Kwek dan Cipu |
“Hei kawan-kawan kalian
sudah membaca pengumuman di papan pengumuman belum?” Teriak Cipu, panggilan
untuk kelinci putih, sambil berlari ke
arah teman-temannya yang sedang asyik bermain kejar-kejaran. Seketika
teman-temannya berhenti bermain dan menoleh ke arah Cipu. Cipu terdiam sesaat
untuk memastikan bahwa teman-temannya mendengarkan pengumuman yang akan ia
sampaikan.
“Memangnya ada
pengumuman apa Ci?” Tanya Uca, sang rusa bersemangat.
“Begini… Minggu depan
ada lomba menari, kalian semua harus ikut ya! Siapa tahu kalian akan menang.
Hadiahnya banyak sekali!” Ujar Cipu bersemangat sementara teman-temannya hanya
mengangguk-anggukan kepala.
“Wah, kalau aku pasti
ikut! Aku yakin bisa menang. Apalagi aku memiliki bulu putih yang cantik serta
kaki yang semampai.” Ujar Angsa sambil memamerkan bulu-bulu putihnya yang
indah. Teman-teman yang melihat seketika terpukau oleh keanggunan bulu-bulu
sang Angsa.
. “Persyaratannya apa
saja Ci?” tambah Miaw sang kucing dengan bersemangat “Iya apa aja Ci?” Tanya
Mbek, Kokok, dan Dara bersamaan ingin tahu.
“Mudah kok, yang
penting bisa menari saja! Kalau kalian mau, kalian langsung daftar saja di
rumah INTAN (Informasi Hutan).” Jelas Cipu. seketika itu juga, kawan-kawannya
bergegas menuju rumah INTAN. Setelah memberikan informasi kepada kawan-kawannya
Cipu terduduk sendirian bersandarkan batu. Ia melihat kawan-kawannya dengan
bersemangat berlalu semakin lama semakin menjauh.
Seandainya aku bisa
ikut lomba menari itu, aku pasti bahagia
“Cipu… sedang apa kamu
di sini? Teman-teman yang lain pergi ke mana? sepertinya aku baru saja
meninggalkan mereka tapi sekarang mereka sudah tidak ada. Apa kamu melihat
mereka?” Tiba-tiba Kwek datang dari arah belakang. Kwek mencari keberadaan
teman-temannya dengan menengok ke kanan dan ke kiri. “Cipu… Kamu mendengarkan
aku tidak?” Tanya Kwek memperjelas dan membuat Cipu tersentak kaget.
“Eh… Kamu Kwek, bikin
kaget saja. Kenapa?” Tanya Cipu tersadar dari lamunannya.
“Kamu sedang memikirkan
apa?” Tanya Kwek penasaran dan duduk di sebelah kiri Cipu.
“Eh, Iya hampir lupa…
ada lomba menari kalau kamu mau ikut kamu ke rumah INTAN saja Kwek, teman-teman
yang lain sekarang sedang mendaftar di sana”. Jelas Cipu sambil tersenyum.
“Kamu tidak ikut?”Tanya
Kwek. Cipu gelagapan menjawab pertanyaan Kwek. “Kamu tidak ikut Ci? Kenapa?”
Kwek bertanya lagi
“Aku malu Kwek,
sebenarnya aku ingin sekali ikut. Tapi… kau lihat sendi saja, tubuhku pendek
dan gemuk. Kakiku juga pendek. Tidak seperti yang lain, Angsa contohnya. Ia
memiliki tubuh yang bagus, bulu putih serta kaki tinggi yang semampai.
Sedangkan aku…” Belum sempat Cipu meneruskan kata-katanya, Kwek segera menjawab
dengan lantang.
“Kau tidak percaya
diri? Cipu… kenapa kamu jadi rendah diri begini sih. Kamu tidak memandang aku?
Lihat kakiku juga pendek, bahkan buluku tidak seperti bulumu yang putih. Aku
malah terlihat seperti bebek yang tidak pernah mandi berhari-hari. Padahal kau
tahu sendiri kalau hampir setiap saat aku berenang di kali. Tapi mendengar
informasi yang kamu berikan, aku malah ingin mengikuti lomba tersebut. Kamu
tahu mengapa?” Kwek bertanya serius sementara Cipu menggeleng karena tidak
tahu. “Itu karena aku ingin menjadi bagian dari acara itu, yah walaupun mungkin
nanti aku tidak menang yang penting aku sudah berani mencoba dan berusaha
semampuku.” Jelas Kwek panjang lebar.
“Jadi menurutmu, apakah
aku harus ikut lomba tersebut?” Tanya Cipu ragu
“Jawaban itu hanya
engkau yang tahu. Tanyakanlah pada hati kecilmu, sebagai teman aku hanya
mengingatkan bahwa kita diciptakan Tuhan pasti memiliki kelebihan. Tunjukkan
kelebihan itu! Lagi pula seharusnya kau bersyukur Cipu.” Nasehat Kwek dan
berjalan pergi meninggalkan Cipu yang terlihat sedang merenungkan kata-kata
sahabatnya itu.
****************
“Kau mau menari tarian
apa Cipu? memangnya kamu bisa menari?” Tanya Angsa melihat Cipu memakai gelang
daun pertanda ia juga sebagai peserta penari. Cipu hanya tersenyum menjawab
pertanyaan Angsa. Cipu teringat kata-kata Kwek hatinya yang dulu ragu kini
menjadi mantap untuk mengikuti lomba tari tersebut.
“Hei… ditanya kenapa
diam saja. Kau tidak malu ditertawakan teman-teman jika ikut menari dengan kaki
pendek seperti itu?” Tanya Angsa lagi dan Cipu hanya tersenyum. Hingga akhirnya
namanya disebut untuk menampilkan tariannya.
Dengan langkah pasti,
Cipu berjalan ke tengah lapangan. tanpa diiringi musik apapun ia mulai
menarikan tariannya dengan gerakan melompat ke sana ke mari sehingga hentakan
kakinya menimbulkan nada-nada hentakan tersendiri. Dengan penuh semangat Cipu
menari dengan tarian khasnya sendiri. Teman-teman yang melihatnya terpukang
atas pertunjukkan Cipu dan semuanya memberikan tepuk tangan yang meriah.
Tibalah gilirang sang
Angsa untuk tampil menarikan tariannya. Dengan langkah penuh kebaggaan ia mulai
menarikan tariannya. Kakinya yang tinggi semampai ia putar-putar hingga
bulu-bulunya terlepas dan bertebrangan. Akan tetapi sayang sekali nasib Angsa.
Ketika ia akan mengakhiri tariannya dengan berputar kaki kanannya tersangkut
pada kaki kirinya sehingga seketika itu juga Angsa jatuh terpelanting ke tanah.
Teman-teman yang melihat kejadian itu seketika tertawa. Bahkan ada beberapa di
antara mereka yang dengan sengaja mengejek kejadian yang menimpa Angsa.
Cipu yang melihat itu
segera menghampiri Angsa dan berusaha untuk menolongnya berdiri. Angsa pun
menerima uluran tangan Cipu.
“Kau baik sekali Cipu…
terima kasih” Ujar Angsa sambil mengibaskan sayapnya yang terkena tanah dan
kotor.
“Sama-sama, sebagai
teman seharusnya kita memang saling membantu.” Ujar Cipu senang.
“Maafkan aku atas
sikapku tadi ya. Aku tidak menyangka kalau kamu bisa menarikan tarian sehebat
itu. Aku mengakui kesalahan dan kekalahanku.” Ujar Angsa tulus.
“Iya tidak apa-apa, aku
sudah memaafkan engkau Angsa. Aku sekarang percaya bahwa kita diciptakan
memiliki kelebihan. Aku tak mau merasa rendah diri karena kakiku yang pendek
dan sekarang aku membuktikan bahwa aku bisa menari.” Ujar Cipu semangat.
“Iya, terima kasih Cipu…”.
Ujar Angsa sambil menjabat tangan Cipu.
*******
“Juara 3 lomba menari
diraih oleh … Angsa…”Ujar Kijang sang dewan juri, diiringi oleh tepuk tangan
yang meriah. “Juara 2 diraih oleh Cipu…” Ujar kijang lagi. Untuk juara pertama
lomba menari tahun ini diraih oleh Kwek…” teriak Kijang diiringi tepuk tangan
dan sorakan yang menggema di hutan. Kwek memang seekor bebek yang hebat, ia
menampilkan tarian nya dengan mengoyang-goyangkan tubuhnya seperti
melenggak-lenggok serta gaya menari diiringi dengan mimik yang lucu. Hal itulah
yang membuat ia menjadi pemenang. Semua menyambut dengan suka cita atas
pengumuman itu. Mereka pun bersenang-senang atas pencapaiannya itu.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar