Yayah Awan dan Angkasa
Hidupmu yang sederhana dan bahkan terlalu sederhana kadang membuatku menitikkan air mata.
Bagaimana tidak? Alas kaki yang kau gunakan dalam menjemput rezeki sudah koyak. Sol bawahnya sungguh tak layak, bagian atas sobek berarak. Tak satu tapi keduanya.
Berkali-kali kuingatkan gantilah sandal. Jawabanmu selalu sama. Itu masih bisa digunakan. Bisa dimanfaatkan.
Padahal jauh dalam lubuk hati yang paling dalam sesungguhnya engkau tak mau menghamburkan uang jika bukan untuk keperluan anak dan istrimu.
Apa yang kau hamburkan Yayah? Tidak ada! Kau kesampingkan semua kebutuhanmu demi kami. Padahal bagi kami sandalmu sudah perlu diganti.
Setiap kutawarkan membeli sandal baru kau selalu menggeleng dengan senyum. Uangnya buat beli beras. Uangnya buat belanja, uangnya buat nabung, dan rentetan alasan yang kau siapkan untuk menjawab keinginanku.
Padahal ingin ku hanya satu, gantilah sandalmu yang lebih layak. Yang akan membuatmu merasa lebih nyaman dalam menjemput rezekimu.
Percayalah Yayah, mungkin sampai detik ini kita masih di sini. Masih meraba menemukan kehidupan kita yang terbaik. Ini proses kita, mungkin sekarang kita di bawah tapi ingatlah Yayah Allah selalu adil dan sesuai prasangka kita. Percayalah kelak kita akan berada dalam karunia-Nya yang sempurna. Saat ini toh kita senantiasa diberi kelimpahan rezeki. Rezeki tak melulu materi bukan. Kesehatan, anak-anak yang salih pun rezeki luar biasa yang telah Allah berikan pada kita.
Yayah selalu mengingatkan bahwa sederhana dan rasa syukurlah yang membuat kita selalu merasa cukup. Cukuplah Yah, keterkaitan dengan alas kaki pun dirasa cukup. Menggantinya dengan yang baru/lebih baik bukan berarti mengabaikan kesederhanaan itu sendiri.
Semangat terus yayah
Ket: harga sandal baru 35k, mungkin dulu bagi kita apalah artinya segitu. Tapi saat ini pun tetap hadirkan rasa itu karena itu untuk kenyamananmu dalam menjemput rezeki bagi kita sekeluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar