Hari ini aku menghadiri pernikahan seorang Teman. Tidak, kali ini tidak akan membahas terkait kondangannya tapi berkaitan dengan maharnya.
Laki-laki yang menikahi seorang perempuan pasti memberikan mahar. Bisa saja maharnya sesuai dengan keinginan sang perempuan atau kadang si perempuan menyerahkan hal tersebut ke lelakinya.
Nah, sejauh mata memandang di pernikahan sahabat, kerabat dekat, bahkan rekan kerja rata-rata maharnya berupa sejumlah uang, mukena, emas, atau properti apapun dengan berbagai jumlah, bentuk, dan rupa.
Ada yang memberi mahar sejumlah uang yang berkaitan dengan tanggal pernikahan dan sebagainya. Tiba-tiba jadi terbayang nanti mau minta mahar apa ya pas nikah? Yang pasti maharnya tidak memberatkan berbagai pihak.
Hmm... ingin rasanya mendapatkan mahar yang berbeda dan luar biasa. Di zaman Nabi ada juga yang memberi mahar baju besi, pedang, dan sebagainya. Pasti keren, langka, dan unik.
Sampai di rumah, iseng-iseng aku bertanya ke mama, saat ayahku menikahinya, ayah memberi mahar apa? Mama tersenyum simpul. Mungkin lagi mengingat-ingat mahar di pernikahan pertamanya saat usia 18 tahun.
"Mama maharnya Autobiografi ayahmu" penjelasan mama membuatku kaget. Gila! Keren banget ayah! Di tahun 1985an menikahi mama dengan mahar berupa perjalanan hidup ayah semenjak kecil sampai dia bertemu mama. Masha Allah... itu juga salah satu mahar unik yang langka dan keren banget!!!
Meskipun, pernikahan tersebut tidak dapat dikatakan langgeng dan awet karena toh pada akhirnya mereka berpisah juga. Tapi, tetap saja bagiku ayah keren banget. Niat banget sampe buat autobiografi. :) Jadi iri :*
Huaaa... ketika aku tanya ke mama, autobiografinya sekarang di mana eh mama bilang entah udah kemana. Sayang sekali... Padahal aku penasaran sama perjalanan hidup ayah semasa kecil itu seperti apa.
Jadi punya niat dan semangat, ingin memberikan tulisan di hari pernikahan kepada rekan-rekan yang hadir. Huaaaa aamiin semoga tercapai. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar