Ringkasan yang saya tampilkan di sini sebenarnya sebagai pemicu saja untuk memperkenalkan salah satu dari banyak karya sastra Melayu Tionghoa yang menjadi bagian dalam perjalanan sejarah sastra di Indonesia.
Yuk simak ringkasan berikut ini.
Kasopanan Timur bercerita tentang
kehidupan seorang gadis Tionghoa bernama Kiok Nio. Kiok Nio dalam cerita ini
digambarkan sebagai gadis Tionghoa yang berani mendobrak suatu pandangan
masyarakat tentang pekerja kantoran bagi seorang gadis. Masyarakat di
lingkungan Kiok Nio beranggapan bahwa gadis yang bekerja di kantoran dianggap
sebagai wanita penghibur. Masyarakat hanya berpandangan bahwa seorang gadis
lebih cocok untuk bekerja di rumah sebagai penjahit atau pembuat kue. Kedaan
seperti ini membuat Kiok Nio sedikit tertekan, terlebih ia adalah seorang
terpelajar tamatan Mulo dan ahli sebagai penulis steno sehingga ia merasa
ilmunya tersia-sia.
Kiok Nio
akhirnya menerima suatu pekerjaan kantoran yang ditawarkan oleh Flora, sahabat
Kiok Nio sejak kecil di sekolah, seorang keturunan Belanda—Indonseia. Flora
sangat prihatin dengan kehidupan Kiok Nio dan ingin mengajak Kiok Nio mengubah
kehidupannya menjadi lebih baik. Kiok Nio menganggap bahwa itu adalah pilihan
yang tepat dan ia mengesampingkan anggapan masyarakat tentang pekerjaannya.
Kiok Nio
bekerja sangat rajin sehingga membuat Jansen—Bos Kiok Nio seorang keturunan
Belanda—menaruh hati padanya. Akan tetapi, rasa cinta Jansen tidak memberikan
arti apa-apa terhadap Kiok Nio. Kiok Nio menolak lamaran Jansen karena ia
menganggap bahwa yang cocok terhadap dirinya adalah orang sebangsanya. Kiok Nio
merasa sebagai gadis Timur—orang Tionghoa—ia masih harus menghargai kesopanan
timur.
Kiok Niok mencintai seorang pemuda
sebangsanya yang bernama Tan Koen San. Tan Koen San telah jatuh hati saat
pertama kali bertemu dengan Kiok Nio. Tan Koen San berasal dari Surabaya, di
Batavia ia bekerja sebagai penata buku pada salah satu firma Tionghoa. Walupun
mereka berdua saling mencintai tetapi diantara mereka belum ada yang berani
mengungkapkan hal tersebut.
Ketika Tan Koen San, Kiok Nio, dan ibunya
berjalan-jalan ke Bogor, tanpa sengaja mereka berdua bertemu dengan Gouw Kim
Goan, majikan Koen San yang memiliki perangai buruk. Melihat kecantikan Kiok
Nio timbul niatan Kim Goan untuk memilikinya. Kim Goan meminta bantuan Koen San
untuk mau menjadi comblang untuk dirinya. Tetapi, Koen San menolaknya karena ia
mencintai Kiok Nio. Penolakan yang dilakukan oleh Koen San tidak membuat Kim
Goan kehilangan akal. Ia pun memakai jasa comblang bernama Liang Bok atau
terkenal dengan panggilan Uwa Ringgit—yang rela melakukan apa saja demi uang.
Uwa Ringgit pun pergi menemui ibu Kiok Nio
untuk melamar Kiok Nio. Tetapi, lamaran tersebut ditolak oleh ibu Kiok Nio
dengan alasan bahwa Kiok Nio sudah memiliki tunangan. Uwa Ringgit tidak
menyerah untuk mendapatkan Kiok Nio untuk Kim Goan, ia pun meminta bayaran yang
lebih pada Kim Goan agar Kiok Nio dapat menjadi miliknya. Uwa ringgit
mengetahui kedekatan antara Koen San dengan Kiok Nio dan hal tersebut membuat
Uwa Ringgit mencoba untuk membunuh Koen San dengan cara meracuninya. Akan
tetapi, racun itu tidak sampai membuat Koen San meninggal.
Mendengar
musibah yang menimpa Koen San, Kiok Nio terlihat sangat sedih. Ia tidak bisa
menengok Koen San yang tinggal di kosan. Baginya tidak pantas seorang gadis
Tionghoa datang ke kosan yang ditempati oleh anak-anak muda sehingga Kiok Nio
hanya bisa berhubungan dengan koen San melalui surat saja.
Beng Tjin, paman Koen San menyuruh Koen San
untuk kembali ke Surabaya untuk menghindar dari orang yang berniat jahat
terhadapnya. Awalnya Koen San ragu untuk menerima ajakan pamannya tetapi pada
saat ia berniat mengunjungi Kiok Nio, ia melihat Kiok Nio sedang asyik
bercengkrama dengan Jansen akhirnya ia menerima ajakan pamannya. Koen San
cemburu dan menganggap bahwa Jansen adalah laki-laki pilihan Kiok Nio.
Setelah tinggal beberapa hari di Surabaya
kesehatan Koen San tidak membaik. Melihat kondisi Koen San yang semakin parah
membuat Siok Lian—sepupu Koen San—mengirim surat kepada Kiok Nio untuk
menyampaikan keadaan Koen San. Setelah mendapatkan surat dari Siok Lian, Kiok
Nio pun mengambil keputusan untuk menemui Koen San di Surabaya.
Koen San senang melihat kedatangan Kiok Nio, ia
pun menayakan perihal laki-laki yang berkunjung ke rumah Kiok Nio. Akhirnya
semua masalah menjadi terpecahkan. Kiok Nio menceritakan tentang Jansen dan
Koen San pun sadar bahwa ia salah paham selama ini. Koen San akhirnya melamar
Kiok Nio untuk menjadi istrinya. Mereka berdua pun akhirnya menikah dan hidup
bahagia. Sementara Kim Goan akhirnya menerima ganjaran hukuman selama 5 tahun
penjara akibat rencana percobaan pembunuhan yang ia dan Uwa Ringgit lakukan
terhadap Koen San.
***
membaca ini jadi terlempar ke beberapa tahun silam. Saat membaca kisah ini dengan penggunaan bahasa yang sedikit berbeda dan dibaca dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar