Kita akan jarang bertemu, kamu jangan rindu. Andaikan kamu mau oleh-oleh dariku, aku cuma punya doa, jangan minta selain itu!
Entah, siang ini tiba-tiba menuliskan kalimat itu dengan gampang dan gamang. Seperti ingin pergi jauh. Entah, jauh ke mana. Aku sendiri tak tahu jawabannya.
Ada kalanya perasaan tak jelas hadir disaat keikhlasan tak jadi sandaran. Terhadap apa? Sesuatu yang membuat diri tak tenang dan tak karuan. Seseorang, mungkin iya bisa menjadi jawaban.
Untaian kalimat di paragraf pertama kukirimkan pada beberapa teman perempuan dekat.
Responnya? Banyak hal, banyak rasa.
Sebagian menangis, mereka terlalu melankolis. Seperti aku.
Sebagian menerka dan bertanya membabi buta, mau kemana kakiku melangkah lagi. Semua kujawab dengan: Entah!
Tadi sesaat terasa malaikat maut mengintip dan mengintai.
Mungkinkah selanjutnya aku yang dipanggil Tuhan
Atau dia sebenarnya hanya ingin memastikan bahwa selanjutnya adalah aku.
Bisa saja begitu...
Hai kamu... kalau aku nanti tidak ada, jangan kecewa dengan dirimu sendiri ya... tidak menyapa aku beberapa waktu lalu.
Dan kamu, aku minta dikucurkan maaf dengan segala ikhlas, agar aku tenang dan damai.
Di sini
Di tempat ini
Kini
Atau nanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar