Senin, 30 Juli 2012

Untuk cinta di pagi senja

Pagi ini tak lagi redup

Dentuman waktu berputar berlawan arah. Ada yang berubah ada yang merekah. Indah dengam rona merah yang mengarah. Pada hati yang tak pernah mati dan mewarnai. Rongga-rongga hidung membaui semerbaknya cinta, kasih tiada henti dan saling menaungi.

Pualam biru bersabar mendapati tetesnya. Akh, rasanya sayang jika dikulum bersama senja. Melewati siang terik di utara jaya. Miliki bagi miliki hati. Untuk cinta di pagi senja.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, 29 Juli 2012

untukku saja 4

Doa
Ramadan kali ini berkah doa melimpah
untukku kamu dia kalian dan semua
tak terkecuali
untuk saudaraku di sana...
terimakasih sudah berbagi
Semoga Allah senantiasa melimpahi kasih sayang bagi kita semua
aamiin






Kali pertama dalam ramadan

Ini kali pertama dalam ramadan aku mendatangi rumah-Nya
Segala hijau dan kuning muda menjadi penghias sang pendosa
Senyumku kecut...ada jarak dalam saf saat bercinta
yang kupikir tahu tapi justru tak tahu
lalu mengapa berjaga jarak padahal niat kita bersama-sama bertemu Cinta dalam 15 rakaat?



Tiga sahabat 1 ponsel 
rindu yang bergelayut ternyata kikis juga
lewat kata-kata dalam satu waktu dan satu benda
tiga sahabat berkirim kata merajut asa
ingin bertemu ingin berjumpa ingin bersama
waktu: biarkan dia yang menemukan kita melalui tangan-Nya



Setidaknya ada kata-kata yang tak lagi kupinjam kepada penyair. semua secara alami kuciptakan sendiri. untuk menghias rupa perupa yang lelah berkelana. meski tak pelak ada sesungging maksud dari sang empunya
tak bisa diubah tapi bisa digagah
tak bisa diganti tapi dinikmati
tak bisa dirasa tapi dicoba
tak bisa lewati tapi dijalani

 




untukku saja 4

Untuk Rohingya dan Syiria (ayo bersinergi membantu mereka)


Sekelebat hancur itu menyeruak
dalam taman-taman keindahan yang dibangun di atas tanah Sang Empunya Kuasa
lantak tergeletak dan tak lagi bergerak
ia habis dihakimi jutaan biadab yang tak berhati
ribuan jasad menjadi bulir-bulir saksi bahwa keadilan sudah mati
ikut terbakar dan menjadi abu yang kini terbang keseluruh negeri
wanginya tercium sampai sini tapi 
nahkoda kapal ini sekalipun tak berkehendak untuk sekadar menyambangi
bahkan ketukan mengulurkan sepuluh jemari rasanya enggan
akh... kamu tak bisa kukatakan tertidur. kamu sudah mati kapalku
Nahkodamu sibuk mencari pulau berharta padahal mayat-mayat saudaranya mengalir dalam lautan yang diseberanginya.
SIALnya... aku berada dalam kapal ini
#mari terjun bersama menyelamatkan mereka semua

(Ribuan pengungsi Rohingya tersebar di beberapa negara. Akses hidup yang layak seperti makanan, minuman, serta fasilitas kesehatan fisik tak mereka peroleh. ACTion Team for Rohingya I siap menyalurkan bantuan, pangan dan medis untuk pengungsi.
Mari Bantu Pengungsi Rohingya dengan berdonasi ke ACT di Rekening donasi Rohingya dan Syiria
BSM #101 000 5557
Mandiri # 128 000 4723 620
BCA # 676 0300 860
a/n Aksi Cepat Tanggap

Careline 021-741 4482
www.act.or.id
Like Facebook: AksiCepatTanggap
Follow Twitter: ACTforhumanity
Lihat Selengkapnya
www.act.or.id
AKSI CEPAT TANGGAP adalah sebuah lembaga kemanusiaan yang mengkhususkan diri pada penanganan bencana alam dan bencana kemanusiaan secara terpadu(Integrated Disaster Management)
 
 .

Sabtu, 28 Juli 2012

Hujan Mata Hati

Hujan Mata Hati


Ada yang lain meski dalam tubuh yang sama. Entah tatap, cara pandang, tutur kata, bentuk sapa, atau sikap diri yang membuatnya lain dari biasanya.

Dalam jarak hasta yang coba  dihapus, jejak itu masih sama. Tertoreh dengan jelas dan sekiranya membekas.

Bukan aku saja yang melangkah di jalan itu. Kita  bersama-sama. Tapi kenapa kamu berkelok rupa? Ataukah semua yang terbangun hanyalah lingkar buruk prasangka yang terpaksa kugantung di lingkar hidupmu?

Jika aku yang keliru lalu kenapa tak kau ajak balik dan diingatkan. Dan pengetahuan akan segala rasa tahu seharusnya bisa diterapkan dan disematkan pada kantung-kantung mata yang selalu menerima hujan  yang tak membekas ini.


BIARKAN!


Biarkan kutaruh peduliku pada bilik kayu

Yang kubakar saat aku kehabisan sekam dan arang

Untuk sekadar menaruh hormat pada hati dan pikiran.


Topeng


Aku paksa bertopeng

Hasil buatanku sendiri

Bukan untuk berkilah rupa

Bukan pula untuk berkarya

Topengku ...

tutupi kolam mata

Yang tumpah tanpa daya


Mimpi


Bersepeda mengejarmu

Yang diri sendiri tak tahu

Kamu siapa?

Kenapa belum bertemu?

Padahal kamu bilang, sudah lama mencariku.


Dan lalu...


Dan lalu layu

Dan lalu mati

Dan lalu humus

Dan lalu tunas

Dan lalu tumbuh

Dan lalu bunga

Dan lalu buah

Dan lalu... aku.


Depok-saat remuk tak lagi menghujam tubuh-


Published with Blogger-droid v2.0.4

Jumat, 27 Juli 2012

Orang baik?

ada yang mengatakan tentang orang baik. definisi baik sendiri itu apa? kenapa mengartikan kebaikan sebagai  suatu kesalahan yang harus selalu diakui? kenapa kalimatnya begitu? bukankan definisi orang baik itu luas dan tidak sesederhana itu? Orang baik bagi saya bukanlah orang yang selalu mengaku kalau dirinya salah. 
hati-hati bung. bagi saya sih definisi orang baik jika mau dikatikan dengan kesalahan adalah orang yang mau mengakui kesalahannya bukan selalu mengaku kalau dirinya salah.
 kalau selalu mengaku dirinya salah kapan benarnya itu orang? dan apakah laik disebut sebagai orang baik? baik... baik... sekarang saya nggak akan ngebahas tentang orang baik dan definisi kebaikan karena terlalu luas sekali bahasannya. macam-macam kalau mau dipreteli. duh bahasa saya pelisss... dipreteli itu maksudnya dikaji satu-satu. jadi saya akan membahas tentang kebaikan seseorang. LHO? kok jadi ngomongin kebaikan seseorang sih. okay baiklah... biarkan saya memulai sebuah kisah kebaikan yang siapa tahu saja bisa bermanfaat buat sesama pembaca.
Baik. Satu kata yang bernilai positif. siapa pun pasti ingin jika dilekatkan dengan kata-kata ampuh tersebut. Tika sebut saja namanya begitu. Gadis berusia delapan tahun itu sedang asyik bermain dengan boneka bayi kesayangannya. setiap hari bonekanya selalu dibawa kemana pun ia pergi. Bahkan saat mandi pun boneka itu selalu diajaknya.
 Suatu ketika sang Ibu memanggil Tika untuk mengajaknya berbelanja. Sang Ibu berniat membelikan boneka baru untuk Tika. Tika pun hanya menurut mengikuti ajakan ibunya. Sambil menenteng boneka bayi kesayangannya Tika pun memilih-milih boneka di etalase toko boneka. Sampailah tangannya menggengam sebuah boneka berbentu bayi dengan ukuran yang sedikit lebih kecil dari boneka miliknya.
"Kamu mau yang itu?" Mama bertanya sambil mengelus kepala Tika.
Tika mengangguk tetapi tangan kanannya masih memeluk boneka lamanya.
Tak berapa lama boneka baru tersebut sudah berada di dalam kantong berbahan kertas. Tika senang bukan kepalang. ditentengnya kantong tersebut meskipun tangan kanannya tak juga melepaskan diri dari boneka bayinya.
Setelah ibu dan Tika selesai berbelanja mereka pun pulang. Selama perjalanan banyak imajinasi yang Tika ciptakan untuk bermain dengan boneka barunya saat di rumah nanti. Tak henti-hentinya Tika mengucapkan terima kasih kepada sang mama. Hingga saat di angkot seorang ibu paruh baya masuk bersama seorang anak perempuan yang sebaya dengan Tika. Anak perempuan itu menangis dan tak kunjung berhenti. Sang Ibu berkali-kali menggertak si anak agar mau menghentikan tangisnya. Tapi sang anak justru tetap menangis.
"Kamu kenapa?" Tika yang duduk tepat berhadapan dengan sang anak bertanya perlahan. gadis kecil itu pun berangsur-angsur menghentikan tangisnya. mendengar sapaan Tika.
"Bonekaku jatuh... sama ibu dibiarin aja" ucapnya terdengar terisak.
"Nih buat kamu... jangan nangis lagi ya" Tika segera menyerahkan kantong kardus yang berisi boneka yang baru dibelinya.
"Eh nggak usah dik... terima kasih" Ibu sang gadis berusaha menolak kantong yang diberikan oleh Tika. 
"Enggak apa-apa bu. aku juga pasti akan sedih kalau baby hilang" Ujar Tika sambil mengarahkan tangannya ke boneka bayi yang sudah berkawan dengannya sejak beberpa tahun. Ibu Tika hanya tersenyum melihat pemandangan itu. 
"ini buat aku beneran?" tanya sang gadis pada Tika. Tika pun mengaangguk berusaha memberikan jawaban.
"Makasih ya...
"iya sama-sama... "
Tak berapa lama kemudian Ibu dan Tika pun turun.
"Maaf ya ma..." Ucap Tika sambil menggandeng tangan kiri mama. Sang mama tersenyum menatap Tika.
"Kenapa Tika minta maaf? mama seneng malah... tapi mama mau tanya... kenapa Tika ngasih boneka Tika yang baru?"
"Soalnya... Tika belum sayang banget sama boneka itu... lagi pula mama bukanya pernah bilang ya kalau memberikan sesuatu itu harus yang paling baik yang kita punya? 
"iya... anak mama baik banget deh ^^" 

Baik. baik itu meluas maknanya. pengakuan maaf atas kebaikan yang dilakukan bukan berarti menyatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan orang baik itu selalu bernilai salah kan?

Kamis, 26 Juli 2012

Ikutan "Gathering Komunitas Menara Bersama Bang Fuadi... Yuk!

Bagi teman-teman yang tanggal 12 Agustus belum memiliki agenda... Yuk ikutan acara ini. DIJAMIN SERU !




atau bisa juga CP ke Lily  (085718147826) Rek BCA 6800265817 a.n. Yuliatin Muftiah

Yuk... Pendaftaran paling lambat tanggal 5 Agustus 2012. YUK BURUAN DAFTAR...

Rabu, 25 Juli 2012

Title : tak tahu

Jalan-jalan di pegangsaan masih merayap meninggalkan jejak

Tak ada lagi teriak bahana segan diri membawa senjata.

Matahari bergeliat-geliat di antara sesak awan yang terapung bersama.

Memayungin sekelebat dentuman suara kernet bis kota dan bajaj yang merayu sang penumpang

Dan ragu,kini terpekur dan menggantung di sudut lampu merah  tua

Rindu. Aku menaruhmu di situ


Published with Blogger-droid v2.0.4

Selasa, 24 Juli 2012

Untuk diriku yang kadang tak aku mengerti :)

rasanya seperti kehilangan Tuhan
beberapa hari ini hati menjadi lebih keras dan tak karuan
semoga Tuhan memang tak meninggalkan
dalam derap langkah yang selama ini kusibak di antara kelam dan pencarian seberkas cahaya
terbiaskan ataukah terhalangi
oleh semak rumput ilalang yang tumbuh tak beraturan
aku belum mati dalam peraduan
kapalku baru lepas landas
mungkin memang aku tak bawa kompas saat mulai berlayar
semoga sekali lagi
Jangan kau tinggalkan aku Tuhan
dalam beberapa hasta saja aku
hilang denganMu lebih baik daripada kehilanganMu.

                                                                  *Tuhan dan kapal layarku




Hilang
Mungkin kaca-kaca yang merekah tak lagi berkilau
terhalang debu-debu tipis yang beradu dengan abu
sekejap
ia tersapu angin lalu




Besok
aku merajam angin dan matahari
lewat sinar yang memuncak 
aku tak akan lagi merayap
bersama angin pagi aku pergi mengabdi




Kalau Aku menangis
Wajahku akan berpaling
jawabku seadanya
lewat gerak tubuh tanpa keluar kata
lalu pergi ke sudut
sekadar menyeka
menepuk-nepuk kedua pipi
menarik napas panjang
lalu mata membiarkan bendungan air mata mengalir
menarik napas lagi
tersenyum dan yakin semua pasti terlewati



Untuk cinta lewat sebuah klik*
Untuk hati yang sedang mencari obat ^_^
Untuk kata-kata yang kadang sering ingkar
Untuk diriku yang kadang tak aku mengerti :)



Minggu, 22 Juli 2012

Malam ini 2: Ayah

Malam ini berbeda dengan malam kemarin. aku berada di rumah petak yang di sewa oleh ayahku. ayahku  katanya ingin mencari makan untuk sahur nanti. tapi sepertinya sia-sia. jam segini di daerah perkampungan sudah sepi. kebetulan secara kuantitas kami memang hanya berdua. istri dan anak ayah sudah duluan pindah ke malang. sedangkan ayah masih di daerah cileduk karena memang sebagian pekerjaannya banyak dihabiskan di sekitar jakarta. 
Lampu di sekitar rumah petakan ini tidak ada yang menyala. semuanya mati. bukan... bukan gara-gara belum bayar listrik. hanya saja memang mati lampu. Padahal jalan raya di sebrang terang benderang menyala bahkan menyilaukan. kata ayah... gardunya berbeda. jadi yang mati hanya sebagian saja. Ya meskipun aku merasa aneh tapi ya sudah. mungkin memang benar kata ayah daerah petakan tempat ayah tinggal memang dalam keadaan gelap. hanya seberkas cahaya dari lilin yang menerangi dan memayungi pekat.
Malam ini aku memang tak berencana menginap di sini. semuanya kebetulan saja. kebetulan aku sms ayah dan kebetulan ayah ada di rumah petakan ini. agak sedih melihat kondisi ayah. bukan karena kesehatan ayah atau keadaan ayah. hanya aja hati masih belum terima kalau ayah tidak tinggal di singgasananya lagi. (silakan baca rumah saya
ya... dalam gelap aku masih saja mengetik. penolongku hanya tiga. lilin di atas kulkas yang mulai mengecil.... netbook dengan batre yang bersisa 15 menit lagi dan juga indra penglihat dan peraba yang masih bersemangat membantu mengeluarkan kata-kata di dalam otak yang membludak.
ayahku sejak tadi mondar mandir dengan tongkat kayunya. sesekali sibuk mennyakan kegiatan yang aku lakukan. meskipun  komunikasi kami lebih sering nggak nyambungnya. yah harap maklum daya tangkap pendengaran kami sedikit buruk. tapi masih denger kok. :) 
barusan ayah bilang "mau dibangunkan sahur jam berapa?" aku bukannya menjawab tapi malah balik bertanya. "biasanya ayah sahur jam berapa?" ayah menjawab jam tiga. aku bilang saja oke.
belum sampai sepuluh menit kalimat itu berlalu dan lewat ayah berpesan singkat. "Nanti ayah bangunin jam tiga ya." aku jawab aja "Iya." hahahaha aneh memang. ya sudah.
aku baru saja mentertawakan diriku sendiri dan kelakuan ayahku. kami memang aneh. cocok deh jadi ayah dan anak. Oh iya... ini udah hampir dua bulan lho kami nggak bertemu. tak banyak komunikasi di antara kami. hanya saja tadi sesekali membahas e-ktp dan adit. halah... dia mulu. males.
Ayah...  entah kenapa... tadi tiba-tiba membahas tentang jodoh.  jodoh buat siapa lagi? buat aku? itu mah urusan Gusti Pangeran. Ayah bilang pengen lihat aku nikah. pasti yah... tapi nanti.sekarang aku mau fokus ke kegiatan yang sedang aku geluti. kalau jodoh itu sejalan beriringan nanti juga datang sendiri. 
"Nanti ayah buatin mie pakai telor sama kopi ya pas sahur" ayah mengucapkan itu barusan. dalam jeda antara mengetik dan mendengarkan ayah aku menjawab iya. kalau hari ini aku tidak di sini mungkin nanti ayah sahur sendiri. kesepian. tapi ayah sudah sering hidup dalam sepi dan berselimut dengan kesepian. meskipun banyak rekannya. tapi tetap saja. dalam diam dan sepi ayah kaya dan banyak mengeksplorasi. apapun.
kini ayah menjatuhkan tubuhnya di kasur ruang depan. rumah petak ini tak ada ruang kamar. semuanya hanya ruang panjang yang diberi sekat yang terdiri atas ruang depan ruang tengah dan ruang kamar. aku sedang duduk di atas kasur Gudho di bagian tengah. Ayah kini sedang mendengarkan lagu... koes plus /untuk ayah tercinta aku ingin bernyanyi walau air mata di pipiku/
ayah dengarkanlah/aku ingin berjumpa/ walau hanya dalam mimpi/
kenapa lagunya bisa pas banget sih? T.T. pas di sini bukan berarti aku nggak nggak bisa ketemu ayah ya... ini ayah hanya beda ruangan denganku. hanya saja... kami merasa lain. apa aku yang berbeda? tapi rasanya tidak. aku masih menjadi anak yang mencoba menuruti kata-kata beliau. meskipun kadang aku suka berkilah. 
aku juga belum minta maaf sama ayah untuk mengawali bulan puasa yang penuh rahmat ini. ayahku sudah tidur kali ya. yang terdengar kini hanya suara musik radio dengan volume yang pas di telinga. biasanya ayah senang mendengarkan wayang di radio. Tapi kini yang terdengar lagu-lagu setengah melayu. 
ah ayah... segera pergilah dan ajaklah aku ke rumah baru kita. udah nggak sabar mau ngisi dengan cinta dan cita dari jiwa rumah yang lama.
ayah... semoga singgasana barumu di malang segara jadi. Aamiin



Sabtu, 21 Juli 2012

malam ini

malam ini di tempat baru

suasana kamar sangat temaram. dua lampu tak cukup terang untuk berdua. kami berdiskusi lalu tergeletak. aku tak merasa salah jika berbuat. semua yang dilakukan sesuai dengan petunjuk pemakaian si empunya. masalahnya salah keterkaitannya terhadap segala sesuatu yang dikatakannya bertolak dari pangkal
kejujuran masih dibayar mahal di sini. muka manis penarik minat masih dijajakan di jalan
tak peduli asap dan angin sepoi ngadat mereka terus menggenjot setoran demi sesuatu.
lalu... ada yang tertidur dengan berhala kecil tepat di tangan kanannya. 
kantuknya terbawa mimpi dalam sebuah kisah setelah isya. lamaran. seandainya saja iya... beruntunglah doanya langsung dijawab tanpa menunggu waktu yang lama. aku lelah dalam tulisan ini. mataku sudah berat
aku pun rindu mama dan ayahku. bukan hanya kamu.

Kamis, 19 Juli 2012

Aku tahu rasanya : Nabrak

Wah... akhirnya dapat pengalaman itu juga. Selama ini kalau lagi di jalan ngelihat orang kecelakaan atau tabrakan. Rasanya gimana gitu. Padahal cuma ngelihat doang tapi badan rasanya ikutan sakit dan ngeri ngelhat orang nabrak atau tabrakan atau apalah. Nah... sempat terlintas beberapa kali... rasanya gimana sih tabrakan itu. Wew... dan akhirnya kejadian. Ternyata perasaannya bisa nano-nano gitu ya. 
Yup. Hari kamis kemarin tepatnya tanggal 12 Juli 2012... di malam yang habis larut diguyur hujan secara kroyokan... akhirnya aku ngerasain hal itu juga. Nabrak!. Eits... Nabrak di sini mungkin nggak terlalu parah ya... alhmdulillah yang ditabrak pun benda mati. Aku nabrak tempat sampah. 
BUKAN sembarang tempat sampah ya. Tapi tempat sampah TPU yang warna kuning gede itu. Dan aku nggak mau disalahinlah. Jelas-jelas yang salah tempat sampah itu kenapa ada di tikungan pinggir jalan. Ya sudah meskipun yang ditabrak enggak elegan banget tapi alhmdulillah masih bersyukur karena memar-memar tidak terlalu parah. Itupun dianggap wajar karena kondisi hujan yang lebat jadi jalanan juga agak sedikit licin ditambah kacamata kena air hujan jadi berembun gimana gitu.
 Anehnya... orang-orang disekitar yang ngelihat kejadian itu semuanya apatis! kesel. Oke... oke... aku juga bisa bangun sendiri kok tapi yang bikin nggak suka motor-motor dan mobil yang ada di belakang maah terus-terusan mengklason. Hadehhh... nggak ngerti apa ya lagi panik bingung dan sedikit sakit. Orang-orang tuh bener-bener deh.
Oke... kejadian tanggal 12 kemarin cukup jadi pelajararn berharga. Sempat bikin rangkaian kata juga untuk kejadian hari itu ---> biarkan aku menghebatkan diriku
Tapi-tapi....ternyata kejadian itu terulang lagi di hari rabu kemarin 18 Juli 2012. Bukan kejadian nabrak tempat sampahnya yang terulang. Tapi kejadian nabraknya. Pagi itu di jalan sekitar kawasan parung.. entah kenapa pas lagi nyetir kepikiran "nabrak benda lain yang lebih elegan" parah kan pikiran aneh macam kaya gitu. Habis kejadian nabrak tempt sampah kemarin ketika kuceritakan kepada beberapa teman bukannya malah mengundang simpati tapi malah mengundang tawa terbahak-bahak. Eh... tahu-tahunya nggak sampai semenit mikirin itu di depanku angkot warna biru no 29 ngerem mendadak. Dan... terjadilah kejadian itu.
 Malunya ruarrr binasa... di jalan raya segede gitu... jatuh. Ketimpa motor... kaki kiri terantuk bagian belakang angkot. dan Sakit. Alhmdulillahnya meski orang-orang nggak ada yang nolongin badan masih kuat negbawa diri dan motor meski kaki kiri gemeteran terus karena memang yang paling parah kenanya. Gemetran itu menjalar ke seluruh tubuh. Dan rasa sakit itu terucap juga lewat mulut. Alhamdulillah... katanya kalau ngerasain sakit dosa-dosa kita digugurin. aamiin.
Aku tahu rasanya nabrak. Dan itu nggak enak. Dampaknya berat. Kaki biru-biru dan sekarang gosong rada keungu-unguan. meskipun suka warna ungu nggak suka juga sih kalau ada warna itu di kulit. Nyeri. hahahahha
tapi setidaknya aku tahu punya pengalaman itu. Dan cukup Tuhan... itu saja. Jangan ada lagi kejdian seperti itu. :)


                                                                                   @KM



Senin, 16 Juli 2012

jatuh cinta/ membangun cinta

Jatuh cinta. topik seperti ini sudah sering disinggung disenggol bahkan dicubit oleh sebagian orang. Ada yang salah? Saya rasa tidak. Itu malah fitrah. Jatuh cinta pada siapa saja apa saja kapan saja dan di mana saja. lalu yang jadi permasalahan apa? Tidak ada. yang ada hanyalah sebuah keterkaitan antara cinta yang beneran cinta atau nafsu yang dibungkus cinta. Beuh... bahasa saya tinggi amat. Yayaya anggaplah bahasa saya tinggi meskipun saya juga nggak ngerti ukuran tinggi di sini pakai apa? penggaris atau meteran kay? loh kok jadi ngomongin pertukangan. Biarlah itu menjadi urusan bapak dan abang-abng hebat perajin benda atau bangunan. 
Jatuh cinta... manusiawi banget kali ya... tapi kok saya nggak begitu paham... kok jatuh cinta dibilang enak. Padahal jatuh itu kan sakit. Emang ada ya habis jatuh langsung senang dan bahagia? saya rasa tidak. Tapi jadinya salah kaprah nih. Yah anggeplah jatuh cinta emang bener-bener paling menyenangkan. Tapi hati-hati cinta yang mana dulu nih? Cinta yang bikin setan tertawa terbahak-bahak atau bikin bidadari atau bidadara iri? Ahahahahahahahhaah
Menjelang bulan suci... banyak yang ngomentarin soal pacaran. ah basi... nanti habis bulan suci kelar alias lebaran udah nempel-nempel lagi kaya perangko sama amplop kondangan. lho? hahahhahaha gak ding. bagus deh kalau nempelnya kaya perangko dan amplop kondangan... lah? ya maksudnya jadi halal dalam pernikahan. Beuh... ujung-ujungnya kali ini ngebahas tentang pernikahan? hahaha enggaklah ketinggian. Saya mah belum sampai. Masih cetek ilmunya. Intinya aja deh langsung. Ya... saat ini saya sedang jatuh cinta pada ciptaan Tuhan yang amat sangat sempurna. Eh nggak mau jatuh cinta deh... kesannya jatuh. Membangun cinta saja kalu gitu. cie....
sama siapa? sama manusialah. Laki-laki atau perempuan nih? Menurut lo? hahahaha... Ini nggak tepat juga sih kalau dibilang membangun cinta. saya sederhanakan deh. Tertarik atau suka atau kagum. Rasa ini berkecamuk penuh semangat yang menggelora dalam jiwa saya. Beuh... anehnya... saya langsung inget Tuhan. Eh kok aneh alhmdulillah ding maksudnya. Saya jadi bersemangat untuk terus berdoa dan bertatap hati dengan Pencipta... beneran. Rasanya nyaman banget dah. Padahal sama seseorang di sini belum tahu siapa. Hahhahahahah tapi entah kenapa saya yakin pasti yang terbaik. Orang selama ini saya berada di lingkungan yang baik semoga dapetnya yang baik juga. Ini ngomongin apa sih? nggak tahulah ya. mungkin jadinya nggak fokus. Tapi saya suka... setidaknya mengosongkan beberapa senti kosa kata yang membeludak di otak. ASSSSeeeek. Oh iya... barusan posting sesuatu nih. iseng-iseng berhadiah. Siapa tahu seseorang itu lagi baca tulisan ini. Ngarep.com hahahahhaa



mari kita berdoa :)

Kamis, 12 Juli 2012

Biarkan aku menghebatkan diriku

Biarkan aku menghebatkan diriku
melalui malam ini sepanjang perjalanan pulang

-hujan menghujam mukaku secara merajam-
semuanya terantuk dan tak sedikit pun sisi yang dapat bersudut
semua kuyup dan tampak setengah berkabut
jalan lapang dan jarang mesin beroda berlalu-lalang
hanya aku merah dengan setengah redup menyala
sengaja kuteruskan dengan pertimbangan jalan hanya miliku saja
terlalui satu demi satu kelokan yang hanya berjarak pandang sekitar lima hasta
dari penglihatan yang dibantu alat penjelas dan pembesar
tapi semua sia-sia. ketika hujan mulai meradang
tak sedetik pun memberi waktu untuk memperjelas penglihatan
dan Brug
ada yang terkapar tanpa mendapat bantuan
yang berlalu-lalang hanya memberi isyarat bunyi bersahutan

Biarkan aku menghebatkan diriku
memaksakan bertumpu pada kedua kaki
yang membiru dan mulai kaku-kaku
mencari alat bantu yang terpental sehasta dagu
sedikit bermetamorfosa bentuk walau tak rupa
tak bisa dikenakan selayaknya bantuan
hanya ada dua keputusan:
menyerah pada hujan atau menyerahkan hujan pada Tuhan
agar perjalanan dapat terus dilanjutkan.
Pilihan menantang dengan nekat dan meradang
terus berjalan meski pandangan bertebrangan dan berpendar


Biarkan aku menghebatkan diriku
Yang tak ragu melawan waktu
demi sampai sekadar merebahkan rindu
untuk pendengar setia kisah dongeng Pak Kecoa

lalu semua berlanjut lagi
bagi roda empat yang tak melihat
mengguyur secara sporadis genangan air tanpa maaf
lagi dan lagi

dan ketika aku menghebatkan diriku
aku kalah
melalui pagar dalam ukuran sederhana
tumpah seketika mengalir bersama hujan
Tuhan yang memenangkanku

                                                                                             kuyup yang larut






Senin, 09 Juli 2012

untuk sepanjang jalan


setiap waktu berpacu pada medan yang tak juga dikatakan ringan
bukan takut menghadapi jalan berlubang yang menganga tak karuan
tak juga pengecut berhadapan dengan puluhan truk kikir pengangkut krikil
ratusan kembaran beroda dua yang saling mendahului tanpa pikir dan menyisir
berhadapan dengan segenap emosi yang terkumpul atas lelah dalam hati sejak pagi tadi
sekali lagi yang ditakutkan atas peristiwa dan kejadian di jalan bukanlah benda tak bernyawa
sederhana tapi mengena: kantuk yang tiada tara
bertemankan angin yang saling berhembus membuyarkan ketaksaan konsentrasi

tak disalahkan waktu yang direbut banyak pengendara berhaluan
saling berebut tempat sekdar mendapatkan posisi terdepan
tak ada saingan untuk menjadi pemenang
hanya saja sampai di tempat tujuan menjadi prihal tantangan. 

Sabtu, 07 Juli 2012

dalam malam panjang

Malam yang meramu dunia sedemikian rupa. Pemantik cerita dalam lelap mimpi para perupa. Dalam naungan gelap ia berkarya. Memberi ragam cerita dalam bawah kesadaran. Bukan berarti ia berkarya setelah petang menyelinap secara diam-diam. Hanya saja saat api raksasa tergelincir ia tinggal mencampurkan kesemuanya dalam satu wadah. Percampuran yang didapat saat otak berkesinambungan antara kanan dan kiri. Saat puluh mengucur dengan tenaga waktu berkuda. Saat pencernaan menerima segala energi yang ada. Saat punggung memanggul bobot yang tak terkira. Tak pandang dewasa atau di bawah umur semata. Semua sama rata dan tak mendua.

Bersama diam, luapkan segala impian. Dalam malam yang berjalan dengan perlahan.


Sumedang.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Jumat, 06 Juli 2012

24

24 tahun yang lalu
(kisah mama)


Ada kekhawatiran yang teramat sangat ketika perut ini mulai terasa berkontraksi. 
Padahal sepertinya bukan hari ini. 
Aku teringat kata-kata bidanku bahwa kemungkinan aku akan melahirkan antara dua atau tiga hari lagi. 
tapi mengapa aku khawatir dan cemas sekarang. 
bukan... aku tidak takut melahirkan. 
hanya saja di rumah sekarang sedang tidak ada orang. 
anak pertamaku sedang sekolah.
dan sekarang belum juga pulang. 
padahal sekarang adalah hari jumat. 
biasanya ia pulang cepat.
suamiku masih di kantor tentunya. 
apakah hari ini waktunya
yang ingin kulakukan saat ini hanyalah salat.
terlebih sudah berkumandang azan jumat
setelah salat aku merasa tidak kuat
kuputuskan untuk menghubungi suamiku
agar menemuiku di bidan tempatku biasa periksa
matahari melewati setengah hari.
kata bidan aku harus operasi. 
bayiku terlilit ari
aku sedih tak terperi
Tapi keajaiban datang menghampiri
Kuasa Ilahi selalu pasti
bayiku mengecap udara bumi tanpa operasi 
meski sedikit loncat dari tempat tidur bayi
meski dahinya tergores gunting operasi
ia cantik seperti bidadari.











123
tangan-tangan trampilmu tak mau berhenti
menguncir rambutku ala buntut kuda
atau tanduk kambing
sesekali kau kepang dua
lalu diberi pita merah muda
bedak penuh tak rata di muka
lalu kau bilang
senyum
1 2 3
kau foto aku
kau cetak
kau pajang
kau pamerkan
saat usiaku jauh
kau buka
kau tertawa
kau menangis
merasa banyak yang terlewat
tak selami hidupku
sepenuh 24
lalu kau bilang
waktu terlalu cepat






Sketsa Hujan
sudah kubilang
aku tak suka dijemput
terutama olehmu ma
aku takut kau hilang 
dibawa seseorang
dalam hujan
membawamu tak menemuiku
lalu aku bersandar pada kaca di ruang TK
menangis sejadi-jadinya
jangan kau jemput aku lagi ma
aku bisa pulang sendiri
dan kini saat aku sudah besar
kau benar-benar diambil seseorang





Kini
meski wajah tak bercermin usia
ia selalu berusaha semampunya
menjadi yang semestinya
dengan ciri dan kekhasan semata
kini
meski raga tak dekat dengannya
ia selalu berujar menyebut namanya
tanpa mengais sejejak rindu
tanpa mencari seklumit kasih
hatinya selalu berpaut
pada raga yang pernah setubuh
meski tak selama 9 purnama





USIA
Bila usia sudah tiba
ia tak bisa bernegosiasi
berbayar dengan waktu
bertambah meski berkurang
lalu
apa yang sudah saya lakukan?


Mama
Menjadi sejuk dalam panasmu
menjadi hangat dalam dinginmu
klise ditelinga
tapi itu lontaran hati
yang selalu berteriak saat melihat wajahmu
gurat-gurat yang selalu kau sembunyikan dalam tawa
kerinduan yang kau gantungkan
tak kauberikan langsung padaku
kau tutupi dengan selambu
aku mengintipnya
diam-diam kuambil
kusimpan dalam kotak cinta
setiap doa selalu kau sebut namaku
secara berulang untukku... untukku kebahagiaanku
Mama...



Selamat hari mama melahirkanku... :)
24 tahun yang lalu: Jum'at penuh cinta kasih i love you ma :)










Rabu, 04 Juli 2012

Sepenggal kisah Bu'e



Sepenggal kisah Bu’e

oleh Reisa Dara Rengganis

Bu’e, sepurane yo. Kulo nggak bisa bantu ngarit saiki. Soale’ enten acara pelatihan ndek saung sampe malem” (Ibu maaf ya, saya nggak bisa bantu ngarit sekarang, soalnya ada acara pelatihan di saung sampai malam)” Ujarku sambil duduk di samping Mbok Yoto, ibu Angkatku selama tinggal di Desa Glagaharjo ini. Ibu yang tengah sibuk menggoreng ikan asin sesaat menatapku.
Ndak opo-opo. Sing penting makan dulu” Ujarnya campur dengan bahasa Indonesia. Bu’e segera mengeluarkan nasi dan sayur dari lemari kecil. Dengan gesit akupun segera membantunya. Kebetulan Inay temanku, yang juga mengikuti pelatihan IADP di Merapi bersama ketujuh temanku yang lain sedang berkunjung ke rumah untuk sekadar menumpang mandi. Bu’e dan aku mengajaknya untuk turut bergabung menyantap sarapan pagi bersama-sama.
“Bu’e… kakinya masih sakit?” tanyaku sambil menyendokan nasi ke dalam piring.
Yo… lututku cekit-cekit. Linu. Tapi ndak opo-opo. Wis ora usah dipikir.” Kata Bu’e berusaha membuatku tenang. Kata-kata yang keluar dari mulut beliau justru tidak membuatku tenang.  Aku jadi ingat kemarin.
Kemarin saat mengambil rumput bersama Bu’e, beliau tidak mengenakan celana panjang seperti hari sebelumnya. Bu’e hanya mengenakan baju terusan selutut dan balutan sweter bludru  berwarna merah. Saat itu aku melihat dengan jelas kulit kaki ibuku yang mengering pecah-pecah,  ditambah dengan urat yang menggerenjal atau biasa kusebut dengan istilah varises.
“Bu’e kakinya nggak sakit?” tanyaku sambil berjalan mengikutinya. Ibu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.  Setelah selesai mengarit dan mengikatnya, seperti biasa Bu’e mengajakku ke arah kidul untuk langsung mengakut hasil aritan menuju kandang sapi. Ibuku memang memiliki seekor sapi perah. Akan tetapi karena tak memiliki kandang, ibu terpaksa menitipkannya ke  kandang tetangga meskipun jaraknya tidak dapat dikatakan dekat.
Di tengah perjalanan ibu mengeluhkan kalau lututnya sakit.  Beliau mengajakku beristirahat sebentar. Aku pun mengikutinya. Jujur, aku saja yang mengakut seperdelapan rumput yang dibawa di atas kepala ibu merasa sangat keberatan. Bagaimana dengan ibu yang membawa rumput tersebut dengan kondisi usia yang kurasa sudah terlalu payah. Mau bagaimana lagi, mengarit rumput merupakan satu-satunya pekerjaan ibu untuk terus melangsungkan hidupnya. Meskipun ibu memiliki anak, tapi ibu tidak mau terlalu bergantung pada anak-anaknya.
“Ayo nambah” Ujar ibu membuyarkan lamunanku. Tanpa pikir panjang lagi aku segera menyendokan nasi dan kering tempe ke piringku meskipun piringku masih penuh. Aku tak ingin mengecewakan Bu’e. Apalagi semenjak kedatanganku selama emapt hari ini Bu’e selalu meliwetkan nasi untukku. Biasanya Bu’e makan nasi jagung. Aku tidak pernah tahu seperti apa rasanya makan nasi jagung. Bu’e bilang sama saja, tapi Bu’e tidak mau memasakan nasi jagung untukku.  Bu’e selalu beralasan “Wes… makan nasi saja. Beras Bu’e akeh” (Sudah makan nsi saja. Beras ibu banyak).
Saat ini yang ada di pikiranku hanya satu, kalau kaki ibu masih sakit siapa nanti yang akan mengarit rumput. Anak ibu, Mas Maryanto, sibuk mengeruk pasir di jurang dari pagi sampai senja.  Apalagi kalau besok aku pulang. Siapa yang bantu ibu?
Besok sudah pulang yo? Yo engko lek ono waktu maen-maen nang kene. (Besok sudah pulang ya? Besok kalau ada waktu ya main-main ke sini)” ucap Bu’e sambil menyndokkan nasi ke mulutnya.
“Insya Allah Bu’e” jawabku. Semoga saja Allah memberikan aku kesempatan suatu saat nanti agar aku bisa tidur sekasur lagi dengan Bu’e, dipeluk Bu’e, melihat Bu’e senyum, memetik cabai dan sebagainya dengan situasi dan kondisi yang berbeda. Aamiin. Semoga kaki Bu’e cepat sembuh.




                                                                                                         Yogyakarta, 19 Juni 2012




Untuk Bu'e di Desa Glagaharjo. 

Selasa, 03 Juli 2012

Langit dua warna

Malam. 
Bulat dalam gelap.
Biarkan malam menyempurnakan purnama dengan cantik. Ia tak perlu malu menjadi gelap dalam leluasa.
Meski ia tak dipuji sebagai mana bulat sandingan bidadari. Yang pasti tanpamu ia hanyalah pemantul sederhana dan tak berkuasa seperti bola api raksasa.
Sementara kamu? Selimut bumi dengan dua warna.


catatan.
kemarin sempat iri dengan planet yang beredar pada jalurnya
lalu kemarinnya lagi sempat dendam karena mereka punya jalur edar yang berputar
sementara diri hanya terdiam dalam bentangan panjang dua warna. Terang saat pagi dan pekat saat malam. Tapi itu kemarin sebelum tahu kalau ternyata ia sedikit leluasa dan punya "kuasa" (Bukan Kekuasaan seperti Tuhan). Ada satu titik ketika semua terjawab saat siang. Seorang anak kecil mengadahkan ke dua tanggannya. berdoa meminta sesuatu kepada Dzat Segala Maha. Sambil menitikkan bulir-bulir air mata yang membasahi pipinya ia mengucapkan sesuatu yang sederhana tapi amat mengena.
"Ibuku Kau jaga sejak malam hari dan Ayahku Kau jaga sejak Pagi hari. Maka aku akan senantiasa memuja-Mu sepanjang langit masih dua warna agar Engkau terus menjaga mereka berdua  di sana"

                                                                                                               

Minggu, 01 Juli 2012

Kisah saya

Tulisan ini saya buat sebagai proses latihan untuk mulai jujur pada diri sendiri dan orang sekitar tentunya. :)


Percayalah ketika kamu punya keinginan dan tanpa lelah kamu meminta, berusaha, serta kamu yakin pada Dia Yang Esa... kamu pasti akan mendapatkannya tanpa disangka-sangka bahkan dengan cara yang cantik dan elegan.


Setelah lulus kuliah beberapa bulan lalu, saya sempat mengutarakan banyak hal kepada teman-teman terdekat saya. "Gue pengen banget, diskusi sama orang-orang baru, dapat ilmu baru, teman baru, terus jalan-jalan bareng. kaya kuliah lagi gitu."
pernyataan itu sering saya lontarkan secara berulang-ulang terutama kepada Dia Sang Maha Pendengar. Meski rasanya kok tidak mungkin merasakan seperti kuliah lagi.Keinginan untuk melanjutkan sekolah sebenarnya ada tapi ya itu tadi sepertinya belum akan terealisasi sekarang-sekarang ini karena tuntutannya adalah bekerja terlebih dahulu.
Suatu ketika saat di Lenong--tempat saya berwirausaha bersama kedua sahabat saya Rina dan Samiah-- saat saya sedang membuat kata-kata mutiara untuk twitter Lenong tanpa sengaja melihat rettweet salah seorang adik kelas tentang rekrutment program pelatihan IADP. Kepanjangannya saja waktu itu saya tidak tahu. Saya pun memberitahu teman-teman yang lain untuk ikut serta mengikuti proses seleksi tersebut. Saya katakan dengan jujur saya hanya berniat "iseng".
Saya mendaftar di tanggal terakhir penutupan. kalau tidak salah tanggal 16 Mei. itupun mengirimnya sedikit asal. Tanpa ijazah, serta kelengkapan yang lainnya. Hanya bermodalkan cv. Itupun saya sudah pasrah karena persyaratannya harus lengkap.
Ya itulah semua berproses begitu saja, tanpa harapan apa-apa hanya sekadar coba-coba karena sebenarnya pada saat itu saya sudah melamar kerja di salah satu harian nasional dan sekolah alam. Ya itulah... Rencana Allah memang tiada yang bisa menerka. Semua berjalan sesuai keinginan-Nya. dan tahukah kalian... saya menikmati setiap pemberian HADIAH yang memang saya perlukan dan saya inginkan.
Singkat cerita, saya diterima di IADP meski dengan jalur yang berbeda (dalam hal ini prosesnya) dengan para peserta lainnya. Saya tidak sendiri, ada sahabat saya Isnaini (inai) yang saat itu juga diterima. Jujur, kami berdua punya rencana aneh yang nyeleneh saat awal-awal kami dinyatakan diterima.
Allah memang segala Maha. Kalimat yang pernah saya lontarkan kepada beberapa sahabat dan saya torehkan dalam buku harian saya terwujud semua. Apa? Saya bertemu dengan orang-orang baru. Yup... Orang-orang hebat yang sama sekali tak pernah terbayangkan untuk menemukannya bahkan dalam mimpi sekalipun. Kenapa saya bilang hebat? ya karena menurut saya mereka memiliki kompetensi dibidangnya dan yang lainnya. intinya hebat dari berbagai sudut deh. Orang-orang di sini bermacam-macam, dari yang merekrut yang mewawancara,peserta lainnya yang terpilih, dan juga para pakar yang memberikan materi kepada kami (saya dan tentu teman-teman saya yang lain). Fokus di sini saya akan menceritakan teman-teman baru saya yang hebat yang tentu saja secara tak langsung keinginan saya sama Allah dipenuhi: bertemu orang-orang baru. Program IADP mendapatkan 9 peserta. sebenarnya lebih tapi kalau tidak salah ada yang menundurkan diri. Kedelapan peserta tersebut menurut hemat saya adalah orang-orang hebat dan terbaik yang bisa saya temukan dan jalin persahabatan meski belum seperti kepompong dan kupu-kupu. loh? apa sih? hahahah
ya... sahabat-sahabat saya adalah orang yang berkompeten dan memiliki dedikasi tinggi. Latar belakang dari universitas yang terkemuka dan yang pasti jiwa-jiwa mereka adalah jiwa-jiwa pejuang yang memang berniat berjalan di jalan Allah. sekali lagi saya katakan saya hanya iseng (pada waktu itu). parah kan. Oh tidak... saya tidak sendiri saya dengan sahabat saya Isnaini. Yah tapi saya tidak tahu isi hati dia. jadi saya hanya ungkapkan isi hati saya saja. (Wilda (UI), Yana (UIN Jkt ), Ery ( IPB), Wawan (UIN Cirebon), Reza (UIN Jkt), Isnaini (UI), Sani (Perwakilan Rumah Yatim), Rian (Al-Azhar Kairo) mereka adalah teman-teman saya eh... sahabat ding. wew... hebat-hebat ya... sebagian besar dari mereka memang sudah mengenal dunia perzakatan. sedangkan saya dan sahabat lama saya Isnaini... hanya tahu dunia penyastraan. loh maksa. hahahah
Oke..oke... saya punya cerita lengkap versi lain untuk 8 pendekar yang menurut saya terus mendukung dan memotivasi saya untuk terus melangkah di dalam jalur dan lajur kebaikan. yah sesuai kata-kata hebat. Kamu akan menjadi bagian dari lingkunganmu. ih itu mah kata-kata saya sendiri. maksudnya... kalau lingkunganmu baik... ya secara nggak sadar maupun sadar kamu juga akan menjadi baik tentu menjadi bagian dari mereka. Nah sama seperti saya. selama satu bulan lebih saya berkumpul dengan orang-orang baik, hebat, cerdas, unik... dan segalanya lah ya... saya merasa banyak perubahan dalam diri. tapi yang utama adalah niat saya yang tadinya iseng berubah lambat laut menjadi Belajar. Meskipun untuk saat ini saya tidak  belum bisa mengatakan bahwa saya juga baik atau hebat atau apalah yang penting saya bahagia bisa berada di antara sahabat-sahabat saya itu.
Oh iya... sebelum terlupa... saya merasakan bahwa selama satu bulan kemarin... bulan Juni 2012... bagi saya seperti kuliah. bukan-bukan. sekali lagi salah saya. Saya memang kuliah. Bukan seperti. Tentunya alasan saya logis... saya setiap hari menerima materi dari pembicara yang biasa saya bilang dosen-dosen hebat berkompeten yang membagi ilmunya kepada kami semua. Setidaknya saya yang tidak tahu apa-apa jadi tahu meski tak  belum menguasai semuanya. tapi jujur saya selalu berusaha melakukan apa yang saya mampu dan saya bisa. 
Allah itu memang SO SWEET... kenapa saya bilang demikian? Yah setidaknya dari ulasan cerita saya di atas kalian (yang baca tulisan ini) bisa lihat atau setidaknya membayangkan atau merasakan deh Hadiah yang saya dapatkan secra Cantik dan Elegan. Hadiah yang dibungkus dengan sederhana tapi mengena. Selama sebulan pelatihan saya merasa menjadi orang kaya. Kaya akan ilmu dan membuat saya semakin haus dan haus lagi. Tahukah kalian... saya berpikir... Ini merupakan salah satu cara Dia agar saya bisa selalu dekat dan mencari tahu banyak hal tentang Dia. Saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Bahkan saya dibawanya berwisata hati dengan berwisata fisik di pertengahan Juni kemarin. 

ini saya lampirkan foto kami meski aneh-aneh... tapi saya sukaaa

(foto ini diambil saat kami melakukan napak tilas di lereng merapi)

saya punya banyak kisah yang nanti akan saya tuliskan atau mungkin paparkan dalam cerita lain. mudah-mudahan bisa jadi tulisan panjang. tentang 8 pendekar (teman-teman saya itu). Semoga lekas saya wujudkan ya. hehehehe