اصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ ۖ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Ini adalah ayat ke 17 dari surat Sad yang berarti:
Bersabarlah atas apa yang mereka katakan; Dan ingatlah hamba Kami Daud yang memiliki kekuatan. Sesungguhnya dia amat taat (Kepada Tuhan)
Surat ini saya dapatkan setelah menunaikan ibadah salat magrib. Agaknya ini menjadi penguat atas segala keresahan dan kegelisahan di hari ini.
Awalnya saya merasa pas sekali mendapat surat Sad ini, karena saat tadi saya merasa sedih. (Sad dalam bahasa Inggris memiliki arti sedih tapi Sad dalam surat di kita mulia Al-Quran ayat pertama ini berarti , Sad, Demi Al-Quran yang mempunyai keagungan.
Artinya memang jelas berbeda.) Jauh sekali, tapi saya merasa ini bukan sebuah kebetulan. Seolah surat ini mengingatkan saya untuk tidak bersedih :D
Sekali lagi saya menjadikan kitab Al-Quran sebagai tempat saya mencari petunjuk dari Allah. Efektif dan berhasil membuat saya kembali berbahagia.
Memangnya sebelumnya bersedih? Iya sedih banget. Seorang sahabat menyatakan kalimat yang membuat saya kaget. Padahal awalnya kami hanya bercanda. Dalam candaan tersebut, saya menanggapinya candaannya dengan memberi kata-kata yang baik.
Eh malah dia menganggap saya sensi --" padahal saat itu saya sedang tak sensi. Saya menanggapinya dengan menyuruhnya menganggap bahwa kalimat saya pun bercanda. Toh saya melampirkan emotikon yang menyatakan sedang bergurau.
Di saat itulah dia menyatakan sebuah kalimat yang agaknya membuat saya kaget.
"Gayany kaya yg paling baik aja ucapannya"
Setelah menyatakan ini saya segera meminta maaf padanya. Namun tak ada respon yang tanggap darinya.
Saya memang bukan orang baik, tapi apa salah jika saya mengeluarkan kata-kata baik?
Lagi pula bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa, "jangan lihat siapa yang mengatakan tapi dengarkan apa yang dia katakan".
Tapi ya sudahlah, tidak semua orang paham dengan maksud baik seseorang. Mungkin memang saya yang salah dalam penyampaian. Tapi agaknya saya menyesali ada kata-kata tak enak yang sampai sekarang masih saya ingat dengan kuat.
Saya sudah meminta maaf tapi tak ada respon dari yang bersangkutan, saya masih maklum. Terlebih saya punya Tuhan yang Maha Pemberi maaf kepada umatnya.
Agaknya susah berhusnuzon ke orang, tapi itu sedang saya upayakan sampai sekarang. Saya adalah orang yang sedang belajar memperbaiki diri terutama ahlaq. Jikalau yang saya lakukan justru membuat orang lain geram dan tak suka itu pilihan.
Niat saya baik, inshaAllah senantiasa mengingatkan dalam kebenaran dan kebaikan. Tapi kalau pada penyampaiannya kurang baik agaknya mohon dimaklumkan. Toh saya masih belajar, meraba mana yang benar saya lakukan dan mana yang kurang berkenan.
Saya menemukan pepatah buat diri saya sendiri terkait kejadian di hari ini.
Ucapkanlah segala sesuatu yang baik, demi kebaikan dirimu sendiri.
Saat kau mengatai orang lain, saat itulah kau mengatai dirimu sendiri.
Saat kau meremehkan orang lain, saat itulah kau meremehkan dirimu sendiri.
Saat kau sombong, saat itulah kau hancur, kecuali kau segera meminta ampun padaNya.
Tulisan ini juga agaknya sebagai bentuk pembelajaran diri. Tak ada yang salah dengan apa yang namanya belajar. Tidak bisa dapat nilai 100 secara langsung. Bertahap!
Ayat 17 di atas agaknya sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada saya agar saya tidak bersedih lagi. *boleh dong berbaik sangka kepada Allah* Allahkan sesuai prasangka hambanya. "Ya Allah, jadikan diriku lebih baik dari sangkaan mereka. Janganlah Engkau hukumaku karena ucapan mereka dan ampunilah aku lantaran ketidaktahuan mereka" Doa Abu Bakar Ash Shidiq r.a..
Saya disuruh bersabar berarti :D
Untukku saja :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar