Memaksamu...
Dia suka saat kau menghampirinya
katanya... kau...
seperti matahari pagi saat terbit dengan sinarnya yang terik
seperti bulan yang bercahaya dengan pesona luar biasa
seperti senja yang menentramkan di kala sore jelang malam
dan seperti tetes hujan yang turun membasahi bumi dengan wangi tanah yang merekah
kau bisa pilih mana yang kausuka
dan dia memberimu banyak pilihan
kalau dari semua yang dia suguhkan kau tidak suka
dia memaksamu untuk menjadi
secangkir kopi hangat yang diseruput habis di kala penat
dan aku tersenyum saja melihat dia memaksamu dengan begitu sangat!
Tak Juga
Lautan asa dalam rancu yang
membiru
Tak juga menghijaukan laut
Yang gesrang karena maut
Tak juga mengindahkan hutan
Yang rupa dengan buruan
Tak juga melantunkan gunung
Yang ribut karena gaung
Api tak kunjung padam
Air tak kunjung mengalir
Hanya aku yang berjalan dalam
penglipur
Yang tak lagi lara
Kalau saja boleh memilih
Aku tak akan memilih pilhan yang disuguhkan olehnya
pun halnya dengan sikapmu yang asyik tertawa melihat itu semua
aku menjadi diriku saja
seperti ini apa adanya
dan kau
nasehatilah dirinya
agar tak acuh padaku!
Dan Api padam karena engkau bukan karena air
Kau tidak percaya?
datanglah engkau dengan membawa air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar