kisah ini bermula saat aku di depok. begitu sampai rumah, aku langsung cari makan. Om yang melihat bergegas menyimak, kebiasaan. Sepertinya tahu bahwa aku kelaparan.
Maklum anak kosan, biasa makan mie terus-terusan. Saat di depok selalu bilang, perbaikan gizi selama beberapa hari. Tapi toh lama-lama bosan makan mie. Sampai akhirnya om bilang, kamu kan bisa masak. kenapa nggak masak aja sih.
perkataan om bikin kepikiran beberapa hari ke depan, sampai akhirnya sore ini. Aku sudah belanja beberap sayuran. Tak ketinggalan bawang merah dan bawang putih yang selalu hadir saat olah mengolah masakan
selepas tiga rakaat, bergegas menjadi juru masak. berhadapan kembali dengan wajan, pisau, dan beberapa perlengkapan yang jarang kusentuh.
Tidak sampai 30 menit. tumis kacang panjang plus telor plus irisan rawit merah tersedia dalam sebuah tatapan. wanginya menggoda membuat terlena.
tambahan lauk, tempe iris tipis-tipis di balur tepung racikan di cemplungkan ke dalam wajan. kering, menguning, renyah terasa di lidah.
pelangkap, nasi putih hangat dan segelas air putih membuat terperangkap. tak bisa melirik yang lain karena masakan ini terlalu menarik.
bismillahirahmanirahim...
Terima kasih Allah yang memberi nikmat makan dan minum senikmat ini :)
Aku pensiun makan mie karena menikmati keisengan masak yang memikat lidah dan hati.
Alhamdulillah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar