Kalau saja bukan karena rencanaNya
Kalau saja tadi kami lewat semenit saja mungkin lelaki kecil itu kini tak bisa berkumpul dengan keluarganya, tak bisa bersenda gurau dengan teman- temannya, dan mungkin rumahnya kini diselimuti duka dan kerumunan doa.
10 Februari 2015
Pulang sekolah siang tadi, di tengah riuh gemericik rahmat dariNya mata kami tertuju pada kerumunan anak yang main di kali.
Dengan perlahan ayah mengendarai motor sembari
waspada karena membawa isterinya yang tengah hamil tua. Isterinya khawatir akan bahaya terhadap kerumunan bocah yang bermain di kali dengan luapan air penuh dan meluruh tanpa peluh.
Benar saja, teriakan para bocah membuat kami tersentak, seorang anak lelaki terhanyut dan terbawa arus deras air yang mengalir. Sontak ayah berteriak, menyuruh sang isteri turun dari boncengannya. Semua terasa begitu cepat, yang terdengar teriakan bocah meminta tolong dan dengan sigab ayah loncat melepas kemudi motor, berlari, dan menceburkan diri ke kali.
Sepersekian detik... seperti detak jantung yang berhenti.
Hati ini bergetar antara takut dan pasrah pada Ilahi.
Alhamdulillah, Dia masih memberi rezeki selamat. Bocah kecil tertolong, menangis dalam rangkulan ayah. Semua anak bergegas berkumpul, sementara isteri tak berhenti berucap syukur.
Ayah kuyup, tapi entah kenapa hati ini terasa sejuk.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah
Terima kasih Rabb, terima kasih ayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar