Senin, 30 September 2013

Bersyukur :)

Bersyukurlah karena Allah bersedia menjadi Tuhan kita.

Apa yang kau syukuri setiap kau bangun pagi?

Bersyukur karena masih bisa diberi kesempatan sehat kah?

Bersyukur karena kita masih bisa membuka mata dan bisa melihat kah?

Bersyukur karena masih diberi umur kah?

Untuk siapa kita bersyukur? Untuk diri sendirlah pastinya.

Lalu...

Kepada siapa kita bersyukur?
Kepada Allah SWT yang telah menciptakan segala sesuatu termasuk kita sebagai manusia.

Kadang  kita terlupa, pernahkah kita bersyukur karena Allah telah bersedia menjadi Tuhan kita.

Selamat pagi, syukur itu nikmat (:

Alhamdulillah

Published with Blogger-droid v2.0.10

Kamis, 26 September 2013

Seru untuk dicoba dan cari tahu ^^


Ini adalah donat madu pertama saya. Dengan aneka topping berwarna warni yang menarik hati saya langsung jatuh cinta dibuatnya. Rasanya enak harganya juga tak semahal donat-donat lain. Satu hal yang pasti bahan pengawetnya tidak banyak. Sehat bergizi karena dengan campuran madu. Isi 12... harganya hanya Rp25.000 *menarik untuk dicoba lagi dan lagi*
Saya beli di daerah ceger. Tangerang







Es Sanghai
Kalau yang ini adalah Es Sanghai. Namanya agak china-china gitu. Tampilannya ciamik dan cantik tak kalah dengan rasanya. Buah leci dan pepaya hadir sebagai isi di bawahnya. Tambahan anggur dan pacar cina yang manis plus agar-agar warna hijau menambah nikmat minuman ini. Harganya lumayan Rp20.000 tapi bisa cukup untuk dua perut. Saya beli di daerah Margonda tepatnya di Batagor Ihsan.















Lapak Bapak langganan
Kalau yang ini tumpukan buku di Blok M. Masih ingat kisah pertemuan saya dengan anak ITB (ada kisah dalam "Perang Tubuh") ? Nah ini dia lapak Sang Bapak. hehehe buku yang dijual murah-murah. Kalaupun mahal jangan khawatir kawan karena masih bisa ditawar. kalau bisa akrab sama Bapaknya malah akan lebih dikasih murah serta diinformasikan buku-buku baru dan penuh informasi lainnya.
Lokasinya tepat di Lantai bawah Blok M Square.

Acara TV? Waspadalah!

Televisi di kosan
Seharian ini saya memutuskan dan pada akhirnya melakukan hal yang semenjak dua hari lalu saya pikir dan renungkan. Menonton Tv. Kok menonton Tv sih? Tenang jangan berpikir macam-macam terkait niat saya. Saya hanya ingin memastikan bahwa acara yang ditayangkan di Tv layak ditonton atau tidak.

Kok Tiba-tiba?
Iya ini tiba-tiba saya lakukan mengingat kejadian dua hari yang lalu.
Kisah…
Malam itu di depan kosan saya banyak anak-anak  berkumpul dan bermain. Rata-rata umur mereka berkisar antara 7-14 tahun. Awalnya mereka berkumpul sembari bermain kejar-kejaran. Lalu lambat laun kejar-kejaran tersebut berubah menjadi sebuah obrolan. Saya yang berada di dalam kosan terpaksa mencuri dengar obrolan mereka. (kebetulan saat itu saya sedang mengetik seperti yang saya lakukan saat ini.

Pada akhirnya obrolan tersebut menjurus ke arah pacaran. Rata-rata yang mengobrol memang anak-anak perempuan. Kalau yang lelaki hanya beberapa. Di antara mereka ada yang mengaku sudah punya pacar. Padahal kalau dilihat secara sekilas mereka agaknya masih duduk di bangku sekolah dasar. Obrolan tersebut lantas berlanjut ke acara-acara televisi yang mereka tonton. Alamak. Mereka banyak yang suka nonton FTV dan sinetron-sinetron lainnya. Dan agaknya mereka ketagihan. Buktinya mereka bisa menceritakan beberapa kejadian di sinetron  tersebut.

Tadinya saya mau nimbrung iseng. Tapi bukan iseng mau ngobrol hanya mau tahu lebih dalam terhadap apa saja yang ada di pikiran anak-anak seusia mereka. Namun langkah saya terhenti ketika salah satu ibu dari mereka menyuruh anaknya pulang untuk belajar. Bukannya menanggapi agar melaksanakan panggilan Ibunya eh anak tersebut malam menolah dan membentak dengan amarah. Malah dia bilang ibunya ganggu. Astgfirullah ya… anak zaman sekarang.

Ya.. akibat kejadian tersebut pada akhirnya semenjak pagi dan sampai saya mengetik tulisan ini Tv di kosan saya belum mati alias masih terus menyala (Duh hati-hati panas Sa). Oke… jadi bagaimana penelusuran dan pengamatan saya terkait acara di Tv kita. Simak lanjutannya sebagai berikut.

Pagi hari semenjak pukul 05.00 alhmdulillah beberapa acara di stasiun Televisi dapat dikategorikan manfaat. Dimulai dari berita pagi bahkan acara siraman rohani. Saya rasa tak masalah untuk menonton TV di jam-jam seperti ini. Banyak pengetahuan dan informasi baru yang di dapat. Juga beberapa acara kartun turut hadir dan mengisi.

Tak berapa lama acara-acara di televisi berlanjut. Bayangkan saudara-saudara habis nonton berita… beberapa stasiun televisi menyuguhkan acara gosip para selebritas. Oke sip… bagi saya ini sudah mulai nggak sehat. Alias nggak layak ditonton bagi anak-anak maupun saya sendiri. Masa pagi-pagi kita sudah disuguhi acara untuk bergunjing. Kepoin orang lain. Ah pokoknya bagi saya acara-acara tersebut tak laiklah. Beritanya sama udah gitu diulang-ulang. L

Masih di jam yang sama ada sebuah acara Tv yang masih menyiarkan terkait berita dan wawancara dengan narasumber secara live. Nah ini masih dibilang oke. Akan tetapi di jam yang sama pula saya melihat ada sebuah stasiun Tv yang mempromosikan sebuah prodak. Saya akan sangat suka jika yang ditampilkan adalah prodak alat masak atau alat pembersih. Masih mending maksud saya. Tapi… sayangnya promosi barang tersebut terkait sebuah alat yang secara sekejap dapat melangsingkan bentuk tubuh. Alamak… ini masih pagi dan secara gamblang gambar perempuan-perempuan bule yang mengenakan alat itu secara jelas terlihat tanpa ada sensor sedikit pun. Parah.

Adanya promosi penjualan alat tersebut seolah menjadi hal yang biasa bila tubuh seorang perempuan diperlihatkan ke jutaan pasang mata. Oke memang dia pakai baju tapi yang lebih sering dishoot adalah saat perempuan tersebut menggunakan alat yang dipromosikan terlihat begtiu ketat dan memang fungsinya mengencangkan beberapa bagian tubuh (geleng-geleng kepala)

Lanjut ke jam berikutnya sekita pukul 8 ke atas. Saya tak kaget dengan acara musik di beberapa stasiun TV. Musiknya sih saya suka namun agakanya para presenter selalu menampilkan suatu komedi yang bagi saya tak laik untuk dijadikan bahan bercandaan. Dengan entengnya para presenter tersebut menjelek-jelekan para penonton yang menonton. Misal ada penonton yang memiliki tubuh besar dan berisi. Para presenter itu dengan mudahnya membuat sang penonton menjadi korban ejek-ejekan dan tertawaan mereka. Astagfirullah dan itu biasa dilakukan. Jelas acara ini tak laik dan tak patut dilihat bagi anak-anak.

Anak-anak itu mudah meniru. Jika saja setiap hari mereka menonton acara tak sehat seperti ini bisa saja mereka membawa hal ini ke ranah sekolah. Menjadikan jam istirahat sebagai jam memperolok teman-teman mereka nantinya. (Nauzubillah) Untungnya saya ingat bahwa anak-anak jam segitu berada di sekolah. Syukurlah.

Lanjut pengamatan saya hingga menuju pukul 10.00. Beberapa acara musik telah selesai dan acara berlanjut ke Gosip lagi. Eh entahlah ya itu bisa dikategorikan sebagai gossip atau tidak yang pasti acara tersebut menyangkut selebritas terkait kasus-kasus dan problematika yang mereka alami. Sementara beberapa stasiun TV lain menampilkan FTV cinta-cintaan. (Cinta-cintaan anak remaja SMP sampai SMA sampai kuliah lengkap) Adegan pegangan tangan/berpelukan/cium pipi kanan kiri seolah menjadi biasa saja) Padahal mah parah sangat! Zaman saya kecil dulu ngak akan ada ditemukan adegan anak-anak SMP pegangan tangan mesra tuh apalagi pelukan L

Jam 12 beberapa stasiun televisi serentak menampilkan acara berita. Nah kalau ini tak apalah ditonton karena member informasi teraktual dan terus berkembang. Setelah berita? Mulai beberapa stasiun Tv menampilkan FTV lagi. Otomatis berkisah tentang cinta-cintaan juga –-“. Kacaulah itu… seolah mengajarkan bahwa pacaran/ cinta-cintaan di usia “dini” seperti hal yang biasa dan gaya hidup. Helooooo mereka itu masih berseragam putih biru. Tapi… tapi ada stasiun Tv yang menampilkan berita  menarik seputar berbagi inspirasi dari mulai bisnis/hobi/hal-hal inspiratif lainnya. Bahkan menjelang jam 14.00 sebuah acara Tv menampilkan informasi bagi anak-anak yang saya rasa patut dan laik untuk ditonton karena berkisar seputar dunia hewan air. Seru deh (Saya nonton bagian ini sampai habis).

Beberapa stasiun Tv sampai jam 16.00 sore masih ada yang setia menampilkan promosi penjualan berbagai bentuk barang. Ada pula yang setia dengan acara gossip dan tentu acara FTV ada juga yang belum habis. Ow…ow…

Sekitar jam 17.00 ada stasiun TV yang sudah mulai menampilkan berita petang. Oke ini sampai di sini tidak ada masalah yang signifikan hanya saja saya agak menyayangkan bahwa informasi yang disampaiak para pewarta lebih banyak berisi informasi yang negative. Meski ada beberapa juga yang memberitakan terkait hal-hal yang postif di Indonesia. Jadi agaknya sedikit menyayangkan. Kalau saja berita-berita yang disampaikan secara terus menerus positif tentu kita sebagai penontonnya akan tertular positif.

 Sampailah setelah magrib hampir seluruh stasiun TV menampilkan sinetron. Jeng-jeng… hampir secara serempak Bo! Dan itu berturut-turut! Akhirnya saya pun menonton juga. Meski ceritanya sudah ketebak namun saya tetap menonton dan secara tidak langsung saya merasa “ketagihan”.

Ini nih yang pada akhirnya saya sadari bahwa tontonan acara-acara di TV bisa membuat candu padahal yang ditonton tidak laik dikatakan bagus. Ada beberapa cerita yang nggak akan sampai dengan nalar berlogika. Bahkan adegan-adegan antara anak kecil yang salaing mengejek dan menjatuhkan terlihat jelas di sana. Memang ada juga peran yang baik namun yang banyak ditonjolkan adalah peran jahat terutama terkait balas dendam/pilih pilih teman. Termasuk yang tak bisa lepas dari pandangan saya adalah cara berpakaiannya. L

Inilah beberapa hal yang disuguhkan berbagai media televisi bagi generasi penerus bangsa. Secara terselubung dan tanpa sadar mereka menanamkan kerusakan atau kebobrokan mental. Membangun sebuah presespsi dan citra terkait gaya hidup yang seolah patut untuk ditiru dan dicontoh padahal itu tak baik dan salah.

Namun demikian…dari pengamatan saya sejak pagi terdapat sekitar tiga buah stasiun Tv yang tidak menampilkan acara sinetron ataupun gossip. Salut! (pada awalnya) Kebanyakan yang ditampilkan seputar berita/ informasi-informasi aktual seputar gaya hidup/ kesehatan/ bisnis/ ekonomi . Kalaupun ada acara hiburan hanya berupa talk show dengan pembicara-pembicara yang hebat. (Tapi juga lama-lama saya bosan) Selain bosen agaknya masih banyak berita-berita negatif yang ditampilkan meski masih ada beberaa yang selalu memberitakan hal-hal yang positif juga) *lagilagi terulang*

Jujur saya merindukan acara anak-anak seperti zaman saya ketika masih kecil. Acara music anak serta kartun-kartun anak. Kalau saja sekarang ini saya punya anak mungkin saya akan memberlakukan jam menonton Tv. Ya itu akan saya lakukan! Karena apa yang mereka tonton akan terekam di otak dan bisa jadi mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika acara yang ditayangkan berkualitas mungkin saya akan memberikan remot Tv secara bebas padanya. Namun jika acara yang ditampilkan seperti sekarang ini tentu saya akan melakukan hal yang berbeda. Lebih baik saya mengajak anak saya berkreasi atau melakukan aktivitas seru/berkarya. Seperti mengajaknya menulis seperti ini mungkin. Termasuk mengajaknya berimajinasi terkait hal-hal hebat yang memantik kinerja otak agar lebih kreatif lagi.

Oke… baiklah mungkin ini seklumit kegiatan yang saya lakukan di hari ini. (Menonton TV seharian ternyata mampu membuat mata saya pegal) Sepertinya saya tak tertarik lagi menonton Tv di jam-jam tertentu. Sudah hapal polanya.


Semoga saya para pemilik media televisi lebih bijak dan baik lagi dalam menampilkan acara-acara di stasiun Tv mereka.  Aaminn
Untuk para pembaca sebaiknya Waspadalah teradap tontonan yang menjadi konsumsi mata dan pikiran Anda. Jadi Menonton acara TV? Waspadalah Waspadalah *gaya Bang Napi*

Untukku Saja 14 (kemarin)

اصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ ۖ إِنَّهُ أَوَّابٌ

Ini adalah ayat ke 17 dari surat Sad yang berarti:

Bersabarlah atas apa yang mereka katakan; Dan ingatlah hamba Kami Daud yang memiliki kekuatan. Sesungguhnya dia amat taat (Kepada Tuhan)

Surat ini saya dapatkan setelah menunaikan ibadah salat magrib. Agaknya ini menjadi penguat atas segala keresahan dan kegelisahan di hari ini.

Awalnya saya merasa pas sekali mendapat surat Sad ini, karena saat tadi saya merasa sedih. (Sad dalam bahasa Inggris memiliki arti sedih tapi  Sad dalam surat di kita mulia Al-Quran ayat pertama ini berarti , Sad, Demi Al-Quran yang mempunyai keagungan.
Artinya memang jelas berbeda.) Jauh sekali, tapi saya merasa ini bukan sebuah kebetulan. Seolah surat ini mengingatkan saya untuk tidak bersedih :D

Sekali lagi saya menjadikan kitab Al-Quran sebagai tempat saya mencari petunjuk dari Allah. Efektif dan berhasil membuat saya kembali berbahagia.

Memangnya sebelumnya bersedih? Iya sedih banget. Seorang sahabat menyatakan kalimat yang membuat saya kaget. Padahal awalnya kami hanya bercanda. Dalam candaan tersebut, saya menanggapinya candaannya dengan memberi kata-kata yang baik.

Eh malah dia menganggap saya sensi --" padahal saat itu saya sedang tak sensi. Saya menanggapinya dengan menyuruhnya menganggap bahwa kalimat saya pun bercanda. Toh saya melampirkan emotikon yang menyatakan sedang bergurau.

Di saat itulah dia menyatakan sebuah kalimat yang agaknya membuat saya kaget.

"Gayany kaya yg paling baik aja ucapannya"

Setelah menyatakan ini saya segera meminta maaf padanya. Namun tak ada respon yang tanggap darinya.

Saya memang bukan orang baik, tapi apa salah jika saya mengeluarkan kata-kata baik?

Lagi pula bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa, "jangan lihat siapa yang mengatakan tapi dengarkan apa yang dia katakan".

Tapi ya sudahlah, tidak semua orang paham dengan maksud baik seseorang. Mungkin memang saya yang salah dalam penyampaian. Tapi agaknya saya menyesali ada kata-kata tak enak yang sampai sekarang masih saya ingat dengan kuat.

Saya sudah meminta maaf tapi tak ada respon dari yang bersangkutan, saya masih maklum. Terlebih saya punya Tuhan yang Maha Pemberi maaf kepada umatnya.

Agaknya susah berhusnuzon ke orang, tapi itu sedang saya upayakan sampai sekarang. Saya adalah orang yang sedang belajar memperbaiki diri terutama ahlaq. Jikalau yang saya lakukan justru membuat orang lain geram dan tak suka itu pilihan.

Niat saya baik, inshaAllah senantiasa mengingatkan dalam kebenaran dan kebaikan. Tapi kalau pada penyampaiannya kurang baik agaknya mohon dimaklumkan. Toh saya masih belajar, meraba mana yang benar saya lakukan dan mana yang kurang berkenan.

Saya menemukan pepatah buat diri saya sendiri terkait kejadian di hari ini.

Ucapkanlah segala sesuatu yang baik, demi kebaikan dirimu sendiri.

Saat kau mengatai orang lain, saat itulah kau mengatai dirimu sendiri.

Saat kau meremehkan orang lain, saat itulah kau meremehkan dirimu sendiri.

Saat kau sombong, saat itulah kau hancur, kecuali kau segera meminta ampun padaNya.

Tulisan ini juga agaknya sebagai bentuk pembelajaran diri. Tak ada yang salah dengan apa yang namanya belajar. Tidak bisa dapat nilai 100 secara langsung. Bertahap!

Ayat 17 di atas agaknya sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada saya agar saya tidak bersedih lagi. *boleh dong berbaik sangka kepada Allah* Allahkan sesuai prasangka hambanya. "Ya Allah, jadikan diriku lebih baik dari sangkaan mereka. Janganlah Engkau hukumaku karena ucapan mereka dan ampunilah aku lantaran ketidaktahuan mereka" Doa Abu Bakar Ash Shidiq r.a..

Saya disuruh bersabar berarti :D

Untukku saja :)

Published with Blogger-droid v2.0.10

Selasa, 24 September 2013

Pembayaran Tiket Pesawat via ATM

sumber gambar: merdeka.com
Hai Sahabat Dunia Saya... Apa Kabarnya? Semoga senantiasa bersemangat dan bermanfaat ya...
Kali ini saya mau kasih informasi terkait proses pembayaran tiket pesawat yang dilakukan via ATM. Beberapa hari lalu agaknya teman saya kesulitan memproses pembayaran tiket pesawat yang dibelinya melalui internet.

Jika saja yang dibelinya adalah pesawat Garuda Indonesia tentu dengan mudah akan muncul dalam layar mesin ATM. Namun bagaimana jika yang dibeli adalah tiket pesawat lain semisal Tiger Airways/ Lion? Okeh... berikut akan saya jelaskan proses pembayarannya melalui mesin ATM.

Pastikan Sahabat sudah sudah memegang 12 digit angka kode booking pesawat yang didapat melalui email dan sebelumnya pasti Sahabat juga sudah memilih akan menggunakan pembayaran melalui ATM apa. Untuk postingan kali ini saya akan membahas proses pembayaran tiket pesawat dengan maskapai TigerAirways.

1. Bagi sahabat yang tidak memiliki kartu ATM BCA... Sahabat tetap bisa melakukan pembayaran di Mesin ATM BCA (Karena sudah ATM Bersama)

2. Masukan kartu ATM Sahabat beserta No. PIN

3.Pilih "Menu Pembayaran" dan "Layar Berikut"

4.Pilih "Lain-Lain"

5. Akan tertera "Menu Kode" Sahabat tinggal memasukan kode Maskapai Mandala Air atau yang sekarang sudah berubah nama menjadi Tiger Airways yakni "710012"

6. Masukan 12 digit kode booking yang sudah Sahabat dapatkan melalui email saat pemesanan. Tekan "BENAR"

7. Pastikan bahwa apa yang anda pesan sesuai dengan yang tertera pada layar. Jika Sudah tekan "Ya"

8. Jika sudah... STRUK akan keluar berisi keterangan bahwa Sahabat sudah melakukan pembayaran. Ini tolong disimpan Ya. Selanjutnya secara otomatis Tiket Sahabat akan dikirm langsung ke email Sahabat. Kalau tidak ada di Inbox segera cek di Spam siapa tahu nyangkut di sana.

9. Berikut Saya tampilkan beberapa kode Maskapai Penerbangan lain. Semoga bisa bermanfaat.
     A. Sriwijaya Airlines: BCA: 710011
     B. Lion Air : BCA: 710110
     C. Kalstar Airlines: BCA 710217


Demikian informasi yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa bermanfaat bagi Sahabat Dunia Saya yang ingin memesan tiket pesawat via internet dan melakukan pembayaran via ATM.

Salam...

Senin, 23 September 2013

Kisah hari ini

Yuhuuuu

Alhamdulillah lega selega-leganya. Dari kemarin hati ingin rasanya mengadakan atau membuat kuis sederhana yang bisa sedikit membahagiakan dan membuat orang-orang tersenyum. 

Kuisnya sih sederhana... terlebih hadiahnya juga biasa aja. Tapi antusias para peserta dan respon mereka pada akhirnya membuat diri ini senang sendiri dan turut berbahagia. Ini ngomong apa sih? Ah biarin... di Dunia Saya nggak boleh ada yang protes atau sekadar mengernyitkan dahi. jika tak suka dengan tulisan ini ya tinggalkan saja. Gitu saja kok repot.

Lomba mengetik cepat yang dilangsungkan selama beberapa menit di grup Whatsapp IADP akhirnya menggaet Sahabat Isnaini dan Ryan sebagai pemenangnya. Ternyata sahabat Isnaini atau yang akrab saya panggil Inay mempunyai kecepatan di atas rata-rata. Salut Deh... nggak sampai dua menit Inay mampu menyelesaikan kalimat-kalimat yang diberikan. Pun halnya dengan Sahabat Ryan di posisi kedua... meski tertatih-tatih *lebai* ia pun mampu menyelesaikannya.

Alhamdulillah. Tiba-tiba entah kenapa rasanya lebih bersemangat untuk mengadakan kuis macam itu di setiap akhir bulan. Mungkin nanti jenis kuisnya yang akan diubah. Semoga saja Allah senantiasa memberikan rizki kepada saya sehingga bisa mengadakan kuis uniq macam itu.

Kisah hari ini mungkin cukup sekian. Oh iya... saat ini saya sedang menggeser impian-impian menggebu dan menggantinya dengan impian-impian utama. Agaknya hal ini menciptakan atmosfer baru dan gairah lebih terarah dalam mewujudkan impian yang dicita-citakan. Ayo... kesempatan itu selalu ada :) Hidup untuk Hidup

Kejarlah akhirat maka dunia akan mengejarmu

Saya Bisa Saya Mau dan Saya Mampu


Kemenangan Tim Garuda Muda U-19 AFF

Pada akhirnya kemenangan itu menghampiri juga. Lho ini menulis tentang apa? Apalagi kalau bukan terkait dengan bola. Ya... setelah berjuang menghadapi berbagai negara di ajang perebutan piala AFF... semalam pada akhirnya Tim Garuda Muda U-19 berhasil menggaet piala yang hampir 22 tahun tak berada dalam genggaman setelah mengalahkan vietnam melalui adu pinalti. Alhamdulilah... Sidoarjo menjadi tempat terhormat dan pengukir sejarah saat penyerahan piala AFF tersebut diserahkan kepada Evan Dimas dan kawan-kawan.

Respon masyarakat kita? Jangan ditanya bahagianya seperti apa. Mulai dari ramainya perbincangan di berbagai grup whatsapp... Twitter... Facebook ramai dibicarakan bahkan di sepanjang jalan oleh orang-orang yang menyaksikan pertandingan tersebut di beberapa gerai warung kopi dekat kosan.

Salut dan cukup terharu bisa menyaksikan pertandingan yang cukup membuat diri tegang bahkan ikut berteriak-teriak nggak jelas. Mungkin itu sebagai luapan ekspresi yang dihadirkan terlebih TIM Garuda Muda tampil begitu menggemaskan (baca: apik dan elegan). Sempat mengalami perpanjangan waktu dengan tambahan ekstra dua menit menjadi daya tarik tersendiri dalam pertandingan semalam. Tim Indonesia dan Vietnam sama-sama kuat pada awalnya namun lambat laun para pemain Vietnam mulai terlihat "goyang" alias kelelahan hingga beberapa tumbang menghadapi serangan-serangan yang diluncurkan tim Garuda Muda.

Tidak menyesal menyaksikan pertandingan semalam

Sekali lagi selamat untuk Indonesia... semoga ini merupakan langkah awal dalam menguikir prestasi... dinantikan piala-piala lain di ajang kompetisi yang lain. Merdeka!

sumber foto: http://www.metrotvnews.com/foto/detail/2013/09/22/14/7583/Indonesia-Juara-Piala-AFF-U-19


Sabtu, 21 September 2013

Kebangkitan Pertanian Indonesia

Indonesia: sebuah negara yang seharusnya menjadi primadona dalam hal pertanian dewasa ini tampak menurun efektivitasnya . Banyak faktor yang menyebabkan perubahan  dalam pertanian. Perubahan tersebut mencangkup produktivitas yang menurun karena terpengaruh oleh berbagai hal.  Sebelum mengkaji terkait produktivitas petani dalam bidang pertanian penulis akan menjelaskan terkait pengertian pertanian serta cakupannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pertanian berasal dari kata Tani yang berarti mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; dengan tanam-menanam (KBBI, 2008:1626). Sedangkan pertanian itu sendiri mengusahakan tanah dengan tanam menanam. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa pertanian adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang berkaitan dengan hal tanam menanam dengan memanfaatkan makhluk hidup (tanaman).

Penjelasan pertanian sebenarnya dapat meluas karena sesuatu hal yang memanfaatkan makhluk hidup sebagai kegiatan atau usaha yang memiliki kapasitas tertentu dapat pula disebut pertaian. Makhluk hidup di sini tak terbatas hanya pada tanaman saja hewan pun bisa. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan dalam pertanian luas hanya saja masyarakat kita lebih mengkhususkan dengan istilah khusus yakni peternak. Oleh karena itu dalam tulisan ini penulis menggunakan istilah petani dan peternak sebagai dua jenis mata pencaharian yang menjadi sub cabang dari pertanian.

Produktivitas para petani dan peternak seperti yang dijelaskan di atas dikatakan menurun. Beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi antara lain cuaca, perlindungan pemerintah terhadap petani Indonesia, dan pengembangan pemberdayaan pertanian dan perternakan. Penjelasan faktor-faktor terkait hasil produktivitas pertanian serta solusinya akan penulis jelaskan sebagai berikut.

Faktor Cuaca, baik dalam hal pertanian maupun peternakan agaknya menjadi faktor terbesar dalam menentukan kualitas dan kuantitas produktivitas. Sebagai negara khatulistiwa yang memiliki dua musim (hujan dan kemarau) Indonesia dapat dikatakan memiliki posisi strategis dalam perkembangan bidang pertanian. Namun dewasa ini agaknya tingkat pemanasan global menjadi isu utama yang berpengaruh terhadap cuaca sehingga berdampak pada hasil pertanian dan peternakan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perubahan yang signifikan terhadap kuantitas musim kemarau dan hujan yang tidak dapat diprediksi lagi. Hal ini dapat dirasakan pada tahun 2012 terjadi musim kemarau yang berkepanjanan di berbagai daerah.

Pemanasan global yang terjadi saat ini tentu menjadi salah satu faktor terbesar yang tak bisa dipungkiri bersumber dari ulah manusia itu sendiri. Pembabatan hutan secara membabi buta di Kalimantan dan beberapa hutan di Indonesia tak pelak menjadi penyokong utama semakin meningkatnya pemanasan global di tambah dengan maraknya pembangunan yang terkadang melibas lahan-lahan yang seharusnya dijadikan penyerapan air (alih fungsi).

Pertanian dapat dijadikan sebagai obat utama dalam hal “memperbaiki” cuaca. Pertanian dalam hal ini tak sebatas menanam tanaman-tanaman seperti padi dan sayur mayur saja. Tetapi, bisa meluas dengan cara menanam pohon yang dilakukan oleh petani pohon. Seperti halnya pertanian padi dan sayur mayur, petani pohon di sini nantinya akan memetik hasil dari apa yang ditanamnya. Salah satu pohon yang dapat dijadikan sebagai tanaman pertanian adalah pohon Jeungjing/jeunjing. Pohon ini sejenis pohon penghasil kayu yang memiliki pertumbuhan tercepat di dunia dapat menghasilkan kayu ringan yang berwarna putih yang dapat digunakan untuk keperluan meubel.
pohon jeunjing

Dengan menanam pohon Jeujing para petani pohon agaknya memberikan kontribusi besar bagi perbaikan cuaca serta meningkatkan kualitas hidup para petaninya. Kayu dari pohon layak digunakan secara maksimal setelah ditanam selama kurang lebih empat tahun. Selain memiliki harga jual yang cukup tinggi—karena permintaan barang-barang berbahan dasar kayu terus meningkat—juga menjadi pemasok utama dalam pemberian oksigen karena semakin banyak pohon tentu semakin baik.

 Solusi dalam hal pertanian pohon agakanya menjadi salah satu alternatif angin segar pada sektor pertanian di Indonesia. Meski dalam menjalaninya perlu adanya kerja sama antar petani (komunitas). Menurut MCMillan dan Chavis (1986) komunitas merupakan kumpulan dari para anggota yang memiliki rasa saling memiliki terkait di antara satu dan lainnya dan percaya bahwa kebutuhan para anggota akan terpenuhi selama para anggota berkomitmen untuk terus bersama-sama.
                                                    
Community is “a feeling that members have of belonging, a feeling that members matter to another and to the group, and a shared faith that members needs will be meet through their commitment to be together” (McMillan & Chavis (1986)

Pengertian komunitas di atas menunjukkan bahwa dengan adanya komunitas para petani dan peternak akan bersama-sama berkomitmen mewujudkan tujuan dari pertanian dan peternakan yakni meningkatkan taraf kehidupan mereka. Dengan adanya komunitas pergerakan terhadap produktivitas hasil pertanian dan peternakan lebih terorganisasi dan terarah.

Fakto kedua yang mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian dan peternakan adalah perlindungan pemerintah terhadap petani. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya saat ini pemerintah Indonesia lebih mengoptimalkan diri pada sektor industri. Hal ini tentu saja disebabkan sektor industri menghasilkan pemasukan yang besar bagi negara. Padahal potensi pertanian di Indonesia sangatlah besar. Pemerintah sampai saat ini dinilai tidak begitu memperhatikan kondisi petani yang selama ini memasok kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan maraknya impor kebutuhan pangan yang berpengaruh pada kenaikan harga. Seperti yang terjadi di tahun 2012, Menurut data BPS jumlah impor beras di tahun tersebut sudah mencapai 1.033.794,255 ton. (Badan Inteligen Negara 29/10/2012) Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan pemerintah terhadap petani dalam negeri rendah hal ini tentu berpengaruh panjang yang berakibat pada kerugian petani baik moril dan materi. Kerugian moril dapat dilihat dari menurunnya jumlah petani Indonesia yang kini lebih banyak beralih profesi karena merasa mata pencaharian sebagai petani tidak berprospek besar dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

Kegiatan mengimpor tersebut tentu saja mencederai hati para petani dan peternak karena mereka berupaya keras untuk memasok dan memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Namun, pemerintah justru melakukan impor dan impor lagi. Hal ini tentu saja mengakibatkan lonjakan barang-barang kebutuhan masyarakat yang berimbas pula pada beban hidup para petani dan peternak.

Baru-baru ini terjadi kenaikan harga kebutuhan pangan seperti beras, sayur, daging, beberapa barang lainnya. Kenaikan harga barang contoh: bawang yang sempat meroket empat kali lipat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang akhirnya menurun karena tak mampu membeli. Segelintir orang beranggpan bahwa kenaikan harga bawang dapat membuat petani bawang mendapat keuntungan lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Namau agaknya itu hanya anggapan yang tak berujung pada kebenaran. Buktinya petani bawang masih berada dalam taraf memprihatinkan karena sebenarnya tengkulaklah yang “bermain” dalam hal tersebut.

Perlindungan pemerintah dirasa perlu dengan cara membatasi impor hasil pertanian negara lain terlebih saat ini pasar bebas mulai tumbuh dan berkembang. Upaya pembatasan impor baik dari segi pertanian seperti beras, sayur mayur, daging, dan buah-buahan perlu dilakukan agar tak mematikan para petani dalam negeri. Hal ini tentu saja butuh dukungan motivasi dan pengayoman dari pemerintah itu sendiri dengan cara menerjunkan tenaga berpendidikan yang memiliki kemampuan lebih di bidang pertanian atau peternakan. Akan tetapi dewasa ini agaknya para pemuda Indonesia yang memilki latar belakang pendidikan terkait pertanian dan peternakan hanya beberapa saja yang konsisten menerapkan ilmunya di masyarakat selebihnya menguap dan melesap dalam arus pasar yang lebih mengundang dan menggiurkan.

Penggerakan ekonomi kerakyatan dalam hal ini berkaitan dengan usaha kemajuan pasar rakyat juga menjadi tugas pemerintah dalam melindungi hasil pertanian dan peternakan. Maraknya pasar swalayan secara langsung dapat mematikan pasar tradisional yang efeknya pun berpengaruh kepada petani dan peternak. Hasil produkivitas mereka yang didistribusikan ke pasar-pasar swalayan mengalami kenaikan harga namun pendapatan yang mereka terima tetaplah sama. Dengan adanya penggalakan pasar tradisional selain meningkatkan taraf hidup pedagang juga berpengaruh terhadap hasil produkivitas pertanian dan peternakan karena semua saling terikat dan saling bergantung.

Faktor ketiga berkaitan erat dengan pengembangan dan pemberdayaan pertanian yang sampai saat ini masih beli putus antara tengkulak dengan petani atau peternak. Perlu adanya konsep pemberdayaan berbasis komunitas petani dan peternak sehingga taraf hidup petani dan peternak bisa ditingkatkan. Hal ini tentu saja bisa meningkatkan taraf kehidupan petani dan peternak serta memaksimalkan dan mengoptimalisasikan kemampuan mereka dalam hal bertani dan berternak.

Pengembangan dan pemberdayaan pertanian dan peternakan dapat dilakukan salah satunya dengan cara mengubah konsep pertanian dan peternakan dengan penerapan pengolahan secara organik. Selain itu, ada pengolahan hasil pertanian dan peternakan agaknya menjadi salah satu alternatif agar tingkat harga jual terhadap produktivitas dapat meningkat pula. Dengan adanya berbagai tinjauan serta alternatif yang telah penulis sampaikan di atas dapat membawa angin segar untuk kembali membangkitkan pertanian di Indonesia.

Kebangkitan pertanian dan peternakan di Indonesia dapat terwujud jika semua elemen saling bekerja sama dalam mewujudkan dan membangun pertanian yang lebih baik lagi. Tentu semua dengan pengawasan yang optimal dengan terus berinovasi dan berkreasi dalam pemanfaatan produkstivitas pertanian dan peternakan sehingga akan berimbas atau berdampak terhadap kualitas dan taraf hidup semua elemen terutama petani dan peternak.

DAFTAR PUSTAKA
Chavis, D.M., Hogge, J.H., McMillan, D.W.,& Wandersman (1986) Sense of community through brunswick’s lens: a first look. Journal Of Community Psychology. 14 (1), Pp 24-40.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

“Prediksi dan tantangan sector pertanian” www.bin.go.id/wawasan/detail/155/3/29/10/2012/prediksi-tantangan-sektor-pertanian. diakses pada 26 Maret 2013.

Jumat, 20 September 2013

Tiga bulan yang lalu baru saja temanku melahirkan.

Tak sakit katanya, terlebih setelah bertemu tatap dengan makhluk mungil yang sudah dijatuhi cinta sebelum lahir ke dunia


Semua orang menyebutnya dengan istilah bayi, namun temanku memanggilnya dengan istilah cinta.


Cintanya pada cinta mampu mengalahkan cintanya pada suami. Tak salah katanya berlaku demikian, meski agaknya terlalu berlebihan.


Cinta, selalu diajak bermain dengan berebagai permainan yang mampu mengundang tawa dan senyuman.


Suatu ketika, cinta mulai beranjak remaja. Ia dimanjakan sedemikian rupa oleh sang bunda. Tak ada yang salah dengan setiap permintaannya, hanya saja terkadang waktu terlalu enggan bergulat dengan ingin yang berlebihan.


Ia minta miniatur surga yang entah dicarinya di mana. Belum pernah ada yang mengunjungi surga setelah semua orang beranjak dewasa. Kecuali saat mereka belum terlahir di dunia. Sang bunda kalang kabut bertanya seperti apa bentuk surga yang diinginkan cinta? Cinta hanya bilang bahwa surga itu indah.


Sang bunda dengan sekuat tenaga menampilkan surga sesuai inginnya. Hanya saja sang cinta selalu merasa bahwa surganya tak tepat dan kurang akurat.


Bunda merasa kecewa tak bisa penuhi ingin cintanya namun ia tak habis pikir tetap mencoba mencipta dengan segenap jiwa dan raga. Pada akhirnya sang  Bunda membuat gelap.


Gelap di hadapan hingga membuat cinta tersenyum elegan. Ini baru surga, cinta berkata-kata hingga mampu membuat bunda berurai air mata.


Impian membangun surga di hadapan berhasil ia lakukan. Pada akhirnya bunda tahu bahwa surga yang diinginkan cinta seperti saat ia dalam kandungan. Gelap namun hangat.


Cinta tertidur cukup lama, ia peluk gelap dengan erat. Bunda tertidur juga setelah lelah menyaksikan cintanya kembali lagi menjadi bayi yang belum sempat lahir ke dunia.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Surat malam ini

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ


QS: Yusuf 86


Doa Yaqub: Sesungguhnya hanya kepada Allahlah, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku dan dari Allahlah aku mengetahui yang tiada kamu mengetahuinya.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Rabu, 18 September 2013

Ada kisah dalam "Perang Tubuh"

Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 10.00. Suasana Terminal blok M di hari minggu masih seperti biasanya. Ramai dengan kendaraan dan manusia yang berlalu-lalang. Ponselku berdering. Sebuah pesan masuk.

“Sorri Ta… Lu udah sampe ya? Kami baru berangkat” Kalimat di pesan itu sunggu membuat kedua kakiku lemas. Aku tak segera membalasnya. Rasa kecewa dan emosi yang segera meluap kutahan perlahan dengan cara menghembuskan napas berkali-kali. Kebiasaan teman-temanku tak pernah berubah. Selalu saja ngaret bila kita punya temu janji.

Hari ini aku dan kedua teman semasa kuliah bertemu janji di termina blok M. Kami berjanji untuk berangkat bersama menuju Bekasi. Kami ingin menjenguk Tika yang baru sekitar tiga bulan lalu melahirkan. Namun seketika rasa semangat tersebut memudar seketika saat membaca pesan dari Arwa. Arwa ternyata baru berangkat bersama Maria. Baiklah… aku harus habiskan waktu sekitar sejam untuk mengisi  kekosongan yang ada sembari menunggu mereka berdua tiba.

Kulangkahkan kaki menuju Blok M Square untuk sekadar mengisi waktu. Padahal aku tahu jam segitu mal pastinya masih sepi. Saat berjalan menunju pintu selatan kulihat beberapa pedagang buku sudah menggelar lapaknya di lantai paling dasar. Buku… aaaakkkkk

Aku tak akan pernah bisa menahan jika melihat buku. Jika sudah bertemu buku berjajar yang dijual pastilah tangan ini nantinya akan merogoh kocek untuk mendapatkan buku-buku yang baru ditemui dan dijatuhi rasa suka bahkan cinta.

Yap…
Pada akhirnya aku menghampiri seorang pedagang buku yang tengah asyik menata dagangannya. Sang Bapak penjual berkacamata menyambut kedatanganku.

“Ini lagi saleMbak… sepuluh ribu semua” Ujarnya sambil menunjukan buku yang tertata rapi di bagian bawah. Mataku membesar seketika melihat berjejer buku-buku yang mempunyai judul-judul unik dan menarik hati. Tanganku bergegas mengambil beberapa buku dan membaca resensi belakangnya. Kalau sudah begini dipastikan aku pasti akan membeli.

Mataku pada akhirnya tertuju pada sebuah buku tentang difabel. Judulnya Perang Tubuh. Buku ini berkisah tentang kehidupan seorang difabel yang kakinya lumpuh semenjak ia kecil namun masih memiliki semangat dan cita-cita tinggi untuk memperoleh pendidikan.

Buku Perang Tubuh

“Pak buku ini ada lagi nggak?” Tanyaku sembari bertanya ke Bapak-bapak penjual. Bapak itu segera mengambil buku yang tadi kupegang. Mencoba mengingat-ingat. Lalu ia mengangguk-angguk.

“Ada… ada… kok Mbak. Ada lima bahkan.” Ujarnya lalu membuat semangatku naik kembali. Setidaknya menunggu kehadiran kedua sahabatku ada untungnya juga kerena bisa menemukan buku-buku seperti itu. Iya semenjak semester lima aku senang bergulat dengan buku-buku yang berkaitan dengan difabel. Hingga pada akhirnya tema difabel kujadikan sebagai topik skripsiku. Aku butuh lebih dari satu buku semacam ini karena sisanya akan aku berikan kepada rekan-rekanku yang juga tertarik dengan tema difabel.

“Mbak anak sastra ya?” Tebak si Bapak sambil mencari buku yang kuingin. Aku tersenyum mengangguk mantap. “Udah menikah Mbak?” Pertanyaan si Bapak selanjutkan kujawab dengan gelengan kepala disertai senyuman. Pertanyaan aneh yang kuterima di pagi ini.

“Maaf Pak… ada buku ini nggak?” Ujar seorang lelaki yang tiba-tiba datang dan menyerahkan selembar kertas kepada bapak penjual buku. Sang bapak yang tadinya mencari buku yang kuingin seketika menghentikan aktivitasnya dan mengambil secarik kertas yang disodorkan pemuda tadi.

“Oh… ada-ada… sebentar ya.” Ujar sang Bapak lalu menengok ke arahku.

“Mbak sebentar ya…” Ujar sang bapak dan aku pun mengangguk. Sang bapak bergegas berjalan dan mencari di tumpukan buku di sebrang.  Sang pemuda yang juga menunggu bukunya tersebut seketika duduk di sebuah bangku  yang jaraknya hanya dua meter dari tempatku berdiri. Sekilas aku memperhatikannya. Ia sedikit mengatur napasnya perlahan. Entahlah mungkin dirinya habis berlari.

“Nih mas… ada kan” Ujar sang bapak sambil menyerahkan sebuah buku bersampul merah tebal yang kutaksir terdiri lebih dari seribu halaman. Sang pemuda bergegas menerima bukunya mencoba memperhatikan apakah benar itu buku yang dia cari.

“Mas dari Bandung?” Tanya sang Bapak yang pada akhirnya membuatku mencuri dengar pembicaraan tersebut. Maklum jarak kami hanya dua meter.

“Iya Pak” Jawab sang pemuda lalu membuka-buka bukunya.

“Kenapa nggak cari di Palasari saja? Kan di sana lebih banyak” Tanya sang bapak lagi sembari mengembalikan sebuah kertas yang tadi diserahkan sang pemuda.

“Di Palasari udah nggak ada Pak. Makanya saya belain ke sini pagi-pagi” Ujarnya lagi

“Anak  ITB kimia ya?” Si Bapak bertanya lagi dan pemuda tadi tersenyum sembari mengangguk. Aku yang semenjak tadi memperhatikan percakapan mereka secara tidak sengaja bergegas mengalihkan pandangan. Sampai pada akhirnya…

“Mbak… ini anak ITB… Kimia Mbak. Mbak kan anak sastra. Cocoklah” Celoteh sang Bapak hingga pada akhirnya membuatku menoleh berbarengan dengan sang pemuda

“Apaan sih Pak? Buku yang saya cari ada nggak Pak?" Hampir saja aku terpeleset dalam sikap salting. Untung buru-buru aku bisa bersikap biasa. Si bapak benar-benar membuat diriku mengelus dada. Maksudnya apa coba?

“Oh iya… sebentar-sebentar. Nah sekarang gini deh… saya kan lupa taruh bukunya di mana. Mbak cari di sekitar sini nah saya cari di sekitar situ” Ujar sang Bapak yang menyuruhku mencari di bagian dekat pemuda itu duduk. Sementara sang bapak berjalan ke tempatku berdiri. Aku mencoba bersikap biasa meski pada dasarnya aku tahu pasti si bapak punya maksud yang aneh-aneh. Baiklah akhirnya aku mencari buku yang kuingin di dekat sang pemuda tadi. Saat aku beneran sibuk mencari sekilas kulihat sang bapak yang hanya berdiri memandangiku tanpa bergerak mencari buku yang kumau.

“Pak… cariin… kok malah ngelihatin saya?” Ujarku pada akhirnya. Sang bapak tersenyum.

“Mas… itu bantuin Mbaknya… udah saya kasih kesempatan juga. Kan masnya Kimia… Si Mbaknya Sastra tuh” Ujar sang Bapak lagi dan membuatku pada akhirnya tertunduk malu sambil geleng-geleng kepala.

Pada akhirnya aku hanya serius menatapi jejeran buku sembari mencari buku yang kumau. Tanpa kuhiraukan sedikit pun kata-kata sang bapak.

“Anak sastra?” Pemuda di sampingku membuka suara. Aku menoleh dan mengangguk sekilas. Lalu mataku terlempar jauh ke arah buku-buku di bagian ujung.

“Cari buku apa?” Tanyanya lagi mencoba mencari tahu. Baiklah kalau begitu aku akan mencoba bersikap ramah.

“Buku Perang Tubuh. Kaya gini” Ujarku lagi sembari memperlihatkan buku yang kuingin.

“tentang apa?” Ia serius menatap buku yang kutunjukkan

“difabel” Jelasku

“Dongeng?” Dia bertanya lagi dan aku buru-buru menggeleng.

Pada akhirnya akupun menjelaskan hal-hal terkait difabel yang kumaksud. Aku menerangkan bahwa aku gemar mengumpulkan karya sastra dari penulis difabel atau yang akrab disapa dengan orang-orang disabilitas. Sang pemuda mengangguk-angguk paham dengan penjelasan singkat yang aku jelaskan.

“Nah… gitu dong… kan cocok tuh” Ucapan sang bapak penjual pada akhirnya memberhentikan percakapanku dengan sang pemuda. Ini semua di luar dugaan. Kok aku malah ngobrol sama dia -.-“

“Mau dibantu cari?” Sang pemuda menawarkan diri. Kulihat sang bapak penjual bukannya mencari buku yang kuingin tapi justru memperhatikan kami. Aku pun menolak secara halus atas tawarannya.

“Pak cariin buku saya pak jangan ngelihatin aja” Ujarku pada akhirnya. Sang bapak terkekeh lalu bersiul-siul sendiri.

“Gimana sih Mbak… kok nggak mau dibantuin sama Masnya?” Pertanyaan sang bapak pada akhirnya hanya kujawab dengan senyuman.

Sang pemuda bergegas menanyakan harga buku merah yang kini ada di tangannya. Sang Bapak pada akhirnya memberikan harga. Tak lama terjadi tawar menawar antar keduanya. Hingga pada akhirnya deal buku tersebut terjual dengan harga Rp150.000. Setelah membayar sang pemuda bergegas pamit.

“Duluan ya Mbak… semoga bukunya dapet” Ujarnya pamit dan aku pun mengangguk.

“Yah si Mbak… padahal kesempatan tuh tadi” Ujar sang bapak seolah menyesali kepergian sang pemuda. Gantian aku yang terkekeh. Ada-ada saja niat si bapak mencoba menjodohkan kami. Kocak!

Aku bergegas duduk di tempat yang sebelumnya diduduki oleh sang pemuda. Sembari menyanggah lelah berdiri semenjak tadi . Sang bapak pada akhirnya menyerah terhadap buku yang aku ingin. Sepertinya beliau benar-benar lupa menaruhnya di mana. Aku pun pada akhirnya pasrah. Tak apalah jika hanya menemukan satu. Setidaknya aku tahu bahwa penulis difabel masih ada dan tetap eksis.

Mataku yang pada akhirnya melihat judul-judul buku di hadapanku seketika tertuju pada sebuah kertas yang tertulis “Institut Teknologi Bandung”  Alamak. Jangan-jangan ini kertas pemuda tadi. Kuberanikan diri untuk memegang dan membacanya. Benar saja sepertinya ini milik pemuda tadi. Di kertas tersebut tertera judul buku dan beberapa soal. Sepertinya kertas itu adalah kertas soal. Dan ternyata kertas soal tersebut berlapis berlembar-lembar kertas berwarna putih yang ternyata adalah lembar jawaban. Hal itu terlihat dari tulisan tangan dengan tinta biru yang menuliskan jawaban-jawaban dari soal di halaman depannya. Pertanyaannya berpusat sekitar atom ataupun molekul. Entahlah aku tak paham.

“Pak… ini punya mas yang tadi” Ujarku sambil menunjukkan kertas yang kupegang. Sang bapak memperbaiki posisi kacamatanya dan mengangguk-angguk membenarkan.

“Ya ampun… ini kertas yang tadi. Kasihan banget masnya ketinggalan” Ujar sang bapak dan aku pun turut prihatin.  Kalau saja di kertas itu ada nomor telepon pasti sudah kuhubungi. Sayangnya yang tertera di kertas tersebut hanyalah nama dan nomor pokok mahasiswa.

“Nanti kalau dia inget dia pasti balik lagi Pak” Ujarku mencoba menghibur sang bapak yang sepertinya kecewa karena air mukanya terlihat demikian.

“Iya… semoga ya mbak. Siapa tahu juga berjodoh sama Mbaknya” Ujar sang Bapak benar-benar di luar pemikiranku. Sempat-sempatnya sang bapak berujar seperti itu di saat seperti ini.

“Ya ampun Pak… sempet-sempetnya berpikir gitu. Saya udah lulus kuliah kali Pak… dia masih kuliah.” Ucapanku kali ini tak bisa kukontrol sendiri. Kok sekarang aku ikut-ikutan berpikir ke arah sana.

Ponselku berdering. Temanku menelepon dan mengatakan bahwa mereka sudah mendarat di halte transjakarta Blok M. Aku pun bergegas mengiyakan akan menuju ke sana. Setelah membayar buku yang aku beli aku pun bergegas pamit kepada sang bapak.

“Ini kertas masnya di bawa saja mbak. Siapa tahu Mbak ketemu lagi sama masnya nanti…” Ujar sang bapak sembari menyodorkan kertas milik pemuda tadi. Aku pun menolak karena kupikir belum tentu bertemu dengan sang pemuda. Justru yang aku perkirakan sang pemuda akan kembali ke tempat bapak ini.

“Udahlah saya percaya nanti si Mbak ketemu sama masnya” Sang Bapak memaksa. Aku bersikeras menolak. Namun sang bapak tetap memaksa. Di sisi lain ponselku terus berdering. Temanku mungkin kini gantian sedang menungguku yang tak kunjung muncul.  Paksaan si bapak kali ini pada akhirnya mampu membuat kertas milik sang pemuda berada di tangan. Baiklah dari pada aku tertahan terlalu lama di toko tersebut. Bergegas aku berjalan cepat menaiki tangga. Baru dua langkah berjalan wajah sang pemuda tadi kini berdiri di hadapan.

“Mas… ini kertasnya ketinggalan” Ujarku refleks pada akhirnya. Sang pemuda tersenyum menerima tiga lembar kertas yang kuserahkan.

“Makasih… saya baru mau ke sana lagi.” Ujarnya sembari tersenyum

“Tadi si Bapak maksa aku nyuruh bawa kertas ini” Ujarku menjelaskan semuanya. Sang pemuda tetap menjaga senyumnya.

“Tuh kan jodoh” Teriakan sang Bapak penjual buku membuat kami berdua menoleh ke arahnya. Untung masih sepi. Kalau penuh aku sudah tidak tahu lagi bagaimana melewati ini semua. Aku pun pada akhirnya  tersenyum perlahan. Lalu bergegas pamit padanya.

“Oh iya Mbak… ini” Ujar sang pemuda saat aku berusaha melewatinya. Aku menoleh lagi. Sebuah buku dengan judul Perang Tubuh disodorkannya kepadaku. Aku melongo saat itu. Kaget sekaligus takjub.

“Tadi saya ketemu buku ini di toko ujung. Tadi lagi nyari buku ini kan? Di bapak tadi belum ketemu juga? Sang pemuda bertanya. Dan aku hanya menggeleng. Ia kemudian menyuruhku untuk menerima buku dari tangannya.

“Berapa ini mas?”Tanyaku lagi dan dia tersenyum.

“Nggak usah… buat Mbak aja. Makasih ya udah dibawain” Jelasnya sembari memasukkan kertas tadi ke dalam tasnya.

“Eh ini beneran gratis?” Aku memastikan dan sang pemuda mengangguk. Pada akhirnya aku mengucapkan terima kasih padanya. Hingga pada akhirnya dia bertanya terkait kegiatanku saat ini. Sembari berjalan aku menjelaskan bahwa aku ada janji dengan sahabatku di terminal blok M. Aku tak bisa bercakap-cakap terlalu lama dengannya. Selain karena tidak enak… juga karena sahabatku sudah menunggu. Aku pun bergegas pamit unudr diri dengannya setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih lagi untuk kesekian kalinya.

“Suatu saat lagi kita ketemu lagi Mbak. Insha Allah” Ujarnya dan aku hanya nyengir sembari  mengangguk. Aku tak paham perkataannya  tapi aku mengaminkan dalam hati jika bisa bertemu lagi dengannya. Aku melambaikan tangan dengan buku Perang Tubuhdigenggaman ke arahnya. Aku bergegas berlalu meninggalkan lingkungan blok M dan bergegas menemui kedua sahabatku.

“Maaf ya telat…” Ujar Arwa dan Maria berbarengan. Aku tersenyum lalu merangkul mereka berdua. Kangen berat karena sudah lama tak bertemu mereka. Arwa dan Maria memperhatikanku yang nampaknya agak berbeda.

“Tumben… biasanya kalau kita telat dateng yang dipasang muka kecut. Sekarang kaya orang bahagia banget” Arwa bertanya dan aku tersenyum.

“Ah pokonya aku bersyukur deh karena kalian datengnya terlambat Kalau enggak aku nggak akan mungkin sebahagia ini” Ujarku tersenyum dan membuat kedua sahabatku bingung. Aku tak menceritakan kejadian yang baru saja aku alami. Hanya saja aku takut terlalu berlebihan menikmati rasa bahagia ini. Jadi kusimpan kejadian ini untukku saja.

Dalam bus perjalanan menuju Bekasi aku duduk terpisah dengan kedua sahabatku. Bergegas aku keluarkan buku Perang Tubuh yang diberikan pemuda tadi dari dalam tas. Anehnya aku mengusap-ngusap buku itu sambil tersenyum sendiri.

Aku berniat membaca buku ini selama perjalanan menuju bekasi. Namun niatku terhenti saat kubuka halaman pertama dari buku di tanganku kini.
“Untuk gadis yang mampu membuka wawasan baru padaku secara singkat. Dan menarik hatiku secara kuat “
Kata-kata itu tertulis dengan tinta biru. Di bawahnya terdapat sebuah nomor yang kutebak adalah nomor telepon sang pemuda tadi. Oh Tuhan…  kau hadirkan cinta lewat sebuah buku.
                                                ***
Hari ini adalah hari spesial bagiku. Seorang pemuda yang dulu kutemui  di daerah Blok M dan memberikan sebuah buku padaku akan diwisuda. Ya… pemuda yang kini mengemban gelar Master dari program Kimia dengan bidang khusus Kimia Fisik menjadi sumiku kini. Doa dari sang bapak penjual buku ternyata manjur juga. Itulah jodoh… dia bisa ditemukan di mana saja.


Tamat