Ada yang tesedak saat desa itu terucap. Terdengar dengan jelas dengan kedua telinga. Memacu jantung lebih cepat dengan detak tak karuan. Ada sebersit api yang menyala-nyala dalam hati. Ada rindu yang tergugah dan kesedihan masa lalu pun membucah.
Aku tak pernah menyalahkan desa itu hadir dalam hidupku. Tak juga merutuki segala lalu yang cukup menghujam kalbu di masa-masa kecil.
Luapan rasa yang terjadi adalah arus memori yang kemudian bergelombang di tengah keramaian kisah. Melaut lebih dalam serta menerjang dengan garang.
Ada kalanya yang berlalu selaiknya dilupakan.
Ada kalanya yang lalu selaiknya diabaikan
Ada kalanya yang lalu selaiknya dipisahkan dari ingatan
Tapi tidak untukku
Lalu adalah sejarah, perjalanan, dan buncahan rasa sayang Tuhan sebagai anugrah yang menghampiri kehidupan
Syukur sebagai keutaman dan rasa terima kasih yang tak terhingga atas segala pelajaran yang berbeda dengan yang lain.
Kembali aku padamu untuk menghampiri.... Desa di masa kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar