Sejak kemarin aku tenggelam, bahkan kau kubur. Padahal biasanya kau tak begitu. Biasanya yang kau kubur malah sedihmu. Tapi, entah kenapa jadi berbalik. Intinya... aku tidak rela kau mengubur aku terlalu lama.Aku capek tahu. Kau pikir aku tak butuh teman untuk berbagi ceria?
Tapi, yasudah yang penting kini blogmu telah aku kuasai. Meski dalam waktu yang tak terlalu lama.
Saat ini aku akan membunuh sedihmu satu persatu. Jangan takut! Kau tidak sendiri. Ada aku dan pasti Tuhan kita. Toh makaikat di kanan dan kirimu masih setia. Tapi sayang sekali, bantuanku kali ini hanya untuk membunuh sedihmu hari ini. Tak apa ya, setidaknya ada usaha dariku untuk membuang dan membabat sedihmu. Ah sudahlah, aku ini terlalu banyak prolog. Tidak seperti kamu yang selalu ke akar permasalahan.
Hari ini, kulihat kesedihanmu muncul terlampau dalam karena melihat ayahmu bukan? Hai, cantik. Ayahmu akan segera sehat. Percayalah padaku. Sakit yang dialami oleh ayahmu sebagai penggugur dosanya. Kau jangan terlalulah bersedih. Bukankah ayahmu selalu bilang "tidak apa-apa" jadi percayalah kata-katanya. Sambil senantiasa kau iringi doa. Iyaaa aku paham, aku tahu kalau kesedihanmu lebih terasa saat melihat ayahmu berjalan dengan sedikit terpincang. Mungkin itu juga sebagai bentuk rasa sayang Tuhan. Agar ayahmu beristirahat. Bukankah kau tahu kalau ayahmu tak pernah sedetikmu berhenti dari berpergian? Ayolah bersemangatlah, Allah tahu yang terbaik untuknya, untukmu, untuk kita. Ayahmu kan juga ayahku. Aku bagian dari dirimu juga, Cantik.
Selanjutnyaaa
Kesedihan yang menghampirimu adalah kejadian saat turun dari kereta di stasiun pertama. Cantik, kejadian itu terjadi tidak sengaja. Mungkin memang lelaki tadi yang salah karena naik terburu-buru sehingga terantuk oleh pipimu. Namun percayalah itu tidak sengaja. Dia juga terdorong oleh orang-orang yang berada di belakangnya. Jadi hapuslah marah dan sedihmu. Toh lelaki tadi juga sudah meminta maaf. Iyaaaa aku tahu, aku paham kau ditertawakan namun apa peduli mereka. Sudahlah anggap saja kau adalah kafilah yang sedang berlalu sedangkan mereka adalah hewan-hewan yang menggonggong. Murni kejadian tadi tidak sengaja. Oke!
Bukankah hujan tadi telah menghiburmu dan membantu untuk menghapus kejadian itu?
Aku anggap kamu setuju untuk hapus kenangan jelek tadi. Hihihi
Kesedihan selanjutnya, ehm... saat ini kau sendirian. Aku rasa kau senang menyindiri. Iya aku juga paham kalau ternyata om dan tantemu tidak jadi ke depok hari ini. Tapi, ini di luar ekspetasi mereka. Sejatinya kau lelah, aku tahu itu. Beberapa hari kemarin dan hari ini waktumu tersita diperjalanan. Ya, buatlah maklum, Jakarta masih tetap seperti itu. Saat ini nikmati kesendirianmu di rumah Depok. Nikmati kencanmu berasama kamar setiamu. Menangislah sesukamu. Toh hari kamis nanti sudah tidak mungkin kau tinggal di Depok lagi. Bukankah kau senang dapat pengalaman baru di apartemen? Itu bisa menjadi lautan inspirasi untuk karya-karyamu. Percayalah padaku.
Sudah ah... aku terlalu banyak bicara :D maafkan yaaa maksudku baik tapi... aku bingung harus bicara apa lagi. Tapi aku selalu ingin agar senyummu lebih berwarna dan bernuansa. :))
Sekarang kalau boleh aku tahu, bolehkah kau bangkitkan aku? Aku rindu teman-temanku tahu. Percayalah kau pun begitu. Hanya saja kau malu mengatakannya.
Sudah jujur saja ^^
Sudah yaaa, aku siap kau tarik dalam tumpukan yang berkesudahan. Bangkitkan aku yaaaa :)) :D :)
Published with Blogger-droid v2.0.4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar