Sejatinya rasa sakit yang kita alami itu menggugurkan dosa. Lalu jika sakit yang dialami oleh anak kita yang masih balita, menggugurkan dosa siapa?
Ya Allah, rasanya melihat anak sakit diri ini ikut merasa sakit. Ternyata ini rasanya menjadi seorang emak. Di saat anak sakit dan gak ada satu suap atau seteguk makanan dan minuman yang masuk rasa-rasanya seperti mau meledak saja.
Merintih kesakitan, makan tak minum tak, hanya mau dipeluk, digendong, dan dicium-cium. Tapi jika terus begini yang ada kondisi sang anak justru semakin drop.
Awan, dua hari ini mengeluh sakit pada bagian mulutnya. Dicek, ternyata grahamnya tumbuh. Dan itu membuat badannya panas. Ditambah tak ada makanan yang masuk alhasil perut jadi kembung. Dampaknya? Rewel seharian. Ya Allah. Emaknya sampai nggak bisa ngapa-ngapain. Mandi pun tidak, yang penting anak tenang.
Berbagai rayuan untuk membuat perutnya kenyang ditolak dengan tangisan dan teriakan. Mulutnya perih kalau bertemu dengan berbagai makanan yang disuguhkan. Padahal dari mulai nasi, ubi, sampai bubur sumsum sudah dibuatkan.
Cuma bisa berdoa agar Allah menguatkanmu dalam mencerna makanan dan minuman nak. Seharian tak mau ini itu. Mana diri ini sedang tidak solat. Tapi hamba yang kecil ini tak pernah berhenti berdoa agar buah hatinya mau menelan makanan barang sesuap.
Alhamdulillah malam ini dengan bantuan pasukan anak-anak tetangga awan pun mau menelan bubur sum-sumnya. Meski dengan aneka drama, permainan, dan support rekan-rekan tiada tara. Meski cuma 7 suap tapi emakmu ini bahagia, nak. Setidaknya itu yang akan mengenyangkan perutmu dan membuatmu terlelap tidur. Kalau lapar, kujamin tidurnya tak akan pulas.
Alhamdulillah, terima kasih Ya Rabb, Engaku kabulkan doa hamba dan suami. Makasih yahdut yang telah bolak balik ngecek awan meski sedang kerja. Semoga yahdut senantiasa diberi kesehatan dan kebahagiaan bersama mabun dan awan. Allahuma aamiin.
Dengan kasih,
Mabun Awan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar