Minggu, 31 Maret 2013

Untukku saja: Sewarna-warni pelangi tadi

Hai... Lagi-lagi jumpa di saat malam. Banyak cerita yang mau kubagikan. Tentang kawan dan persahabatan. Tsaahhhh #kibasmuka.

Hari ini bahagia tak terkita (terkira). Tak bisa dibayar dengan uang. Hanya Tuhan: Allah swt yang membuatnya demikian. Sungguh kecintaanku bertambah padaNya di hari ini. Minggu saat matahari telah mengadu pada awan dari timur ke barat. Terimakasih Rabb yang masih memberi napas dan rizki pada pribadi-pribadi ciptaanMu yang senantiasa bersyukur.

Baiklah cerita diawali dari kisah kasih di MUI. Pertemuan dengan empat sahabat IADP (International Amil Development Program) menjadi pembuka dalam tulisan untukku saja ini. Wilda Inai Aku dan Reza. Rindu kami larut dalam cerita. Bahagia kami tercampur sudah dalam tawa. Alasannya membuang kestresan jiwa yang pernah penuh tiada terkira. Jam 10 kami berkumpul. Bercengkrama. Saling tawa dan kadang mentertawai diri sendiri. Meski kadang terlampau kacau kami menikmatinya dengan ceracau.

Alhamdulillah berkat rayuan gombal terhadap sahabat lelaki yang paling tampan (yaiyalah dia cowok sendirian) kami berhasil menggugah dan menggoyahkan hatinya. Teman kami yang lugu dapat sebuah hadiah. :) Hadiah yang tak ternilai karena memang ia butuh pakai. Semoga Reza menepati janjinya. Dan doaku untuknya semoga didengar Sang Maha Kuasa. Aamiin.

Setelah berhaha hihi syalala syilili kami mendengar panggilan Tuhan. Tunaikan empat rakaat di rumah Tuhan. Masjid: tempat indah syurga dunia :). Acara berlanjut dengan makan siang bersama. Empat wadah berkuah menggugah lidah. Diselingi canda yang tak habis punah. Lagi-lagi kami tertawa. Nikmatnya yang mana yang akan kau dustakan? Bukankah dengan silahturahmi memperbanyak rizki dan mempererat diri. Mengembangkan pribadi dengan mengucapkan mimpi agar di amini secara bersama. Semoga Tuhan dengar doa-doa kita (Terutama aku yang kini sedikit lalu)

Pukul setengah tiga aku pamit. Sebelumnya aku pun mengamit lengan sahabat-sahabatku. Kami mengambil gambar bertiga dan terakhir satu. Kami sebar di grup tercinta agar mereka yang tak datang merasa gamang. Tak ikut pertemuan spektakuler. Bikin hati dan mata meler. (Apasih)

Ada janji yang harus kutepati. Aku pergi bersama Inai. Sahabatku yang mungil dengan melankolika yang sedikit tengil. Monas... pencakar langit. Di situlah bertemu janji. Yap... pukul 03.00 ada briefing relawan untuk acara walk for autis tanggal  6 april nanti. Aku sempat mutar-mutar cari tempat perkumpulan. Kaki keriting dan tenggorokan sempat kering. Sambil nenteng-nenteng bawaan berbingkai kaca tempat ijazah yang sempat di kembalikan Reza. Smsan sama Shinta dan Whatsaapan sama Zaki. Akhirnya kutemukan mereka dalam senyum di sudut lelah.

Setelah diberi arahan dan informasi (sempat juga masukin tali tambang berwarna kuning ke spanduk) segera kupamit diri karena belum tunaikan empat rakaat saat matahari mulai menurun. Di sana aku bertemu dengan relawan KM yang lain. Ada April Piyong dan Aufa (Maaf sekali lagi tiada koma. Netbooku error)

Musolah penuh dan kumuh. Itukah yang dinamakan Tempat suci bagi muslim? Malu pada Tuhan karena menyembahnya dalam ruangan yang sama sekali tak wangi dan membuat hati ingin segera menarik diri. Aku doakan untuk pemimpin-pemimpin negeri agar segera sidak dan memperbaiki dengan cepat Rumah Tuhan yang mungil ini.

Cuaca mendung dan mendukung untuk segera pulang. Setelah bermunajat dalam kesumpekan diri kembali lagi untuk mencari informasi lain yang mungkin saja kulewatkan. Ternyata tak ada. Informasi yang kudapat justru dari awan yang memberikan pengingat bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Aku menghampiri relawan yang sudah berkumpul meski sebagian ada yang terpencar. Kudapati kaos berwarna biru yang diambilkan oleh Shinta mungkin ia sudah menungguku lama :* (Makasih dek)

Lalu.. kami berpisah sebelum semua basah. Agak ngeri lihat ondel-ondel yang sepertinya mengincar diri dan hati. Tatapan matanya itu loh. AMPUN. LOL

Aku dan Inay menyusuri jalan. Menuju Transjakarta transportasi kebanggaan (kata Negara). Baiklah meski berdesak-desakan tapi tetap nyaman karena Inay dapat lahan empuk untuk duduk diam :). Perjalanan berlanjut menuju dukuh atas. Dan MashaAllah cantiknya ketika melihat ke atas. Pelangi merah kuning hijau seperti nyanyian anak-anak TK terpampang nyata tapi tiada cetar dan membahana karena hujan sudah kering. Sempat mengabadikan namun sayang kamera ponsel tak menjanjikan. Jadi cukup dinikmati dengan mata dan hati lalu langkah kami bergerak beriringan. Kami saling berkicau. Ternyata di TL pelangi sudah membanjiri.

Mungkin sangking lamanya mata-mata kita tak menjamah warna warni langit di angkasa. Ketika melihat yang indah. Sungguh bunga-bunga dalam hati bermekaran sudah. Ciptaan Allah indah Maka Allah swt Maha Indah :)

Esok yang masih menggantung... kutinggikan lewat doa... melalui tatapan pelangi menjelang magrib. Jika memang jalanku terbentang sewarna warni pelangi itu aku bersedia untuk menikmati. Namun jika sebaliknya maka aku memang perlu mendung dan hujan untuk dapatkan pelangi seperti itu :)

Langkah kami berlanjut dalam lorong kereta. Sudirman--Depok... masih ada sepenggal tinggal yang tak bisa kubawa pulang ke tempat lain. Rumahku di sana.

Aku dan Inay menuju sebuah mal kebangsaan anak-anak UI kalau lagi menggalau skripsi. Detos. Hahahaha Ngapain? Tunaikan tiga rakaat dan kewajiban makan. Sebelumnya ada kisah menarik. Yap... kami beli cilok. Bukan masalah belinya yang buat hati menarik-narik. Tapi penjualnya. lagi-lagi..

(Dari dua tahun yang lalu saat masih berstatus mahasiswa FIB UI penjual ciloknya ganteng. Hahahahah eh tadi ternyata masih tetep ganteng. Bedanya nih dia udah mulai bisa nyeletuk-nyeletuk... biasanya diem sambil masang senyum. Kemaren cerita mas-mas kansas eh sekarang cerita mas-mas cilok. Besok siapa ya?) Mulai kambuh -___-"

Setelah salat kami pun melesat ke lantai atas. Pesan makanan. Tapi aku tiada makan. (Efek makan cilok dan lihat mas-masnya jadi kekenyangan #cuih)
Candaaa....

Balik lagi... selama menemani inay makan... yang kami lakukan adalah bernostalgila masa-masa kuliah saat mata kuliah Kemahiran Bahasa Indonesia II wuiiiiihhh
Presentasi sekaligus promosi... dari cerita Ervan yang promoin selai Morin sambil beradegan lidah keluar bergaya ular lalu berbagai kekonyolan yang dilakukan Dicil De Nila Ijong dan semuanya. (Kangen kuliah sungguh... suasananya dan kebanyolannya.)

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 20.30 malam. Kamipun segera beranjak. Ingin kembali ke peraduan. Sudah Malam. Waktunya pulang. Esok Inay akan siap menghajar gempuran kereta menuju tempat kerja. Sedangkan diriku? Ya biarkan hati dan pikiran yang merencanakannya nanti. Asyiiikk

Berpisah di lantai bawah setelah puas tertawa-tawa. Matahari sudah surut. Bulan sudah menyangkut. Malam semakin dingin. Aku pun pulang disapu angin.

Mencari tumpangan ojek ke sana ke mari. Tiba-tiba seorang pria berhelem gelap datang menghampiri...
Agak ngeri maka kaki mempercepat langkah. Suasana UI gelap sudah. Dia ikuti aku sambil mengklakson berkali-kali. Diam. Sejenak menatap mata. Ternyata dia kamu yang pernah kuragu. Bayanganku

Malam-malam menjelang kelam yang terdalam
Kisah membuncah pecah sudah
Selamat berkawan selamat Malam
Aktivitasku usai di malam ini: Alhamdulillah :)



Sabtu, 30 Maret 2013

untukku saja: Jus Strawbery dari mas-mas tinggi ^_^

Selamat malam.... Malam selamat ^_^
Hari ini full menjadi ibu rumah tangga. eits kata Ibu nya diganti deh jadi Anak Rumah Tangga. Maklumlah belum jadi Ibu-ibu. Masih Calon. heheheh aamiin



Semalam baru selesai mengerjakan ketikan jam setengah 12 malam. Itupun belum selesai tapi tak apalah. Tuhan pasti tahu kebingungan saya. Jadi ternyata saya mengakui kalau semalam saya bingung dengan apa yang saya ketik. Enggak sih nggak bingung tapi lebih tepatnya agak ragu takut-takut info yang disampaikan salah nantinya.

Okelah ya... itu nanti saja dibahas. Sekarang aku mau cerita. Cerita hal yang senantiasa membuat kepalaku berputar eh berpikir maksudnya. Tentang rencana rencana selanjutnya ke depan. Beberapa hal sudah dituliskan seperti biasa pada buku diary dan sisanya masih senantiasa kututurkan dalam doa.

Aku butuh hiburan mungkin lewat liburan. Atau apapunlah yang bisa membuat aku bahagia dan lonjak-lonjak kegirangan. Beberapa kali rasa-rasanya aku menetapkan diriku sebagai penghibur orang. Namun di sisi lain ada kekosongan hiburan dalam hati yang sepertinya tak pernah di isi. Mulai.... tulisan galau merajai. Tak apalah. Lagi-lagi ini untukku saja. Entah ini sudah yang ke berapa. hahahahaha

Melampiaskan seperti ini adalah hal yang membuat gairah hidupku lebih meningkat. Aku tahu dengan menulis sebenarnya aku memenuhi kekosongan sebagian dari hatiku. Tapi ada kalanya aku ingin yang lain. Berkahayal? itu senantiasa kulakukan. Hal tersebut yang kadang juga membuat senyumku terbit di kala pagi siang sore ataupun bahkan malam. Maaf sekali lagi... netbookku ini tanpa koma. Komanya mati karena di tekan berkali-kali. Baiklah ini jadinya ke mana-mana. Jangan pernah salahkan aku ya. Salahkan dirimu sendiri kenapa baca tulisan ini. hehehe

Jus Strawbery di depan toko instan tadi

Sore sebelum azan magrib berkumandang bergegas kakiku melangkah menuju perempatan jalan. Ada sariawan dalam mulutku. Salahku sendiri karena sudah beberapa hari tak bertemu dengan buah-buahan. pilihanku untuk membeli jus adalah salah satu pikiran sederhana yang kumaksudkan untuk menyembuhkan. Ternyata lagi antre. Aku berada di urutan ke tiga. Sambil berdiri aku menengok kanan kiri. Kali aja ada makanan yang dapat menarik mata dan hati. Tak ada! Hanya ada beberapa angkot berlalu-lalang dan juga penjual gorengan. 

Dua orang di depanku memesan jus jambu. Aku berpikir keras apa yang akan kupesan untuk menghilangkan sariawanku. Mataku tertuju pada buah strawbery yang masih terbungkus dalam plastik. Ah... itu pilihanku. Belum sempat aku mengucapkan pesanan tiba-tiba ada seorang lelaki di belakang mengatakan hal yang ada di pikiranku. "Jus strawberynya satu" Ujarnya tanpa mempedulikan aku yang ada di depannya. Aku ingin menengok ke belakang tapi malas... menahan kesal akupun hanya mendengus. Salahku sendiri kali. Kelamaan mikir.

"Maaf Mas... Mbaknya dulu" Ujar penjual membuat hatiku bersorak girang. Yeeeeeaahhh

"Jus Strawbery. Di bungkus mas" Jelasku lalu duduk di bangku yang disedikan penjual. Dua orang pemesan jus jambu sudah berlalu menenteng jus jambu yang nampak menggiurkan mataku.

"Ini strawberynya tinggal untuk satu jus. Tadi mas itu pesen strawbery juga. Jadi gimana ya?" Tanya penjual bingung sambil menatapku dan arah mas-mas yang kini berada di hadapanku dan membuatku melihatnya sambil menegakkan kepala. Wuihh Tinggi amat. Pakai kaca mata dan putih. *mulai deh... *

"Mbaknya mau diganti jus lain?" Tawar penjual dan akupun diam berpikir.

"Saya lagi ingin strawbery... gimana dong?" Ujar sang mas-mas tiba-tiba sambil melihat ke arahku. Meski ujarannya ditujukkan untuk penjual jus itu. Ya ampun kaya bocah amat ngomongnya.

"Ya udah deh mas... saya ganti jambu aja" Ujarku menyerah. Berusaha menyudahi semua. Toh jambu vitamin c nya lebih banyak.

"Eh... saya nggak jadi strawbery deh... saya yang jambu aja kasihan mbaknya" Ujar mas-mas tinggi itu sambil menatapu. Idih... labil amat sih.

"udah mas... saya tetep jambu aja." Ujarku malas mengubah ingin. Aku cepat ingin pulang. Ayolah segera sudahi pesananku. Mas-mas penjual jus pun segera memotong-motog jambu merah dan memasukkannya ke dalam blender. Belum sempat pekerjaan si mas penjual jus selesai ada lagi kelakuan mas-mas di hadapanku ini.

"Di campur aja mas sama strawberynya. Biar adil..." Ucapan mas-mas tersebut sambil tersenyum ke arahku. Mau marah tapi lagi sariawan. Jadi aku diamkan. Terserah dialah maunya apa. Bagiku yang terpenting jusku bisa cepat selasai dibuat. Mas-mas penjual jus pun menuruti apa yang di katakan mas-mas tinggi ini.

"Langsung bikin dua aja mas. sekalian. Saya juga dicampur aja" Jelas si tinggi membuatku sudah tidak peduli lagi. Lalallalalalalalallalalalla hatiku menyanyi menyeringai diri sepertinya keadaan ini sudah tidak enak lagi. Yang mau minum jus siapa yang mesenin siapa. Suka-suka dialah.
Tak berapa lama kemudian jusku sudah ditempatkan diseuah gelas plastik bersanding dengan jus mas-mas tinggi. Baru saja aku ingin mengeluarkan uang bergegas mas-mas tinggi menyerahkan uang Rp20.000 

"Ini sekalian sama buat mbaknya" Jelas mas-mas tinggi membuatku terheran-heran. Ini orang maunya apa sih?

"Nggak usah Mas makasih..." tolakku sambil menyerahkan uang bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II kepada penjual jus. Dengan sigab mas-mas tinggi ini menarik uangku dan memaksa tanganku untuk mengenggamnya. Ini apa-apaan sih.

"Saya minta maaf mbak. Kalau bikin kesel. Tapi saya aja yang bayar" Jelasnya lalu sang penjual jus pun memberikan kembalian pada mas-mas tadi. Aduh... orang ini siapa sih. Nggak tahu apa kalau aku lagi sariawan. Males ngomong. Males berdebat. Jadi aku diam terpaku saja.

"Anak FIB angkatan 2007 kan" Jelasnya menanyakan diriku. Akupun tercekat. Ini siapa kok tahu. Aku tidak menjawab. Penasaranku cukup terwakilkan melalui tatapan yang keheranan.

"Saya yang dulu jualan di Kansas" Jelasnya pendek. Ampun Gusti.... ini kan mas-mas ganteng di Kansas. Gubrag... kok bisa ketemu di sini lalalallalalalallalalalalalallalalala lagu itu beriringan di hati. Antara malu sama kelakuan plus lagi sariawan. mau ngomong banyak tapi sakit. Nggak ngomong tapi pengen ngobrol. Haiyaaa.... akhirnya semua terselamatkan oleh Adzan magrib.

"Saya duluan ya... ini makasih banyak loh. Jelasku. Dia tersenyum... lalu mengangguk. Haduh... agak nyesel. Dia nggak tahu nama aku dan sebaliknya begitu. Cuma tahu mas-mas kansas. hahahahaha

Mas... namaku Reisa... Bukan yang lain! hohoohohoho

Oke baiklah.... sekian cerita sore ini. Salam super. Lho? enggak ding... tulisan ini kupersembahkan untuk mas-mas kansas. Makasih mas atas inspirasinya.

Hayalan mampir setelah adzan ^_^

Terima kasih sudah membaca.


Jumat, 29 Maret 2013

Seminar Nasional Undang-Undang Zakat -IMZ-- REPUBLIKA-

28 Maret 2013

-Seminar Nasional Undang-Undang Zakat-
Simpang Jalan antara Implementasi dan realita Uji Materil UU Zakat



Itulah tulisan yang menjadi backdrop dalam sebuah ruangan berkapasitas lebih dari 100 orang di sebuah Auditorium Adhiyana tepatnya di Wisma Antara Jakarta. Hari itu diadakan sebuah seminar nasional yang diselenggarakan oleh IMZ--Republika untuk mendiskusikan segala sesuatu terkait UU Zakat no 23 Tahun 2011 yang menjadi isu hangat dalam dunia perzakatan di Indonesia terlebih sampai saat ini (sudah hampir 5 bulan)  putusan dari Mahkamah  Konstitusi (MK) belum juga keluar.


Saat itu tepat pukul 10.00 acara dibuka dengan pembacaan Basmalah. Sekitar kurang lebih 30 orang (perwakilan dari berbagai Lembaga Amil Zakat) sudah hadir. Lalu acara berlanjut dengan sambutan dari Direktur IMZ Ibu Nana Mintarti. Tak berselang lama acara utama pun berlangsung. Diskusi sesi I dengan pembicara Prof. Dr. HM. Laica Marzuki S. H. (Mantan Hakim Konstitusi) Ibu Amelia Fauziah PhD. (Pengamat Filantropi Islam sekaligus Direktur Lembaga Penelitian UIN Jakarta) Bpk Muchtar Ali ( Direktur Urusan Agama Islam)  dan KH. Hasan Basri (Wakil MUI). Bapak Syarifudin dari pihak Republika yang menjadi moderator di sesi pertama ini.



Diskusi pertama dimulai dengan pemaparan oleh Prof. Laica terkait kewenangan Mahkamah Konstitusi. Hal ini berkaitan dengan UU No 23 tahun 2011 yang sampai saat ini (selama 5 bulan) belum keluar putusannya dari MK sehingga membuat para pegiat zakat merasa digantung. MK memiliki 4 kewenangan mahkamah 1 kewajiban namun sekaligus kewenangan yakni

  • Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
  • Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kesewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
  • Memutus pembubaran partai politik
  • Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
  • Memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
Prof. Laica memberikan penjelasan bahwa tidak ada batasan waktu (tenggang waktu) bagi MK untuk mengeluarkan putusan. Prof Laica sendiri memberikan komentar bahwasannya memang putusan dari MK paling lama 1 bulan mungkin banyak perkara yang masuk sehingga putusan tersebut belum dapat dikeluarkan. Saran beliau agar MK disurati untuk diingatkan agar dapat secepatnya diputus.
"Semakin tertunda keputusan semakin terlihat ketidak adilannya" Kalimat tersebut menjadi kalimat terbaik dari Prof Laica. Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa memang UU No 23 Tahun 2011 sepertinya perlu dikaji ulang.

Pembicara selanjutnya adalah Bapak K. H. Basri perwakilan dari MUI. Beliau memaparkan secara panjang lebar terkait landasan pemikiran yang berasal dari surat At-Taubah ayat 60. Lalu berlanjut tentang persetujuan MUI terhadap UU tersebut. "Selama UUD dipenuhi pelaporannya maka ada mekanisme yang tersentral (pelaporan) bukan penguasaan yang tersentral" Beliau juga memaparkan bahwa Badan Zakat Nasional dibantu pembiayaan APBN karena ada fungsi lain di luar fungsi amil seperti pelaporan dll. Beliau juga mengemukakan bahwa UU zakat tersebut ada untuk zakat yang lebih baik. Meski dalam produk tersebut nantinya ada kekurangan tapi dapat ditampung pada peraturan pemerintah.

Pembicara ke tiga yakni Ibu Amelia Fauziah yang menilai dari sudut Sosio Historis. Berikut poin-poin yang dikemukakan beliau
  • UUPZ 2011 tidak belajar dari sejarah.
  • Ada aspek normatif dasar yang tidak berubah namun hanya implementasinya beragam tergantung ijtihad para negarawan
  • Partisipasi masyarakat begitu besar --> diberikan pada mustahik. Namun sayang di UU ini masyarakat yang sudah besar mengelola zakat malah tidak dianggap penting.
  • Melihat keseluruhan undang-undang dan kenyataan bahwa LAZ non pemerintah lebih mendominasi pendapatan nasional
  • Negara mendapat dukungan sebagai regulator tapi jika sebagai pengelola kurang mendapat dukungan
Acara berlanjut dengan sesi tanya jawab. Para penanya diberikan kesmpatan untuk mengemukakan pendapat dan pertanyaannya. Para pembicara pun berusaha menjawab pertanyaan para penanya yang tak lain dan tidak bukan berkaitan dengan nasib LAZ di daerah. Beberapa penanya mengungkapkan pendapatnya terkait UU No. 23 yang sepertinya terlalu dipaksakan kehadirannya. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut pun muncul suatu kecurigaan terhadap departemen agama. Ada apa dibalik ini semua. (Saya pribadi berpikir: Pajak yang dikelola negara saja masih belum benar mengingat maraknya kasus korupsi yang terjadi lalu bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah jika ingin mengelola zakat?) Seorang penanya juga memikirkan dampak lain jika UU ini tetap diberlakukan yakni "jangan sampai masyarakat malah tidak mau membayar zakat"


*** Saya masih ambigu antara Kh. Basri atau Bapak Ali Mochtar yang jadi pembicara. nanti akan saya klarifikasi lagi.

Sesi pertama ini berlangsung hingga pukul 12.00. Acara berlanjut ISHOMA

Sesi ke dua akan saya lanjutkan di tulisan berikutnya yaa 

Minggu, 24 Maret 2013

melambungkan diri

Sepagi ini hati insan terpagut pada sebuah kalimat.

ia mencintainya dengan sangat meski tak pernah fisik bertatap.

Sapaan pertama kali hadir pada sebuah keisengan

Lalu, lambat laun berubah menjadi kebiasaan yang saling membutuhkan

aku tak menyalahkan dirinya ataupun diriku. Hanya saja terkadang rasa malu yang memburu lalu berlalu


Kemarin aku menyapamu karena rindu. Hampir sewindu tak ada interaksi berarti seperti biasa. Mungkin kau bosan, sama seperti aku. Tapi, yang pasti aku tak akan pernah meninggalkanmu

Kau sedang bangkit begitupun aku. Sama seperti dulu, jiwa-jiwa kita mengisi kantung pemenuhan diri.

Jika sudah penuh, kita hanya perlu melakukan satu hal: melambungkan diri


Published with Blogger-droid v2.0.4

Jumat, 22 Maret 2013

Yusuf Yosef

Aku memujinya sebatas ia ciptaan Tuhan. Jumpaku padanya hanya melalui kisah dan juga kasih. Wajahnya indah, tak pelak penciptaNya amatlah indah. Sopan santun tata krama ia unggul membuat yang lain iri dan masygul.

Ia dibuang ke dalam sumur hingga sampai di tangan petinggi yang menjadikannya sebagai anak. Namun sayang, keelokan rupa membuat wanita yang menjadi ibu angkatnya tak bisa menahan mata. Hingga hampirlah ia terjerumus dalam lembah nista. Ia ingat akan Tuhannya, dengan segera ia bertaubat meminta perlindungan lewat penjara.

Sang Ibu angkat tak tahan dengan cemoohan, ia undang wanita-wanita yang senantiasa memandangnya nanar. Pisau dan apel untuk bahan ujian. Yusuf keluar menyiapkan minuman beberapa tangan tergores mata pisau. Terpesonanya pada ketampanan hingga rasa sakit tak dihiraukan.

Yusuf, akhirnya Tuhan kabulkan inginnya. Penjara agar bisa menjaga. Hati dan pikirannya lebih tenang di sana karena dengan leluasa ia bebas bertasbih menyebut nama Rabbnya.

Akhirnya semua berubah saat ia menakwil mimpi paduka raja. Diangkat ia sebagai pemimpin dalam mengantisipasi kemarau yang berkepanjangan. Dan cerita berlanjut pada diriku sekarang. Aku suka Yusuf, Yusuf kusuka.

Aku cari ia diberbagi belahan tanah tandus dan basah. Kembaran rupa manusia ada tujuh, semoga aku bertemu salah satunya

Cariku tak membuahkan hasil, hingga kutawai diriku sendiri yang terlebih usil.

Sudahlah, Yusuf sudah di surga tak akan ketemu kau cari dirinya. Temanku berujar pada suatu waktu di masa lalu. Aku terkekeh tersenyum sendiri menahan malu. Mungkin iya tapi entah kenapa aku ingin bertemu. Mustahil memang, aku hanya menguji kadar kegilaanku.

Ketampanan laki-laki di bumi saat ini mungkin hanya seujung kuku dibanding Yusuf. Untuk nabiku, teladanku Muhammad  saw aku punya porsi tersendiri teristimewa.

Sekali lagi ini tentang Yusuf. Jangan salahkan hati bila ada suka. Ini fitrah alamiah meski tiada pernah bertemu mata.

Seorang lelaki gagah berjalan indah di suatu minggu sore. Celana bahan berwarna coklat muda dengan baju kotak-kota berwarna senada melengkapi diri.

Kupandangi dari jauh, kuamati dari ujung kaki hingga ujung rambut yang ikal menawan. Siapa dia?

Bergegas kuikuti ke sana ke mari. Ia sendiri, mungkin merasa dibuntuti ia terhenti dan berhenti. Aku malu lalu pura-pura tidak tahu.

Ia menyapa aku diam terpana. Wajahnya elok tiada tara. Wajah lelaki cantik yang digandrungi perempuan-perempuan masa kini lewat sudah. Ia terlalu indah disandingkan dengan itu. Teduh, adem, yang jelas tak bisa membuatku berkata-kata.

Ia melihatku terpana lalu bergegas senyum. Membuat hari ini terpelanting jauh ke ujung kutub yang termaktub.

Kamu siapa? Hanya itu yang bisa keluar dari komat kamit mulut padahal hati ini berdenyut ke laut.
Ia tersenyum. Menyihir. Membuatku terduduk.

Kucubit lenganku memastikan yang di depanku ini nyata  atau halusinasi belaka. Tapi kenapa tak sakit? Mungkinkah karena terpesona?


Dia tak menjawab segera, hanya uluran tangan yang dilujurkan.

"Yosef" jelasnya seketika. Tangan kanannya lalu mengeluarkan sesuatu di balik saku. Sebuah buku kecil tebal dan berwarna hitam.
Al-kitab. Bukan Al-Quran


Aku tersenyum
Lalu mundur perlahan.


Depok, untukku saja12

Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 21 Maret 2013

selamat malam

Selamat malam

Berapa kali malam mendapat ucapan selamat?


Tidakkah dia bahagia mendengar dirinya disebut secara berulang? Entah sekadar ucapan pertemuan di awal atau di akhir.


Ia bisa mengawali cerita bahkan menjadi penutupnya.


Tak akan kalah dengan pagi yang setia mengganti dirinya mengabdi


Malam

Pada suatu waktu nanti saat pagi mengakadkanku maka malam yang akan menjamuku.


Malam

Lingkaran gelap penuh kenyamanan.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Rabu, 20 Maret 2013

Dara

Aku kepakan kedua sayap. Bumi Rabbku amatlah luas, aku akan  berkeliling  mencari dan menemukan tempatku yang lain :)

Bismillah, aku tahu jalan pulang


Published with Blogger-droid v2.0.4

Selasa, 19 Maret 2013

kisah 17 Maret 23 Menara



Kisah tentangku dan teman-teman 
Setelah beberapa hari sebelum tanggal 17 Maret itu datang…  tamu galau tak diundang datang. Galau terhadap rencana yang akan dijalankan pada tanggal itu. Bersama mbak Ike Siwi beberapa kali menggonta ganti acara. Hingga akhirnya kami berdua fiks sepakat untuk membuat acara tanggal 17 Maret dengan tema 

“Proyeksi Golden Age” dengan agenda kegiatan
·         PSAYA KARAT (PAnggil saya KArena ingin eRAT)
·         BEKAL (BErbagi KALori)
·         TAMBAT HATI (TAntangan bersaMa sahaBAT seHATI)
·         JUDI BARTER (JUjur Diri BARang TukER)
·         PSK (Pesan Saran dan Kesan)
Setelah berdiskusi dengan Dea plus Yana dan Pak Sinwani akhirnya fiks ngadain acara ini meski yang ngerjain nanti ini semua tanpa kehadiran Pak Wani dan Yana. Sipp mereka sudah berkeluarga jadi tidak bisa ikut berkegiatan T.T tapi nggak apa-apa cerita ini akan saya teruskan.

Kronologi kegiatan

Yap.. pagi-pagi setelah mengeluh pusing dan mual-mual tak karuan karena masuk angin (malemnya masih sibuk ngurus kado de el el) akhirnya semua terusir setelah meneguh segelas teh panas dan tolak angin (Bukan iklan maaf). Kebiasan suka bikin panik orang! Eh ujug-ujug sekitar jam 7an Mbak ike sempet-sempetnya datang ke kosan  untuk membawakan satu gelas teh panas dan dua helai roti tawar isi cokelat. Masha Allah… sangking paniknya mbak ike disangkanya saya nggak bakal datang kali ya. Tapi kelihatan sweet banget. Pokoknya terharu…


Mbak Ike langsung balik lagi ke rumahnya karena belum siap-siap. Mbak Ike janjian berangkat sama April Mirna dan Septi sedangkan saya berangkat sendiri (Maaf netbook saya tiada koma)

Okeh… karena bermaksud ingin on time maka saya setengah 8 sudah berangkat meninggalkan kosan menuju kota Tua. Meski saya menemukan berbagai hal dalam perjalanan. Yap benar sekali saya lupa kalau tanggal 17 itu ada car free day. Alhasil rencana saya naik 44 langsung turun sudirman jadi gagal total. 44 nya langsung ke Senen. Nasib… oke lanjut saya masih tak patah semangat meski bawaan rada-rada berat. Maklum berat badan tak sampai 40kg. Bawaan sama berat badan beratan bawaannya (lebai)
Sayapun tak kehabisan semangat meski panas matahari begitu menyengat. Itu tanda bahwa Tuhan memberikan semangat ^_^ lewat sinarnya yang begitu terik menyengat.


Haiiyaaa akhirnya ketemu halte Transjakarta. Langsung beli karcis dan cari-cari rute ke arah kota. Selama perjalanan banyak yang ngewahatsaap nanya posisi saya di mana. Sebagian saya jawab sebagian lagi saya abaikan. Maaf ya… soalnya rempong banget nggak dapet duduk. Tapi akhirnya saya balas kan ya.

Sampai di halte kota langsung menarik napas lega karena jam masih menunjukkan pukul 10.00 lewat tiga menitanlah. Bergegas berjalan menuju Museum BI tanpa tolah toleh kanan kiri karena takut udah banyak yang nunggu. Baikalah Alhamdulillah sampai juga.

Di depan Museum Bank Mandiri sudah ada Nini Aryo dan Muharam. Mereka disebrang lalu nyebrang. Nggak lama kemudian Mas ain datang… lalu susul menyusul Mbak Ike Septi Mirna dan April. Tak berselang lama hadir Dwi dan Yayah  lalu kemudian Shinta dan Arin kemudian dilanjutkan oleh Dea. Berlanjut berbondong-bondong Endank Andra Ubay Fatmafim Mala lalu Mbak Risti dan Mbak Awa sekaligus anaknya yang kecil Raisa (mirip nama saya Reisa).

Baru dateng ^_^



di Taman Museum Bank Mandiri

Nah tinggal nunggu Mbak Lili. Hohohoh ternyata beliau masih di blok M. Sembari nunggu mbak lili datang jadilah kita foto-foto sebentar. Nggak lama berselang ada beberapa anak kecil yang bertanya ke saya terkait keinginnannya masuk dalam museum Bank Indonesia. Mereka semua bawa sepeda awalnya takut tak diizinkan satpam. Tapi Alhmdulillah mereka akhirnya masuk juga ke Museum BI. Sepeda mereka kami jaga. Kalau nggak salah inget nama mereka depannya huruf A semua. Adam Akhmad Arif sama siapa gitu… kalau yang cewek nggak kenalan. Jadi nggak tahu deh namanya.

Oke lanjut ya… nggak lama setelah itu permainan PAKU KARAT pun dimulai. Semua saling menuliskan nama mereka di kertas yang telah diberikan. Nama kesukaan mereka. Yap insha Allah saya ingat semua nama panggilan mereka yang Unik2:

Cherrie Ena Ta Putu Nisa Ity Awa Dinov Virus Anonim Adek Bungsu Fatma Fim Khodijah Lie Kosong Ndank Giant Uyay Uwi Ariyo Quro Uga Merkurius dan saya sendiri DARA yeeee masih apal :P
Karena Museum BANK Indonesia jam 11 siang udah masuk jam istirahat jadi acara dialihkan k Museum  Bank Mandiri setelah sebelumnya kita berasa lagi thawaf karena muter-muter. Maaf ya kawan-kawan
 -___-“

Okeh baikalah acara berlanjut dengan BEKAL… Semua pada bawa makanan. Alhamdulillah saya juga bawa yang dibawain Mbak Ike. Hoho… icip-icip juga makanan teman-teman yang lain. Berasa jadi anak PAUD deh… makan bersama dalam bentuk lingkaran terus saling berbagi satu sama lain. So seweet
Nggak lama setelah itu Mbak lili datang.

keluarkan bekal

lucu
duh yang lagi makan
































 
berbagi itu romantis



haiyaa tetep eksis
ini makan tisue ya? bahagia bener
makan & minum
minum siang





Habis Bekal acara dilanjutkan dengan menyembah Sang Segala Maha yang telah mempertemukan kami semua. RencanaNya senantiasa Indah. Jadi ingat kata-kata yang digunakan dan dijadikan acuan bahwa kami (saya dan mbak Ike) akan memaksimalkan di Proses… kalau hasil?? Serahkan langsung pada Sang Maha Sempurna. Gusti Allah 

Selesai tuaikan 4 rakaat acara dilanjutkan jam 1 yaitu acara SAMA RATA. Haiyaaa… semua teman-teman lalu sibuk sebentar dengan pikirannya untuk menuliskan kata dalam secarik kertas. Oh iya untuk acara ini pakai MC cabutan si Virus alias April. Hoohooho… Kata-kata nya bermacam-macam. Bahkan ada beberapa kata yang sama. Contohnya saya dan Dea yang sama-sama secara tidak sengaja menuliskan kata PANDA. Terus kalau nggak salah juga ada yang kembar  menuliskan kata Tidur dan Sahabat. Saya… dapat kata Tidur… (tahu aja kalau saya doyan dan hobi banget sama yang namanya tidur hohohoh ^_^)


Satu sama lain saling bergiliran maju. Beberapa ada juga yang salah menyebutkan nama panggilan temannya alhasil yang salah panggil nama teman dapat hukuman. Tak terkecuali saya -__-“ ini akibat dari nggak fokus. Kebiasaan. Seru-seru… ngelihat beberapa orang nyanyi… berasa PAUD banget. Apalagi pas mas kosong alias ubay nyanyi lagu Indonesia raya. Antara mau ketawa sama kasian. Maaf mas…
semangat 45 ya

Acara berlanjut ke sesi berikutnya yaitu TAMBAT HATI. Sebenarnya di sesi ini saya pengen ikutan. Tapi kalau saya ikutan nggak aka nada yang ambil dokumentasinya. Jadi saya bagian tukang foto keliling. Seru juga lihat ekspresi mereka. Heboh ada yang sampai jongkok-jongkok. Tapi entah kenapa tetiba ada salah satu peserta yang nggak ngelanjutin permainannya. Entah ya kenapa. Mau berprasangka tapi takut dosa. Jadi pura-pura nggak terjadi apa-apa aja. Permainan masih berjalan dan berlanjut dan akhirnya dimenangkan oleh kelompok dua… tapi masing-masing dapat hadiah kok.
mulai


Sampai jongkok mbak ^_^

bahagia ya


hati-hati kak
hayoo












































































































Sampai berlutut mas
Akhirnya ^_^

Juara 1 nih
Juara 2 tapi hati juara






































































 Habis puas olah raga dan olah otak acara dilanjutkan dengan pendinginan. Yup JUDI BARTER. Masing-masing dari kami semua membuka jati diri (nama asli dan kegiatan yang tengah digeluti). Sebelumnya kami semua sudah mengumpulkan Kado untuk barter. Oh iya kadonya tak lebih dari harga 5 ribu rupiah dan dibungkus Koran. Meski ada juga yang dibungkus cakep banget. Pakai kertas kado. Tapi tak apalah tadinya maksudnya hal ini dilsayakan agar masing-masing teman kreatif dalam berpikir punya ide yang gokil. Kesampaian kok Sa….

Terakhir acara penutup sebelum sesi narsis wajah yakni PSK. Oke dari hasil PSK semuanya terlihat senang meskipun ada yang sebagian mungkin geleng-geleng kepala. Semua teman menuliskan tentang pesan/saran/kesan terhadap semua temannya. Dilakukan secara estafet melalui kertas. Semua seru. Semua lucu.
Terakhir kita foto-foto bareng setelah sebelumnya mungkin sedikit kecewa karena ternyata nggak bisa masuk Museum Bank Indonesia karena sudah terlalu senja. Ya mungkin museum itu belum berjodoh dengan kita. Tapi setidaknya kalian semua berjodoh dengan kebersamaan ini. Mungkin banyak yang terlewatkan beberapa hal kecil dan beberapa hal besar. Tapi terlepas dari yang tidak saya tuliskan semua di sini terus terang saya tahu kalian sedikit demi sedikit.

Sampai ketemu lagi

Saya pamit... maaf nggak semuanya bisa ditampilin di sini.Semoga suatu saat waktu mempertemukan kita lagi entah dengan kebersamaan yang seperti apa. Tapi semoga kalian tetap hangat. Sehangat senyum yang saya dapat satu persatu dari yang tidak kenal menjadi kenal. Dari yang kenal menjadi akrab dan dari yang akrab menjadi Saudara. aamiin

Salam



Selamat

Selamat pagi

Sebelumnya ingin mengucapkan selamat subuh namun apa daya adzan belum berkumandang. Jam masih menunjukkan pukul 03.48 tapi mata ini sudah segar dan bernapas dengan riang.

Keelokan  pagi kadang tak perlu dirasakan dengan kedua mata. Kesejukan angin sepoi yang dapat dirasa serta udara yang merasuk lewat pori-pori kulit sejatinya terasa lebih akrab dan teramat nikmat dihirup.

Ada kalanya di sepagi ini tak mendengar keluhan kendaraan yang bising berlalualang

Semua terasa nyaman dan syahdu terlebih otak sudah disejajarkan dengan lantai selama beberapa menit untuk membuat hati yang kian membumi dan otak yang kian melangit

#racaukacau edisi ke 5

Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, 17 Maret 2013

minggu pagi

Selamat pagiii


Sekarang jasad dan ruhku sedang berada di sebuah bus tujuan Pasar Senen. Tenang, aku bukan ingin mudik kok. Aku ingin ke kota tua hari ini. Bersama kawan-kawan baru dan kawan-kawan lawas.  Aku berangkat sendiri, tapi nanti kami akan bertemu dan berkegiatan di sana bersama-sama.


Assiikk. Semoga acaranya berkenan dan berkesan di setiap hati dan jiwa yang ikut berkegiatan nanti.


Bus ini berjalan perlahan, tapi hatiku tetap dag dig dug tak karuan. Berdetak lebih cepat dari biasanya. Semoga dan semoga acara ini nanti dapat menjalin keakraban, membuang rasa jenuh, dan semua orang bisa tersenyum penuh. Aamiin


Beberapa orang sudah bersiap, mungkin atau sebagian sudah dijalan. Semoga ekspetaksi mereka tak berlebihan. Ini hanya sekadar kumpul bersama untuk membangun semangat dari jiwa-jiwa yang ingin terbarukan


Panas, pastinya... matahari terik menyinari. Membuktikan dia mendukung penuh acara ini. Semoga teriknya tak membuat kita mengeluh. Aamiin


Bismilahitawakaltu


Ya Rabb, akumksimalkan di proses, Engkaulah penentu hasil dari rangkaian proses. Sandaranku hanya padaMu dan sokonganku pada mereka semua: teman-temanku :)


Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 14 Maret 2013

Pemerintah, bukalah kedua mata dan hatimu sejenak saja

Menulis ya...

Sejenak aku lupa, ada kebiasaan itu. Kebiasaan yang senantiasa kulakukan secara bersemangat. Entah setiap malam ataupun setiap saat.


Mungkin aku pernah bilang, bahwa  menulis seperti bernapas. Tapi, aku rasa aku salah. Kalau memang iya, berarti aku telah mati karena beberapa hari ini aku tidak menulis, padahal aku ingat. Entahlah, biasanya aku cinta menulis. Mungkin ini juga terpengaruh rasa malas yang berlebih atau mood yang datang silih berganti. Tak ada yang menjamin dan tak ada yang terjamin.


Lagi-lagi aku menuliskan apa yang aku rasakan. Padahal seharusnya tak begitu. Namun entahlah mungkin beberapa saat kudiamkan kamu. Tapi tidak bisa juga, aku sudah berjanji bahwa minimal seminggu 3 kali mengisimu. Aku takut kamu lapar dan haus tulisan. Baiklah aku akan berbagi kali ini. Dengan kamu, dengan waktu yang beranjak memutar dari satu angka ke angka lainnya.


14 Maret 2013

tidak ada yang istimewa dengan tanggal itu. Seperti biasa, di awal pagi bergegas naik angkutan umum. Tapi, hari ini berangkat lebih pagi. Mungkin ini juga akibat sehabis subuh tak tidur lagi. Biasanya aku terlena di angkot. Melihat yang berlalu lalang dan berpikir setengah matang. Tentang rutinitas hidup yang dilalui orang-orang sepertiku, sepertimu,dan sepertinya. Apakah mereka tidak bosan? Tidakkah ingin berganti menjadi yang lain? Atau mengubah suasana baru. Dalam hidup, pilihan itu banyak. Banyak jika kita mau cari tahu, tak sekadar cari tahu tapi melaluinya itu.


Tapi sepertinya sulit. Entah kenapa dan entah mengapa, yang dijalani sepertinya begitu saja. Bisahkah aku punya kisah yang berbeda? Jelas sudah hanya saja kadang aku sendiri tak sadar.


Lamunanku buyar, angkutanku berhenti mendadak. Sepertinya sang supir menyenggolkan mobilnya terhadap  sesuatu. Nabrak!


Bukan benda yang disenggol, ia bernyawa bahwa sama seperti aku. Perempuan, berjilbab, tersungkur di depan. Seketika semua penumpang termasuk aku berhambur. Seolah aku juga merasa bersalah. Takut-takut hayalanku menulari sang supir sehingga ia tidak konsentrasi dalam menyetir. Ah, sudahlah.


Gadis yang tersenggol ujung angkot terduduk. Sudah banyak yang menolong. Sang supir masih punya peduli. Ia turun dan mencoba mendekati gadis tersebut. kini ia  tengah dikerumun warga. Sang gadis terdiam tak berbicara ketika sang supir menanyakan keadaannya. Gadis itu tergeleng sambil terpaksa menarik senyum.


Syukurlah kalau tidak apa-apa. Baru saja aku membatin seketika gadis itu menangis. Kami semua terheran,mungkin ada beberapa bagian tubuhnya yang sakit. Tapi, aku sama sekali tidak melihatnya. Mungkin tangisan itu tangisan kaget. Tapi semuanya terbantahkan.


"Kenapa nggak nabrak saya aja, Pak?" Tangisnya semakin pecah, pertanyaannya membuat kami semua bertanya tanpa lega.

" Saya sengaja mau bunuh diri. Saya malu udah gak bisa sekolah" ujarnya terisak. Isak yang semakin jadi. Sang Bapak supir serupa berekspresi kaget, sama seperti kami pendengar semua. Alasannya apa?


" Tabrak saya aja Pak, saya malu. Spp saya nunggak. Saya kasiahan sama Ibu. Nyuruh saya sekolah tapi saya nggak pinter." Ujarnya tersengal. Beberapa ibu yang seerjalanan angkot denganku  mengucapkan istigfar. Aku hanya mendesah perlahan. Kenapa gadis ini berpikir bahwa kematian yang akan menjadi penyelamatnya.


Sang pak supir tak kuasa menahan amarah, entah ditunjukkan untuk siapa. Amarahnya menular ke semua, termasuk padaku. Terlebih ketika dia ucapkan kalimat yang membuat hatiku tercuat.


"Ini pemerintah matanya buta, hatinya batu. Rakyatnya sampai mau bunuh diri gara-gara nggak bisa bayar sekolah.padahal yang mewajibkan menempuh pendidikan mereka, korupsi nggak mati-mati, malah rakyatnya sampai nekat bunuh diri!"


Deg... aku ikut merutuki pemimpin negeri yang aku sendiri pun tak tahu siapa yang harus kurutuki. Hatiku ikut tersayat. Ini imbas nyata yang kusasikan di saat pagi. Dan aku telah membaginya padamu di malam ini.


Ada kisah hari ini. Kisah 10 menit lewat yang bagiku layak kubagi bersamamu.


Semoga Allah senantiasa memberi perlindungan, kekuatan hati dan pikiran, kesabaran dan kesemuanya yang baik untuk semua ciptaanNya, terutama ciptaannya di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke bahkan sampai Pulau Rote



Pemerintah, bukalah kedua mata dan hatimu, barang sejenak saja.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, 10 Maret 2013

Dialog

Aku butuh berdialog. Bukan sekadar berbicara.


Tuhan, terima kasih, atas hati yang kau ciptakan untuk sekadar menjawab segala tanya dan tak berkeluh kesah mendengarkan bahkan sesekali menimpali.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sabtu, 09 Maret 2013

Tuhan, aku nelangsa

Tuhan, aku nelangsa

Laraku di ujung tudung

Sudah kubolak-balikan tapi tak kunjung reda

Nelangsaku parah, separah awan hitam pekat yang berujung hujan

Apa aku harus mati, Tuhan?


Tuhan, aku nelangsa

Merasa tertinggal atau lebih tepatnya ditinggalkan.

Seperti sungai hitam pekat yang tak mengalir karena mampat.

Apa hatiku harus cekat?


Tuhan, aku nelangsa

Bahagiaku sudah tergilas lapisan ozon yang kian banyak bolong

Lebih seperti gosong, tak enak, pahit.


Tuhan, aku nelangsa

Kuminta pada Engkau dengan teramat sangat. Aku bersujud meminta pada dzat yang laik kuminta. Engkau laik kuminta karena Engkau pencipta segala, ya segala dan asa

Kembalikan hatiku yang dulu Tuhan

Atau jika tidak terpaksa, berikan aku hati yang baru


Tuhan, aku tidak ingin nelangsa. Sedih rasanya, hidup seperti tiada guna. Jangan biarkan aku nelangsa. Maaf Tuhan, jangan sedih membacanya.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Jumat, 08 Maret 2013

Kucari kamu (Payung Teduh)

Kucari kamu
dalam setiap malam
dalam bayang masa suram

Kucari kamu
dalam setiap langkah
dalam ragu yang membisu

Kucari kamu
dalam setiap ruang
seperti aku yang menunggu
kabar dari angin malam

Aku cari kamu
di setiap malam yang panjang
Aku cari kamu
kutemui kau tiada

Aku cari kamu
di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu
kutemui kau berubah

Kucari kamu
dalam setiap jejak
seperti aku yang menunggu
kabar dari matahari

Aku cari kamu
di setiap malam yang panjang
Aku cari kamu
kutemui kau tiada

Aku cari kamu
di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu
kutemui kau berubah

Kamis, 07 Maret 2013

menulis padamu

Tidak menulis padamu di malam-malam lalu bukan berarti aku berhenti. Hanya saja ada wadah lain yang lebih butuh aku ketimbang kamu.


Tapi, cintaku tak mendua kok untukmu saja seorang. Ada banyak kisah yang kukerjakan dalam satu malam dan satu waktu lalu.


Kini, Aku ingin berdua denganmu setiap waktu. Antara napas dalam hidup yang tak akan membagi redup. Kamu adalah cerminanku :)


Published with Blogger-droid v2.0.4

Senin, 04 Maret 2013

kakiku & kereta

Perempuan yang berkereta

Pagi tadi, kaki ini sebenarnya enggan melangkah. Bukan karena malas yang menghantui. Hanya saja cuaca mendung menarik diri untuk berselimut lagi. Beberapa menit sempat kalah dan terlelap.lalu bangun dengan mengerjakan segala hal di luar waktu yang bisa di perkirakan. Alhasil, lambat laun kaki ini melangkah juga ke luar rumah.

Depok. Aku meninggalkanmu menggunakan kereta. Menggunakan kendaraan setia yang telah kutinggalkan lama. Semenak bekerja didaerah bintaro aku menggunakan angkot sebagai moda dan pengantar jasad menuju pengisian ilmu-ilmu baru demi pengalaman dan bonus menyeka keringat.

Jam 6.15 aku sudah berkeliaran di stasiun, asing banyak perubahan di sana sini. Aku pun bercermin, sama seperti diriku yang kini lain.

Tiketku sudah di tangan, kegiatanku hanya tinggal menunggu kereta datang. Menjemput berbagai jasad berisi ruh yang siap mengais rizki demi hidup esok,dan esok lagi. Entahlah

Keretaku datang, sayang tak bisa kupaksakan. Penuh, berjubel, mungkin sudah tak ada ruang. Terpaksa aku terdiam. Menunggu kereta lanjutan yang siap berestafet menjemput penumpang.

Hampir setengah jam.menunggu, akhirnya depok-tanah abang datang. Pada nyatanya aku bertemu dengan banyak abang juga. Kami saling berdesak bahkan bertarung keringat. Kupaksakan diriku masuk, meski dari luar kurasa tak mungkin. Akhirnya aku masuk juga, menindih kaki-kaki bertuan yang saling berebut lahan sekadar berdiri.

Aku berusaha menahan diri, agar tidak terbawa arus kanan kiri. Namun apa daya badan ini hanyalah tulang yang berselimut kulit. Kamu tahu? Aku terombang ambing dalam puluhan manusia yang kenanyakan semua putra

Dalam situasi panas, semua terasa memanas, saat udara oksigen saling berebut, masuk dan dihirup. Terpaksa aku jinjit.menahan kaki lain agar tidak sakit. Meski aku tahu yang aku lakukan sebenarnya cederai diri sendiri.

Kereta berjalan sebagaimana mestinya, tak peduli jika jasad-jasad yang berada dalam tubuhnya senantiasa mengeluh penuh dan sesak. Padahal aku tahu, rasanya jadi kamu kereta. Kamu pasti lelah karena mengangkut kami semua. Terlebih di antara kami banyak dosa yang belum tentu meluruh saat diri ini mengeluh.

Perempuan berkereta, aku kuat meski kupaksa, aku tangguh meski kurapuh. Tangan - tangan ini jadi saksi kerasnya  besi sebagai gantungan diri.

Aku sendiri di antara adam yang saling berkawan. Melempar canda tawa tanpa lihat perkara. Semua mengalir begitu saja. Tapi berbeda dengan kaki kiruku yang terbungkus kaus kaki pink. Beberapa bagian agaknya membesar, bengkak. Jinjit dari st. Depok~Tn. Abang.

Kakiku jadi korban di kereta, salah! Ia adalah saksi kunci ceritaku pagi ini

Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, 03 Maret 2013

kesia-sian yang dimanfaatkan

Sia-sia pengulangan yang tak bisa di pisahkan. Ia berdampingan dan  bisa berdiri sendiri jika dilengkapi.


Aku berada dalam titik itu, mungkin terjerumus atau bahkan sengaja kujerumukan diriku. Pengulangan kata tersebut menjadi kesatuan dalam akhir-akhir ini pada diri terutama batin.


Hal bahagia yang diberi Tuhan, mungkin juga selama ini kusia-siakan. Tak lagi dan lagi kuperhatian mana yang bisa kupakai sebagai pelampiasan


Sia-sia

Mungkin semua yang kudapatkan kemarin telah kusia-sia pada waktu yang juga kusia-sia dan lagi-lagi berada di tanganku sia-sia


Sia-sia yang kumanfaatkan

Kini menjadi alunan yang mengalun lalu turun.

Berlalu lalu pergi meninggalkan atau bahkan aku tertinggal


Sia-sia?

Tidak aku manfaatkan kesia-siaanku itu pada sebuah titik yang kukumpulkan dan akan terakumulasi menjadi kumpulan titik, yang menggelinding dan berputar. Pada bagian yang tersia-sia menjadi biasa disia-sia. Dan sekali lagi...

Sia-sia

Kumanfaatkan di sela waktu yang sia-sia


Published with Blogger-droid v2.0.4

Jumat, 01 Maret 2013

malam, berkawanlah sejenak padaku :'(

Aku benci tangis yang tumpah malam ini. Dan benci itu, yang melunturkan segala rindu. Lalu esok berlalu.


Biarkan aku lahir lagi dengan jasad ini tapi dengan hati yang kini.


Aku tinggalkan semua, bukan untuk sesuatu, tapi karena sesuatu. Lalu, sesuatu itu lambat laun terantuk. Jatuh, terlupa, bergulir sudah.


Dan aku benci malam ini, bukan pada malam. Hanya saja pada suasana yang entah, kenapa begitu risih menyelimuti diri.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Seperempat kepalaku botak

Ini sudah yang kesekian kalinya. Setiap aku menyisir, hampir dipastikan dua puluh helai rambutku rontok, bahkan lebih.


Ada ketakutan tersendiri dalam hidupku menggunakan sisir semenjak setahun yang lalu. Akhirnya kuputuskan untuk menggunakannya setiap dua minggu sekali, semenjak itu. Hal tersebut untuk memastikan saja apakah sudah kembali normal atau belum. Tapi itu semua sebenarnya hanya untuk meredam rasa takutku. Agar aku merasa lebih tenang. Aku akan merasa lebih nyaman jika tak tahu apa sakitku ini.


Tapi pagi ini entah kenapa semuanya berbeda. Bukan hanya dua puluh helai rambutku yang rontok. Tapi seperempat bagian kepalaku sudah botak.

Aku takut, ini kah yang disebut-sebut sebagai akibat dari penyakit yang mungkin kuderita. Tidak! Aku tidak mau sakit! Aku masih ingin menjalani hiduku seperti biasa dan normal. Itu saja.


Keluarga, maaf maksudku hanya terdiri dari seorang lelaki yang terbiasa kusebut ayah dan seorang lagi yang biasa kusebut ibu jarang kutemui.

Waktu mereka terlalu banyak dihabiskan di jalan dengan berbagai urusan. Sepertinya mereka juga sudah lupa padaku. Oh tidak, mereka tidak lupa. Setiap bulan, tabunganku selalu terisi secara otomatis. 9 digit di belakang angka, mungkin bagi sebagian orang fantastis. Tapi bagiku biasa saja.


Biasa saja kok, seperti terbiasanya aku dengan kerontokan rambutku. Tapi pagi tidak biasa. Sebagian kepalaku kini botak.


Saatnya aku memutar otak, aku tidak ingin murid didikku tahu kalau pengajarnya kehilangan ratusan helai rambut.


Kain berwarna warni dengan harga lumayan tinggi menjadi pilihanku sebagai fashion yang menutupi kepalaku. Aku lebih terkesan modis ketimbang terlihat sebagai gadis yang seperempat botak.


Berkali-kali aku tersenyum sambil mengikat rambut panjangku, salah rambut yang dulu pernah panjang. Sekarang tidak lagi. Semua rontok, sama rontoknya dengan hatiku, yang kehilangan sosok ayah dan ibu


Tapi tidak apa, pagi ini aku masih bisa bercermin dan tersenyum seperti biasa. Meski aku tahu mukaku semakin lama semakin tirus tak terurus. Aliran darah diwajah sepertinya tersendat lewat. Mungkin takut karena trauma sering kupertemukan dengan kedua telapak tangan secara keras lalu perlahan...


Ah sudahlah. Cukup sekian, seperempat kepalaku sudah botak dan aku harus bersiap bahwa seperempatnya atau tiga perempatnya akan bergabung, ikut menyusul.


Muridku... aku akan tetap bertemu dengan kalian, kalian tak perlu khawatirkan aku. Seperti biasa, senar-senar biola kalian akan terus bergesek, dan berbunyi. Bunyi yang dapat membuat hatiku nyaman, bunyi yang membuat rambutku serasa utuh kembali. Kalian penghasil bunyi-bunyi indah yang dengan setia akan kudengar.


Pagi, setelah lelah meninggalkan

@Kosan-kosan


Published with Blogger-droid v2.0.4