran ayah dan mama hingga berujung perceraian, berlanjut hingga perpisahan antara aku, adik, dan kakakku. Kami berpisah selama beberapa tahun dan kami berkumpul dan kembali di rumah ini. dengan keadaan dan kondisi yang berbeda tentunya.
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari hampir 10an tahun belakangan ini. Bahkan sampai kini umurku menginjak usia 23 tahun, rumah ini masih kuat menyimpan sejarah. Sejarah keluarga kami tentunya. Lantai berubin berwarna merah ini tetap tidak berubah, bahkan bentuk-bentuk bangunan uniq hasil karya ayah tercinta masih dijaga sebagaimana mestinya. Lengkap dengan kolam ikan, patung jerapah, monas buatan, dinding berlukis bahkan sekarang ada tambahan kapal tempur yang kata ayah bisa membawa cita-cita setinggi langit.
Rumahku, brotowali 1 no 22... ayah melepasmu dengan pertimbangan yang berat. Seperti yang kau tahu kehidupan ayah yang berliku menjadikanmu sebagai bagian dari penyelamat hidupnya. Hanya kamu rumah yang saat ini menjadi pembantu penyangga kehidupan ayah. Tuhan tentu yang mengatur semua ini. Kamu pasti sedih menerima kenyataan bahwa perjuangan ayah selama bertahun-tahun membangunmu harus dilepaskan di awal tahun nanti. Tapi semua ini tentunya untuk tujuan yang baik. Hijrah...
Kami, aku, kakak dan adik... punya mimpi yang harus kami gapai bukan hanya sekadar dikejar. Suatu saat nanti aku yakin meskipun entah kapan, pasti ada secercah cahaya diantara kehidupan kami yang membawa sebagian cahaya dari kamu rumah... kami akan membuat kamu pada setiap kehidupan kami nantinya... disetiap kehidupan kami ada kamu yang baru, kamu yang akan merekam sejarah kehidupan keluarga kami tapi tidak untuk berujung bahaya... aku toh tidak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah ayah dan mama lakukan waktu itu... kamu harus ikhlas ya... karena sebenranya ayah berat mengikhlaskan kamu dan kami juga. Tapi kini, sebagian dari sejarah dan nafas kehidupan kamu telah kami rekam, kami rasakan, dan kami simpan dalam hati. Meskipun nanti kamu akan kedatangan orang-orang baru dalam hidupmu, kami tak akan pernah melupakan kamu. Suatu saat nanti mungkin saja aku akan membuat replikamu dalam rumahku tapi harus lebih besar dan harus lebih baik. lebih indah, lebih menajubkan, dan tentu saja lebih membawa berkah. AMIEN
i love u my home :)

Senin, 29 Agustus 2011

nasi goreng cinta buatan ayah

wah nggak kerasa tahu-tahu sekarang udah masuk puasa hari terakhir :)
sudah lama tidak menulis, mungkin karena selama beberapa hari ini belum ada yang menginspirasi.
Aku mau cerita tentang ayahku. semalam ayah tak tidur. mau bersih-bersih katanya menyambut lebaran. Aku mau bantuin bersih-bersih tapi sama ayah nggak boleh... padahal kan lumayan kalau aku bantuin ayah gak perlu capek-capek. Tapi ya itulah ayahku... kalau bisa sendiri gak butuh bantuan dari orang lain. Semalam ayah tanya, besok mau sahur pakai apa? aku jawab terserah aja.( Oh iya, ini hari kedua aku puasa di rumah ayah.) tahu-tahu semalam ayah bilang, mau nasi goreng gak? nanti ayah yang masak. wahhhh tanpa mikir langsung aja jawab iya.
Dan ayah menepati janjinya. Hari ini jam 03.00 WIB ayah bangunin aku dengan sepiring nasi goreng plus telor mata sapi dan irisan tomat di tangannya. Ayah bener-bener nepatin janjinya. Walaupun telor nya rada sedikit gosong tapi itu sama sekali nggak mengurang kadar kenikmatan dan kasih sayangnya. Nasi goreng cinta buatan ayah. Sudah berpuluh-puluh tahun beuh... lebai maksudnya seumur aku hidup baru kali ini dimasakin ayah... eh nggak ding dulu waktu SMA aku juga pernah dibuatin tempe penyet sambel korek.... berarti total sudah 5 tahunan. Wah pokoknya puasa hari ini harus lebih semangat dan semangat karena amunisinya lebih kuat dan lebih hebat dari amunisi sebelum-sebelumnya. Ayah... love u so much deh.... semoga di puasa yang akan datang dan seterusnya ayah masih bersedia memasakkan makanan buat aku. amiennnn