Tanah Suci
Tadi, ada emosi di pinggir hati
Akibat berjalan kaki, jauh setengah rasi. Tapi untung ingat dan menganggap bahwa hal ini adalah sebuah latihan untuk berjalan menuju ruumah Tuhan nanti, Tanah Suci.
Untuk anak-anakku dan semua cucuku
Aku adalah seorang gadis yang senantiasa dibilang tangguh oleh kedua saudara lelakiku. Meski kedua di antara mereka tapi aku senantiasa yang dimintai pertimbangan utama. Meski begitu, jujur kukatakan bahwa aku penakut juga, aku pernah kerdil, aku pernah asing, bahkan aku pernah hampir tersingkir. Jika karena bukan Allah sebagai Sang Pendamping mungkin aku tak akan ada. Dan tak akan menulisakan tentang kisahku dan likuku.
Aku pernah berdusta bahkan senantiasa, tapi jangan jadikan itu sebagai contoh semata. Cari sikapku yang lalu, yang layak kau tiru. Ingat, dan peringatan buat kalian semua. Bahwa meski kau pernah mengeluh, kau harus tanamkan bahwa dirimu tangguh, melebihi ketangguhanku.
Jangan hanya terlena atas nikmat yang senantiasa kau kecap. Berbagilah seperti hujan, meresap ke tanah lalu dialirkan lagi ke bagian bumi yang lain.
Jika kau pernah bersedih, habiskan sedihmu segera saja, jangan terlalu lama kau tunda bahagia yang ada di depan mata.
Sekali lagi ini untuk kamu, yang senantiasa berlari dari masalah yang kau mulai sendiri. Selesaikanlah karena dengan itu kau akan temukan proses dan nikmat hidupmu.
Gantungkan segala sesuatu pada penguasamu. Tuhan semesta alam. Dan kau akan lihat, bahwa Dia tak meninggalkanmu secara sendirian. Kau akan ditemani bersama amal dalam hidupmu yang berkelanjutan.
Unfollow
Keputusan itu singat saja kubuat
Karena aku terlalu cinta dengan kata-katamu.
Sekali klik unfollow
Kupikir sudah habis tutup buku
Ternyata kubalik ke beranda, seseorang melakukan Retweet terhadapmu
Dan sekali lagi kamu muncul
Padahal ingin kuhindari dan kujauhi
Kuselesaikan engkau pada malam ini
Senin malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar