“Ayah… aku mau sekolah kaya kakak itu” Ujar seorang anak
yang duduk persis di sebelah supir angkot yang aku naiki. Tangannya menunjuk ke
arah depan kaca. Terlihat beberapa anak berseragam SD bersiap menyebrang.
Sejak aku naik dalam angkutan ini mataku tak bisa lepas dari
anak yang mengenakan baju bergambar kartun Doraemon. Kutaksir usianya sekitar 7
tahun. Kebetulan aku duduk di belakang pak supir sehingga aku bisa leluasa
melihat anak itu meski dari arah belakang.
“Ya… nanti kita daftar sekolah. Tapi kamu berani berangkat
sendiri. Ayah nggak bisa nemenin selama di sekolah kan ayah kerja” Ujar sang
supir angkot yang tak lain adalah ayah anak tersebut.
“Kan itu banyak temannya. Pasti aku berani. Ayah janji ya…
nanti aku didaftarin sekolah” Ujar sang anak sambil serius menatap wajah sang
ayah di sampingnya. Sang ayah tidak lekas menjawab. Matanya masih berburu
mencari penumpang.
“Ayah…” Ujar sang anak lagi kali ini sembari menarik tangan kiri
ayahnya.
“Iya… ini ayah lagi cari penumpang. Nanti kalau uang kita
sudah banyak kita daftar sekolah.” Ujar sang ayah sambil serius memperhatikan
jalan.
“Asik… nanti kalau aku udah sekolah… ayah bisa kerja dengan
tenang deh. Nanti aku bisa pulang sendiri kok” Ucapan anak itu bersemangat.
Sesaat mobil berhenti karena sedikit macet. Hingga pada akhirnya sang ayah
menatap sang anak lalu mengusap rambutnya perlahan.
“Ayah tuh khawatir kalau kamu sendirian di rumah. Jadi kalau
nanti udah sekolah… pulangnya ayah akan nemenin kamu. Nanti kamu bisa ngerjain
pr di sini. Kamu nggak apa-apakan kalau nemenin ayah narik?” Ujar sang ayah
sambil tersenyum.
“Oh… iya nggak apa-apa. Aku malah kasian sama ayah kalau aku
ikut. Kan penumpang ayah jadi nggak penuh karena ada aku duduk di sini” ujar
sang anak sambil menunjuk tempat yang ia duduki. Wajahnya seketika murung.
“Eh… kenapa sedih? Kan rezeki ayah udah ada yang mengatur. Pokoknya awal tahun nanti kamu sekolah ya.” Ujar sang ayah memberi penjelasan ke anaknya. Sang anak seketika tersenyum
“Oke sip. Aku sekolah. Semoga uang ayah banyak. Jadi aku bisa cepet masuk sekolahnya” Ujar sang anak girang.
"Memang nanti kamu mau jadi apa?" Tanya sang ayah
"Aku mau jadi ahli mekanik mesin mobil... jadi nanti kalau angkot ayah kenapa-kenapa aku yang benerin. kalau di bengkel-bengkel kan mahal. nanti aku punya bengkel yang gede. terus kalau angkot yang masuk bengkelku gak usah bayar... gratis aja" ujar sang anak serius bercerita.
Percakapan sederhana itu sungguh membuatku tersenyum. Aku ikut
mengaminkan dalam hati. Semoga sang ayah benar-benar menepati janjinya. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar