Sakit setengah jiwa
Dalam sebuah ruangan berlampu putih terang. Beberapa sedang asyik berdiskusi. Entah apa yang didiskusikan. Hanya saja jasadku terdiam di tengah-tengah kerumunan.
Tiba-tiba, sebuah langkah masuk. Aku ingat wajah itu. Tapi suaraku tercekat. Berat. Terlalu kaget dan mataku tertutup sesaat. Memastikan yang di depan ruang kelas ini hanya halunasiku saja.
Tidak. Seseorang yang mengenakan kemeja merah marun menuliskan sesuatu di papan tulis. Kini yang kulihat punggungnya. Sama seperti yang lalu hampir setahun yang lalu.
Tak ada yang berubah dari postur tubuhnya. Jeans biru muda masih berkawan padanya seperti biasa. Entahlah apa yang dia tuliskan. Pastinya hatiku berdenyut melebihi detak jantung. Parah.
Selesai dia menulis di papan tulis dengan spidol merah ia membalikan badannya. Menatapku sambil tersenyum
Lalu berdiri di depan pintu ruangan.
"Sudah cukup, jangan menyerah untukku. Aku kemarin menyiakan kamu karena orientasimu hanya aku. Lalu ketika kau tuliskan Tuhan aku kembali padamu, aku yang mengejarmu.
Kupahami dan kupelajari engkau lewat tulisanmu. Duniarengganis.blogspot.com dan kini aku bersiap menemuimu seluruh hidupmu"
Tulisan itu jelas terpampang.
Seketika tepukan tangan membahana di kelas. Aku tersenyum kecut. Bingung. Sementara lelaki berbaju marun mempersilakanku berdiri.
Aku menghampirinya. Menanyakan maksudnya. Dia tersenyum, lalu menanyakan alamat rumah.
"Rabb, tak pernah salah. Kamu orangnya. Kamu siap?" Tanyanya dan aku mengangguk. Dia mengeluarkan ponsel, meminta nomor telepon om dan tanteku. Terlalu girang, susah sekali menemukan itu. Ketika sudah kuberi. Kemudian dia pergi. Setelah sebelumnya lambaian tangan dan senyum hangat menjejak di hati.
Dalam keadaan bersorak seketika mataku terbuka. Badanku sakit semua.
Semoga lekas sehat. Meski dapat mimpi indah sesaat. Kuambil satu hal pengingat dan pelajaran. Orientasiku hanyalah Rabbku. Aamiin
saya sukaa tulisan ini, berasa dari hati nulisnya.. salam kenal, ya.. :)
BalasHapusSalam kenal juga. Terima kasih sudah mau mampir dan membaca :).
BalasHapusTulisan ini dari mimpi yang kudapatkan. Bangun-bangun aku langsung nulis ini. Aku suka sekali mimpi itu. Meski tak nyata tapi sedikit bahagia :D