Senin, 29 April 2013

Kisah petang, di kereta

SELAMAT PETANG


Seminggu sudah mata ini puas menatap lukisan Tuhan. Dari keelokan rupa alam, hingga keteduhan gurat-gurat wajah dan

jabat tangan manusia serupa wajah.


kantung-kantung hati kini telah penuh. Siap berpendar kembali memulai hari dengan bulir-bulir semangat gigih yang kemarin

sempat tertatih.


Jika aku lemah, aku tak khawatir karena aku punya Allah Yang Maha Kuat dengan pertolongan yang hebat.


Liburan kali ini adalah salah satu caraNya untuk menghibur hatiku :'). Manisnya iman :D


Aku lagi di kertea nih :)

Sebelahku duduk seorang bapak-bapak. Kutaksir umurnya sekitar 45-50tahun. Barusan kami berbincang, salah. Dia wawancara aku. Tanya segala hal, sampe ngantuk aku. Awalnya aku coba jaga jarak, eh pas tahu dan denger langsung kisah beliau yang ternyata dari Kalimantan, aku langsung tertarik. Makinlah beliau berkisah, dari mulai kisah dirinya yang sempat memiliki dua istri sampai kisah anak-anaknya yang saat ini sedang menapak tangga kesuksesan (dari ceritanya sih begitu).


Anaknya jadi dosen di UIN Jakarta. Satunya lagi sedang merampungkan S2. Beliau cerita pengalamannya ke Yaman dan Arab Saudi. Kisah beliau akhirnya berujung pada wawancara terhadapku. Awalnya beliau nitip salam untuk ayah ibuku yang menurutnya hebat karena bisa memberikan pendidikan. Nah masalahnya, beliau masih menyangka aku mahasiswa.


Tampang... tampang... tapi untuk menjaga aman akhirnya kuiyakan. Padahalkan sudah dua tahun yang laku aku lulus. Ujung-ujungnya? Dia menawarkan diri jadi mertua. Alias minta aku mau sama anaknya. Ya Allah... ini ada aja ya kisahnya. Aku hanya senyam senyum nggak jelas. Nggak ada kesempatan untuk jawab apa-apa. Bapaknya cerita terus, sampai ada satu kalimatnya yang sampai sekarang aku ingat


"Kalau dalam islam bisa ada tukar tambah anak, saya mau kamu jadi anak saya. Saya akan minta ke orangtuamu. Sayang, dalam Islam tidak ada" ujar beliau serius sambil melihatku. Penumpang di depanku juga pada mesam mesem. Semua pada dengerin Bapak ini yang tanya terus tentang aku. Sampai akhirnya dia tahu kalau keluargaku sudah berpisah sejak duduk di kelas lima SD. Jadilah aku pencerita utama di kereta gerbong 6 ini. Baiklah, di mana saja sepertinya aku cocok jadi pencerita.


Semoga pelajaran hidup ini senantiasa dapat diambil oleh orang-orang yang mendengar. Salam, buat bapak dari Pontianak di sebelah saya. Jujur, saya ingin sekali menginjakan kaki di Kalimantan. Pasti, nanti... tak lama lagi :)


Semoga perjalanan ini lancar...

Depok, aku datang


Published with Blogger-droid v2.0.4

Jumat, 26 April 2013

Surabaya, kisah jenaka

Hi Selamat  siang


Jumpa lagi dengan tulisan saya di jumat indah penuh berkah ini.


Siang ini saya sedang melakukan perjalanan kembali ke Malang, setelah melewati perjalanan seru selama sehari penuh di Surabaya, kota panas melebihi Jakarta.


Kemarin saya bersilahturahmi ke rumah sepupu (Ifa dan Faruq). Sekaligus bertemu dengan bude Riril, orang yang telah merawat saya dan adik ketika kecil waktu di Tumpang dulu. Banyak cerita yang saya dapatkan dari mereka. Dari kisah Ifa yang harus menghadapi UN di Indonesia (padahal di Australia dia sudah lulus SMA), Faruq yang sekarang sibuk praktek di Rumah Sakit (persiapan koas) sampai dengan cerita bude Riril yang sekarang aktif jadi MC di pengajian ibu-ibu plus berkegiatan jadi guru PAUD. Banyak hal yang sebenarnya ingin diceritakan. Namun, kali ini saya akan berbagi kisah seru di hari kamis malam tadi.


Saat sore hari, setelah mengobrol ngalor-ngidul antara Aku, Ifa, dan Bude, akhirnya kami bertiga berencana menonton film 9Summer10Autumns. Sebelum menuju tempat nonton kami berkunjung ke rumah tante Ruruh untuk sekadar bersilahturahmi. Rencana menonton jam 19.15 batal karena kami terlalu asyik ngobrol ke sana ke mari sampai tertawa tiada henti. Akhirnya kami putuskan menonton yang jam 21.00. Ternyata oh ternyata, jadwal bioskop yang saya cek melalui internet tidak sesuai dengan kenyataan saya beli tiket, filmnya baru mulai jam 21.35. Otomatis selesainya film itu pasti lebih malem. Sebelumnya kami buat janji dengan Faruq untuk dijemput setelah nonton sekitar pukul 23.30 dia lalu bilang "Ok" dan tenanglah kami.


Eh... tidak tahunya setelah film usai dan kami mengecek ponsel, ternyata Faruq sudah pulang duluan mungkin karena sudah lelah dan mengantuk sehingga ia tidak jadi menjemput.


Alhasil, kami bertiga kelimpungan cari taksi. Saat kami berjalan di pinggir jalan, tiba-tiba ada segrombolan anak lelaki yang berteriak dan mengisengi kami,

"Cewek.. cewek, mau pulang ya? Ke mana? Sini kami antar" ujar para lelaki muda itu lalu secara beriringan berjalan seolah menghampiri kami. Seketika Ifa memegang tanganku dan aku memegang tangan bude, berusaha untuk lari, dari ulang iseng lelaki tak tahu diri. Saat hampir mendekati kami, bude segera saja berteriak seolah sedang mengusir kucing.

"HUSSSS

HUUUSSS, Sampai berkali-kali. Aku dan ifa hanya tertawa geli meski sebenarnya hatiku keki.


Ternyata oh ternya, lelaki itu  hanya menggoda bercanda saja karena tiba-tiba ia berlari ke arah yang berlawanan dengan kami. Sontak di tengah malam itu kami tertawa kencang. Astgfirullah... emang dasar dah kelakuan.


Alhmdulillah akhirnya kami berhasil mendapatkan taksi yang sedang berdiam diri di pinggir jalan. Supir taksinya ternyata sedang tidur, dengan terpaksa akhirnya Ifa mengetuk kaca taksi. Alhamdulillah akhirnya bisa lancar pulang.


Siang menjelang sore ini saat aku mengetik tulisan ada seoranglelaki berpakaian TNI AL menengok terus ke arahku. Entah apa maksudnya, apakah ia berusaha melihatku atau memang dia melihat yang lain. Tampangku judes saja. Meski dalam hati berdoa semoga tidak terjadi apa-apa aamiin


Malang, aku datamg kembali untuk tuntaskan perjalanan yang tertunda. Terima kasih hari ini untuk Mbak Ersa yang sudah menemani dan mengantarkan aku sampai Terminal Bungurasih. Semoga doa-doa kita diijabah oleh Gusti Pangeran, Allah. Aamiin


Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 25 April 2013

Silahturahmi, Jalan memperluas rezeki

Selamat pagi :)


alhamdulillah, hari ini masih bisa lihat matahari terbit dengan cantik. Pagi ini aku sedang berada di sebuah angkutan umum berwarna putih yang bertuliskan TA (Tumpang-Arjosari). Di sebelahku duduk seorang lelaki tua bertongkat yang senantiasa kupanggil dengan sebutan Ayah.


Yap... aku dan ayahku menuju Surabaya pagi ini. Tapi nanti setelah sampai terminal Bungurasih kita akan pisah sebentar. Aku mau ke rumah bulekku dan ayah akan ke Solo. Hehehe


Pagi ini aku mau berbagi cerita tentang indahnya silahturahmi. Kisah ini nyata, baru kualami kemarin sore.


Kemarin, aku didatangi sepupuku. Dia masih duduk di bangku SMA. Kelas 3, yang ternyata habis ujian nasional. Dia mengambil jurusan tata boga. Tadinya dia ingin sekali melanjutkan kuliah, namun katanya ia tidak ada biaya dan takut sekali kalau biaya kuliah mahal. Bahkan sempat tercetus dalam celotehnya kalau ia sedang bingung memikirkan biaya perpisahan untuk acara di sekolahnya. Di sini aku tak akan menceritakan niat dan rencanaku untuk dia. Itu rahasia ya, aku mau cerita bagian lain. Nah saat ditengah berdiskusi dan bergurau terkait kegiatan perjalananku ke Malang aku memberikan sebuah wejangan padanya yakni "Jangan pernah takut miskin karena kita punya Allah Yang Maha Kaya." Salah satu memperkaya diri kita dan memperpanjang usia caranya lewat silahturahmi. Kaya di sini tak terfokus pada materi semata :)


Sepupuku itu mengangguk-angguk mencoba mengerti pemahamanku. Dan jujur kukatakan, bahwa tujuanku ke Malang dan Surabaya untuk menjalin tali silahturahmi. Sekaligus untuk memperkaya hati dan pikiranku. Aku senang ketika bersilahturahmi ke saudara-saudaraku setiap pulang selalu mendapatkan doa dari mereka. Doa yang mahal harganya karena memang itu yang aku butuhkan, selain doa dari diriku sendiri. Entahlah, aku suka sekali di doakan.


Nah balik lagi ke sepupuku, sore itu aku mengajaknya untuk bersilahturahmi ke rumah budeku yang juga budenya. Letaknya sebenarnya tak jauh dari rumahnya. Cuma, dia cerita kalau sudah lama sekali tidak berkunjung ke sana. Akhirnya berangkatlah kami menuju rumah bude bersama. Sebelumnya sempat kubelikan martabak kesukaan bude ^_^


Tahukah kawan apa yang terjadi, bude kami senang sekali kami datangi. Kami berdua dipeluk erat sekali. Bude sudah bertambah tua. Dia cerita banyak hak dari A sampai Z. Saat kami beranjak pulang, tiba-tiba saja bude memberikan beberapa lembar uang bergambar Bung Karno dan Bung Hatta untuk sepupuku. Aku sempat diberinya juga sebenarnya, namun berhasil kutolak. Bukan karena aku menolak rezeki, hanya saja aku sudah besar dan sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Sudah tak pantas menerima angpao. Hehe... sepupuku tentu saja senang, dia juga kaget sepertinya. Selama perjalanan pulang dia berceloteh kegirangan.


"Ya Allah mbak, baru tadi siang mbak cerita kalau silahturahmi bisa memperluas rezeki dan memanjangkan umur, eh sekarang kebukti mbak. Aku bisa pakai uang ini untuk bayar acara perpisahan sekolah" ujarnya tersenyum sumringah. Tentu saja aku juga bahagia, terlebih aku mendapatkan doa dari budeku. Doa yang benar-benar bikin aku seneng dan bahagia. Doa enteng rizki dan jodoh ^_^


Hahahaha. Eh balik  lagi ke cerita sepupuku itu, setelah kudoktrin macam-macam akhirnya niat dia berkuliah muncul lagi. Alhamdulillah, meski rencananya dipersiapkan untuk tahun depan.


Bismillah, Dek... kalau niatmu baik terlebih untuk menuntut ilmu, insha Allah, Dia pasti menolongmu. Untuk mengisi kegiatan dia di tahun ini, dia berencana untuk mempraktekan ilmu boganya di tempat katring atau tempat lain. Ia akan bekerja dulu dan terus melatih kemampuan memasaknya


Entahlah, aku jadi teringat kafe lesehanku. Aku ingin sekali membangun itu lagi. Entah kapan, mungkin nanti dan bisa saja bekerja sama dengan sepupuku ini. Semoga...


Published with Blogger-droid v2.0.4

Selasa, 23 April 2013

Tumpang, jejak hidup dari kehidupan

Tumpang, selamat malam

Aku menemuimu dalam rasa yang tetap sama, seperti berulang

Dingin yang menggigil, baik udara dan air.

Pribadi yang ramah dan sopan baik di pasar atau di jalan. Semua sama meski dalam kondisi yang berbeda.


Tumpang, tahun 1998, saat pertama aku menginjakkan kaki di sana untuk menetap lebih lama. Dengan puing masa lalu yang tercecer, semua kubawa dan kurajut dengan peluh tetes air mata.


Itu sudah lalu, kenangan itu tak bisa dikubur dan dipendam terlalu dalam. Jika ada ingatan yang menggugah sejatinya itu bagian dari kehidupan yang ingin tetap kuhidupan sebagai pengingat bagi kelak di masa depan.


Cobaan itu tadinya kutangisi, sedih kenapa harus aku yang alami. Namun kedewasaan lambat laun menyadari bahwa ini bagian dari kasih Tuhan untuk hamba yang dicintainya, Aku.


Tumpang selamat malam.

Malam ini aku merekam jejak saat pergi ke pasar. Saat aku berseragam merah putih, dengan lambang SD Muhammadiyah 03 di bagian kantung dan lengan. Masa-masa di mana kemandirian sudah diasah sejak duduk di kelas lima.

Masa saat tanggung jawab menjaga adik yang masih terlalu dini. Aku menepati bahwa aku bisa mandiri. Meski sebagian dari masa kanak-kanakku hilang, tertelan.


Pasar Tumpang, pernah menjadi saksi saat aku ketakutan berpucat pasi mengetahui kabar bahwa adikku tertabrak. Rasa menyesal tak bisa dipungkiri, tapi lagi-lagi itu jadi ujian diri bahwa kasih dan sayang tiada bisa dibayar dan ditukar.


Tumpang, cintaku masih tertanggal. Meski lagi-lagi kita berbeda situasi dan kondisi. Suasana kita tetap sama, rasa itu tak berubah. Sebagian jejak cinta dan hidup tetap tersimpan dan terajut di sana. Rumah kita

Kelak saat dewasa lebih datang mengkoyak, percayalah kembali bermain padamu aku kembali.

Bersama bagian dari cintaku dan bagian dari hidupku, Kamu


Tumpang, jejak kenangan tak terlupakan. 


Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, 21 April 2013

Aku Kartini 21 April ini

Keretaku berjalan, perlahan lalu tiada tertahan. Semua baik-baik saja. Ac yang menyala, toilet yang bersih, penumpang yang tertib. Komplit.


Bahkan, lebih komplit dari biasanya. Aku perempuan sendiri di 21 April ini. Samping kanan dan kiriku lelaki. Depan belakang lelaki. Aku paling cantik, tiada tertandingi. Lelaki -lelaki kanan kiri, depan belakang adalah pahlawan negeri yang sedang bermeditasi. Mereka brimob dari satuan yang tak kutanyakan. Semuanya bapak-bapak baik, berseragam.


Aku, merasa terlindungi walau di awal tiada nyaman. Mereka banyak tanya sana sini, itu dan ini. Lalu satu-satu kujawab dengan sabar.


Tadi salah seorang di antara mereka merokok. Dan maaf, aku bergegas akting sesak napas. Hakku untuk menghirup oksigen secara mudah. Bergegas sang bapak mematikan rokok dan minta maaf.


Aku, kartini di 21 April ini. Merasa terhormat dan tersanjung mendapat ajakan makan malam bersama. Berjalan beriringan menuju restorasi. Senda gurau bersama, meski kadang aku tak mengerti.


Di antara mereka ada yang paling tua, Pak Mahfud namanya, mungkin usianya lebih muda dibanding usia kereta. Dia cerita Indonesia dari I sampai A. Lengkap sudah dongeng malam di kereta.


Baru saja selesai menyantap, masinis pengemudi menghampiri kami. Mengajak bersua dan berbagi cerita. Lucunya, mereka sama-sama seusia. Lalu teh hangat datang, katanya sebagai teman obrolan.


Lagi-lagi aku mendapat nikmat Tuhan. Sebagai hadiah, kubuatkan mereka tulisan. Kubacakan dan mereka mendengarkan.


Aku, kartini 21 April di hari ini.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 18 April 2013

Lele... bagaimana bisa aku bersahabat denganmu?

Selamat malam. Selamat menikmati hujan dengan secangkir teh mint hangat racikan saya sendiri. Rasa manis dengan hangat dan mint yang menyengat membuat tubuh lebih bersemangat menuliskan kisah di hari ini.

Lele... bagaimana bisa aku berkawan denganmu?
Setiap manusia pasti mempunyai segala sesuatu yang disukai ataupun tidak disukai. Begitupun aku. Hari ini aku telah bertaruh melawan ketakutanku yang sebenarnya tidak aku ketahui bermula kapan dan di mana. Pastinya sejak aku tahu ada makhluk yang bernama lele aku benar-benar tidak suka baik itu dari segi melihat menyentuh atau bahkan menyantap.

Alasannya? Tidak ada. Seperti rasa suka yang muncul tiba-tiba hal tidak sukapun demikian terjadi. Aku benar-benar akan merinding jika bertemu dengan lele. Mungkin sama kasusnya dengan orang yang akan merinding atau geli jika bertemu dengan kucing. Tapi aku suka kucing (meski nggak suka-suka banget). Nah balik lagi ke hewan bertubuh lunak dan lembut ini ( kenapa aku tahu?) terpaksa hari ini aku harus menyentuhnya dan "berkawan" dengannya.

Ini Chia


Kok bisa? Bagaimana tidak bisa. Hari ini aku bersama Chia berdua saja di rumah. Chia adalah sepupuku yang berusia empat tahun. OM dan Tante (mama dan ayah Chia) hari ini tidak berada di rumah. Om biasalah bekerja sedangkan tante hari ini ada ujian di Hotel Kartika Chandra terkait Notarisnya. Biasanya Chia bersama Budeku... karena bude berada di Malang jadilah aku yang menjaganya. Biasa saja sih tidak ada yang luar biasa. Aku sudah terbiasa masak makanan untuk adikku itu. Tapi... aaaaa Tidak *Lebai* eh beneran ini. Tadi pagi aku bertaruh pada diriku sendiri untuk mencoba "berkawan" dengan Lele.

Chia sedari kemarin merengek terus minta makan lele. Otomatis hari ini lele tersebut harus menjadi lauk makanannya. Om tante yang tahu bahwa aku "ngeri" sama hewan lunak itu hanya cengangas cengenges saja. Baiklah demi kamu Dek... demi kamu...

Jam delapan pagi saat aku hanya berdua dengan Chia bergegaslah aku menuju pasar. Membeli lele sebagai lauknya. Dengan tegas aku berpesan pada abang-abang ikan untuk sekalian mencucikannya. Aku benar-benar minta tolong. Dia alhamdulillah mau. (Makasih Bang). Chia senang sekali melihat hewan itu berenang-renang di kolam. Sementara aku hanya cengar cengir ketakutan. Takut ada yang loncat.

Setelah membeli lele dan membeli sayur mayur bergegaslah aku pulang. Selama perjalanan aku memegangi plastik yang kadang-kadang masih bergerak-gerak. Aku bergidik. Ngeri membayangkan bagaimana nanti aku mencuci lagi dan menggorengnya di rumah. Tarik napas

Segala peralatan kupersiapkan. Penggorengan berisi minyak panas serta bumbu ulek bawang putih yang sudah bercampur garam dan ketumbar untuk dicelupkan di lele tersebut. Aku pakai penjepit makanan untuk mencelupkan dan menggorengnya. Berhasil. Bahagia luar biasa meski masih ngeri-ngeri tanpa arti.

Setelah agak kecoklatan aku mengangkatnya. melihat bentuknya yang sedikit meliuk membuatku geleng-geleng sendiri. Parah. Sementara Chia melihat kelakuanku hanya cengar cengir tak karuan --". Maklumlah... aku merasa heboh sendiri memang. Lele matang... Chia siap makan. Aku berdoa dia mau memakan lelenya sendiri. Tapi aku juga mikir pasti Lele itu ada durinya. Baiklah... lagi-lagi aku berurusan dengan hal yang tak kusukai. Aku menggunakan garpu serta sendok untuk mengambili daging lele yang kupikir sangatlah sedikit. sementara Chia mengambil hasil korekanku dengan tangannya. Sungguh aneh. Geregetan karena lele gorenganku sedikit melengkung jadi agak susah payah membaliknya (mengambil bagian daging yang lain) akhirnya aku menggunakan tangan. N A S I B

Merinding tak karuan. Tapi sekali lagi ini demi kamu Dek. Dan menyesalnya aku karena tidak sekalian menggoreng lele itu dua. Aku lupa kalau ada makan sore menjelang malam yang berarti aku harus berurusan dengan lele lagi saat menggoreng. Baiklah-baiklah. Aku sudah tidak takut lagi. Pemaksaan yang kulakukan pada diriku sendiri membuatku berhasil mengahalau rasa takutku.

Om dan tante bergantian menelepon. Menanyakan Chia dan tentu saja perjuanganku dalam berurusan dengan lele. Mereka tertawa puas sekali seperti mengerjai tapi aku di sini terpaksa menikmati. Ya baiklah... ada kalanya kita tak boleh membenci sesuatu secara berlebih karena ditakutkan kejadiannya seperti aku. harus berurusan dengan hal yang tak kusuka.

Hore.... tepuk tangan untuk diriku sendiri. Berhasil "berkawan" dengan lele. Meski kupastikan aku tetap tak bisa "bersahabat" dengannya. Percayalah tak ada penjelasan untuk hal itu. Malam ini... lele itu sudah berada dalam perut Chia. Chia sudah kenyang... alhamdulillah. Baru saja cangkir teh mintku diseruputnya. 


NB: Maaf aku tidak bisa menampilkan gambar lele... karena aku sendiri masih ngeri-ngeri nggak jelas melihatnya. Tapi sudah sedikit beranilah :)

Selasa, 16 April 2013

elegi pagi-pagi

Selamat Pagi :)

Ada lelah di penghujung malam tadi
semua sudah kuhabiskan rata dengan hujan yang turun
lalu jiwa-jiwa yang sempat terantuk sedih seketika kembali bergulir menjadi damai
tak perlu ada keriangan yang berlebihan
semua ada porsi dan takaran masing-masing 


Amarah semalam terhempas sudah
Kalau saja aku tak ingat akan Tuhanku maka berlebih sifat iri dan dengki terhadap sesuatu yang terjadi
Masihkah perlu untuk diratapi segala kecewa yang menyeruak membakar hati?
tak perlulah... lagi pula yang jahat pada hatinya baik juga
hanya ada aku yang lebih oleh janji yang sebiasa mungkin terjadi 
berharap pada manusia bersiaplah kecewa
Mau tidak kecewa?
berharaplah pada Rabb semata :D

Senin, 15 April 2013

Bolehkah kukatakan kalau kalian Jahat?

Jahat ya?
Apa itu definisi jahat?
Yang membunuh kah?
Yang meracuni kah?
Yang merusak kah?
Yang menyakiti kah?
Iya... memang yang menyakiti... tapi tak sedalam seperti yang kusebut di atas
Kalian tahu definisi jahat buatku?
Jahat itu... yang berjanji tapi tidak ditepati
Mungkin aku pernah berlaku demikian ke kalian.
Atau memang ini efek dari balas dendam kalian padaku?

Terserahlah... 
Aku punya kosakata yang tak jahat jika aku hanya sekadar menamai kalian jahat
Lalu kenapa kalian waktu itu buat janji
Memupuk tinggi keinginan kita untuk bertemu di satu waktu dalam khayal yang nyatanya semu juga
Kalian jahat?
Mungkin iya mungkin juga tidak.

Aku yang berlebihan sepertinya
Tepatnya berharap terlalu lebih pada kalian.
Salah?
Mungkin iya mungkin juga tidak

Terserahlah...
Kalian kupikir berbeda... tapi nyatanya sama saja
Sama seperti aku mungkin
Suatu saat nanti jika ada hal semacam ini... jangan sekali-kali ajak aku
Jika memang untuk dijadikan janji palsu
Aku sudah banyak kecewa menelan janji
Lewat kata-kata orang dulu...
Di saat aku kecil

Tak ada satu pun yang ditepati bahkan hingga aku dewasa kini.
Lagi-lagi aku berlebihan menganggap janji itu
lalu semua luluh lantak
salahkah?
Salahkan aku yang membuat tulisan ini
ini bentuk pelampiasa dini
Sebelum aku berlebih menanggapi

Janji...
Hanya sebuah lisan bermain kosakata
akhirnya terhapus juga
tak akan jadi nyata
jangan janji padaku jika tak bisa ditepati
dan maaf
jika janji-janjiku akan berhambur seperti debu di lain waktu



Minggu, 14 April 2013

Undangan Kondangan

Hari Minggu... Akhirnya bertemu lagi dengan hari ini. Hari yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga... teman ataupun sahabat. Namun tidak untukku. Hari ini aku menghabiskan waktu lebih banyak di rumah. Tapi tidak hanya di rumah saja kok. Keluar sebentar. hehehe

Hari ini tetanggaku yang hanya berjarak dua rumah ada yang melangsungkan hajatan pernikahan. Sebelumnya pagi-pagi sekali salah satu teman IADPku mengabari kalau hari ini dia akan mengikuti seminar pranikah di Gedung SMESCO. ASyiikkk sepertinya beberapa bulan belakangan ini kata pernikahan lebih santer terdengar. hahahaha

Baiklah aku tidak akan berpanjang lebar terkait pernikahannya. Hanya saja hari ini aku mau berbagi sedikit terkait pengalamanku yang berani kondangan sendiri. Yup... ini adalah pengalaman pertamaku datang ke pesta pernikahan sendirian. Bisanya tidak pernah sendiri selalu ramai-ramai bersama sahabat atau minimal berdua bersama teman. Tapi lain cerita untuk hari ini. Budeku ke Malang... Om tante dan chia sedang pergi survei lapangan terkait kedatangan Ibu dan Bapak guru yang akan datang tanggal 25 Mei 2013 nanti. Otomatis di rumah aku sendiri.

Baiklah... aku berani mengalahkan ketakutanku sendiri. Setelah berdandan busana muslim rapi dengan jilbab biru yang senada dengan bajunya. bergegaslah aku melangkah ke rumah tetangga. Untuk sekadar mendoakan dan memenuhi undangan. Wajib hukumnya bagi kita untuk memenuhi undangan dari orang-orang yang mengundang terlebih jika kita tidak ada kegiatan lain. Toh ini salah satu bentuk ketaatan kita pada Rabbi untuk menjalin silahturahmi alias habluminannas :) Lagi pula nanti kalau aku mengundang orang di hari pernikahanku aku juga berharap orang yang kuundang datang dan turut mendoakan hari bahagiaku :D

Datang sendiri? tadinya bermasalah karena setiap pasang mata yang hadir di sana menatapu sedikit aneh karena datang sendirian. Sebagian mereka membawa pasangan bahkan anak. Yah maklumlah aku belum punya pasangan apalagi anak. jadi yang kubawa hanyalah bayanganku saja. hahaha

Setelah mengisi buku tamu aku segera menghampiri calon mempelai yang jujur au tidak kenal mereka sama sekali. Aku hanya mengenal Bu Dewi kakak dari mempelai wanita yang memang jadi tetangga. Bgitu aku datang tahukah apa yang terjadi? Beliau langsung memelukku. Erat! Padahal jujur aku jarang sekali berinteraksi dengannya kecuali jika aku beli di warungnya (Bu dewi memiliki warung kelontong di samping rumah) Dia menayakan kenapa aku datang tanpa bude om/tante. Aku pun menjelaskan alasannya. Sambil tersenyum dia menyuruhku langsung mencicipi hidangan. baiklah... karena aku datangya tepat jam makan siang alhasil langsung saja kaki ini melangkah berbaris menagntre makanan.

Mujur ekali aku punya tetagga yang berasal dari Betawi Asli. masakan yang dihidangkan di meja adalah masakan betawi. Dari mulai soto betawi hingga ikan pesmol. Mantap... Aku mengambil setiap bagian dari makanan yang terhidang dengan porsi mini-mini. biar masuk semua dalam perut dan mencicipi segala cita rasa masakan Betawi. Ya Allah... nikmat mana yang kudustakan? Masakannya Ueeenakkkk. Mantap. Maknyos. Entahlah aku harus pakai kosa kata apalagi. Pokoknya TOP!

Semuanya terasa di lidah. Bumbunya lekoh. Muantep... ah... jadi laper lagi. hahaha.... udah gitu suguhan makanan pencuci mulutnya juga mantep-mantep. Ada dodol betawi... wajik.. tradisional punya lah. Es doger aja ada. nggak nyesel dah memenuhi undangan meski kondangan sendirian. 

Saat asyik menikmati kesegaran es doger tiba-tiba aku dihampiri oleh Bu RT yang tak lain adalah saudara dari sang empunya hajat. Percakapan kami tak jauh-jauh dari kegiatanku saat ini. Sampai akhirnya Ibu RT tanya kapan dan di mana aku akan menikah nantinya... Huaaaa aku senyum-senyum sendiri. Untung nggak keselek. hahahaha aku hanya mampu bilang "Secepatnya... doakan saja Bu... maunya di sini" Jelasku meski diri sendiri tidak bisa memastikan tepatnya di sini itu di mana. hahahaha

Yasudah.... ini kegiatanku hari ini. Apa kegiatanmu?
Semoga senantiasa bermanfaat.
Hari ini bahagia meski belum dengan belahan jiwa. tsahhh

Wasalam
Terima kasih sudah membaca. Ingin berteman dengan saya? silakan klik @reisadara :D

Kereta Api :)

Sore selamat dan selamat sore...
Lagi-lagi setelah absen sehari menulis hasrat saya berbagi cerita membuncah.Kali ini pembahasan saya terkait moda transportasi :)


Kemarin sore saya berada di Stasiun Gambir. Tidak... bukan saya kok yang pergi. Saya bersama keluarga Om mengantar keberangkatan Bude yang akan menuju Malang. Sudah lama tidak mengenakan jasa kereta api jarak jauh ternyata banyak perubahan yang terjadi. Apa itu? Ternyata penumpang hanya boleh di antar oleh satu orang pengantar. Padahal saat itu keluarga kami terdiri dari 4 orang pengantar (Om Tante aku dan Chia) alhasil akulah yang mengalah. Tante dan chia berhasil masuk tanpa dimintai surat keterangan atau KTP atau apapun. Sementara om ku harus menyerahkan tanda pengenal berupa KTP.

Saya jadi berpikir sebenarnya kebijakan ini sangat bagus. Jadi tidak akan banyak orang yang menumpuk di peron stasiun. Stasiun jadi terlihat lebih bersih dan lebih lengang. Oke baiklah kebijakan itu saya akui bagus. Tapi... saya jadi berpikir apa semenjak kebijakan itu berlangsung bertepatan dengan kebijakan KRL yang tidak berhenti di Stasiun Gambir? Saya masih ingat sekali tahun 2012 lalu saya sempat memanfaatkan KRL dari depok yang berhenti di Stasiun Gambir. Namun saat ini kebijakan itu sudah tidak berlaku lagi. Padahal pemberhentian KRL dari arah Depok ke Jakarta Kota ataupun sebaliknya yang berhenti di Stasiun Gambir cukup menjadi angin segar bagi para penumpang saat itu.

Entahlah... ini karena sayanya yang mungkin tidak mengikuti perkembangan transportasi KRL dengan kebijakan-kebijakan barunya yang diberlakukan atau memang hal ini sudah pernah disosialisasikan namun saya yang tidak pernah dengar dan paham. Selain hal di atas saya juga sempat mendengar kebijakan terkait penghapusan KRL ekonomi yang akan dijadikan ac semua dengan perubahan harga yang disesuaikan dengan jarak stasiun. Memang sampai saat ini hal tersebut belum diberlakukan akan tetapi upaya sosialisainya saya sudah pernah lihat di televisi.

Terkait KRL mungkin bisa kita lihat nanti bentuk perwujudan nyatanya. Saya akan sedikit bahas terkait kereta ekonomi jarak jauh yang sekarang sudah mengalami perubahan. Apa itu? Pernah dengar kereta api Matarmaja? Itu kereta api ekonomi jarak jauh yang mengakut penumpang dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Malang. Mau tahu perubahan apa yang terjadi? Yap... perubahan harga karcis yang naik fantastis. Dari lima puluh satu ribu sekarang menjdi seratus tiga puluh ribu. Wow... mantap banget ya? Ternyata telusur punya telusur gerbong-gerbong yang biasanya diisi olenh angin cepoi-cepoi ini sudah berubah menjadi gerbong ber AC (Air Conditioner).

Wudih... bagi sebagian orang hal ini menjadi angin segar karena tidak perlu berpanas-panas atau berkipas-kipas selama perjalanan kereta karena sudah ada ac yang membuat keadaan dingin. Namun bagaimana dengan rakyat kecil? Pedagang kecil yang terbiasa menggunakan kereta api ini? Kasihan sekali mereka. Cukup dengan mengakasihani? Saya rasa tidak. Di Malang kabarnya mereka sudah melakukan demo terkait kenaikan harga karcis yang mencekik leher. Namun entahlah... sampai sekarang lagi-lagi saya belum tahu perubahan pastinya. Tinggal googling saja sih. seperti yang saya dapatkan beritanya berikut ini (silakan klik) Somasi Kenaikan Tarif KA Matar Maja

Saya akan ke Malang nanti. Semoga di dalam kereta saya masih setia untuk berbagi cerita. Rasanya tak sabar memulai peualangan lagi menggunakan transportasi kereta api. :)

Semoga wajah perkeretaapian Indonesia semakin baik. Selain meningkatkan mutu dan pelayanan bagi para penumpangnya tentu harus melihat kondisi masyarakat dan kemampuan mereka dalam menggunakan moda transportasi yang murah aman dan nyaman.

Sekian cas cis cus saya terkait kereta api. Ingin curhat dengan saya? silakan (klik) @reisadara :D


Jumat, 12 April 2013

Racau Kacau Tak Hingga

Kita
Kita ini senantiasa berbeda
bertubrukan dalam waktu yang entah kapan
kadang setiap berlari ada yang menarik
giliran berjalan semua tali dilepaskan

Manusia...
Lagi-lagi aku macam apa?
Terolah sendiri dalam lautan yang tak pasti
kapalku karam
ombakku tinggi
tinggal tunggu mati


Benci... 
Jika itu bagian dari serpihan cinta... biarkan saja 

Kadar
Semua yang berkadar pasti bertakar
tak berlebih dan tak kurang
Pas... ukuran seimbang


Bulan
Aku baru tahu
Bahwa sinarmu bermanfaat
Saat aku berada di tengah lautan
dan dalam gelap tanpa listrik
di sebuah kampung 
yang masih memiliki peradaban


Cinta I
Aku Cinta
Namun Kau belum

Cinta II
Yang kucinta kadang tidak peka
Lalu aku harus berbuat apa?
Nyatakan... dan selesai :D

Cinta III
Suka... fitrah
cinta... fitrah
Rabbi memberi
Aku nikmati... 


 

 

Belajar dari Amanda :D

Selamat Malam...
Akhirnya bertemu lagi dengan hari Jumat. Hari penuh berkat bagi siapa saya yang senantiasa mensyukuri nikmat :)

Hari ini Seperti biasa mau berbagi kisah lagi tentang kegiatan bermanfaat di hari ini. Rasanya seperti full karena bisa mengikuti kegiatan bermain sambil belajar di PAUD Komunitas Menara hingga hari Jumat ini. Setelah kemarin sempat heboh dengan sentra bahan alamnya di hari Jumat ini adik-adik di PAUD Komunitas Menara semarak dengan kegiatan sentra IMTAQnya. Yup... Adik-adik di PAUD  melaksanakan kegiatan salat berjamaah. 

Seperti biasa sebelum memulai kegiatan selalu diawali dengan kegiatan baris berbaris dan berdoa. Bedanya setelah baris berbaris dan berdoa... adik-adik melaksanakan praktek wudu. Wuihhh hebat... di usia dini seperti itu adik-adik sudah bisa berwudhu. Meski sebagian ada yang masih dituntun dalam pelaksanaannya. Hari Jumat ini semuanya kompak mengenakan pakaian  busana muslim. Jadi tampil beda tambah lucu.  

Setelah selasai berwudu... adik-adik bergegas mengenakan perangkat salat seperti sarung (untuk putra) dan mukena warna warni (untuk putri). Indah warna warni. Beberapa anak putra sudah bisa mengenakan sarung sendiri tapi masih ada beberapa juga yang belum bisa mengenakan sarung seperti Rizal. Berkali-kali sarung dibentangkan ke sana ke mari namun ia tak berhasil dengan sempurna melipatnya :D jadi beberapa ada yang dibantu.

Sebelum praktek salat dimulai... Pak wani seperti biasa akan mendongengkan kisah-kisah nabi. Dan... Surprise karena hari ini kisah yang diangkat oleh Pak Wani adalah kisah Nabi Yusuf :D Salah satu nabi idolaku...hehehehe  :D (Silakan baca klik---> Yusuf Yosef) :D

Lucunya lagi nih yang memperagakan adegan ketika Nabi Yusuf di ceburkan ke dalam sumur diperankan oleh Ridwan (Anak PAUD B  yang menjadi idola bagia anak-anak PAUD A karena kerapihannya) Jadi semua yang mendengarkan lebih antusias dan fokus.

Usai bercerita kegiatan berlanjut dengan kumandang azan yang dibawakan oleh Rizal lalu diimami oleh Ragil dari PAUD A. Namanya juga anak-anak... beberapa ada yang tolah-toleh bahkan usil saat praktek salat subuh berlangsung. Aku dari belakang hanya bisa senyam senyum sendiri melihat tingkah mereka. Meski sesekali aku mengarahkan pada mereka untuk fokus. Ada kejadian unik dan lucu yang sempat aku perhatikan di kala itu. Beberapa sarung  milik adik-adik putra melorot. membuat mereka saling tertawa karena memang sarungnya terlalu besar. Sarung yang melorot milik Fahri :))

Usai melaksanakan praktek salat... secara serempak mereka bertasbih menyebut nama Allah :D huaaa... pokonya berkah dan bahagia sekali di Jumat hari ini :D. Mulut-mulut mungil mereka bersalawat dan berdoa secara khidmad... rasanya hati adem... adem banget.

Praktek salat selesai saatnya beres-beres. Yup... mereka sudah diajarkan untuk bertanggung jawab. Mereka bertanggung jawab atas perangkat salat yang mereka kenakan untuk disimpan dan diletakkan kembali pada tempat semua. Ada kejadian lucu lagi yang saya lihat saat hal tersebut berlangsung.

Amanda... adik PAUD B yang saat itu mengenakan mukena berwarna oranye seketika mengambil mainan "setrika-setrikaan" tadinya aku bingung dia mau melakukan apa... nggak tahunya dia mau "nyetrika" mukena yang dikenakannya agar terlihat rapi saat dikembalikan. Meski itu adalah mainan strika-setrikaan namun Amanda antusias sekali menyetrika dan melipat mukenanya. Saat itu aku hanya bisa geleng-geleng kepala dan tersenyum melihat tingkahnya. Lucu. Saat kutanya kenapa disetrika mukenanya dia bilang " Biar Rapi kak... mama aku kalau nyetrikain baju aku sama baju orang selalu rapi. Kadang aku yang bantuin mama dong Kak" Ujarnya tersenyum :D

Hari ini dari Amanda... aku diajarkan dan belajar untuk menjadi anak yang rapi. Biasanya habis pakai mukena aku selalu melipat asal-asla (Maksudnya asal lipat saja). Sejak lihat Amanda tadi aku jadi bertekad untuk belajar melipat segala sesuatu dengan rapi. Aku nggak mau kalah sama Amanda :P. Kalau Amanda bisa masa aku enggak :D



 
Ini Amanda :D


Terima kasih sudah mampir... saatnya untuk melipir...
Ingin curhat dengan saya? silakan follow saya di (klik) @reisadara :D

Salam malam sampai pagi :D dan bersyukurlah karena masih bisa menikmati hidup di hari ini :D

Kamis, 11 April 2013

Kisah Alya :)

Selamat malam semua...
Semoga senantiasa dalam keadaan sehat dan bersyukur karena kita telah diberi kesempatan untuk menikmati hari ini. Aamiin. Hari ini saya akan cerita tentang hari bahagia. Yap... kapan lagi coba kalau bukan hari ini ^_^

Hari ini suasana PAUD Komunitas Menara ramai sekali... Selain karena memang adik-adik PAUDnya yang memang sudah ramai juga disebabkan kehadiran kakak-kakak relawan yang senantiasa berbagi ceria bersama. Alhamdulillah hari ini ada Kak April, Kak Aufa, Kak Shinta, Kak Selvi, Kak Nini, dan Kak Hari :D

Banyaknya relawan yang datang membuat Bu Tika mengagendakan adik-adik di kelas B untuk bermain sentra bahan alam. Seru-seru banget. Sebelumnya kami berbaris berolahraga dan berdoa bersama agar kegiatan hari ini berjalan lancar. Relwan terbagi atas dua kelompok. Ada yang bantu di PAUD A dan ada yang membantu di PAUD B. 

Kebetulan saya membantu kegiatan sentra bahan alam :D melalui sentra bahan alam anak-anak diajarkan untuk berkegiatan yang dilakukan dalam kemasan bermain nampun tetap belajar. Mereka diajarkan untuk bermain mengkocok sabun, mencuci kain, menghitung biji-bijian, memancing ikan, memasukan air ke dalam botol, serta berkegiatan menyiram tanaman :D

Dari sekian banyak anak PAUD B entah kenapa hari itu hati saya tertuju pada Alya. Seorang gadis kecil yang mengenakan bando bertuliskan namanya :D Ada satu kisah tentang Alya yang akan saya bagi di sini. Dia adalah seorang Yatim... Dia hanya tinggal bersama ibunya. Namun semangat belajarnya terbilang luar biasa. Dalam berkegiatan sentra alam tadi dia terlihat sangat aktif sama seperti teman-teman lainnya :D 
 
Alya Saat di kelas


Dia sudah bisa membaca dan berhitung. Takaran dalam memasukan air ke dalam botol menurut saya juga sudah pas. Suaranya pelan namun terlihat tegas. Setelah selesai bermain di satu bagian dia juga senantiasa antre untuk berkegiatan di bagian lainnya. Ini semua tak terlepas dari pengaruh guru-guru pendidik yang senantiasa mengajarkan murid-muridnya untuk mengantre.

Ada satu bagian dari kegiatan sentra bahan alam yang tadi sempat membuat saya tertegun sesaat yakni, saat dibagian mencuci kain. Kebetulan saat itu saya yang mendampingi Alya. Saya tanyakan padanya tentang warna kain yang ia cuci. Dengan semangat dia menjawab "Warna Biru" Lalu kemudia saya menanyakan bahasa Inggrisnya warna biru. Sambil terus mengucek di atas papan kayu ia mengatakan "blue, kan Kak?" Saya pun mengangguk. Sambil terus memperhatikannya mencuci kain tiba-tiba dia berujar.

"Kak, kalau di rumah waktu mama lagi sakit aku bantuin mama nyuci. Tapi, aku nyucinya sedikit." Ungkapnya tersenyum. Aku ikut tersenyum mendengarnya lalu kubilang Alya hebat :D dia senang sekali mendapat pujian itu. Saya jadi ingat cerita Pak Wani. Bahwa Ibunya Alya kalau tidak salah terkena penyakit kanker. Saya tidak ingat pastinya kanker apa. Tapi begitulah kondisinya saat ini. Entah bagaimana rasanya berada di posisi Alya. Si kecil yang senantiasa menjadi pelita di rumahnya ini semoga senantiasa mendapat lindungan dan keberkahan dari Rabb Yang Maha Sempurna. aamiin

Kadang kita sebagai manusia merasa cobaan yang kita alami adalah cobaan terberat dalam hidup kita. namun lihatlah... Alya... ia masih anak usia dini. Tanpa Ayah dan dengan penjagaan seorang bunda yang dalam kondisi sakit ia tetap bisa tersenyum, bermain, dan belajar di sekolah. Ingat... Rabb tidak pernah menzalimi hamba-hambanya. Semoga kita senantiasa jadi pribadi yang bersyukur.

Kata-kata Alya juga membuat saya mengingat atas apa yang telah saya lakukan. Kapan terakhir kali saya membantu mama saya? Mungkin memang karena kondisi saya yang sudah tidak satu atap dengan mama sehingga saya pun hari ini tidak membantu mama melakukan apa-apa. Namun, alhamdulillah doa-doa senantiasa terkucur agar Rabb senantiasa melindung mama saya :D aamiin. Dan saya harus terus berbakti kepada semua orangtua saya (orangtua saya banyak) :D semoga bisa...

Malam ini... saya bahagia sekali. Saya mendapat kiriman sekotak makanan berbentuk cinta dari mama. Isinya? Sederhana saja. Sekotak nasi berisi lauk telur dadar campur tahu dengan irisan daun bawang di dalamnya. Nasinya masih hangat. Rasanya enak. Terlebih itu buatan mama saya. Tadi kakak saya yang mengantar ke kosan. Ini sebagai pengingat... sejauh apapun saya, mama tetap ingat. (Yaiyalah reisa sayang) heheh.
Kiriman cinta dari mama

Terima kasih sudah mampir. Semoga kita tetap bisa berbagi cerita dan inspirasi agar hidup kita senantiasa lebih, lebih, dan lebih baik lagi. Tentu senantiasa bermanfaat untuk semua. :D




NB:
Hari ini saya juga mau mengucapkan terima kasih untuk Bu Tika. Kemarin waktu di PAUD saya sempat menanyakan prihal roti buaya. Eh tahu-tahu pagi-pagi tadi Bu Tika memberikan saya bungkusan berisi roti buaya mini. Kemarin-kemarin hanya rasa penasaran. Namun hari ini rasa penasaran saya terlampiaskan :D
 
Roti Buaya dari Bu Tika

Rabu, 10 April 2013

Impian Semu(t) ^_^

Selamat malam. Tulisan ini kutulis secara khusus sebagai penebus hutang untuk temanku yang super Aravena Muhammad Yesa (Kutulis namamu lengkap teman :D) 

Gambar sumber:Yanuarfajri

Tulisan kali ini khusus membahas cerita pendek yang ditulis oleh Raven berjudul Impian Semu. Impian Semu berkisah tentang seorang semut yang merasa sepanjang hidupnya dimanfaatkan oleh Ratu Semut. Sang semut dikisahkan senantiasa bekerja memenuhi kebutuhan koloninya terutama kebutuhan makan Sang Ratu. Dalam cerpen tersebut terjadi pergolakan batin si semut yang ingin sekali "keluar" dari rutinitas yang baginya tidak mengenakkan.

Sang semut merasa selama ini manusia salah menilai dirinya. Semut yang selama ini tergambarkan sebagai hewan yang paling patuh ataupun setia ingin menunjukan bahwa penilaian itu salah. Ia lebih memposisikan dirinya sebagai "mesin" karena harus setia setiap saat mengabdi pada Ratu dan koloni. Aku menilai bahwa cerpen ini sebagai suatu bentuk Avant-garde yakni perlawanan terhadap batas-batas apa yang diterima sebagai suatu norma dan budaya dalam dunia persemutan.

Mengapa  kulansir demikian? Hal ini sejatinya tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh semut-semut "asli" namun sang penulis ingin sekali menunjukkan dunia lain tentang pemikiran semut yang mungkin sebelumnya tak pernah kita bayangkan. 

Jujur kacang ijo... tulisan Teman ini  kuberi bintang lima (Udah kaya hotel aja) Bagus... bagus sekali. Pemilihan diksinya sudah indah. Sang penulis sepertinya banyak mengetahui dunia persemutan. Sejatinya melalui kisah "Impian Semu" aku jadi tahu kenapa selama ini semut-semut yang saling berbaris jika bertemu dengan semut lain dari arah yang berlawanan sering terlihat  seperti "bersalaman" (Mereka saling menempelkan anten mereka ternyata untuk mendeteksi apakah mereka dari koloni yang sama atau berbeda). Kisah ini sungguh Cerdas!

Sayang sekali Sang semut dalam kisah ini berakhir tragis. Ia mendapat kebahagiaan sesaat setelah ia berhasil melarikan diri dari koloninya--bermaksud keluar dari rutinitas yang menurutnya amat sangat membosankan. Namun ternyata langkah menuju impiannya justru membawa pada penderitaan nyata. Ya... setelah berhasil keluar dari koloninya ia  justru bertemu dengan koloni semut lain. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.


"Pada saat itulah aku menyadari kesalahan fatal dalam rencanaku. Aku tidak memperhitungkan kemungkinan berpapasan dengan koloni lain. Ketika dua koloni berbeda saling bertemu, naluri bertempur (bukan, naluri membunuh) akan mengambil alih dan pertempuran akan terjadi. Tapi bagi aku yang sendiri, bukan pertempuran yang akan terjadi. Melainkan pembantaian"


Pada akhirnya sang semut remuk setelah "dibantai" oleh beberapa semut lain. Namun ia beruntung karena nyawanya masih selamat. Dalam keadaan yang payah instingnya membawanya kembali untuk "pulang" Namun sayang... mujur tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak. Antena sang semut putus akibat pembantaian tadi sehingga ia tak lagi bisa dikenali sebagai bagian dari koloni lamanya...

Akhir cerita ini ditutup dengan sangan "cantik"... yakni percakapan antara seorang Ibu dengan anaknya. Sang Ibu menasehati sang anak yang saat itu tengah pulang setelah bermain bola agar meniru prilaku semut (yang ia tunjuk di tanah) untuk berlaku rajin dan senantiasa bekerja serta tidak bermain-main. Ujaran sang ibu tersebut membuat sang anak melihat ke arah tanah dan di sanalah sang anak melihat bangkai semut lalu menguburnya.

Sayang sekali aku tidak bisa menampilkan cerpennya di sini karena itu adalah hak dan kewenangan sang empunya. Sahabat yang ingin berhubungan dan ingin tahu kisah Impian Semu bisa langsung menghubungi temanku ini di (silakan klik)--> @Muhammadyesa agar tak penasaran untuk tahu versi lengkapnya :D

Sekian pembahasan dan penebusan hutang dariku.

NB: Dear Raven... maaf ya baru satu yang ke bahas. Tentang rantai makanan mungkin di lain waktu karena yang itu ceritanya lebih panjang. Dan jujur aku lebih suka yang ini. Semangat menulis Raven... ayo kirim ke mana gitu... siapa tahu bisa beredar di media cetak (Atau jangan-jangan ini udah pernah kamu publikasikan?). Kunantikan kisah hewan lainnya yang bisa memberiku banyak pengetahuan dan wawasan :D

Terima kasih ^_^