Putar-putar
Jakarta, gegara supir kopaja takut di razia. Alamak! Takut kok sama Pak Polisi.
Polisi aja takut sama Tuhan (HARUSNYA!) #jilbab
Hari ini
komplit! Ibarat makan nasi padang semua lauk terhidang. Ada rendang, ayam,
sampai tunjang! Eits, tapi ini bukan soal makanan enak seperti yang saya
cabarkan!
Setelah
menyelesaikan penyaluran siswa untuk kedua sepupu saya yang pindah sekolah dari
Australia ke Indonesia di Kemendikbud, saya bergegas berjalan menuju rumah
teman. Ada janji untuk menghabiskan semalam bersamanya. Tenang, teman saya
perempuan! Ada niatan tersendiri untuk melabuhkan rindu dan juga memperbanyak
diskusi.
Dalam kopaja
yang saya naiki, ada kisah tersendiri yang saya alami. Apa? Ya itu tadi, saya
tuliskan di paragraf pertama saya! Yap, sang supir dengan tenaga ekstra menekan
pedal gas kopaja melaju kencang melewati batas aturan berkeliaran! Harusnya ke
arah Cileduk, eh dia malah ke arah Ciputat. (meski sama-sama berawalan Ci sih
-_-") Jadilah saya berjalan-jalan gratis dan mendadak bersama beberapa
penumpang lainnya.
Sebagian
penumpang tentu mengemukakan gumam dan kekecewaan. Sang supir marah terhadap
kernet yang salah mengarahkan. Perkataan kotor antar mereka saling serang. Dan
penumpang manis seperti saya hanya bisa tersenyum dalam wajah dan beristighfar
dalam hati. Mau ngapain lagi coba? Dinikmati saja, jarang-jarang mendapat
kesempatan melanglang buana di Jakarta secara percuma!
Dari obrolan
sengit antar supir dan kernet, akhirnya saya temukan suatu hal apa yang
menyebabkan kendaraan yang saya naiki ini melampaui jalur yang seharusnya.
Surat kopaja tidak lengkap dan sim mereka tak punya. Jadilah mereka takut bertemu dengan Pak Polisi yang bertugas merazia. Sayangnya, tetiba pikiran saya terjembab ke masa kemarin. Teringat tentang pencabutan hak terkait pengenaan jilbab oleh para polwan. Aneh! Baru seminggu dikeluarkan lalu ditarik kembali dengan alasan tak jelas dan tak pantas. Rupa-rupanya para petinggi tersebut berani terhadap Tuhan. Buktinya berani-beraninya mereka mencabut ketentuan yang sebenarnya sudah ditetapkan oleh Tuhan. Masa iya? Ya lihat saja... Pemberi keputusan terhadap kebijakan tersebut nantinya akan bertanggung jawab di hari akhir terhadap semua anak buahnya. Lha iya.. emang siapa lagi?
Oke kejauhan
ya ini. Tak lah, ini belum jauh masih dekat! Apalagi diperparah dengan acara
pekan kondom nasional! Alamak! Sepertinya Menkes kita sedang lupa dengan
Tuhannya. Tapi lagi-lagi sudah tidak boleh berprasangka! Jadi kita doakan saja
agara Tuhan memaafkan segala khilaf yang mereka perbuat terhadap umat!
Peninglah
kalau saya jelaskan terlalu banyak. Hahahaha
Malam ini
pada akhirnya diakhiri dengan diskusi bersama jeung Rina! Ekstrovert dan
Introvert.
Pada
akhirnya saya membuat pengakuan bahwa saya jago berakting! Yap! Selama ini saya
mengucuri sangguinis dalam melankolis!
Tak percaya?
Saya jago memakai topeng! Hanya Tuhan dan beberapa orang terdekat yang tahu
siapa saya sebenarnya!
Selamat dini
hari, saya tuliskan ini untuk 5 Desember 2013
Published
with Blogger-droid v2.0.10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar