Hari ini full menjadi ibu rumah tangga. eits kata Ibu nya diganti deh jadi Anak Rumah Tangga. Maklumlah belum jadi Ibu-ibu. Masih Calon. heheheh aamiin
Semalam baru selesai mengerjakan ketikan jam setengah 12 malam. Itupun belum selesai tapi tak apalah. Tuhan pasti tahu kebingungan saya. Jadi ternyata saya mengakui kalau semalam saya bingung dengan apa yang saya ketik. Enggak sih nggak bingung tapi lebih tepatnya agak ragu takut-takut info yang disampaikan salah nantinya.
Okelah ya... itu nanti saja dibahas. Sekarang aku mau cerita. Cerita hal yang senantiasa membuat kepalaku berputar eh berpikir maksudnya. Tentang rencana rencana selanjutnya ke depan. Beberapa hal sudah dituliskan seperti biasa pada buku diary dan sisanya masih senantiasa kututurkan dalam doa.
Aku butuh hiburan mungkin lewat liburan. Atau apapunlah yang bisa membuat aku bahagia dan lonjak-lonjak kegirangan. Beberapa kali rasa-rasanya aku menetapkan diriku sebagai penghibur orang. Namun di sisi lain ada kekosongan hiburan dalam hati yang sepertinya tak pernah di isi. Mulai.... tulisan galau merajai. Tak apalah. Lagi-lagi ini untukku saja. Entah ini sudah yang ke berapa. hahahahaha
Melampiaskan seperti ini adalah hal yang membuat gairah hidupku lebih meningkat. Aku tahu dengan menulis sebenarnya aku memenuhi kekosongan sebagian dari hatiku. Tapi ada kalanya aku ingin yang lain. Berkahayal? itu senantiasa kulakukan. Hal tersebut yang kadang juga membuat senyumku terbit di kala pagi siang sore ataupun bahkan malam. Maaf sekali lagi... netbookku ini tanpa koma. Komanya mati karena di tekan berkali-kali. Baiklah ini jadinya ke mana-mana. Jangan pernah salahkan aku ya. Salahkan dirimu sendiri kenapa baca tulisan ini. hehehe
Jus Strawbery di depan toko instan tadi
Sore sebelum azan magrib berkumandang bergegas kakiku melangkah menuju perempatan jalan. Ada sariawan dalam mulutku. Salahku sendiri karena sudah beberapa hari tak bertemu dengan buah-buahan. pilihanku untuk membeli jus adalah salah satu pikiran sederhana yang kumaksudkan untuk menyembuhkan. Ternyata lagi antre. Aku berada di urutan ke tiga. Sambil berdiri aku menengok kanan kiri. Kali aja ada makanan yang dapat menarik mata dan hati. Tak ada! Hanya ada beberapa angkot berlalu-lalang dan juga penjual gorengan.
Dua orang di depanku memesan jus jambu. Aku berpikir keras apa yang akan kupesan untuk menghilangkan sariawanku. Mataku tertuju pada buah strawbery yang masih terbungkus dalam plastik. Ah... itu pilihanku. Belum sempat aku mengucapkan pesanan tiba-tiba ada seorang lelaki di belakang mengatakan hal yang ada di pikiranku. "Jus strawberynya satu" Ujarnya tanpa mempedulikan aku yang ada di depannya. Aku ingin menengok ke belakang tapi malas... menahan kesal akupun hanya mendengus. Salahku sendiri kali. Kelamaan mikir.
"Maaf Mas... Mbaknya dulu" Ujar penjual membuat hatiku bersorak girang. Yeeeeeaahhh
"Jus Strawbery. Di bungkus mas" Jelasku lalu duduk di bangku yang disedikan penjual. Dua orang pemesan jus jambu sudah berlalu menenteng jus jambu yang nampak menggiurkan mataku.
"Ini strawberynya tinggal untuk satu jus. Tadi mas itu pesen strawbery juga. Jadi gimana ya?" Tanya penjual bingung sambil menatapku dan arah mas-mas yang kini berada di hadapanku dan membuatku melihatnya sambil menegakkan kepala. Wuihh Tinggi amat. Pakai kaca mata dan putih. *mulai deh... *
"Mbaknya mau diganti jus lain?" Tawar penjual dan akupun diam berpikir.
"Saya lagi ingin strawbery... gimana dong?" Ujar sang mas-mas tiba-tiba sambil melihat ke arahku. Meski ujarannya ditujukkan untuk penjual jus itu. Ya ampun kaya bocah amat ngomongnya.
"Ya udah deh mas... saya ganti jambu aja" Ujarku menyerah. Berusaha menyudahi semua. Toh jambu vitamin c nya lebih banyak.
"Eh... saya nggak jadi strawbery deh... saya yang jambu aja kasihan mbaknya" Ujar mas-mas tinggi itu sambil menatapu. Idih... labil amat sih.
"udah mas... saya tetep jambu aja." Ujarku malas mengubah ingin. Aku cepat ingin pulang. Ayolah segera sudahi pesananku. Mas-mas penjual jus pun segera memotong-motog jambu merah dan memasukkannya ke dalam blender. Belum sempat pekerjaan si mas penjual jus selesai ada lagi kelakuan mas-mas di hadapanku ini.
"Di campur aja mas sama strawberynya. Biar adil..." Ucapan mas-mas tersebut sambil tersenyum ke arahku. Mau marah tapi lagi sariawan. Jadi aku diamkan. Terserah dialah maunya apa. Bagiku yang terpenting jusku bisa cepat selasai dibuat. Mas-mas penjual jus pun menuruti apa yang di katakan mas-mas tinggi ini.
"Langsung bikin dua aja mas. sekalian. Saya juga dicampur aja" Jelas si tinggi membuatku sudah tidak peduli lagi. Lalallalalalalalallalalalla hatiku menyanyi menyeringai diri sepertinya keadaan ini sudah tidak enak lagi. Yang mau minum jus siapa yang mesenin siapa. Suka-suka dialah.
Tak berapa lama kemudian jusku sudah ditempatkan diseuah gelas plastik bersanding dengan jus mas-mas tinggi. Baru saja aku ingin mengeluarkan uang bergegas mas-mas tinggi menyerahkan uang Rp20.000
"Ini sekalian sama buat mbaknya" Jelas mas-mas tinggi membuatku terheran-heran. Ini orang maunya apa sih?
"Nggak usah Mas makasih..." tolakku sambil menyerahkan uang bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II kepada penjual jus. Dengan sigab mas-mas tinggi ini menarik uangku dan memaksa tanganku untuk mengenggamnya. Ini apa-apaan sih.
"Saya minta maaf mbak. Kalau bikin kesel. Tapi saya aja yang bayar" Jelasnya lalu sang penjual jus pun memberikan kembalian pada mas-mas tadi. Aduh... orang ini siapa sih. Nggak tahu apa kalau aku lagi sariawan. Males ngomong. Males berdebat. Jadi aku diam terpaku saja.
"Anak FIB angkatan 2007 kan" Jelasnya menanyakan diriku. Akupun tercekat. Ini siapa kok tahu. Aku tidak menjawab. Penasaranku cukup terwakilkan melalui tatapan yang keheranan.
"Saya yang dulu jualan di Kansas" Jelasnya pendek. Ampun Gusti.... ini kan mas-mas ganteng di Kansas. Gubrag... kok bisa ketemu di sini lalalallalalalallalalalalalallalalala lagu itu beriringan di hati. Antara malu sama kelakuan plus lagi sariawan. mau ngomong banyak tapi sakit. Nggak ngomong tapi pengen ngobrol. Haiyaaa.... akhirnya semua terselamatkan oleh Adzan magrib.
"Saya duluan ya... ini makasih banyak loh. Jelasku. Dia tersenyum... lalu mengangguk. Haduh... agak nyesel. Dia nggak tahu nama aku dan sebaliknya begitu. Cuma tahu mas-mas kansas. hahahahaha
Mas... namaku Reisa... Bukan yang lain! hohoohohoho
Oke baiklah.... sekian cerita sore ini. Salam super. Lho? enggak ding... tulisan ini kupersembahkan untuk mas-mas kansas. Makasih mas atas inspirasinya.
Hayalan mampir setelah adzan ^_^
Terima kasih sudah membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar