Aku penasaran dan karena penasaran inilah aku mendekatinya.
"Maaf, sejak beberapa hari yang lalu saya memperhatikan Anda. Senantiasa di sini saat senja mengembara." Sapaku mencoba ramah. Awalnya ia agak kaget, air mukanya pucat lalu memaksa tersenyum.
"Iya.." jawaban sederhana yang tak mampu melengkapi tanya hati.
"Anda sedang menanti seseorang." Tanyaku ragu lalu ia mengangguk malu.
"Kenapa tidak dihubungi lewat telpon atau telepati?" Tanyaku ingin tahu apa atau siapa yang dinanti perempuan berona mawar ini.
"Sudah, dia sudah datang" jawabnya tersenyum
"Lalu di mana dia? Yang begitu hebat membuat Anda menunggu hingga hampir layu?"
"Di depan Saya, di hadapan saya, barusan dia bertanya dan dia sendiri adalah jawabannya."
"Maksud Anda? Saya tidak paham. Mungkin Anda salah orang?"
"Tidak, saya tidak mungkin salah. Saya telah mengirim pesan lewat hati telepati beberapa hari lalu. Tapi baru sampainya ternyata hari ini" Jelasnya tanpa ragu
Aku semakin bingung. Lalu aku linglung
Siapa dia memberi setuju. Aku tersenyum utuh membunuh ragu
Kenapa bisa aku?
"Tak perlulah kau menaruh tanya dalam diammu. Tahukah kau, ini perwujudan mimpi-mimpiku. Bahwasannya akan ada yang menghampiriku setelah sebelumnya ia memperhatikanku. Dan nyata itu ternyata berupa. Semoga penantian dalam mimpi bernyata seperti saat ini." Ungkapnya secara lembut.
"Baiklah, lalu apa selanjutnya yang kulakukan dalam mimpimu?"
"Berdoa, lalu mengajakku ke tempat di mana kau biasa berkumpul dengan kerabatmu"
"Baik, ikuti aku" tawarku dan kami beriringan berjalan susuri senja. Melihat matahari yang lambat laun tertidur dan menyusut.
Jurangmangu
Published with Blogger-droid v2.0.4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar