gambar ilustrasi diambil dari arrahman.com
sungguh, sore atau tepatnya siang menjelang sore ini ada "sesuatu" yang kami (rina, samiah, saya) rasakan ketika melihat dengan mata telanjang alias melihat secara langsung serbuan hujan yang melewati perpustakaan UI. Kenapa saya bilang melewati perpustakaan. ehm, begini sebenarnya mungkin saja hujannya merata. Tapi karena kami saat kejadian berada di sekitar perpustakaan jadi lebih tepatnya jika saya mengatakan hujan yang melewati perpustakaan. kronologisnya sih kami bertiga siang itu sekitar jm 2-3an berencana untuk melakukan ritual makan siang di depan danau perpus Ui sekaligus ingin membicarakan prihal "bisnis". setelah nasi bungkus selesai di beli bergegaslah kami berjalan bersama menuju perpus melewati parkiran FIB. saat itu mendung. Tapi mendungnya juga nggak parah-parah amat sih. saat kami hampir menginjakkan kaki di mulut perpustakaan UI tiba-tiba kami semua medengengar suara gemuruh.... ini serius nggak bohong. suara gemuruh kaya ada ribuaan atau jutaan pasukan entah pasukan apa yang akan lewat. sempat sih saya nyeletuk, "hujannya jalan"dan benar saja kami melihat hujan disertai angin yang bergumul dan seperti "menyerang" pohon-pohon yang ada di depan perpustakaan. "WUsssssssssSSSS" semua orang yang berada di sekitar mulut perpus (baik itu yang berencana ingin keluar perpus ataupun baru akan masuk perpus) seketika takjub, terkejut, dan mungkin terpesona dengan kejadian itu... sampai terbengong-bengong gitu deh istilahnya.. "cengok" ngelihat kejadian itu. Dahsyat banget "serbuan itu" meskipun hanya sekadar lewat dan diteruskan dengan hujan yang awet.
kalau boleh saya ibaratkan nih ya, serbuan hujan hari ini itu dalam khayalan saya mirip saat serbuan perang Barathayuda. meskipun saya tidak pernah melihat langsung perang dalam kisah Mahabarata tapi setidaknya saya pernah membayangkan dan mengkhayalkannya. sungguh... suara gemuruh hujan tadi dan cara hujan tadi "berjalan" membuat saya terbayang suara langkah perang ribuan orang dan pasukan berkuda yang sedang menyongsong perang. berderu, berderap, mengagetkan. meskipun agak sedikit menyesal juga sih tidak bisa mengabadikan kejadian tersebut. tapi setidaknya itu terekam di memori saya. Tapi, ada beberapa orang (anak BIPA) sepertinya yang entah merekam atau mengabadikan kejadian tersebut melalui kamera sakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar