Jumat, 31 Mei 2013

31 Mei 2013



Dalam keadaan sadar ada emosi di pinggir jiwa yang tiada lagi bisa ditahan
Semua serasa mengemuka di akhir bulan Mei yang kini tiada turun hujan
Lagi-lagi perasaan berlebihan tak bisa diarahkan
Semua meledak seketika tanpa pikir panjang
Oh Tuhan... betapa mudahnya Syaitan merasuki dan menduduki jiwa-jiwa yang tandus


Salahkan siapa? 
Salahkan diri pribadi yang senantiasa mudah terhanyut dalam lautan kemarahan yang cukup meresahkan. 
Meresahkan bagi siapa?\
Bagi diri sendiri dan juga sesiapa yang berkaitan
Bukankah hal itu membuat para pengadu domba berpesta ria?
Lalu?
Sudah... diamlah sejenak.
Tariklah napasmu perlahan dan hembuskan dengan damai dan penuh kelegaan
Agar semua terobati dan mengikis habis rasa yang mematikan

Berdamailah dengan maaf dan berkawanlah dengan permohonan
Kantung jiwamu perlu diisi dan diperbaharui
 Agar... ya... kau tahu sendiri...
Bahwa semua yang kautanyakan akan senantiasa dijawab oleh hati.




Hadapi Sedihmu... Sekarang!

Sedih

Wah sudah lama tidak dalam posisi macam ini...
Beberapa hari yang lalu sempat merasa bahagia berbunga-bunga. Tapi entah kenapa saat ini hati hampa tiada terkira. Bukan... ini semua terjadi bukan karena ada masalah yang menghinggapi. Bukan pula lantaran sesuatu hal yang membuat diri ini kecewa.

Ini semua terjadi secara tiba-tiba. Tanpa ada alasan yang dapat dijadikan sandaran. Aduh... Kenapa manusia bisa berolah berbagai macam rasa? Ya itulah hidup. Segala sesuatu bisa berubah. Setiap orang tidak harus dan tidak akan senang dan bahagia terus. Ada masanya rasa sedih dan kecewa hadir silih berganti menaungi jiwa. Tapi... itu semua jangan dipertahankan terlalu lama. Kenapa? Ya... ibarat makan permen nano-nano manis asam asin ramai rasanya. Hal itu semua yang akan membuat hidup seakan lebih bermakna dan berjiwa. Etjieee

Ini sebenarnya lagi sedih nggak sih? Nah itu dia. Mendefinisikan rasa sedih biasanya ada alasannya. Tapi yang kali ini entah kenapa tidak ada alasan kuat untuk diungkap. #tsaah
Berarti ini ada kecenderungan memasuki syndrome Galau. Weits... bahaya. Kalau udah mulai kena gejala kaya gini harus segera diantisipasi dan diatasi.

Caranya? How

Ya Ampun.... kaya bukan muslim aja sih Sa? Perlu dijelasin lagi secara rinci dan pasti?
Baiklah... berikut akan saya kemukakan ini semua agar menjadi lebih jelas dan kau pun bisa cerdas mengambil sikap. (Ini dialog dengan diri sendiri ceritanya)

Kalau kegalauan mulai terasa menjalar di hati itu merupakan sebuah pertanda kalau dirimu sedikit terjarak dengan Sang Maha Kuasa. Bukankah dengan mengingatNya hati akan merasa lebih tenang dan senang?

Inget lagu Tombo Ati yang dinyanyiin sama Opick nggak?

Obat Hati... ada lima perkaranya.
Yang pertama baca Quran dan maknanya..
Yang kedua salat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpulah dengan orang saleh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dizikir malam perpanjanglah...

Nah salah satunya kalau kamu bisa mengerjakan ini... InshaAllah hatimu akan terasa lebih tenang... damai... dan bahagia...

Gimana?

Oh... begitu... Oke-okeh... denger pemaparan di atas entah kenapa ada kesejukan tersendiri yang teraliri dalam diri. Apalagi semua ini dituliskan sendiri. Hahahahaha

Selama ada tulisan yang bisa dijadikan pelampiasan (Tentu ini semua berkat keberkahan dan rahmat Allah) maka kesedihan itu sendiri bisa dikikis sedikit demi sedikit. Dan... tentu saja menjalankan minimal satu dari penjelasan di atas. Huaaaaaaa

Tiba-tiba bersemangat. Alhamdulillah... 
Yuk... hadapi sedihmu... Sekarang!

Rabu, 29 Mei 2013

Kenangan manis itu... kalian

IADP 2012


Manis...
Satu kata yang keluar saat Sahabat Yana mengirimkan foto ini di grup whatsapp pagi tadi. Makna kata manis di sini bisa meluas ya. Bukan sekadar manis pada penampakan wajah saja (Huuu Pede... biarin kan Dunia Saya) tapi juga pada kenangan dan momen tempat foto ini di ambil. Sayangnya ini tidak urut. Oleh karena itu pada malam hari ini saya akan mulai menganalisis (Beuh... udah lama nggak ngerjain tugas kuliahan) terkait di mana foto-foto ini diambil dan dalam moment apa saja. Cekidot yaaak...

Foto dengan background Sekolah Amil (Dengan saya yang mengenakan jilbab berwarna kunyit) adalah foto yang baru saja diambil kemarin. Saat kami (Para Alumni IADP (International Amil Development Program)2012) menghadiri acara pembukaan sekolah amil yang diusung oleh IMZ. Foto itu terdiri dari (urut ya dari kiri gambar ke kanan gambar) Sahabat Inay... Sahabat Wilda... Saya sendiri dan yang di tengah adalah Sahabat Yana. Entah kenapa kami berempat tidak ada yang janjian memakai jilbab sewarna. Namun sungguh indah ketika kami secara tak sengaja mengenakan jilbab senada berpasang-pasangan.

Foto dengan tampang wajah semua. (Itu semua wajah doang soalnya ngambil pakai tangan sendiri atau tanpa difotokan orang lain) Oh iya... saya tetap pakai jilbab warna kunyit meski foto tersebut diambil sekitar bulan maret. Tepatnya di BAZIS DKI (Tempat bekerja Sahabat Inay dan Sahabat Ryan ditempatkan). Saat itu kita habis melaksanakan salat asar berjamah. Oh iya... saya... Sahabat Wilda... dan Sahabat Yana sengaja berkunjung dan menengok Sahabat Inay. Kami memenuhi jani dan melepas rindu karena sudah lama tidak bertatap temu.

Foto dengan wajah yang juga masih muka semua (tapi saat itu saya mengenakan jilbab berwarna biru dongker) tersebut diambil setelah kami semua selesai menunaikan kegiatan lari pagi dan senam bersama di area UI Depok. Wah... jadi inget. Kegiatan tersebut dilakukan sebelum Sahabat Yana menikah. Etjieeee... sekaran Sahabat Yana sudah memiliki pujaan hati. Tinggal Sahabat Wilda... Sahabat Inay dan Saya sendiri yang masih menjadi milik ibu pertiwi. (Lhooo apa tho?) Masih sendiri maksudnya. hihihihihihihihi

Nah... Foto yang paling besar... itu pastinya foto di restoran. Iyalah orang di depan kita ada suguhan makanan yang cantik. Yup... kalau tidak salah (pasti bener) foto tersebut diambil saat kami berempat berkumpul melepas rindu di MargoCity. tepatnya di restoran murah meriah Solaria yang lamaaaaaaaa banget makanannya dateng. Nah habis makan-makan kita karokean tuh. Nyanyi lagu-lagu nggak jelas sampai kena denda gara-gara ketawan bawa air mineral dari luar. Beuh....

Foto di sebelahnya yang saya   mengenakan jilbab berwarna hijau tua itu diambil setelah kami menuntaskan petualangan Empowering Battle Game (EBG) di Merapi selama satu minggu. Itu di ambil di depan stasiun kereta api. Tapi sayang sekali saya lupa nama stasiunnya -___-"

Foto di bawahnya... saat saya mengenakan jilbab berwarna pink (kembaran dengan Sahabat Yana) justru kebalikannya. Itu saat kami baru tiba di Jogja untuk melaksanakan kegiatan EBG di Merapi. 

Nah... Nah... di sebelahnya...yang ada tampilan gelas-gelas kaca dan buku berwarna biru... itu adalah acara persemian ketika program IADP 2012 ini dibuka. Sama kaya sekolah Amil kok cuma beda nama saja dan tentu saja beda peserta. Yaiyalah... Foto tersebut diambil tepatnya di Hotel Sofyan. Pertama kalinya mengenal secara dekat dengan mereka. Masi jaim-jaim gitu... hahahahahahha.

 Foto yang terakhir itu... Jeng-jeng... (udah mulai narsisnya lewat... Saya pakai jilbab berwarna pink) diambil saat kita TIM IADP 2012 sedang beristirahat setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh ke Cirebon untuk menghadiri pernikahan salah satu Sahabat IADP2012 yang laki-laki yaitu Sahabat Wawan. Kami (Saya ... Inay... Wilda... dan Yana) masih single saat itu (Sekarang juga masih sih... kecuali Sahabat Yana) Lah kok bagian giniannya diulang lagi. Hahahhaha. Kami berangkat semobil dengan laki-lakinya. Ada Sahabat Ery... Sahabat Reza Sahabat Ryan dan juga Sahabat Sani. Kami paket komplit deh. Terus ada juga temanya Sahabat Ery yang berbaik hati merelakan tenaganya untuk anter kita ke sana. :D


Huaaaa... ternyata sudah lewat setahun kami berkenalan... berteman... bersahabat... dan bersaudara (Kecuali Sahabat Inay yang memang satu kampus dan jurusan dengan saya udah lebih dari enam tahunan) 

Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing... ingatlah waktu ini...

 

Senin, 27 Mei 2013

Petugas, pengendara, dan polisi

Weits, Apa kabar dunia saya? Semoga tetap berbahagia dan senantiasa berkarya #wuidihhhh

Hai hai... malam ini aku mau cerita. Cerita tentang hari ini yang bikin sebel, marah, sampai ketawa.

Pagi tadi, aku berangkat dari rumah Depok pukul 06.30. Wew pagi sekali. Aku berencana ke dokter gigi dan mampir kosan ambil sebagian barang-barang. Padahal berangkat udah pagi tapi tetap saja ketiban macet sampai bikin kepala mumet. Kemacetan terjadi di sekitar warung buncit hingga mampang. Wew, selama di mobil ngobrol sama om tentang para penjaga palang pintu TransJakarta yang berada di sebelah kanan jalan, kurang lebih berjumlah enam orang.

Mereka menjaga palang pintu TJ agar tak sembarangan dilewati oleh mobil pribadi dan juga motor. Meski banyak yang menjaga, tapi tetap saja palang pintu tersebut berhasil diterobos masuk oleh pengendara motor yang nekat dan membuntuti TJ. Padahal para penjaga tersebut berseragam. Heran deh, para pengendara nggak ada sungkan-sungkannya. Tapi para petugas juga nggak ada disiplin-disiplinya. Malah nyerah dengan ulah mereka.

Tak berapa lama ada sebuah motor yang nyelonong di samping mobil kami. Alhasil motor tersebut tersenggol mobil sebelah. Jelas-jelas motor yang salah karena udah nyelonong begitu saja, eh malah dia yang marah-marah. --" kadang begitulah, yang salah pengendara motor tapi yang kena marah dan tersudutkan malah pengendara mobil.

Oke itu hanya permulaan saja. Lanjut ya ceritanya...

Aku dan om akhirnya berpisah di Mampang. Dari perempatan aku melanjutkan berjalan kaki di tempat pedestrian. Tahukah apa yang terjadi? Sungguh perjalananku tidak nyaman dan aman karena ulah pengendara motor yang seenak dan semaunya sendiri menggunakan hak pejalan kaki. ISTIGFAR....

Oknum pengendara macam itu sungguhlah tidak CERDAS!

Okeh baiklah...

Lanjut lagi... singkat cerita... (perasaan dari tadi ceritanya udah panjang) --"

Jadi, menuju dokter gigi aku diantar oleh abangku. Mumpung dia masih di Indonesia. Jadi minta anter-anter deh. Sekalian dia minta di anter ke masjid Jami. Feeling sih kalau di daerah situ bakal ada razia.  Jadilah kami lengkap berhelem. Hanya saja pakaian si Abang tidak meyakinkan. Maksudnya, ya kalau dilihat dari segi penampilan dia bisa dianggap seperti anak alay yang tak punya sim ataupun stnk. Hahahaha. Maklum, cuma pake celana pendek dan kaos panjang. Nggak necis kaya biasanya deh. Dia bilang kalau nggak pernah kena rezia seumur-umur.

Habis dari dokter gigi, kami melanjutkan jalan. banyak bapak-bapak di pinggir jalan yang memberitahu

"Razia... razia" begitu terus. Ada kali sampai lima orang. Mereka memberitahu agar kami tidak lewat situ. Sepertinya dari peringatan tersebut, orang-orang menyangka bahwa tampang abangku tidak meyakinkan memiliki sim ataupun stnk. Hahahaha.

"Sa... ada razia, nggak apa-apa?"

" Ya ampun, sim ada kan? Stnk ada? Helem lengkap. Jalan aja sih. Pede!" Jelasku dan akhirnya kami melaju.

Benar saja, tak lama kemudian dari kejauhan, kami melihat banyak sekali lelaki bertambun berpakaian lengkap bertuliskan POLISI. Seketika kami diberhentikan dan disuruh menepi ke kiri.

Sembari memberi hormat, pak polisi bergegas menyuruh abangku untuk menunjukan sim dan stnk. Wajahnya terlihat licik karena di depan kami ada sekitar tujuh motor yang sudah kena dengan polisi lainnya. Bergegas saja kakakku memperlihatkannya.

Polisi itu lalu melihat sekilas saja, kemudian memperbolehkan kembali kami berjalan. Abangku sepanjang jalan merasa takjub karena baru pertama merasakan razia. Kalah sama adiknya yang udah dua kali kena tapi belom kapok juga. Hahahaha habis mau bikin sim jujur prosedurnya rumit, njelimet, dan yang pasti dipersulit. Kecuali kalau nembak!

Balik lagi ke cerita, tahukah sahabat semua apa yang terjadi? Ya nggak tahulah, orang ceritanya belum kelar. Setelah menemukan masjid jami, kamipun bergegas memutar arah. Sengaja. Oh iya razia ada di sebelah kanan dan kiri. Otomatis, kami diberhentikan lagi. Belum sempat si Bapak polisi yang terhormat meminta sim dan stnk abangku, bergegas aku menyeletuk.

"Tadi di sana udah, Pak! Mau lagi?"

Bergegas si Bapak mempersilakan kami jalan terlebih saat aku mengarahkan kamera ponsel ke arahnya. Maksudnya mau difoto, tapi hape rada2 eror kaya yang punya. Hahaha.

Aku dan abangku cengar cengir kuda. Hmm anehnya kenapa ya razia dilakukan saat tanggal-tanggal tua dan awal bulan. Haha. Entahlah hanya Tuhan dan Pak polisi yang tahu. Pastinya sih razia ini harus lebih meningkatkan kewaspadaan diri dalam berkendara :))

Udah ah berbagi ceritanya. Hahaha

Published with Blogger-droid v2.0.4

Sabtu, 25 Mei 2013

Silahturahmi ke Bogor

Selamat pagi


suasana pagi di tol jagorawi sungguh berbeda dan luar biasa. Bagaimana tidak? Hamparan kabur mengudara membuat dingin suasana yang mendung bertambah bingung.


Pagi ini dingin sekali, meski demikian badan ini sudah terguyur air semenjak pukul 06.00 .


Kali ini kami akan bersilahturahmi menuju keluarga Uwa di Bogor. Kami berencana melakukan ritual keakraban yang tak lain adalah makan bersama. Lagi pula hampir tiga bulan lebih kami tak berkunjung ke sana. Mempererat silahturahmi bukankah disenangi oleh Sang Maha Kasih.


Sudah tak sabar bertemu sepupu yang dulu selalu bertemu setiap waktu. Maklum, dulu sempat mengajar mereka belajar. Sekarang mereka sudah besar-besar. :D


Huaaa... jalan tol kini memanas karena macet. Mungkin banyak yang mau ke puncak. Kesempatan jalan cuma dua meter lalu berhenti lagi. Begitu terus. Lalu sampai sana jam berapa? Huaaaaa

Sabar... ini saatnya lihat pemandangan jalan --"


Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 23 Mei 2013

Detik

Detik


Pertaruhan itu bermula di detik

Berakhir pula di detik.

Menjadi detik begitu berarti begitu dinanti.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Senin, 20 Mei 2013

Berubah lebih baik lagi

Selamat Pagi


Ini kisah semalam.

Tadi malam, aku sekeluarga menghabiskan waktu luang bersama. Kami memilih makan malam di luar. Usai makan, mampirlah kami ke salah satu mal di Depok. Tidak, kami tak berniat sedikitpun untuk belanja. Hanya saja ingin mengantar Chia--sepupuku-- yang ingin potong rambut.


Saat mengantar Chia ke tempat potong rambut khusus anak tersebut, aku menunggu sambil  asyik bermain ponsel. Tak berapa lama kemudian, masuklah satu rombongan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, tiga orang anak lelaki, dan seorang anak perempuan. Ada yang menarik perhatianku saat itu. Anak lelaki yang kutaksir tengah duduk di bangku kuliah sepertinya aku kenal. Dengan postur tubuh yang tinggi dan berkacamata ia tengah sibuk mengajak anak lelaki kecil (sekitar usia 3 tahun bermain).


Anak kecil tersebut memanggilnya kakak, tak salah kalau kutebak bahwa mereka kakak beradik. Lagi pula tampang mereka mirip.


Awalnya aku hanya melihat sekilas, namun karena berada di depan mata jelas aku memperhatikannya secara saksama.


Dia berbalik menatapku. Sepertinya dia juga kenal aku. Tapi kok ya lupa di mana kita pernah kenal. Entah dia juga siapa, aku tak ingat.


Baiklah karena tidak ingin menerka maka pandanganku beralih lagi ke ponsel. Keluarga itu ternyata berniat memotong rambut anak lelaki yang paling kecil. Tak sampai 15 menit mereka selesai lalu keluar dari tempat yang masih kusinggahi. Dalam hati, aku membatin sendiri. "Pasti nanti bertemu lagi."


Selesai potong rambut Chia kami melangkah ke Timezone. Maklum, Chia merengek minta naik kuda-kudaan. Setelah antre beregegas ke sana ke mari mencari permainan. Ponselku mati, batrenya habis. Jadilah aku yang menemani Chia menghampiri beberapa mainan.


Chia memilih menaiki jungkat jungkit panda. Setelah menggesek kartu aku terus tertawa memperhatikannya. Saat aku tertawa, saat itu juga aku melihat anak lelaki tadi, tuh kan ketemu lagi. Ia sedang asyik bermain bola bersama adiknya yang kecil. Dalam keadaan terang dengan jelas kulihat wajahnya. Berasa kenal banget, tapi aku lupa dia siapa. Lagi pula ia berada lima langkah di depanku. Ternyata dia melihatku juga. Lalu tersenyum sambil mengangguk ke arahku. Akupun membalas senyumnya.


Pandanganku beralih ke Chia lagi.setelah selesai bermain jungkat jungkit, Chia mengajak beralih ke permainan bebek-bebekan yang harus dimasukan dalam sebuah ruang menggunakan tembakan air. Jarakku semakin dekat dengan anak lelaki itu.


Keluarga mereka rupanya telah selesai. Terdengar suara sang ayah mengajak mereka pulang. Saat itulah keluarga dan anak lelaki itu melewatiku. Antara hiruk pikuk suara permainan dan anak-anak yang bermain, kudengar anak laki-laki itu menyebut namaku " Kak Rei" aku pun menoleh ke arahnya cepat. Masih memastikan apakah memang namaku yang disebut ataukah aku salah dengar.


Dia menoleh ke arahku sepertinya menunggu sesuatu. Entah apa, mungkin menunggu aku menyahutnya. Tapi dia keburu berlalu.


Chia berlanjut memilih permainan lainnya. Akupun senantiasa menemani. Sampai akhirnya pukul 21.30 kami bermain, saatnya untuk pulang.


Hujan semalam turun deras, suasana macet sempat membuat hati mampet. Tiba-tiba ingatanku kembali ke tempat permainan tadi. Aku masih penasaran apakah iya tadi benar memanggil namaku.


Kami sekeluarga tiba di rumah saat hujan telah reda. Jam menunjukkan pukul 22.30. Saatnya mengecas ponsel. Kubiarkan ponselku dalam keadaan mati. Sambil menemani Chia menjelang tidur, aku dan keluarga menonton film Harry Potter. Belum selesai film habis mata sudah tak kuat berpendar lebih lama. kuputuskan ke kamar untuk istirahatkan badan.


Ponsel kunyalakan, tak berapa lama ada pemberitahuan dari FB bahwa ada pesan masuk. Nama yang sudah jarang sekali berhubungan denganku. Kurang lebih pesan itu berisi seperti ini.


"Kak Rei, apa kabar? Lagi di mana. Sepertinya aku lihat kakak di ***** Tapi aku nggak yakin itu kakak sih. Habis penampilannya beda. Tapi muka dan postur badannya mirip. Kalau itu beneran kakak aku mau nyapa. Tapi kayanya bukan deh. Kak minta no hp ya"


Walah, ternyata dia murid SMPku di tempat bimbel dulu. Hahaha kejawab sudah rasa penasaranku. Aku segera saja membalasnya.


Aku mengambil sebuah kesimpulan bahwa setidaknya dalam diriku ada perubahan. Hahaha. Jadi ingat dulu saat semester tiga aku mengajar bimbel di salah satu institusi. Aku selalu mengenakan celana jeans dengan robekan di dengkul. Haduh, dulu ternyata alay juga. Pantes muridku bilang beda sampai khawatir, salah mengenali. :D


Semua manusia pasti berubah. Selama berubah dalam ranah kebaikan kenapa tidak? Tapi pagi ini aku jadi bersyukur, kalau tidak ada kejadian itu pasti aku tidak akan berkomunikasi dengan muridku yang dulu. Saat ini dia duduk di semster 2, Dia bilang perubahanku beda. Dia juga berubah, tambah ganteng dan terlihat dewasa. Kupuji seperti itu lewat pesan dia menanggapi demikian "Beneran Kak, aku tambah ganteng? Kakak naksir aku nggak? Dulukan kakak jadi idolaku" Meski dia udah berubah juga tapi sikap banyolnya tidak. --" hahaha. Akhirnya minggu depan kami janjian bertemu, dia bilang mau cerita-cerita. Entah cerita apaan, aku hanya mengiyakan. Semoga tali silahturahmi tetap terjaga ^_^ aamiin.


Udah ah semangat pagi, semangat berubah menuju yang lebih baik lagi


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sabtu, 18 Mei 2013

sabtu malam minggu

Mencintaimu di saat hujan turun itu syahdu. Tak peduli kau tahu atau tidak.


Mencintaimu di saat matahari bersinar itu hangat. Tak peduli kau peka atau tidak.


Mencintaimu di saat angin berhembus itu damai. Tak peduli kau rasa atau tidak


Bukan cinta yang kuumbar padamu, tapi pada Dia yang sudah menciptakanMu. Bukan untuk aku atau dia kau diciptakan. Tapi untuk kembali padaNya.


Jika suatu saat nanti aku menyatakannya. Jangan salahkan dan jangan kau pikirkan!


Bukankah pidibaiq pernah berkata, kurang lebih sama "Aku mencintaimu itu urusanku, jika kau tidak mencintaiku itu urusanmu"


Cinta, lagi-lagi bertemu di sabtu malam minggu. ^_^


Aku menuliskan ini malu-malu meski kau tidak tahu. Kamu siapa? Kamu... yang sedang membaca tulisan ini.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 16 Mei 2013

Pak Tua penjaja sol sepatu


Lelaki tua membawa kotak dua.

Di tengahi oleh kayu panjang yang mulai rapuh dan meluluh. Badannya sudah lelah, nafasnya sedikit terengah. Ia bersandar pada sebuah tembok besar yang menyanggah sebuah bangunan, biasa disebut gedung megah di tengah matahari yang mampu membuat gerah.


Kotak kanan berisi alat menjahit. Benang, jarum, dan juga lem perekat berwarna kuning tua, Aibon namanya. Kotak sebelah kiri berisi berbagai sol untuk alas kaki, semir hitam dan coklat, tak lupa sebuah sikat yang sudah tak lagi terikat.

Lelaki tua mengusap lelahnya, berupa bulir-bulir keringat dengan sehelai handuk yang mulai mengkerut. Warnanya tak lagi ideal dikatakan putih. Handuk itu sebagai saksi dan teman hidup atas pencarian rizkinya selama ini.

Sudah setengah hari ia berjalan, pencariannya belum juga menghasilkan. Belum ada satupun makhluk yang juga membutuhkan jasanya untuk sekadar menperkuat alas perjalanan mereka. Ia mulai lelah, perutnya bergejolak. Semenjak kemarin malam, belum ada sesuap makanan yang menghampiri pencernaannya.

"Tuhan, aku sudah berusaha. Aku sudah meminta padaMu. Jangan biarkan tangan ini menengadah selain padaMu. Berilah aku rizki. Aku sudah tidak kuat lagi. Bukankah Engkau yang senantiasa mencukupi rizki pada setiap hamba yang hanya menggantungkan diri padaMu."

Doanya nyaring terdengar, melalui bibirnya yang bergetar. Ia terduduk, ketika sampai di jalan pedestrian. seketika melepas topi hitam tua yang sudah pudar warna.

Beberapa orang berlalu lalang di hadapannya. Hatinya menangis, sedikit teriris karena lelah badan sudah tidak bisa ditahan. Hampir setengah jam ia berada di trotoar jalan. Tanpa kepedulian, tanpa kekuatan.

Ia sudah teramat payah, seketika itu juga tangannya mengadah. Bukan, ia tidak lagi meminta pada Tuhan.  Tangan terbuka itu ditujukan untuk manusia yang melewatinya di depan. Hatinya hancur, terpaksa melakukan demikian. Berkali-kali maaf pada Rabbi terucap dalam hati, ia benar-benar menyerah.

Orang-orang yang lewat tak punya iba yang merekat. Sampai suara langkah berhenti di hadapannya.

Seorang pemuda dengan tas hitam kebesarannya. Ia berjongkok sambil menatap wajah pak tua. Senyumnya tersungging ada hati yang bersorak nyaring. Dengan cepat ia mengeluarkan sebuah kotak berisi makanan padat dan sebotol mini air mineral. Ia memberikan kotak itu bukan di tangan, tapi di samping pak tua yang renta. "Pak, makan dulu" ujarnya tersenyum sambil menyentuh pundak pak tua yang sedang memejamkan mata.

Pak tua melihat dengan saksama, wajah pemuda yang membuyarkan penyesalan dirinya saat meminta selain Rabbi. Belum sempat ia berucap terima kasih, pemuda itu memberikan sebuah amplop putih.

"Pak, saya sudah cari bapak dari tiga bulan yang lalu. Mungkin Bapak lupa sama saya, tapi saya tidak. Kalau tidak ada Bapak, mungkin saya tidak bisa presentasi dengan baik karena sepatu saya lepas solnya. Ini tidak seberapa, semoga bisa Bapak gunakan untuk usaha sol sepatu Bapak." Jelasnya tersenyum. Tulus.


3 bulan yang lalu 

Matahari sudah setengah naik, seorang pemuda dengan rasa gelisah mondar mandir di sebuah ruangan berpenyejuk. Keringatnya mengucur padahal ruangan tak gerah sedikit pun. Hatinya gelisah, sore nanti ia diajak melakukan presentasi terkait pekerjaannya. Bukan masalah bahan presentasinya yang membuatnya gelisah. Semua sudah siap, hanya saja penampilannya tidak. Atasannya berpesan bahwa kliennya kali ini amatlah perfeksionis. Tak mau ada cela dan salah sedikitpun. Bahkan untuk urusan penampilan, klien itu tak akan malu dan segan untuk berkomentar. Baju pemuda dari atas hingga bawah tak ada cela, hanya saja sepatu pantofel hitamnya sedikit kehilangan bagian dari kesempurnaan. Sol nya terbuka di depan hingga membuat angin bebas melenggang. Jika saja dia mampu, pasti dengan mudahnya ia akan membeli model sepatu baru di sebuah bangunan megah yang menawarkan berbagai barang, makanan, serta jasa. Lagi pula jaraknya hanya beberapa hasta. Mal itu tepat berada di depan kantornya. Namun, apa daya... kemampuan finansialnya kurang mendukung. Terlebih sekarang sudah tanggal tua.


Berbekal sebuah harapan, saat jam istirahat ia berharap bertemu dengan penjual jasa menjahit sepatu. Tuhan kabulkan harapnya. Seorang tukang sol sepatu lewat. Jalannya sudah tertatih. Tapi semangatnya tak letih. Tangannya yang kisut mulai menjahit sepatu yang terbuka. Selesai melakukan perbaikan, pak tua melanjutkannya dengan menyikat dengan semir hitam pekat. Sepatu milik pemuda terlihat sempurna.

Pemuda itu nampak gembira, kelegaan melambung di dada dan pikirannya. Tiada lagi yang ia resahkan, pak tua itu berhasil menyelamatkan. Ia membayar dengan riang, tak meminta uang kembalian padahal uangnya berlebih. Pak tua itu memanggil, tetap saja mengembalikan. Ia hanya mau terima haknya. Sungguh nilai kejujuran terlihat bertahan.

Presentasi pemuda, berhasil luar biasa. Mampu memukau atasan dan klien dengan berkesan. Tak ada cela hingga ujung pertemuan berdampak besar. Pujian menghampiri membuat hati sejuk teraliri.

"Anda rapi sekali, saya suka kerapian Anda. Terlebih sepatu pantofel itu begitu memikat mata."

Pujian itu mengantarnya pada posisi diri. Pemuda mendapatkan tempat di hati. Selain kinerja maksimal luar biasa ia mampu mimikat jiwa dengan penampilan sederhana yang tetap mengena. Saat itu pikirannya hanya satu, tekadnya ingin mencari bapak tua yang telah memberi banyak peluang dan tantangan

Hingga di ujung siang, Tuhan kabulkan lagi doanya agar bisa bertatap muka dengan pak tua penjaja jasa sol sepatu.

Tuhan tak izinkan pak tua meminta selain padaNya. Dia menjamin rizki hambanya ^_^


Perjalanan Depok-Cileduk

Sepanjang angkutan kopaja tua


Published with Blogger-droid v2.0.4

Rabu, 15 Mei 2013

Bertualang dan berjuang

Sebenarnya aku sedang menulis yang lain. Namun tidak menulis padamu membuat diri seolah tak berarti. Apasih --"


Kebiasaan tiap dua hari sekali ngeblog sekarang sering tunda dan ketunda. Lagi persiapan diri mau pindahan rumah jadi tenanga ekstra diperlukan di sana. Tak terasa hampir 7 tahun bertualang hidup bersama om tante, saatnya harus bertualang sendiri. Ah belum tentu, siapa tahu aku ikut mereka lagi. Atau, ah sudahlah aku tak mau berspekulasi.


Lagi-lagi mei di posisi ini seperti mei di tahun lalu. Entah ada kejutan apalagi atau bulan ini kejutan itu akan berlipat ganda. Aamiin semoga saja kejutan bahagia dan bisa bikin tertawa. Kalaupun tidak, semoga tetap terjaga dalam lindungan Rabb Yang Maha Kuasa dan Esa.


Malam ini habis packing barang pecah belah, masih banyak barang lainnya. Jadi harus nyicil cil cil


Weits hari ini dapat pelajaran sederhana tapi ngena. Asseek. Terkait janji, apapun itu yang keluar lewat kata, itu harus terlaksana. Janji itu harus ditepati. Jangan sekadar asal ucap. YA ALLAH aku punya janji banyak, terutama padamu. Janji saat Engkau meniupkan ruh ku dalam kandungan mama. Terkait keimanan dan beriman pada yang satu. Atas segala hidup yang telah diberi terima kasih Rabb, terima kasih. Semoga janjiku terlaksana sampai nanti akhir tiba. Terkait janjiku dengan manusia ciptaan Engkau, kuatkan aku Rabb untuk menepatinya. Agar tak kau tagih dikubur kelak. Aku berusaha, semoga terlaksana. Aamiin


Selamat malam, aku siap bertualang dan berjuang.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sabtu, 11 Mei 2013

Allah, perkenankanlah

Tak puas jika tulisan belum terlampias

Pada malam yang segera menyongsong pagi

Hati ini terletup saat bertasbih menyebut nama Rabbi.


Seseorang hadir tanpa diundang. Dengan sederhana penuh wajah riang.


Antara khayal dan impian, sejatinya ada bahagia yang membuncah dalam hati sumringah yang merekah


Cukuplah Allah sebagai pembahagia, penuntas lara, pelindung jiwa.


Jika sudah waktunya, pasti akan datang. Membersamai diri menuju Rabbi. Allah, La hawula walaquwwata illabilla


Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 09 Mei 2013

Wisata 21-29 April 2013

Batas

hamparan indah

selamat datang


sempurna

putih

langkah

gemuruh rumput

aku dan sepupu

eksis

terbang

kembali

bersiap

pengendali

Selasa, 07 Mei 2013

Gerakan tak nyaman

Malam dingin penuh angin

Udara cukup memberi ketenangan batin. Sepi sendiri, untuk nggak ada lagu cakrakhan yang bikin galau. Hahaha


Malam ini asik utak atik foto IADP mau buat movie maker maksudnya. Waktu terus berlalu, hingga tak terasa jarum pendek mengarah pada angka sebelas


Okelah, suasana makin sepi. Terlebih hujan yang turun sudah berhenti. Mata masih tak putus pandangi layar sebelas inch. Senyam senyum terkembang lihat tingkah bocah dalam jepretan tak karuan. Anak-anak IADP bikin ngakak. Lagi-lagi mereka penuhi kantung hati. Meski kini hari-hari tak pernah bertatap lagi. Kangen, rindu. Itu saja hati yang mewakili.


Ketika mengetik nama mereka satu persatu, tiba-tiba kesunyian ini pecah. Suara mobil mainan berbunyi kencang dan lantang. Tanpa pengendara tanpa ada yang menyentuhnya. Itu semua tepat di depan mata. Ajaib, antara setengah asa dan takut luar biasa. Tadinya masih biasa saja. Lalu sampailah tiba-tiba benda itu bergerak. Padahal angin sedang tidak lewat. Oh Tuhan, apakah ini kualat? Harusnya istirahat tapi malah terus berkutat. Segera saja matikan semua. Cabut colokan dan cashan. Langkah percepat lalu segera masuk kamar. Ah selamat malam. Aku masih saja mengetik meski beda media. Tidak nyaman di hati maka kutuliskan di sini.


See... saya manusia biasa. Bukan malaikat ataupun dewa. Semoga Allah senantiasa lindungi saya :) aamiin


Published with Blogger-droid v2.0.4

Senin, 06 Mei 2013

sebel

Ah, selamat malam.

Tangisku pecah, diujung resah.

Bersiaplah kawan

Sungguh tak ada ikhlas dan sabar untuk hal yang demikian

Berbagi darah berbagi ranah. Aku benci tak sekadar tak suka

Untuk hewan yang tak kuinginkan


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sabtu, 04 Mei 2013

Cinta Guru dan Murid

Gerah sekali malam ini, namun aku tetap ingin berbagi.


Tenang, aku tidak akan membagi gerahnya. Seperti biasa aku mau mau berbagi cerita. Itu pun kalau kalian masih suka baca, kalau tidak tinggalkan saja. Gampang!

Hahahaha ini sepertinya efek panas yang merajalela. Padahal kipas udah bolak balik kanan dan kiri. Badan ini pun sudah mandi. Namun entahlah kenapa panasnya benar-benar terasa. Sa... masih panasan api neraka! Hus... nauzubillah, jangan sampai nyobain panas yang itu. Di dunia ini aku berprasangka masuk surga. Kan Allah berserta prasangka hambaNya. Aamiin

Weitss ini mau berbagi kisah apa? Cinta? Wah. Udah lama pas nih di hari Sabtu yang katanya orang waktunya bermalam minggu. Asseeekk. Hiy... ngapain dulu? Kalau kumpul keluarga asyik alhmdulillah. Kalau pacaran, ish nauzubilah kecuali kalau udah pada nikah ya ^_^

woi... ini ke mana-mana, belum runut. Hahaha suka-sukalah. Lha wong ini dunia saya.

Oke-oke, kali ini mau berbagi kisah romantis. Ciyeee... kisahnya siapa? Husss diem dulu. Ini masih mikir siapa yang mau  diceritaain. Hahaha --" <---- sepertinya mulai gangguan.

Uhuk-uhuk... ehem ehem... oke...
Bismillahirahmanirahim...

Kumulai kisah cinta sederhana yang tak bisa di lukiskan dengan cat atau crayon. Ini kisah cinta antara guru dengan muridnya. :D

Hampir setahun antara guru dan murid saling berbagi. Entahlah... mereka begitu dekat hingga wajah senantiasa merekah saat mereka berjumpa di halaman sekolah.

Mungkin cinta murid terhadap guru sudah tertancap pada setiap bulir doa yang diucapkan bersama. Atau pada sebuah sentuhan pengingat saat baris tak beraturan di sebuah halaman.

Senyum mereka berantai dan menular. Berkali-kali hormat dengan mencium tangan sembari mengucapkan salam. Mereka belajar tentang banyak hal. Di sebuah tempat yang bernama sekolah...

Cinta mereka tak sebatas seragam yang beragam atau pun sebatas salam yang diucapkan. Lebih dari itu, percayalah.

Pak guru dan Bu guru senantiasa menyemai ilmu agar mereka semua bisa dan mampu tahu terhadap sesuatu yang mungkin dulu abu-abu.

Awalnya soal warna lalu meluas menjadi angka,rangkaian huruf hingga akhirnya mereka bisa membaca.

Tak lelah mereka berolah baik waktu atau tenaga. Pastinya semua dilakukan untuk murid tercinta agar mereka kaya karya :)

Cinta mereka sederhana, mengena, dan nyata. Melalui kata-kata mereka saling menyulam rasa untuk bersama-sama mengenal dan mempelajari segala hal. Tak hanya yang diajar belajar, yang mengajarpun praktis ikutan. Bukankah ilmu saling berputar dan bersentuhan?

Guru.. murid... sesuatu yang tak bisa dipisahkan karena tali temali mereka sudah terikat kuat saling kasih dan mengasihi meraih ilmu dengan pasti...

Mari kita bernyanyi sejenak...

pagiku cerahku. matahari bersinar

ku gendong tas merahku di pundak


selamat pagi semua, kunantikan dirimu

di depan kelasmu menantikan kami


guruku tersayang, guru tercinta

tanpamu apa jadinya aku

tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal

guruku, terima kasihku


nyatanya diriku

kadang buatmu marah

namun segala maaf kau berikan


guruku tersayang, guru tercinta

tanpamu apa jadinya aku

tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal

guruku, terima kasihku


*tulisan ini kupersembahkan untuk guru dan murid PAUD KM yang sebentar lagi akan mengadakan wisudaan/perpisahan*

Aku bukan siapa-siapa, tapi bertemu kalian membuatku berkata: kalian membuatku menjadi lebih Reisa :)


Published with Blogger-droid v2.0.4

Jumat, 03 Mei 2013

Malam... cantik

Selamat cantik, wahai malam


Akhirnya sampai juga di ranah kekuasaan (read: kosan) hahaha bahagia bisa rebahan di kasur tinggi nan empuk. Bisa menghirup udara kipas angin. Bisa menikmati cuap-cuap anak remaja di depan pintu kosan. Bisa macam-macam dan yang pasti membahagiakan.


Hari ini hari jumat, berkah bagi yang senantiasa bersedekah dan berserah atau pasrah. INGAT, rencanaNya selalu dan senantiasa indah. Saya percaya, percaya seribu jiwa kalau saya punya.


Otak saya satu, tapi hebat... yang saya pikirkan ratusan... lebih (ini iklan banget dah -____-") hahahaha. Tak apa ini wadah bebas berekspresi yang penting tak bertujuan mencari sensasi. Tsahh...


Bagaimana dengan hari ini kawan? Indah dan merekah? Atau sedih penuh resah? Saya? Yang sedang-sedang sajalah. Pilih aman tak berlebihan. Paling penting tetap mensyukuri apa yang terjadi. :)


Sudah lama tak berinteraksi dengan sahabat lama, esok giliran saya menemui dan bernostagila bersama mereka. Saatnya hati diisi kembali dengan memberi dan berbagi. Agar terisi semakin beragam dan berwarna lagi.


Ah... malam. Kau cantik malam ini. Seperti aku yang berpakaian gelap dengan lampu sinar temaram. Asiikkk


Duh ini lagi nggak fokus, ke mana-mana deh jadinya. Maklum... hati juga sedang loncat tak karuan karena ada impian yang belum juga kesampaian. Semoga Allah segera memperkenankan, memudahkan, dan melancarkan. Aamiin


Saya tak akan bercerita di malam ini. Tapi saya hanya ingin meminta doa. Semoga saya bisa senantiasa berguna selama mengisi hidup di dunia. Aamiin :D


Published with Blogger-droid v2.0.4

pagi jiwa

Assalamualaikum...


Selamat pagi...

Semoga sepagi tadi seluruh raga dan hati kita sudah bersimpuh memohon ampunan dan keberkahan pada Allah agar senantiasa dipermudah dalam menjalani hidup. Aamiin


Sepagi tadi saat melakukan rutinitas menyapu dan mengepel di rumah Depok, pikiran saya melayang kegiatan diri. Sudah empat hari setelah saya kembali dari Malang. Entah kenapa hati belum tergerak melakukan apa-apa

Parah... tapi kok saya merasa hampa. Hidup tersia-sia karena tiada berguna bagi yang lainnya. Waduh, ini bukan tipe saya jika tidak tergerak melakukan segudang manfaat. Ampun gusti...

Saya jadi bertekad mulai hari ini jika sedang berada dalan posisi tersia-sia saya akan melakukan hal bermanfaat minimal untuk diri saya sendiri. Caranya: apalagi coba selain berdoa, bermunajat padaNya. Semogaaaaa lancar jaya. Saya sudah punya persiapan untuk rencana saya ke depan. Ah... itu rahasia ya...


Semangat menjalani hari... yuk senantiasa perbaiki diri.


Ini antara aku dan prilakuku.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 02 Mei 2013

Lindungi aku Rabbi

Benci


Jangan sampai melanda diri. Aku tahu hal itu kadang menyelimuti di saat selangkah harap tak terserap dalam nikmat. Ah, benci itu sejatinya belenggu hati yang harusnya musnah. Tak pantas bersinggah


Lagi-lagi dalam keadaan terbengkalai kali ini tulisan jadi pelampiasan. Jangan salahkan tangan ini berkomat kamit tanpa henti tak karuan. Sejatinya neouron dalam otak yang perlu dibenahi karena terlalu banyak antarkan kosa kata yang terbaca dari hati. Tapi sejatinya tak ada yang perlu disalahkan. Pecundang kecil yang telah mati sepertinya hidup lagi dan bersemayam dalam diri. Aku tak ingin jadi jahat, tapi sejatinya kejahatan yang menemaniku.


Kutukan bermantra yang sempat kuhina tadi terbalik pada diri. Mantra yang seharusnya penuh berisi munajat doa malah jadi sumber cacian dan bermalapetaka. Ini kejahatan sudah merajalela. Sudah naik takhta. Dan kebaikan akan kadarluarsa. Bahaya... bahaya


Selamatkan hati ini Rabb, selamatkan kami. Lepaskan belenggu tak tentu yang membuat benci berhambur dan menggempur. Ampuni hati ini ampuni kami. Kalaulah lintasan rotasi ini bertambah sejatinya aku berniat untuk melangkah dengan perlahan dan sebut namamu dengan tenang. Lindungi aku Rabbi, dari kejahatan yang rela merajai diri secara perlahan tapi pasti


Published with Blogger-droid v2.0.4

Mereka yang tak kuharapkan

Selamat malam


Alhamdulillah hujan... berkah bagi semua sahabat yang senantiasa bermunajat pada Nya, Rabb kita. Allah :)


Hujan ini sepertinya sengaja dikirim Tuhan buat saya yang hampir meledak emosi karena tamu tak diundang datang dan memilih bertempat tinggal di dalam diri. Oh tidak.


Tahukah kalian, aku pernah menerima kehadirannya saat duduk di bangku sekolah dasar dulu. Bahkan dapat kukatakan kalau aku lebih berhati mulia karena tetap menerimanya lagi saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Kurang baik apa coba? Aku memberi kesempatan mereka hidup pada bagian tubuhku secara gratis. Tak kumintai biaya retribusi ataupun pajak. Namun rupanya kebaikanku yang dulu disalahartikan hingga kini. Tuhan... ampun


Aku sama sekali tak bermaksud jahat pada mereka. Bagiku ini sudah keterlaluan. Kesabaranku berbatas! Terlebih mereka menjejak di bagian tubuhku setelah aku puas berjelajah bagian timur dari Pulau Jawa. Oh... apakah mereka berasal dari sana? Apakah mereka seperti diriku? Aku memang pergi berlibur karena ingin mencari suasana fresh dan inspirasi baru. Hmmm apakah hal itu mereka lakukan karena ingin berlaku demikian. Ah iya, sepertinya mereka juga ingin bertualang melalui bagian tubuhku. Tapi kenapa harus aku? Sungguh nggak rela! Kenapa mereka tak cari tubuh orang lain? Kenapa harus aku lagi. -____-"


Aku ini bukan manusia sempurna yang bisa menerima apa saja. Ada kalanya aku tidak bisa menerima suatu hal, termasuk kehadiran mereka. Dan untuk itulah aku terpaksa membuang bagian terindah dalam diriku.


Mereka itu jahat :( aku sedih, tapi itu adalah risiko dari petualanganku. Bagaimana tidak jika aku pergi bermalam di rumah orang yang serupa wajah ke sana ke mari berbeda hari. Nasib..


Mungkin ini adalah salah satu oleh-oleh yang tidak diharapkan oleh siapapun. Namun, terpaksa aku membawanya karena tidak tahu. Dan tahukah kalian... aku kini sudah lebih berbeda. Tapi, tak apa... aku tetap cantik dengan jilbab berbagai warna :)


Ini semua berkat ulah mereka: kutu rambut! Aku sudah kibarkan bendera perang, Mari reisa terus berjuang! Basmi mereka sampai tuntas... tas... tas...


Published with Blogger-droid v2.0.4