Rabu, 31 Desember 2014

Desember

Huaaaaaa

sudah lama tak menorehkan kata-kata di blog tercinta. Sibuknya sampai-sampai tak mampu meluangkan waktu meski sekejap saja.

31 Desember 2014 ini, saya sedang mengandung anak pertama dengan usia kehamilan 5 bulan lebih 2 minggu. Alhamdulillah Allah kasih hadiah indah di tahun ini dengan kabar kehamillan saya dan inshaAllah di tahun depan dengan kelahiran dede bayi.

Tahun ini saya mendapatkan berbagai macam hal indah dari Allah. Beberapa resolusi saya tercapai, menikah salah satunya. Alhamdulillah banget dan ternyata petualangan hidup saya semakin menarik saja. Terlebih sekarang sokongan utama saya ada pada suami tercinta Tri Wiranto yang kini telah melekat panggilan "ayah" padanya. Kalau Allah mah itu udah pasti ya. Allah mah segala dari segala-galanya. Saya benar-benar bersyukur bisa kenal Allah dan senantiasa berserah padaNya Sang Maha Indah. Kalau bukan karenaNya, entahlah saya akan seperti apa.

2014 ini adalah titik awal dari perjalanan hidup saya bersama kekasih pilihan Allah. Insha Allah dia akan senantiasa membimbing saya menuju pada Nya. Tentu bersama sang buah hati yang kini berada dalam perut saya. Lucu, dia senantiasa bergerak-gerak jika sudah mendengar azan dikumandangkan. MashaAllah dede, semoga kamu senantiasa dirahmati Allah. aamiin

2014 ini berita terkait sahabat-sahabat saya juga terkadang timbul tenggelam. Ada yang berbahagia ada yang berduka juga ada yang hilang entah kemana. Semoga Allah senantiasa melindungi kalian semua.

Teruntuk keluarga: Ayah, mama, adit, syaukat, om hari, tante Maya, Pak mundir, mbk aci, mas indra, dan tentu saja keluarga suami saya yang juga mutlak keluarga saya Ibu, bapak, mas heri, mbk vivi, mbak yana, mas fajar, dan mbk wung semoga kebahagiaan dan keselamatan senantiasa menaungi kita semua. Allahuma aamiin

Teruntuk seluruh masyarakat Indonesia yang sedang ditimpa musibah terutama keluarga korban pesawat air asia, semoga senantiasa diberikan ketabahan dan kesabaran. Semoga masayarakat Indonesia semakin berakhlakul karimah. Allahuma aamiin

Mabun,
menulis di sandaran ayah :D

Sabtu, 26 Juli 2014

Ramadan(ku)2014

Ramadanku
kini berbeda
ada dia yang setia
menjadikanku pendampingnya
di kala suka dan duka

Ramadanku
penuh kasih
terutama Kasih Nya
melalui dia
yang taat memuja Sang Maha
bersama-sama

Ramadanku
mencari ridhoNya
mengharap rahmatNya
semoga bertemu ramadan lagi di  tahun-tahun yang akan datang.

Allahuma aamiin

NB: Ramadan 29, Abang di Jogja aku di Sidareja. Besok bertemu di rumah tercinta.

Barakallah :D

Jumat, 25 Juli 2014

Pernikahan Sahabat

Sudah lama sekali ingin menuliskan ini namun kesempatan tersebut agaknya baru diperkenankan sekarang. Mumpung masih ingat, mumpung masih hangat mari saya tuangkan dan silakan dinikmati.

Pernikahan…
Segala hal yang berkaitan dengan pernikahan tentu saja akan membuat sang empunya hajat merasa berbahagia. Ini tentu juga berlaku baik yang sudah menjalani, atau akan menjalani hajat tersebut. Tak terkecuali dengan diri saya sendiri.  Kali ini saya tak akan membahas terkait pernikahan saya. (Akan ada bahasan tersendiri dan menggelegar untuk bagian tersebut) Dalam kesempatan emas seperti sekarang ini (Maklum lagi puasa kan kebanyak diem tuh daripada berbicara nggak manfaat… diam=emas) saya bermaksud membahas eh salah lebih tepatnya menceritakan terkait pernikahan yang telah berlangsung di tanggal 7 Juni 2014 yang tak lain dan tak bukan adalah pernikahan sahabat saya “Rissa”

Waktu itu jam menunjukan pukul 07.30 pagi. Saya dan pangeran tercinta sudah rapih dan bersiap untuk berangkat menuju Depok. 7 Juni 2014 merupakan hari spesial buat sahabat saya dan tentu saya sendiri. Mengapa spesial? Karena ditanggal tersebut, sahabat terkasih saya akan menyempurnakan separuh agamanya dengan cara Menikah. Alhamdulillah, dari tanggal 5 Juni 2014 saya memang sudah berada di Jakarta sehingga tak perlu repot-repot berangkat dari Jawa Tengah.

Dengan pakaian berwaran marun (pakaian favorit) dan pashmina pink yang menjuntai, saya siap berangkat menggunakan kendaraan beroda dua. Sementara itu, pangeran saya mengenakan baju batik berwarna warni yang membuatnya nampak terlihat lebih segar. Perjalanan kami lalui dengan santai karena kami telah mengukur waktu perjalanan sekitar 2 jam.
Selama perjalanan, hati saya berkomat kamit merapal doa agar kami slamat sampai tujuan dan sampai sebelum akad dimulai. Perjalan yang kami tempuh lumayan cukup jauh. Pasalnya sudah lama sekali saya tidak menggunakan sepeda motor dan terbiasa menggunakan alat transportasi masal seperti kereta, bus, atau angkutan umum. Lumayanlah cukup membuat pinggang saya pegal-pegal. Namun kepegalan pingang plus pinggul saya berbuah manis, akhirnya  kami tiba juga sekitar pukul 09.45. Bergegas kami merapikan diri yang sudah awut-awutan terkena angin dan debu jalanan.

Ketika sudah rapi-rapi diri saya bertemu dengan adik sang pengantin yang suda saya anggap seperti adik saya sendiri, Reza. Dia mengajak saya untuk bertemu sang kakak yang ia panggil dengan sebutan “teteh”.

“Kak Reisa ke dalam aja, teteh di dalem.” Ujarnya santai lalu mengajak saya masuk ke dalam aula melalui pintu belakang. Saya meminta izin pangeran untuk meninggalkannya sejenak dan ia mengiyakan. Saya pun mengikuti langkah Reza yang kala itu terlihat lebih tampan dengan pakaian seperti jas yang berwarna hitam. Reza menyurh saya masuk ke dalam sebuah ruangan dengan pintu yang agak terbuka.

Jeng-jeng, ketika masuk saya bergegas mencari sahabat saya. Dia sedang terduduk dengan gaun putihnya. Anggun! Entah kenapa saat memanggil namanya air mata saya mulai menetes. Mungkin terharu ikut berbahagia dengan apa yang terjadi dengannya. Rissa tampaknya sedikit terkejut melihat kehadiran saya di hadapannya. Saya bergegas menghampirinya dan menyalami tangannya yang dingin.

“Rei jangan nangis dong” Ujar Rissa. Dengan segera saya mendongakkan wajah ke atas menahan agar tak ada tetesan air mata yang tumpah.

“Gue nggak ngerti nih mesti ngapain” Ujar Rissa lagi dengan mimik muka yang memang terlihat tegang.

“Santai aja neng, doa, terus senyum” Nasihatku padanya. Pada dasarnya apa yang dirasakan Rissa saat itu telah saya rasakan saat 19 Maret 2014 lalu. Bingung, berdebar, dan nano-nano.

Sinkat saja pertemuan di belakang layar tersbut. Setelah memberikan kado spesial dan mengambil gambar berdua, saya bergegeas pamit karena kasihan bila pangeran saya menunggu terlalu lama.
Ternyata di aula acara tengah berlangsung. Usai bertemu, cipika cipiki dengan Dicil saya bermaksud mengisi buku tamu. Namun saat langkah kaki menapak ke dalam lewat pintu seharusnya terdengar suara lantang dari sang mempelai pria mengucap ijab qabul. Serta sahut menyahut suara saksi menyatakan bahwasannya akad nikah tersebut “Sah”.

Alhamdulillah… ucap saya dan suami berbarengan.
Anehnya… Dicil dan kawan-kawan yang bertugas sebagai pager ayu sama sekali tidak mendengar bahwa ijab qabul tengah berlangsung. Kocak… mungkin karena memang suara yang terlalu ramai pada pinggir sayap kiri dan kanan sehingga mereka tidak fokus pada suara di tengah.

Alhamdulillah menepati janji.
Dulu saya pernah berjanji pada sahabat saya itu bahwasanya jika saya telah menikah, saya akan menghadiri akadnya. Tapi jika belum saya hanya akan menghadiri resepsinya. Mengapa saya katakana begitu? Huaaaaaaa terlalu sedih rasanya jika saya masih single dan melihat soulmate saya telah menikah meninggalkan saya seorang sendiri. (Alias takut nggak kuat menahan haru sendirian). Ternyata Allah memang Maha Baik. Saya menikah lebih dulu sehingga saya lebih tegar (ceila) menyaksikan sendiri pernikahan sahabat saya. Meski pada akhirnya saya masih saja menangis haru setelah ijab qabul tersebut berlangsung.

“Sudah nggak usah nangis” Ujar suami saya sembari tersenyum mencoba menyeka air mata saya yang sudah menggenang di pelupuk mata. Cesss…. Nggak tahan juga. Hehehhe
Di pernikahan sahabat saya itulah, saya bertemu dengan sahabat Prodi Indonesia lainnya wabil khusus Prodi Indonesia angkatan 2007. Saya masih saja mendapat ucapan selamat dari teman-teman yang memang tidak sempat hadir di hari bahagia saya. Alhamdulillah dapat doa lagi. ^^v

Ah senangnya….
Barakallah untuk sahabat saya dan juga teman-teman IKSI07. Semoga yang belum menikah segera dipertepat jodohnya oleh Allah. Allahuma aamiin. :D

Selasa, 22 Juli 2014

Hasil Pemilu 2014

Legowo

ayolah legowo
hasil saat ini mungkin memang yang terbaik
menang atau kalah ya sudahlah
yang terpenting diri ini telah ikhtiar dengan apik

Indonesia

semoga dengan pemimpin baru
engkau jadi lebih maju

Garuda

pengendalimu telah tiba
busungkan dada
raih cita dengan sepenuh jiwa
terbanglah ke angkasa
mengudara mewujudkan rakyat sejahtera
dengan adab dan berakhlak

Perjalanan


Jeng-jeng…. Hayo ngaku pasti di antara kalian ada yang merindukan tulisan saya. Sama… saya pun begitu. Oleh karena itu di malam indah nan penuh cahaya bintang yang gemerlapan (Lihat di atas langit dari tanah Ciloning Desa Karanganyar) saya akan menorekan kisah kasih perjalanan sang biduan pemuda dan pasangannya. Ceilah…

Pemuda itu sebut saja namanya Wira. Naman aslinya Tri Wiranto yang tak lain dan tak bukan adalah pangeran belahan jiwa sang penulis, yakni saya sendiri xixixixixi. Oke lanjut… kenapa saya buat judulnya sebagai perjalanan? Hal ini tak lain dan tak bukan karena memang pada tulisan saya kali ini akan membahas seputar perjalanan yang telah dilalui oleh sepasang kekasih dengan penuh gelora dan semangat membara untuk menjalin tali silahturahmi pada keluarganya.

Perjalanan…

Lalu hanya sendiri
Kini ada yang temani, menjaga, dan melindungi

Oke… setelah resmi menyandang status sebagai seorang istri dari Ny. Wira, niat saya untuk melakukan perjalanan akhirnya terlaksana juga. Tentu dengan dukungan moril dan materi dari suami, perjalanan yang berlangsung dari 21 April 2014— 21 Juni 2014. Wew sungguh perjalanan yang cukup panjang bukan?

Rute perjalanan kami Alhamdulillah masih kisaran Pulau Jawa. Tempat mana saja yang kami pijaki? Ini dia: Jakarta Kota, Sidareja, Gandrungmangu, Purwoketo, Jogjakarta, Solo, Surabaya, Malang, Tumpang.

Weitssss lumaya juga perjalanan ini. Selain membutuhkan banyak tenaga ekstra (karena kami banyak numpang istirahat di sana sini) juga membutuhkan materi yang lumayan (Alhamdulillah karena niatnya silahturahmi jadinya rezeki mengalir tanpa henti) Allah memang Maha Kaya. :*

Semua perjalanan yang kami lalui tak lepas berkat dukungan doa dari orangtua yang senantiasa menaungi kami agar selamat sampai kami berpijak. Maksudnya selamat sampai mana saja gitu. Heheheh yang kedua semua perjalanan kami pun terdukung secara tidak langsung oleh alat transportasi masal yang murah meriah, aman, dan nyaman (Tanpa bermaksud promosi) secara khusus kami berdua mengucapkan terima kasih kepada PT Kereta Api Indonesia yang dengan setia mengantar kami ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Oh iya jasa bus juga namun tak sebanyak kereta api. Heheheh

Dulu, saya terbiasa menikmati perjalanan menggunakan kereta api sendiri. Ngebolang ke sana kemari sendiri (secara fisik) kalau secara batin saya ditemani oleh malaikat Raqib dan Atid. Kalau Allah mah udah pasti tentulah yah. Setelah prosesi 19 Maret 2014 itu terjadi maka ke manapun saya pergi (terutama untuk perjalanan yang jauh) Insha Allah harus dengan izin suami dan sudah barang tentu kalau suami bisa ikut ya dengan suami. Cieeeeee yang udah punya suami kayanya bahagia banget kalau kata suaminya disebut berualang kali. (Biar yang sebelah Geer… maklum nulisnya di samping suami sih) hehehehhe. Tn. Wira melirik

Dulu, kalau perjalanan paling lama seminggu atau dua minggu (tergantung lamanya menginap di rumah saudara) habis kalau kelamaan nginap nggak enak juga sih, apalagi kalau saudara sering tanya: Kapan nikah? Perasaan kalau udah denger pertanyaan ini dilontarkan kuping tetiba panas dan memerah kalau hati sih merapal doa.. “Ya Rabb kapan Engkau pertemukan hamba dengan lelaki soleh yang akan melengkapi hidup hamba agar dapat bersama-sama beribadah kepadamu.” Cesssss…

di ujung sana di waktu yang sama, Pemuda Wira pun sedang merapal doa " Ya Allah, Tuhan seluruh alam yang senatiasa memberi yang terbaik untuk hambaNya. Perkenankanlah diri hamba untuk melengkapi separuh agama hamba. Mudahkanlah hamba bertemu dengan tulang rusuk hamba yang soleha, Semoga Engkau mempertepat dalam mengabulkan doa hamba" Cesssss

pada akhirnya doa-doa tersebut bertemu dalam nyata yang berujung cinta... cinta untukNya, mengharap ridhoNya. aamiin

Sekarang…. Jeng-jeng-jreeeeeengggggg…. Setelah menikah… wussss wessss wossss ucapan selamat bergegas muncul mengiringi perjalanan kami dari rumah saudara yang satu ke rumah saudara yang lain (Maklum nggak semua saudara saya bisa menghadiri pernikahan kami yang jatuh tepat di hari Rabu yang tak lain dan tak bukan adalah hari kerja) Toh tidak semua saudara yang bisa kami beri kabar karena memang acaranya sederhana sehingga kami bersilahturahmi sekaligus memberi kejutan. Heheheheh

Awalnya niat kami ngebolang ke rumah saudara-saudara paling lama hanya dua sampai tiga minggu saja…. Namun ternyata semua bablas melebihi target kami karena kebanyakan dari mereka meminta kami untuk menginap lebih lama. Ya sudahlah karena tidak ingin mengecewakan ya kami iyakan saja. Alhamdulillah bahagiaaaaanyaaaaaaaaa

Perjalanan yang kami lalui, terutama saya sendiri merupakan perjalanan yang amat menyenangkan meski beberapa kali ada perbedaan pendapat diantara saya dan suami. Yah maklumlah namanya juga penganten baru… masa-masa penjajakan, lebih –lebih saya kenal dia tak sampai sebulan. Heheheheheh

Perjalanan…
Kami mencari tahu
Kami saling mengerti
Kami memahami
Dan indahnya perjalanan jika senantiasa mengingat Allah

Dari perjalanan itulah banyak pelajaran yang bisa kami ambil. Perjalanan yang kami lalui merupakan langkah awal kami dalam menapak perjalanan yang sesungguhnya. Dan menuju padaNya secara bersama-sama merupakan pelengkap jiwa tiada tara.

Suatu saat nanti mungkin kami akan melakukan perjalanan lagi, namun tidak hanya berdua… bisa saja bertiga atau berempat dengan anak-anak kami nantinya. Aamiin

-Desa KarangAnyar-

Minggu, 20 Juli 2014

Kita tidak pernah tahu

Ramadan, kematian

Kita tidak pernah tahu, kita akan berpulang kapan, dimana, dan dalam kondisi seperti apa.

Tiba-tiba saja tangan ini tergerak untuk menuliskan hal yang berkaitan dengan kematian di nuansa ramadan seperti sekarang ini. Apa pasal?

Kemarin malam tepatnya pukul 23.00 seorang tetangga, mengabari kami (keluarga Ibu abang) bahwasannya tetangga yang dipagi hari kecelakaan motor, saat ini sudah berpulang ke Rahmatullah. Rumah tetangga yang berpulang letaknya bersebrangan dengan rumah kami. Ibu dan bapak pun bergegas mendatangi rumah duka, meski jenazahnya belum tiba di rumah.

Saya mendapat cerita dari ibu bahwasannya kecelakaan motor tersebut terjadi pagi hari saat sang almarhumah hendak mengantar cucunya sekolah. Biasanya beliau naik bus, namun entah kenapa di pagi itu beliau tertarik dengan ajakan tetangga yang yang juga akan mengantar anaknya ke sekolah yang sama dengan berboncengan sepeda motor. Padahal sebelumnya ajakan tetangga lain ditolaknya karena beliau lebih terbiasa naik bus. Entah mengapa beliau menerima ajakan yang kedua...

Selanjutnya yang terkabarkan di rumah bahwa terjadi kecelakaan motor, mereka yang berboncengan ditabrak. Dua anak yang dibonceng termasuk sang cucu selamat sedangkan tetangga yang membonceng mengalami patah tulang pada kaki.

Saat ini masih dalam nuansa ramadan, bulan yang senantiasa dinantikan umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Cilacap tepatnya di Desa Karanganyar seperti tempat hidup saya sekarang ini. Di bulan ini tentu semua warga desa yang memiliki anak dan merantau ke berbagai daerah akan merasa bahagia bila mereka pulang nanti bertemu ibu dan bapak mereka. Lalu bagaimana dengan anak dari sang almarhumah ketika mendapati kabar bahwa saat ini sang ibunda berpulang dalam kondisi seperti ini?

Pagi ini, saya duduk di teras rumah menyaksikan ramainya orang yang berkerumun di rumah duka. Lebih banyak ibu-ibu yang hadir. Rencananya jenazah akan dikuburkan tepat pukul 10 pagi.

Hal ini tentu menjadi renungan tersendiri buat saya. Kita tidak pernah tahu kapan kita akan berpulang, di mana?, Dalam kondisi seperti apa? Bahkan di bulan penuh rahmat yang diharapkan menjadi bulan ampunan dan kebahagiaan bisa saja masa kita hidup di dunia sudah saatnya berakhir.

Tak ada yang pernah tahu umur seseorang kecuali Tuhan. Tuhan yang berhak atas hak hidup kita. Kita bisa apa? Yang bisa kita lakukan hanya senantiasa beribadah kepadaNya. Lha wong Tuhan sendiri yang katakan bahwasannya kita diciptakan memang untuk beribadah kepadaNya.

Jangan pernah mengartikan bahwa beribadah pada Tuhan hanya sebatas melakukan salat, puasa, zakat, haji, zikir, dll. Akan tetapi, berlaku senyum, saling tolong menolong antar tetangga/orang lain, jujur, dan segala akhlakul karimah yang dicontohkan Rasulullah saw juga  merupakan berbagai bentuk ibadah yang kita tujukan untuk mendapat ridho Allah saw.

Jadikan akhalak sebagai bagian dari tingkah laku kita, niatkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini adalah ibadah, bahkan untuk urusan makan sekalipun (misal niatkan untuk bersyukur atas rizki yang diberikan Allah agar kita dapat memiliki tenaga untuk bekerja).

Jika kita sudah menjadikan akhlak sebagai tingkah laku kita, insha Allah jika kita berpulang nanti kita dalam keadaan beribadah kepada Allah.

Semoga Allah senantiasa melindungi kita, merahmati kita, menjadikan kita pribadai yang senantiasa bersyukur, dan semoga Allah memanggil kita dalam keadaan beriman dan khusnul khotimah. Aamiin, aamiin, aamiin Ya Rabbal alamiin

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa Almarhumah dan menepatkan beliau di sisiNya. Aamiin.

-karanganyar dalam lembayung mendung-

Senin, 19 Mei 2014

Baiknya Islam, Belajar dari Abang

Assalamualaikum

Selamat siang semua. Dalam panas terik matahari yang menggelora dan menghangatkan gerbong kereta api yang saya naiki kali ini ada seklumit kisah yang ingin saya bagi.

Saya baru tersadar betapa baiknya Islam. Ya selama ini saya memang mengakui bahwa Islam memang rahmatanlilalamiin, namun sejatinya saya merasakannya saat ini sekarang ini. Terasa begitu mendalam lewat kejadian yang baru saja saya alami, tentunya dengan Abang sebagai pemantiknya.

Tepat tanggal 19 Mei sekarang ini, usia pernikahan kami genap dua bulan. Usia yang baru bermula namun banyak pelajaran yang bisa direngkuh dan diterapkan dalam masa yang kami tapaki kini dan nanti. Hampir sebulan kami melakukan silahturahmi dan ngebolang berdua. Pulau Jawa menjadi target kami, dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogja, Solo, Surabaya, dan Malang Jawa Timur kami pijaki. Menyambung tali silahturahmi ke sana kemari. Banyak hal yang ditemui bahkan jika saya kemukakan ini terlalu banyak sekali. Namun kali ini akan saya fokuskan pada kejadian yang kurang lebih setengah jam kami alami.

Kami mengakhiri rangkaian perjalanan ngebolang kali ini di Stasiun Surabaya Gubeng menuju Stasiun Sidareja, Cilacap. Dengan kereta ekonomi Pasundan (Karena hanya kereta ini yang berhenti di stasiun Sidareja, stasiun kecil). Tiket kami di gerbong 2 dengan tempat duduk 3A dan 3B.

Tak ada yang spesial pada awalnya selain karena kaki kami yang pegal karena jarak kaki berdekatan. Semua bangku penuh terisi. Dengan 1 tas gunung besar, 1 tas ransel, 1 kerdus kecil berisi oleh-oleh makanan khas Malang dan 1 kantung kresek makanan yang dibawakan oleh Eyang sebagai bekal, perjalanan pulang kami mulai.

Abang, sejak semalam di rumah Eyang ia tidak bisa tidur lantaran kepalanya yang sakit. Dia merasa bahwa tekanan darahnya naik karena bagian punggung terasa berat dan pegal. Abang selalu bilang tidak apa-apa, entahlah mungkin karena tak ingin kukhawatirkan. Sebelum kereta berangkat ia sempat menelan panadol paracetamol yang dianggapnya mampu mengurangi rasa sakit. Perjalanan di kereta lancar jaya hingga, meski sedikit kulihat wajahnya pucat.

Sampailah ketika kereta kami berhenti di Stasiun Solo Jebres. Tiga orang yang duduk dihadapan kami turun, kebetulan bangku kami memang untuk dua tempat duduk dan berhadapan dengan tiga tempat duduk.

Sesaat kemudian kami menselonjorkan kaki. Merenggangkan yang pegal. Dan kami sadari bahwa sebentar lagi akan ada penumpang baru yang mengisi tempat duduk di hadapan kami. Tak berapa lama, seorang bapak-bapak sembari membawa tentengan bertanya ada di gerbong berapa dirinya. Abang dengan segala kebaiknnya senantiasa membantu dan mencari tahu tempat duduk orang tersebut. Mereka satu keluraga yang terdiri dari ayah, ibu, dua anak perempuan dan satu anak lelaki kecil. Ternyata setelah dicek, tempat duduk mereka tepat berada di hadapan kami. 4ABC. Sementara sisanya berada di gerbong 5 dengan nomor tempat duduk 3AB.

Tiba-tiba saja dengan santainya sang bapak meminta pada kami agar bersedia tukar tempat duduk dengan mereka yang memiliki karcis di gerbong 5. Jujur saya kaget karena bagi saya ini tidak sesuai prosedur. Lagi pula kami sudah duduk di bangku kami dari stasiun Surabaya. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya kaki kami yang pegal ditambah saya amat sangat yakin, bahwasannya abang masih sakit kepala. Saya awalnya menggeleng dengan permintaan bapak tersebut. Namun sang bapak mengatakan bahwasannya anaknya baru selesai operasi dan ingin duduk satu keluarga.

Hiks... jujur hati saya tadi berteriak karena ini sungguh mengganggu hak saya, bukan lantaran karena saya tidak peduli dengan orang lain namun karena saya sangat peduli dengan Abang.

Abang, masih dengan senyumnya yang khas, mengiyakan bahwa kami siap bertukar tempat ke gerbong 5. Saya tertunduk meski saya dengar beulang kali sang Bapak meminta maaf atas permintaannya.

Dengan langkah yang sedikit terhuyung meski kereta belum berjalan, Abang menggemblok ransel besar dan membawa sisa barang-barang kami sementara saya hanya menyanggah ransel.

Saya tertunduk saja ketika Abang bilang, "udah nggak apa-apa. Kita yang pindah ke sana. Biar orang lain bisa nyaman" lagi-lagi ia melepar senyum khasnya. Dan saya pada akhirnya menangis sembari mengikutinya dari belakang guna menuju gerbong lima dan mencari tempat duduk yang kami tukarkan.

Gerbong lima... melangkah menujumu aku belajar
Betapa baiknya Islam
Memberikan kenyamanan untuk orang lain lebih diutamakan
Dan kenyamanan diri sendiri di nomor kesekiankan.

Spele... bagi saya tidak, ini pelajaran yang begitu berharga. Meski saya tahu bahwasanya abang masih sakit namun ia tetap mendahulukan orang lain ketimbang diri sendiri.

Saya menurut, saya taat. Meski sebenarnya saya sedikit sedih karena saya tahu kondisi abang sedang tak prima seperti biasanya.

Selama mencari tempat duduk di gerbong lima, saya merapal banyak doa untuk abang. Semoga Allah mengijabahnya aamiin ya Rabbalalamiin

Ini mengingatkan saya akan sebuah kisah. Tentang minum. Entah kisah siapa saya lupa, yang pasti orang-orang saling ingin mendahulukan orang lain untuk minum meski dirinya sendiri sedang kehausan.

-Perjalanan Menuju Sidareja (saat ini di stasiun Lempuyangan Jogjakarta)-

Untuk Abang yang baru saja meminta panadol sebagai peredam sakit kepalanya. Semoga lekas sehat Bang :')

Senin, 05 Mei 2014

Genggaman tangannya

Hollllaaaaa

Assalamualaikum
Apa kabar? Semoga senantiasa menanangkupkan rindu lewat doa. Aamiin

Kali ini, sang pengantin baru sedang berada dalam bus EKA (Jogjakarta-Surabaya). Yappp kami mau menuju Malang, setelah puas bermain-main di Jogja dan Solo selama 3 hari.

Alhamdulillah banyak bertemu orang-orang baik yang senantiasa menebar kebaikan. Tiga hari kemarin, kami menginap di rumah orangtua Mbak Vivi, istri Mas Heri yang tak lain adalah kakak Abang.

Meski keluarga mereka beragama kristen, namun mereka begitu baik dan sayang pada kami.

Eitsss, kisah kali ini mau bahas terkait genggaman tangan. Tangan siapa lagi coba? Ya tangan Abanglah.

Selama perjalanan, abang selalu genggam tanganku. Dia akan merasa nyaman dan tenang kalau tanganku sudah digenggamnya bahkan saat tidur sekalipun. Rasanya buatku nyaman sekali meski jujur kadang sedikit pegel. Hahaha

Ini mengetik dengan satu tangan, tangan kanan. Tangan kiri digenggam abang erat sambil terpejam matanya karena tidur.

Suatu kenikmatan sendiri karena sebelum menikah, setiap perjalanan ngebolang tak pernah ada yang menggenggam tanganku.

Terima kasih ya Rabb

Rabu, 23 April 2014

Ketika Malaikat ke Jakarta

25Maret 2014-10 April 2014
Akhirnya bertemu juga di ibu kota
Sepasang malaikat yang senantiasa dirapal namanya dalam doa menjejak juga

Berkeliling sekitar tiga hari di Jakarta dari matahari terbit sampai matahari terlelap ternyata menyimpan kepuasan yang luar biasa

Keliling surau, TMII, Monas, Asemka, sampai pada akhirnya Kota Tua. Tak lupa cipadu menjadi pemula dan akhir yang dituju

Bahagia? Sudah pasti tentu saja. Saudara tak mesti sedarah, dan kami bersaudara :D alhamdulillah

Semoga Allah senantiasa mempererat tali kasih persaudaraan kita

Untuk kak wina dan bang heri
Sampai berjumpa lagi di waktu yang tepat :)

Ngebolang sama Abang Part 1

Selamat malam

Assalamualaikum....
Kangen kamu... blogku tercintaaaa
Penulisan kali ini kulakukan spesial lho... perjalanan menuju rumah Abang. Yap aku lagi di kereta serayu malam.

Tadi kami berangkat dari rumah bada Ashar. Mama sama pak Mundir dan juga ucen mengantar kami sampai impres depan. Selanjutnya kami melakukan perjalanan ngebolang berdua naik kopaja 69 berlanjut trans jakarta sampai ke kota.

Bawaan kami sedikit tapi beratnya ampun2an. Hahahah yang bawa berat sih Abang, kalau aku masih setia dengan tas ngebolangku. Oh iya selama perjalanan di trans kami tebak-tebakkan kira-kira sampai jam berapa di stasiun kota. Tebakanku tepat, kami sampai pukul 18.30 yeay.... abang kalah. Sanksinya aku ditraktir es krim. Yipppy... abang beli es krimnya tiga, padahal kami cuma berdua. Akhirnya... jeng jeng jeng jeng jeng... ada anak kecil yang abang kasih es krim setelah sebelumnya abang minta izin ibunya sang empunya anak untuk ngasih es krim. Hehehehe

Sebelumnya abang solat dulu di dalem sementara aku jaga tas. Sembari jaga tas, aku kenalan sama petugas loket namanya Pak Haryanto. Orangnya baik, di saat tempat duduk habis dan semua orang duduk di lantai, aku dikasih duduk. Alhamdulillah dan kami ngobrol banyak sampai-sampai abang datang. Yeay

Ini kereta baru berangkat meninggalkan stasiun kota. Kami tadi habis makan ayam goreng kampung bekal dari mama.
Enak! Tadi abang nyuapin aku. Biarin deh dilihatin penumpang lain. Sweet banget. Hahahha
Oh iya selama nunggu kereta datang, tadi bbman sama april. Jadi kangen april... huhuhuhuhu semoga masih bisa ketemu lagi. Aamiin.

Oh iyaaaa... jarang-jarang kalau ngebolang dapat tempat duduk yang berdua, alhamdulillah harapan itu terwujud. Aku duduk berdua sama Abang. Hehehehehe

Besok InshaAllah akan sampai sidareja sekitar pukul 05.00 dab sampai rumah abang, eh rumahku juga pukul 06.00 aamiin. Semoga lancar.

Ngomongin kereta serayu malam aku mau kasih info dikit nih. Kereta ini harganya cuma Rp35.000 ekonomi AC. Nyaman, aman, tenang, semoga selamat sampai tujuan. Full musik dangdut, seriusan. Ini bikin ngantuk hahahahah. Colokan listrik lengkap MashaAllah enak pisan, apalagi perginya sama Abang, suami terkasih Reisa Dara Rengganis

^^/

Okeeeee sekian dulu ya blog cantik. Bantikan kisahku ngebolang pulau jawa mulai sekarang

NikmatNya yang mana yang aku dustakan?

Rabu, 16 April 2014

Rindu Sang Pengantin

Rindu Sang Pengantin

Ia sudah selesai merapikan rindunya. Kini ditatanya secara apik  dalam sela-sela kasih
Katanya biar terlihat lebih mempesona.
Namun sayang, rindu itu tercecer juga. Tak terbendung karena semakin membesar dan melebar.
Ah rindu... rasanya begini dan begitu.
Pengantin baru sudah usai, tapi rindu baru dimulai
Terlebih pasangannya berada di sebrang, menjutai rindu dengan perlahan.
Segeralah pulang, habisi rindumu sekarang, lewat doa atau temui di hadapan.

Untuk Abang yang 11 hari dinas di Semarang

Merindukanmu itu candu!

Rabu, 09 April 2014

Pemilihan Umum 2014

Alhamdulillah sudah selesai mengikuti dan menjadi bagian dari pesta demokrasi.

9 April 2014

Alhamdulillah... pilih siapa? Hehehehe Allah tahu siapa yang kupilih. Pilihan terbaik di antara yang... ah entahlah

Bismillah saja tadi. Ada 4 kertas yang harus dicoblos. Hohoho

Terlalu banyak manusia dengan aneka rupa dan senyum

Pilih siapa... hayooo

Souvenir pernikahanku (kisah kami)

Kisah Kami (untuk 19 Maret 2014)

“Pokoknya nanti aku nikahnya kalau nggak sama anak IPB ya ITB. Kalau nggak Bandung ya Bogor.”

Kalimat itu sering aku ucapkan pada teman-temanku saat lalu. Selintas memang terdengar konyol, namun pada akhirnya kini aku menikah dengan lelaki lulusan IPB.

Alhamdulillah. Rasa-rasanya seperti mimpi, tapi ini nyata yang dihadirkan Tuhan untukku dan juga dia. Skenarionya memang selalu indah. Tak ada satu pun makhluk bernyawa yang mampu menebak skenario hidup rancanganNya, pun halnya denganku. Tak pernah terbayang bahwasannya lelaki yang menjadi lawan mainku dalam sebuah drama pada pelatihan akhlak kini menjadi imamku.

24 Februari 2014

Pertama kali aku berinteraksi dengannya. Dia menawarkan diri menjadi lawan main dalam drama pelatihan akhlak Alfaizin. Selepas Isya kami berlatih drama. Kisahnya? Tentang seorang gadis yang minta putus dari pacarnya. Alasannya? Islam tak mengenal pacaran. Jika pun mengenal tentu dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Berkali-kali dia berlatih berkali-kali juga aku mengingatkan bahwasannya percakapannya kurang pas. Sampai pada akhirnya aku menuliskan teks yang harus dibacakan dan hafalkan. Saat itu rasanya sebal karena biasanya lawan mainku bukan dia. Segala hal bisa dipelajari dan dia mau belajar.

25 Februari 2014

Kami akhirnya tampil drama di hadapan 33 peserta pelatihan (Dari Malaysia dan Indonesia) Di luar dugaan, bahwasannya lawan mainku lihai dan pandai berdrama padahal malamnya sempat kuragukan. Drama tersebut sukses besar, bahkan beberapa orang menyatakan suka dengan akting kami. ada salah seorang peserta yang merasa drama tersebut bukanlah sekadar drama. Tapi seolah nyata dan entah kenapa ada perasaan yang berbeda antara aku dan dia.

Usai drama… sahabatku yang juga menjadi notulis dalam pelatihan begitu bersemangat untuk menjodohkan kami. Mereka bilang kami cocok. Bahkan Abangku sendiri menyatakan bahwa antara kami ada chemistry. Awalnya aku mengabaikannya namun pada akhirnya aku tertarik juga untuk mendengar tentang dia dari sahabatku ini. Dia tidak merokok dan tidak pernah pacaran. Syarat terkait calon imamku terpenuhi olehnya.

Iseng… tangan ini jahil mencari tahu tentang dia lewat jejaring sosial. Hanya tahu nama depannya saja. Dan Entah kenapa namanya muncul pada bagian teratas pencarian. Klik. kaki lemas seketika saat membaca seklumit profilnya: Pernah belajar di Insitut Pertanian Bogor jurusan Kehutanan.

26 Februari 2014

Aku dan sahabatku izin pulang sebentar karena ingin mengambil kaos kaki dan bertemu dengan Adik dan Kakak yang kebetulan ada di rumah. Ada percakapan antara sahabatku dan kakak tentang dia yang tanpa sengaja didengar oleh suami mama. Berawal dari sebuah tantangan yang berujung pada keberkahan. Malam itu juga dia datang ke rumah. Percaya atau tidak aku resmi dikhitbah. Dia menyatakan keseriusannya untuk menikah denganku pun halnya aku yang bersedia untuk dinikahi olehnya. Di dunia ini tak ada yang kebetulan. Anehnya seluruh keluargaku saat itu berada di rumah. Komplit. Mama yang baru saja pulang dari surau terkaget-kaget saat melihat dia hadir di rumah dan diberitahu bahwa dia serius denganku.

27 Februari 2014

Dalam setiap doaku aku selalu meminta pada Tuhan agar memberikan jodoh terbaik dari yang paling baik buatku. Jujur aku tak begitu mengenal dia. Pun halnya dia terhadapku. Namun di saat keraguan itu muncul Tuhan selalu memberi keyakinan dengan caraNya yang elegan.

Usai pelatihan di hari kamis sekitar pukul 17.00 aku membereskan peralatan notulisku. Bukan sebuah kebetulan bahwasannya pada saat itu dia berada di tempat pelatihan. Dia duduk tepat di sebelahku. Padanya aku meminta tolong untuk mencabut colokan kabel netbookku. Dia mengangguk dan segera mencabut colokan tersebut. Dalam sepersekian detik saat dia mencabut colokan aku berdoa dalam hati

“Ya Rabb… jika dia memang yang terbaik untuk hamba dia akan memberikan colokan netbook hamba dalam keadaan tergulung/dirapikan. Jika tidak… Hamba akan ragu padanya”.

Allah benar-benar meyakinkanku bahwasannya dia memang pilihan Allah buatku. Aku sudah mengadahkan tangan untuk menerima kabel netbookku Namun apa yang dilakukan? Dengan sopan dan santun dia meminta izin padaku untuk menggulung colokan tersebut. Dengan perlahan dia menggulung colokan tersebut dengan rapi dan apik lalu setelah itu meyerahkan padaku dengan tersenyum meski pandangannya tertunduk.

Allahu Akbar… keyakinanku semakin mantap. Sinyal yang dikirimkan Tuhan benar-benar sampai dan membuat badanku merinding. InshaAllah memang dia orangnya.
***

Dia… tak pernah sedikitpun berniat mencari tahu tentangku. Ketika kutanya alasannya dia hanya menjawab nanti saja biar tahu sendiri setelah menikah. Sementara aku? Banyak orang yang bercerita tenang dia tentang ketakutan dan ketaatannya pada Tuhan.  Interaksi kami diawal-awal sebatas sms itupun bisa dihitung dengan jari. Lucu, semua pertanyaan yang kuajukan dijawabnya dengan dua sampai tiga huruf saja “Ya” atau terkadang “iya” atau “ok”. Awalnya gregetan namun akhirnya aku paham memang seperti itulah dia.

Berita tentang khitbahku secara mendadak pada akhirnya sampai juga di telinga Ayah. Ayah yakin bahwasanya dia adalah jodohku meski saat itu Ayah belum pernah bertemu dengannya. Entah kenapa saat itu aku memiliki feeling bahwa Maret ini aku akan menikah. Dan ternyata benar saja bahwasanya ayah memintaku untuk menikah di bulan Maret. Ketika kusampaikan padanya dengan mantap dia menjawab SIAP.

Segala kemudahan diberikan oleh Allah atas niat kami menikah di bulan ini. Dari mulai mengurus berkas untuk pendaftaran ke KUA sampai pada mencari kontrakan untuk tempat tinggal kami sementara. Alhamdulillah banyak sahabat dan saudara yang membantu. Selama berdiskusi dengannya  untuk acara tgl 19 Maret 2014, sedikit demi sedikit aku tahu tentang dia.

Dia tak pernah bosan untuk mengingatkanku agar sentiasa meluruskan niat untuk mendapat ridho Allah dan menjadi Rahmatanlilalamiin. Aku yang senantiasa meluap-luap selalu diredam olehnya yang kalem. Sederhananya… taatnya… dan keberaniannya bertanggung jawab atasku menjadikan dia spesial. Dan aku jatuh pada cintanya. ketika ditanya kenapa yakin dengan orang yang baru dikenal kurang dari sebulan, jawaban terkuatnya adalah karena Allah.

Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah Terima kasih Rabb. Barakallah untuk semua tamu undangan yang hadir.

Terima kasih atas doa restu  dan bantuan yang telah diberikan pada kami hingga kami bisa menjejaki tanggal 19 Maret 2014 ini dan maaf jika ada kekurangan/ kekhilafan yang kami lakukan.
   

Salam
Reisa dan Tri

Senin, 07 April 2014

Aku dan Abang

Maaf, meskipun aku pandai merangkai kata atau pun membuat kisah aku tak bisa romantis padamu.

Bukan karena tak ingin atau tak mau, sungguh aku tak bisa. Jika kau masih memaksa dan mengeluhkan itu, aku pasrah saja.

Jika kau tanya alasannya, entahlah aku tak punya jawaban untuk itu semua. Yang pasti, setiap ada kamu romantisku sekejap hilang. Seolah tersedot oleh hadirmu.

Bagiku, memandangimu saat kamu terlelap adalah hal romantis yang aku lakukan tapi kamu tidak tahu karena saat itu matamu terpejam.

Saat aku memasak makanan untukmu dengan untaian doa dan harapan agar kau suka dan bahagia bagiku itu romantis.

Saat aku menyetrika pakaianmu dengan semangat agar kamu senantiasa terlihat rapi, bagiku itu romantis

Saat aku senantiasa mengingatkanmu untuk mencuci muka, tangan, dan kaki setiap kau pulang dari bekerja , bagiku itu romantis

Aku tak paham definisi romantis bagimu abang, sungguh tak paham. Ketika kutanyakan definisi yang kau maksud dan inginkan kau hanya terdiam sambil tersenyum.

Lalu... ketika kau bilang aku sedikit galak, aku lebih bingung lagi. Galak? Apa definisimu tentang galak? Ketika kutanyakan seperti apa galak yang telah kulakukan padamu kau hanya tersenyum lagi.

Apakah karena aku malarangmu melakukan ini dan itu? Atau karena apa? Entahlah...

Aku tahu, kamu kasih padaku. Pun halnya aku padamu. Tapi jika kau tak juga menjelaskan definisimu, maumu, harapanmu, aku bisa apa? Belajarlah... aku pun sedang belajar mengenalmu, memahamimu.

Catatan: Setiap hari kita belajar. Bukan untuk menjadi pintar, bukan untuk menjadi tahu. Tapi untuk mengenal kamu, mengenal Tuhan. Mengenal Allah.

Catatan untuk reisa:

Nduk... kamu salah.
Abangmu ini tak pandai merangkai kata sepertimu
Abangmu ini kaku
Maksud abang, abangmu yang tak bisa romantis ke kamu, Nduk.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika kamu memijat kaki abang yang sedang sakit.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika kamu nggak pernah lupa membuatkan abang secangkir air madu hangat.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika kamu memotong kuku abang baik kaki maupun tangan.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika setiap mau tidur kamu berdoa sembari membelai rambut abang.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika kamu menyuapi abang dengan tanganmu.

Kamu itu romantis Nduk, malah abang yang nggak bisa romantis. Maafkan abangmu ini ya :)

Waktu itu pernah abang tanya, apakah kamu cinta pada abang. Kamu tersenyum sembari menggeleng. Awalnya abang kaget, lalu kalimatmu selanjutnya sungguh membuat abangmu terharu.

"Aku nggak cinta sama Abang. Tapi, aku kasih padamu, Bang. Aku sayang padamu, Bang.  Kasih itu lebih tinggi dibanding cinta sama seperi sayang. Abang tahu kenapa? Karena Allah itu Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

Nduk... aku kasih padamu...

Galak. Bagi Abang, galakmu itu terlihat saat kamu tidak tersenyum pada Abang.

Bukan galak dengan definisi marah-marah Nduk. Abangmu ini nggak pandai ngomong Nduk. Abang takut salah yang nanti berakibat kamu salah paham.

Maaf ya Nduk...

Nduk, setiap kamu tersenyum... Abang bersyukur dan berterima kasih pada Allah :)

Nduk... abang kasih padamu.

Ya Rabb... terima kasih kau kirim abang yang baik untuk hamba. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah

Barakallah keluarga kecilku :D

Selasa, 18 Maret 2014

Rasa H-1

Sekarang sudah 18 Maret 2014, tinggal menghitung dentangan jam saja menuju tanggal 19.

Ini beneran mau nikah? Ya Rabb, seperti main-main saja. Tapi, ini main-main yang serius. Saat ini jika ditanya sudah siapkah saya menikah? Jawabannya InshaAllah siap. Semoga Allah senantiasa memampukan dan melancarkan.

Malam tadi, sekejab saja selepas salat Isya bbman sama adik. Dia masih kerja, sementara di sisi lain saya butuh dia. Pun halnya dengan kakak. Eh jam satu malam saat saya terlelap dengan pakaian mukena lengkap dia datang membangunkan. Hahahaha

Antara sadar dan tidak, saya sih iya iya saja. Nggak tahunya waktu mau salat subuh tadi dia sudah tidur di sebelah. Aku, kakak, dan adik tidur bertiga. Huaaaa senangnya.... belum tentu nanti-nanti bisa keruntelan bareng-bareng begitu. Pasti aku akan kangen. Hehehe

Nanti malam persiapan akan sampai pada tahap 80%. Keluarga suami mama sudah datang semua, komplit. Malam nanti keluarga mama dari Surabaya datang juga. Mau ikut jemput tapi nggak boleh, di suruh di rumah saja. Dari kemarin belum keluar ke mana-mana. Bahkan ngambil jahitan pun belum. :))

Kocak ih...
Mendadak nikah... lucu
Persiapan tak sampai sebulan
Allah yang jadi sandaran
Bismillah sajalah... Tuhan kan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Selama niat mencari dan berharap ridhonya InshaAllah jalan akan senantiasa dimudahkan.

Ya Rabb, Engkau lebih tahu apa yang kukhawatirkan di dalam hati, hilangkanlah rasa khawatir itu, gantilah dengan semua kenyamanan dan nikmat yang Engkau berikan.

Pagi ini tugasku menuliskan nama-nama undangan untuk tetangga rt dan rw.

Jangan berpikir undanganku yang aneh-aneh ya. Undanganku hanya terdiri dari selembar kertas fotokopian yang kata-katanya mengundang seseorang agar bersedia hadir dan mendoakan aku dan abang yang esok akan melangsungkan pernikahan :) Pernikahan sederhana kami
Impian saya :D

Okeeee hari ini juga tugasnya membuat surat cinta untuk mama, ayah, adik, dan kakak. Eh perlu nggak sih? Sama mereka bicara langsung saja deh. Heheheheh

Aku cinta keluargaku
Dan akan mencintai keluarga baruku InshaAllah :))

Senin, 17 Maret 2014

Souvenir pernikahan

Souvenir pernikahan

Kemarin aku membuat 300 bundel souvenir pernikahan. Isinya? Hahahaha hasil dari pengalaman hidupku bertemu dengan abang. Alias cerpen. :)

Rasanya puas sekali jika setiap orang yang datang ke pernikahanku nanti menerima souvenir dari hasil buatanku sendiri. Kisah nyata kujadikan sebagai cerita, jadi ketika tamu undangan datang memberikan kami doa dan sepucuk surat cinta, aku akan memberikan mereka cerita.

Mereka pulang akan membawa cerita! Tujuanku bercerita juga sekaligus berdakwah :)

Semoga mereka senang dan berkenan berbagi bahagia atas kisahku.

Terima kasih untuk aprilia dan mbk lilly yang berkenan membantu menggulung souvenir terindah yang aku buat. Tentu semua berkat Allah yang memberikan ide dahsyat semacam itu.

Barakallah

Jumat, 14 Maret 2014

13 Maret 2014

Acara berlangsung lancar, alhamdulillah meski sederhana namun elegan. Allah memang Maha Penyayang :D
Yasinan menjadi perajut acara yang terang.

Terima kasih atas rekan/sahabat/saudara yang hadir. Terutama untuk Kak Theona, Rina, dan April. Kalau mama sih udah pasti, terima kasih sekali :D

Dan terima kasih untuk rekan-rekan AF yang dengan suka cita menemani Abang.

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah...

13 Maret 2014
Pinangan silahturahmi...

Jadilah spesial karena Allah #Abang

Jangan marah, rahmat Allah nanti tidak turun #Abang

Rabu, 12 Maret 2014

Manusia memang jahat ya
Ya memang tidak semua
Tapi adalah
Mungkin saya sendiri dan mungkin juga kamu
Dia tenang kamu gamang
Dan malam apabila telah sunyi...
Istirahatlah reisa
Kamu lelah dan lengah
Pulanglah padaNya.
Hanya padaNya







Selasa, 11 Maret 2014

Kua, kecamatan, dan piring

Kua
Perjalanan ke sana lancar
Prosesnya cepat
Meski harus urus surat dispensasi camat di kecamatan namun semua berakhir penuh khidmad

Sesekali ada silang pendapat
Terhadap pungli yang begitu akrab
Indonesia... di kua saja, sila pancasila tak berharga apa lagi agama... rasanya mngkin berat untuk jadi hebat!

Fiuh....

Piring-piring

Putih dengan debu cokelat yang menggumpal
Dicuci bersih dengan busa putih wangi jeruk lime
50-100, 100-200
Cukuplah... untuk semua rekan tamu undangan.

Senin, 10 Maret 2014

Pemenuh jiwa

Saat tadi

Semangat itu kendur
Tahukah kalian, Dia pandai menegur
Padahal belum sempat berkata apa-apa
Dia bisa terasa padahal jarak beribu-ribu hasta
Sepertinya ada aliran dalam hati kami
Dengan Tuhan sebagai sumbernya

Jika kau tanya alasannya

Aku akan tersenyum dan menjawab
Karena Allah, kalau bukan karenaNya entahlah...

Bebenah

Mati lampu
Berlalu
Lelah
Lesu
Lemas
Lalu...
Bebenah

Minggu, 09 Maret 2014

Sahabat, Gosip, dan kenyamanan

Sahabat

Siang tadi kau datang riang
Antusias mendengarku berkisah
Dari awal pertemuan hingga keputusan
Semua kau simak penuh kejutan
Syukur Hamdalah yang terucapkan
Bahwasanya meski jarang kita bersua namun sejatinya kamu tetap sahabat di jiwa
Terisa... sahabat yang namanya mirip denganku.
Terima kasih atas kunjungan siang dan setia mendengarkan :D

Gosip
Mulut manusia itu jahat
Apalagi kata-katanya
Hamil duluan?
Aku tersenyum perlahan seteleh kuutarakan
Sejatinya mereka curiga
Biarkanlah, yang penting aku taati Allah saja.
Biarkanlah, bebas mereka cakap apa
Biarkanlah, yang penting aku taati Allah saja...
Allah...
Allah...
Allah...

Kenyamanan

Nyaman rasanya ketika tahu urusannya selesai
Kisah sederhananya terkait memanen petai
Dalam kaku nan lugu
Aku suka! :D

Adik, kisah kemarin

Harusnya ini saya tulis kemarin, namun sayang lelah lebih kuat mengantarkan diri ke pelabuhan kelelapan.

Kemarin pagi usai salat subuh, diri ini segera bebenah kamar. Begitu usai dan bermaksud menaiki tangga menuju lantai atas guna mencuci pakaian, tiba-tiba saya melihat seorang manusia yang tergeletak di ruang tengah. Alamak, syaukat! Adik saya tengah pulas tertidur di sana.

Sangking senangnya, bergegas saya goncang-goncangkan tubuhnya untuk bangun. Aaakkkk saya punya banyak cerita untuknya. Namun setelah beberapa lama dia terbangun, tiba-tiba saja dia mengatakan bahwa pagi ini ia kembali ke Mess Bandara lagi untuk kerja. Yah... padahal jarang juga bisa ketemu dia. Banyak hal yang ingin diceritakan.

Usai merecokinya menikmati tidur pagi, saya bergegas menunaikan tugas suci, ceilah... nyuci. Hehehe. Begitu usai, langsung turun lagi dan mendapati sang adik sudah rapi karena mandi.

Tanpa banyak berpikir, diri ini langsung saja cerita panjang lebar tentang beberapa kejadian setelah tanggal 26 Februari. Entahlah saya merasa bahwa adik saya tak pernah bosan mendengar saya bercerita meski saya cerita panjang lebar dan detail.

Sampailah pada saat saya berhenti bercerita dia mengungkapkan satu hal yang membuat saya berpikir, bahwasannya semua yang saya katakan saat lalu dan dulu ternyata diingat olehnya.

"Nanti nikah Lo, gue kasih perkakas aja ya. Kan lu dulu pernah bilang kalau orang yang menikah jarang-jarang ada yang kasih alat perkakas karena kebanyakan ngasil setrika, magicjar, blender, dll. Padahal perkakas itu kan perlu, tapi orang-orang nggak pernah kepikiran. Nah nanti lu gue kasih perkakas ya" Ujarnya sambil senyum-senyum.

Ternyata ujaran-ujaran saya saat lalu benar-benar diingat olehnya. Aaakkkk senangnya. Saya mengiyakan saja kalau adik ingin memberikan perkakas. Tapi saya katakan dengan tegas padanya bahwa yang diharapkan itu adalah doa. Agar semua bisa dilancarkan dan dimudahkan. Aamiin

Usai bercerita, adik saya meminta dibuatkan sarapan. Ya sebagai kakak yang baik (tumben) saya mengambilkannya sarapan berupa nasi dan telur asin (maklum belum belanja). Sembari makan saya menanyakan kesediaannya menjadi panitia kecil dalam acara pernikahan saya nanti. Tanpa banyak alasan dia langsung menyanggupi. Alhamdulillah semoga dilancarkan dan dimudahkan Allah. Aamiin.

Bagi saya, adik adalah pendengar yang baik. Jadi teringat saat lalu waktu kami berdua masih kecil dan tinggal di Tumpang, Malang. Semua senang dan sedih kami habiskan berdua saja karena memang kami jauh dari orangtua yang tengah berpisah.

Cepat sekali waktu berlalu, dulu kami masih kecil namun kini adik sudah bekerja dan sebentar lagi saya akan berumah tangga (InshaAllah) semoga dilancarkan.

Dan pada akhirnya saat ini tak pernah sebersitpun terbayang di masa lalu. Mudahkan langkah kami, Rabb...

Dulu saat kecil kami terbiasa berkawan dengan susah, izinkanlah kami berkawan dengan bahagia,  Rabb. Mudah-mudahan Syaukat segera lulus kuliah (ayolah tinggal skripsi doang) aamiin

Terima kasih Rabb...

Jumat, 07 Maret 2014

Kelurahan~kontrakan

Usai memasak sayur asam di rumah, pagi-pagi tadi saya sudah bersiap untuk meluncur ke kantor kelurahan bersama mama.

Apalagi coba kalau bukan mengurus surat ini itu terkait pernikahan. Alhamdulillah tak sampai satu jam surat itu sudah diterima tangan setelah membayar Rp30.000 sebagai biaya administrasi.

Satu kegiatan usai, selanjutnya tinggal menunggu berkas-berkas Abang untuk selanjutnya diajukan ke KUA. Semoga lancar jayaaa. Aamiin

Sehabis salat jumat, april datang ke rumah. Kami ada janji untuk membahas jilbab dan kontrakan rumah. Akhirnya sekitar pukul 14.00 kami lepas landas menyusuri aneka rupa gang dari yg setapak kaki sampai semotor saja. Nyasar seolah menjadi hal yang biasa membuat tertawa. Hingga pada akhirnya putar-putar membuat pusing.

Azan ashar berkumandang, pada akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Guna menghadapNya Sang Maha Pemberi Kebaikan. Tak lupa mengabari abang bahwasannya ternyata tak mudah mencari kontrakan. Abang bilang rehatlah ashar dulu. Menurut saja... memang itu yang lebih utama.

Usai salat, sahabat April mengajak diri untuk mencari lagi. Alhamdulillah semangat. Sampai pada akhirnya kami bertemu dengan sebuah bangunan baru. Nyaman untuk tempat tinggal. Dan itu tinggal satu-satunya...

Alhamdulillah, bergegas niat memberi panjer, namun apa daya sang pemilik hanya mau melepas jika lunas. Padahal baru akan digunakan sekitar pertengahan bulan. Pada akhirnya pulang ke rumah, konsultasi dengan mama dan tentunya abang lewat pesan singkat.

Abang bilang kalau aku suka dia pun suka, alhamdulillah. Saat itu juga abang bersedia meluncur bertemu untuk memberikan uang. Ya Allah lancarkanlah rezeki kami. Aamiin

Budget plan yang kuajukan meleset, Alhamdulillah abang bilang tidak apa-apa, abang sudah siap.

Rabb, istiqomahkan kami senantiasa berada di jalanMu dan dalam Ridhomu. Engkau sudah kirimkan hadiah spesial, terima kasih atas segala kemudahan yang Engkau berikan. Sesungguhnya Engkau Maha Keren :* Love Allah so much :D

Terima kasih juga untuk sahabat April yang senantiasa menemani di saat-saat seperti ini. Barakallah dear...

Kamis, 06 Maret 2014

Ayah, kamu, dan aku yang menyebalkan

Ayah, malam ini beliau datang tepat pukul 20.00. Tangan kanannya menenteng sebuah kardus berisi bawang merah dan sebuah bingkisan kado berwarna ungu. Ayah bilang itu titipan dari Bude di Brebes.

Tadinya aku hanya ingin berbincang berdua saja, namun tak disangka ayah ingin bertemu denganmu lebih cepat

21.15 kamu datang, obrolan sederhana pun dimulai. Diawali dengan tiga perinsip hidup petuah bijak ayah hingga berlanjut ke obrolan daun sirsak. Sejarah masa muda ayah pun menjadi bagian yang kamu dengarkan, sesekali obrolan melesat ke ruang angkasa dan ibnu sina hingga pada akhirnya kembali ke ayat Quran dan juga teladan manusia terbaik sepanjang masa, Muhammad saw.

Kamu seperti biasa, tenang dan diam mendengarkan. Dan sepertinya diri ini terbiasa dengan sikap dan sifat itu.

Sesekali pertanyaan muncul darimu terkait diri di masa lalu, ah sudahlah... tatap masa depan, raih, dan ingatlah untuk kembali "pulang"

22.30 ayah bergegas beranjak pulang, kamu mengantarkan sampai depan. Ada sebersit sebal yang hadir kala itu. Terkait revisi actionplan yang tidak dibawa.

Sudahlah... saya memang menyebalkan

KUA, Cipadu, Rumah :D

Tak pernah terbayang sedetik pun dalam hidup, jika hari ini saya melangkahkan kaki dengan lancar ke KUA. Ditemani sahabat April akhirnya kami berangkat setelah salat zuhur. Perjalanan yang tak lebih dari satu jam terasa begitu ringan, Allah memang senantiasa memudahkan.

Ruangan yang berukuran tak kurang dari tiga kali empat meter menjadi saksi bahwasanya di siang itu, saya dan april mendengarkan penjelasan seorang penghulu setelah saya sampaikan tujuan saya datang ke sana.

Penjelasan tak kurang dari 30menit cukup membuat kami paham terkait syarat administrasi untuk mengajukan pengesahan pernikahan di KUA :)

Pertama, yang perlu dilakukan adalah mengajukan surat keterangan dr RT dan RW terkait pengantar nikah yang nantinya diajukan ke kelurahan.

Kedua, dari kelurahan nanti akan diberikan formulir terkait apa-apa saja yg berkaitan dengan calon maupun orang tua sang calon manten. (fotokopi ktp, kk)

Jika sudah, yang ketiga membawa surat pengantar dari kelurahan menuju KUA. (lampiran fotokopi ktp, kk, akte, ijazah dan juga pas foto 3x4 dan 4x6.

Melakukan pendaftaran sebesar Rp50.000

Terkait mempelai pria harus membuat surat numpang nikah dari KTP dia setempat yang diajukan ke KUA wilayah calon manten perempuan

Untuk biaya, tadi dikasih range antara 500000-bebas. Maklumlah karena memanggil orang (nikahnya di luar kantor) kecuali nikahnya di KUA dan pas jam kerja maka dikenakan biaya Rp50.000. Kalau nggak mampu, gratiss! Asalkan ada surat keterangan tidak mampu.

Alhamdulillah setelah dari KUA lancar jaya meski baru tanya-tanya, di perjalanan pulang kami hampir nyasar tapi alhamdulillah sampai juga di CIPADU untuk cari jilbab.

Ada kejadian unik saat kami berniat makan siang di cipadu, makanan yang kami makan sudah busuk/basi dan kami tak sanggup memakannya. Aaaakkkk kalau ingat itu rasanya mual.

Alhamduliklah jilbabnya dapat dan langsung meluncur kembali ke rumah setelah sebelumnya beli cilok :)

Di rumah? April, sang tata busana pengantin, bergegas mengekspresikan kemampuannya dalam menata jilbab saya. Cantik! Mama dan kakak ipar saya bilang demikian pun halnya saya  :)

Alhamdulillah, malamnya setelah lancar mengurus surat RT dan RW,  saya berdiskusi dengan Abang terkait action plan menuju hari pernikahan kami. :D

Barakallah reisa!
Barakallah April yang bersedia menemani dan menjadi seksi repot sang caten
Barakallah untuk Abang yang mesih setia dengan kepatuhan dan ketaatan terhadapNya, terima kasih untuk terus mengingatkan

Oh iya Barakallah juga untuk Mbak Ike Siwi yang pagi-pagi dari Bogor langsung meluncur ke rumah demi sebuah silahturahmi dan cerita tentang pernikahan saya :D

Untuk keluarga besar yang terkaget-kaget mendengar niat saya untuk menikah, Alhamdulillah telah memberi saya doa yang berlimpah ruah. Barakallah...

Selasa, 04 Maret 2014

Diskusi masa depan

Diskusi tadi
Serius santai
Alhamdulillah kesepakatan terjadi
KekuatanMu, Rabb...
KehendakMu, Rabb...
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah :D

Untuk 4 Maret 2014...
Menuju 19 Maret 2014...

Bismillahirahmanirahim :D

Senin, 03 Maret 2014

Alhamdulillah

Mendapat jawaban dariMu lewatnya
Mendapat hadiah dariMu lewatnya
Nikmat mana lagi yang kudustakan?

Terima kasih Rabb, semakin yakin dengan cintaMu lewat mereka :)

Kamis, 27 Februari 2014

Untuk 26 Februari 2014

Latihan drama
Bermain Drama
Kaus kaki basah
5000rupiah
Dan berujung lamaran

Tak ada yang kebetulan, jika lawan mainku saat lalu adalah masa depan :D Semua adalah aturan Tuhan, ketetapanNya

Barakallah reisa, :D

Minggu, 23 Februari 2014

Minggu Pagi

Rindu
Menulis padamu, itu aku.

Menaksir ditaksir
Selalu diantara dua. Lalu kamu pilih yang mana?
Mencintai Tuhan dan dicintaiNya

Salam kenal
Namaku reisa, senang berkenalan
Lalu kami berjarak, diam-diam dia mengirim surat
Salam kenal
Katanya.

Pergi
Percayalah, aku pasti pulang pada waktunya.

Lebih Muda
Kak... aku...
Apa?
Lebih muda darimu...
Lalu?
Tak ada larangan menyukaimu kan?
Aku tersenyum dan menggeleng.

Jumat, 21 Februari 2014

ISPO 2014

Indoseian Science Project Olympiad (ISPO) adalah ajang bergengsi tentang hasil karya anak bangsa (SMP-SMA) dalam bidang sains yang dipamerkan dan dilombakan. ISPO 2014 ini, merupakan kegiatan yang keenam kalinya. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari (18-20 Februari 2014) di Taman Mini Indonesia Indah, tepatnyabdi gedung Sasono Adiguno.

Dalam ISPO ini, kita dapat melihat hasil karya anak negeri yang luar biasa mempesona terbagi dalam lima  kategori, yakni Biologi, Kimia, Fisika, Teknologi, dan Lingkungan Hidup.

Senang sekali rasanya karena saya mendapat kesempatan untuk berkecimpung lagi terkait acara membanggakan seperti ini. Bagaimana tidak, melalui ajang ini saya dapat menarik suatu simpulan bahwasannya anak-anak Indonesia memang cerdas, pintar, dan kreatif.

Ada sekitar 120 karya yang dipamerkan dalam ajang ini. Semuanya menarik! Beberapa karya anak SMP/SMA yang memikat hati saya antara lain, gula rendah kalori dari bahan ubi jalar, game unsur periodik, Nata de coco dari bahan kulit buah naga, lotion anti nyamuk dari buah tomat, alat pencarger ponsel dari bahan panel surya, inkubator bayi dari bahan sederhana, neutron sebagai radiasi untuk mempercepat pertumbuhan sawi, dan masih banyak lagi hasil karya yang begitu membuat saya berdecak kagum. Hasil karya anak-anak ini tentu saja akan bermanfaat bagi kita semua.

Meski nanti akan dipilih sang juara dari berbagai kategori yang nantinya akan mewakili Indonesia di kancah internasional, namun  bagi saya 120an peserta ini sudah menjadi pemenangnya.

Semangat Indonesia, kalian hebat dan luar biasa. Anak-anak SMP-SMA telah membuktikan bahwa mereka bisa. Sayang rasanya jika hasil kreasi anak bangsa ini hanya bersinar sesaat lalu redup selamanya. Butuh kerjasama berbagai pihak agar hasil karya anak-anak Bangsa ini dapat dimanfaatkan bukan hanya saat ajang pameran.

Oke, saya harus mendampingi salah satu kelompok di hari kedua ini. Semoga semua senantiasa sehat. Aamiin.

Selasa, 18 Februari 2014

Kahitna, akhirnya...

Kahitna...
Saya jatuh cinta padanya sudah dari lama. Saat "Cantik" menjadi hits hingga "Aku punya hati" setia di hati. Hampir semua lagu yang dinyanyikan oleh Kahitna dengan Yovie sebagai penciptanya punya cerita spesial di mata pendendengarnya termasuk diri ini.

Tahun 2011 ada sebuah harapan besar untuk menyaksikan penampilan kahitna secara live. Pun berbagai usaha dilakukan hasilnya tetap 0 besar. Hanya kesampaian beberapa kali bertatap muka dengan salah seorang personilnya, tapi itu pun tak mampu menutupi rasa haus karena tak menyaksiakan mereka bernyanyi.

Teringat sebuah kisah diri, kala itu mengumpulkan rupiah demi rupiah sekadar menonton konsernya namun harap tak sampai, harga tiket tribun saat pertunjukan di TIM membuat diri urung untuk menyaksikan penampilan mereka.

Pupus harapan di 2011 dan terlupa pada akhirnya ingin itu. Mengurai bergitu saja, lagi pula diri ini menyadari bahwasannya tak menjadi prioritas itu semua. Toh mendengarkan dan memiliki musiknya dalam bentuk file yang setia terputar di ponsel sudah cukup.

Lalu seketika harapan yang pernah terurai tersebut saling mencari serpihannya. Ia kembali utuh tatkala mengetahui bahwa kahitna hadir sebagai bintang pamungkas di HomeComimg Day UI 2014, 16 Februari 2014.

Keinginan untuk hadir di acara tersebut berdasarkan sebuah landasan ingin bertemu dengan rekan-rekan 2007 yang berpagut janji untuk bertatap muka dan hilangkan rindu yang menggugu. Dan ketika rundown acara diinfokan dalam grup, hati ini berlonjak gembira karena ada nama kahitna di sana.

Asar mempertemukan diri dengan  rekan-rekan. Tujuan utama tertuntaskan. Tak di pungkiri, Payung Teduh, mampu menarik kami menyaksikan suguhan yang memang kami rindukan.

Ada kebahagian tersendiri kala mendapat posisi di samping panggung tempat acara berlangsung. Tangan akan lincah mengambil gambar ketika grup kesukaan tampil di hadapan.

Puas! Tentu saja, terlebih selepas Payung Teduh, Kahita tampil dengan pesona. Cantik, Andai Dia Tahu, Tak Sebebas Merpati, Setahun Kemarin, Aku dirimu dirinya... tak dipungkiri lepas diri. Harapan itu terealisasi, dan tentu semua free :D

Terlebih, lambaian tangan ini direspon secara cepat oleh personil yang memang disukai. Aaaakkkkkk

Alhamdulillah... 
Bahagianya....

Jumat, 14 Februari 2014

Siang tadi...

Siang tadi selepas menunaikan salat zuhur, aku menikmati makan siang bersama mama. Ada obrolan sederhana yang kami bicarakan terkait abangku dan juga adikku yang sama-sama lelaki. Kini mereka telah bekerja. Bertemu di rumah pun jarang sekali. Setiap mereka libur kerja dan pulang ke rumah justru aku yang pergi. Giliran aku di rumah seperti sekarang ini justru mereka yang sibuk dengan pekerjaannya.

Abangku kini tengah menikmati pekerjaannya sebagai seorang fasilitator di acara peatihan akhlak. Kerjanya melanglangbuana dari satu tempat ke tempat lain untuk memgadakan pelatihan. Jadi baru pulang sekitar sebulan sekali atau dua kali. Di sisi lain, adikku bekerja di travel tepatnya di Mess Bandara. Kalaupun pulang paling juga dua minggu sekali atau sama kaya abang sebulan sekali.

Saat makan siang tadi aku menanyakan satu hal pada mama. Apakah ketika aku pergi mereka sering menanyakan keberadaanku. Dengan cepat mama menjawab iya disertai anggukan kepala. Ternyata sama sepertiku kini. Meski sudah tahu kalau mereka kerja dan pulangnya tak tentu aku selalu menanyakan kepada mama, kepulangan mereka kapan. Padahal sebenarnya bisa saja sih kutanya sendiri via WA.

Mama tadi sempat bilang, kalau kamu di rumah, mereka nggak ada di rumah. Kalau kamu nggak ada di rumah mereka justru ada di rumah. Kocak!

Oke, obrolan pun berlanjut sampai pada akhirnya mama mengeluhkan bahwa dia harus mengunyah pelan-pelan karena giginya sakit. Dengan segera aku menyuruh mama membuka mulutnya, sekadar melihat mungkinkah ada yang bengkak. Tiba-tiba saja mama melepas sesuatu yang baru aku tahu. Gigi palsu. Benar-benar baru sadar bahwa mama sekarang sudah termasuk kategori tua. Sebagian gigi bagian bawah sudah habis. Ya ampun.... kemana aja kamu, Sa???

Hal printil dan mungkin bagi sebagian orang dianggap sepele justru malah membuatku berpikir. Bahwa mamaku benar-benar sudah tua. Meski tak kupungkiri bahwasanya jiwanya senantiasa muda. Namun hanya saja agak sedikit kecewa, berapa lama aku tak bersamanya??

Dalam sisa suapan makan tadi aku berdoa agar Allah Yang Maha Baik senantiasa menjaga mamaku. Usai makan tadi, mama sudah bersedia dan siap untuk berangkat ke Bandung. Ada tugas selama dua hari yang harus dikerjakannya di sana. Sebelum berangkat, aku pamit pada mama bahwasannya mulai esok sampai tanggal 23 aku pergi. Ada tugas yang harus kulaksanakan dan selesaikan.

Mama tersenyum saja saat aku pamiti. Sudah biasa ditinggal pergi anak gadisnya bahkan sampai bertahun-tahun lamanya. Tapi tak dapat dipungkiri, ada turunan yang menjejak dalam diri kami. Sewaktu muda dulu mama senang sekali bertualang ke berbagai negara. Sama seperti ayah yang masih setia dilakukannya sampai sekarang. Berlanjut oleh abang yang melangang buana sampai Cina. Sementara aku, yah... beginilah adanya.

Sempat aku berpikir, apa kusudahi saja semua rencana jelajahku selama aku masih sendiri. Namun mama pernah bilang, sudah jalani saja apa yang kamu yakini selama Tuhan senantiasa di hati.

Tapi pergi berkali-kali aku sempat ragu sendiri, takut kehilangan moment bersama mama. Tapi mama selalu merelakan dengan senyuman, pesan, dan wejangan. Hati-hati...

Hmm...
Entahlah tahun ini ada kisah apa untukku? DariNya sang Sutradara kehidupan. Semoga yang selama ini kulakukan tak ada yang sia-sia. Aamiin

Semoga kami semua dalam keadaan sehat.

Baru kusadari, bahwasanya keluargaku senang menanggalkan jejak di berbagai tempat. :D

Untuk mama, sang petualang Benua Eropa!

Kamis, 13 Februari 2014

Marry Your Daughter (Hmm..)

Suatu ketika, seorang teman menunjukkan sebuah video klip Marry Your Daughter - Brian McKnight. Kejadianya sekitar bulan November 2013, tepatnya di MB-IPB Bogor.

Entah kenapa saat ditunjukkan video tersebut saya justru menangis. Padahal sang penunjuknya ingin memberitahukan video tersebut sebagai sesuatu yang so sweet ataupun lucu.

Ya tak dipungkiri, animation dalam video klip tersebut memang unik, cantik, lucu, namun yang lebih terasa di hati saya justru terharu, sedih, dan entahlah.

Harusnya tulisan ini dibuat saat itu, namun karena lupa, lupa, dan tunda akhirnya baru terealisasi sekarang. Alasannya?

Selain karena saya sedang rindu ayah saya, juga sebab satu dan lain hal terkait video itu yang mampu memantik saya membuat tulisan macam ini.

Balik lagi saat November lalu, saya menangis karena saya memikirkan bagaimana ayah saya nanti? Atau lebih tepatnya perasaan ayah saya saat hal itu terjadi.

Entahlah, kadang saya aneh sendiri. Punya ayah tapi seperti tak punya. Meski bagaimanapun juga dia tetap ayah saya. Terbaik! Diantara yang super duper baik. Meski berkali-kali kerap membuat lara atau mungkin segores kecewa.

Lalu kaitannya dengan saat ini apa?

Saya hanya ingin memastikan dan memutuskan bahwasannya ketika ada yang serius dengan saya maka temuilah ayah saya!

Jadi teringat beberapa hari lalu, seseorang menyatakan keseriusannya pada saya...
Dan seperti yang saya sampaikan di sini jika serius temuilah ayah saya!

Bagi saya serius itu bukan sekadar kata tanpa makna apa-apa. Serius adalah tindakan nyata!

Belum bertemu ayah? Saya hanya anggap bercanda! Serius!

Jangan berharap pada makhluk, apalagi saya.
Berharaplah hanya pada Allah.
:)

Rabu, 12 Februari 2014

Roti Lauw (Rasa Enak Harga Bersahabat)

Pernah baca Madre karya Dee? Ituloh tentang roti. Tapi kali ini nggak akan membahas tentang Madre/buku/filmnya. Hanya saja membahas tentang roti Lauw yang jika ditelisik akan membuat saya terngiang dengan cerita Madre.

Roti Lauw adalah sebuah merek roti home industri yang sudah ada sejak beberapa tahun lamanya jauh sebelum muncul aneka roti seperti yang banyak dijual di mal-mal atau outlet.

Di tengah gempuran pesaing, roti yang memiliki rasa khas ini tetap bertahan. Rasanya yang enak dan selalu membuat saya kenyang dan nyaman ini sesungguhnya mampu membuat saya bahagia disetiap gigitannya.

Adonan roti yang lembut dengan takaran manis yang pas, selalu membuat saya ingin makan lagi dan lagi. Terutama rasa cokelat keju.

Harganya kini Rp5000, sang penjualnya masih tetap setia menggunakan gerobak yang digowes dengan sepeda biasa. Padahal saat ini banyak tukang roti yang sudah memakai sepeda motor atau bahkan mobil dalam menjajakan rotinya. Namun, roti dengan merk Lauw tetap setia bertahan dengan kesederhanaannya.

Hampir dipastikan setiap seminggu dua kali (kalau saya tidak berpergian) saya setia mengkonsumsi roti Lauw ini. Hehehe

Penasaran dengan rasanya? Coba cari saja di sekitar rumahmu. Pasti tidak ada yang jual. Kalau ada bersyukurlah kalau tidak? Mampirlah ke rumah saya. :))

(Menang) Kuis Kuis Kuis

Beberapa minggu terakhir ini, sahabat saya @_DESYF sedang gemar-gemarnya mengikuti kuis yang diadakan via twitter. Salah satu syarat kuis yang diikutinya harus memention temannya. Dan saya menjadi bagian dari kuis yang dia ikuti.

Awalnya saya hanya sekadar ingin tahu, namun lambat laun saya tertarik juga mengikuti kuis yang diadakan via twitter. Teman saya yang satu itu memang benar-benar kuis hunter. Hampir setiap hari ada saja kuis yang diikutinya. Dan salutnya lagi dia sering menang. Alhamdulillah...

Saya jadi teringat beberapa kuis yang pernah saya ikuti beberapa tahun lalu. Dari mulai I-Say Joke yang diadakan indosat, Blue Band Umroh, Club Baca Kompas sampai yang terakhir hikmah puasa. Alhamdulillah kuis yang saya ikuti semuanya masuk alias menang.

Hadiah tertinggi yang saya terima sampai saat ini adalah dari Indosat berupa voucer belanja sebesar Rp500.000. Kemudian Hikmah Puasa sebesar Rp300.000. Lalu  kartu diskon belanja 10% selama setahun di Gramedia dari Kompas,  sedangkan Blue Band saya dapat tasbih digital. Setelah itu saya urung ikut kuis lagi. Hehehe

Namun, sejak teman saya memention sebagai salah satu syarat mengikuti kuis pada akhirnya saya terusik untuk ikut kuis juga. Meski beberapa kali ini belum menang juga.

Nah hari ini sahabat saya berhasil memenangkan kuis yang dia ikuti. Turut berbahagia sekali rasanya menjadi pemenang itu. Dan ternyata kemenangan yang sahabat saya dapatkan hari ini menular ke saya.

Di Grup relawan Menara, salah seorang anggotanya yakni sahabat shinta memberikan kuis berhadiah voucer bermain ice skating di Bintaro XChange. Dengan antusias saya pun ikutan.

Dan... jeng... jeng... alhamdulillah saya menang setelah tiga kali mention menjawab pertanyaan yang diajukan terkait kepanjangan BX Rink. Hehehe

:)

Bahagianya... apalagi bermain ice skating salah satu kesukaan saya. Waaaa...

Alhamdulillah...
Alhamdulillah...
Alhamdulillah...

Terima kasih, Rabb..


Selasa, 11 Februari 2014

Minggu, 09 Februari 2014

Tuhan selalu punya cara (:

Tuhan selalu punya cara membuat saya bahagia.

Seteleh emosi yang teredam akibat tidur. Siang tadi saya dikejutkan dengan berita gembira.

Kegembiraan ini bahkan masih saya rasakan sampai sekarang.
Ternyata jujur dan menyatakan kegelisahan itu menghasilkan kebahagiaan tersendiri.

Dan syaitan... hahahaha aku menang denganmu hari ini.

Siang tadi seorang lelaki tiba-tiba menghampiri diri yang tengah sibum mengutak atik resume.

Dengan lancar dan pedenya *karena belum kenal* dia menyapa saya dengan memberikan banyak wejangan.

Dia bisa membaca saya dengan melihat kondisi mata. Alamak, padahal saya sudah pakai kacamata.

Inti pembicaraannya adalah kesehatan dalam diri saya yang berpengaruh pada emosi. MashaAllah ya, ada manusia bisa baca sifat dan kebiasaan saya sampai sedetail itu.

Bahkan dia sangat tahu kalau saya sering telat makan. Dan itu berimbas pada keadaan emosi. Selayakanya dokter atau ahli gizi, dia memberikan saya resep.

Resep sederhana yang wajib dipraktekkan. Ketika usai membaca saya, tiba-tiba saya penasaran ingin mengenalnya. Dia terkekeh dan hanya bilang. " Saya sudah tahu kamu. panggil saja saya Bang Miun."

Kocak parah, habis itu dia kembali sibuk dengan peralatan sound systemnya dan saya kembali menatap layar netbook saya karena bersiap untuk menjadi notulis.

Di tengah-tengah acara diskusi terkait evaluasi, tetiba seorang adik kelas di kampus mengirimkan pesan WA ke saya. Percakapan ringan itu pada akhirnya membuat saya tertawa dan menahan senyum-senyum sendiri.

Memang benar, bersama kesedihan akan ada kebahagiaan. Dan saya merasakan itu di hari ini. :D

Alhamdulillah masih dikasih nikmat berbahagia.

Gara-gara gambar ini salah satu pemicunya :) *ini gambar saya sendiri loh*

E=MO S=I

Ini tidak main-main
Ia mudah sekali mengoyak hati
Dan terlebih, yang paling lembut.

Banyak kosa kata yang ingin tersampaikan jika mendengar ini.
Dan semua terhenti ketika sadar pemantiknya adalah syaitan

Oh sayaitan, mantan makhluk penghuni surga dengan banyak pengalam hidup di berbagai ranah.
Betapa hebatnya dirimu dalam menjerumuskan makhluk bernama manusia. Dan E=MO S=I menjadi bagian yang mudah kau pancing dalam diri terutama di pagi ini.