Diam-diam, ada yang melesat di ujung kata.
Senyumnya teriring dengan serangkaian wajah berganti rona
Adakah yang tahu bahwa dirinya sedang sakit?
Terlalu banyak menelan rasa dan berolah rupa. Sakit karena jatuh, mungkin pada cintanya...
Dalam kegemarannya bercerita, ia mendengar dalam diam yang sudah tak lagi berkawan. Ah, seandainya pohon ketapang itu mampu berdendang dan bersaksi atas kisah cita dan cinta di hati, padahal istilah situasi dalam keadaan ini tak lagi sepi dan sunyi.
Ya, baiklah. Aku sudahi saja, agar semakin banyak lagi kisah di lain hari yang mampu digenggam hujan merintik di alas pohon ketapang.
Toh ini akan menjadi bukti cinta kita yang pernah hilang disapu malam kelam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar