Setiap
17 Agustus, seperti
tahu-tahun sebelumnya kami tidak libur. Pekerjaan sebagai petugas penjual
karcis di jalan tol Cikampek membuat kami senantiasa terjaga meski badan
semenjak beberapa hari sebelumnya lelah digempur. Seperti biasa... setiap
tanggal 17 agustus akan ada sedikit perbedaan dengan tangga-tanggal lainnya.
Yap... hari kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Kibaran bendera merah
putih mungil akan senantiasa berada di meja kami yang kecil. Sebagai hiasan
sekaligus pendanda hari jadi negara tercinta.
Rani
teman seprofesiku biasanya mempunyai kebiasaan berbagi di setiap hari
kemerdekaan. Tahun lalu dia membagikan setangkai bunga plastik kepada seluruh
rekan sejawat yang bekerja. Bunga plastik tersebut berdaun merah putih kecil.
"ini hari baik... kita harus semangat bekerja" Ucap Rani
senantiasa memotivasi kepada kami semua sembari menyerahkan bunga tersebut.
Tentu dengan senang hati... aku dan tiga rekan lainnya menerima.
Tak
hanya kami yang dibagi... para pengguna jalan tol pun kerap kali mendapat
sovenir tersebut. Tentu saja mereka akan merasa bahagia. Aku saja berbahagia
saat menerimanya. Apalagi mereka.
Namun
untuk tanggal 17 Agustus 2013 kali ini sungguh berbeda. Sejak pagi tadi sebelum
mulai bekerja Rani sibuk dengan
empat buah kantung plastik hitamnya. Ketika kutanya dia tersenyum menjawab “Kamu
harus bantu aku ya”. Tidak tahu apa maksudnya aku hanya mengangguk saja
mengiyakan.
Setelah
berganti pakaian kerja bernuansa biru muda Rani bergegas menghampiriku. Ia
menyerahkan sebuah kantung plastik berwarna hitam yang tadi dibawanya.
“Aku
minta tolong… bagikan ini kepada pengguna jalan tol. Sambil bilang…Mari berdoa untuk
mereka” Ujar Rani menatapku serius. Awalnya aku masih bingung apa maksudnya.
Namun rasa bingungku terjawab sudah ketika kantung kresek hitam ini kubuka.
Kantung
tersebut berisi ratusan stiker bertuliskan “Pray Egypt” Aku paham sekali dengan
maksud Rani. Sejak beberapa hari yang lalu setelah usai tunaikan tugas bekerja, aku dan Rani beserta teman sejawat lainnya rutin menyaksikan berita tentang
Mesir. Pak Suryitno selaku kepala seksi kami memberikan wawasan yang
diketahuinya tentang bagaimana serta alasan-alasan keadaan Mesir hingga sampai
seperti itu.
Satu
hal yang baru kami ketahui bahwa Mesir merupakan negara terdepan yang mengakui
kemerdekaan negara Indonesia. Lalu muncul pertanyaan Pak Suryitno yang membuat
semua terdiam. “Negara kita bisa diakui kemerdekaannya salah satunya berkat
Mesir. Lalu di saat kondisi Mesir seperti sekarang ini Negara kita bantu apa?
Beberapa hari lagi hari kemerdekaan. Saya mau tahu… pemerintah kita punya
tindakan apa?” Pertanyaan Pak Suryitno mengantung begitu saja dibenaku. Namun
tidak untuk benak Rani. Ia justru berbuat sesuatu!
“Mari
kita doakan mereka” Ujarku mantap sembari menatap Rani. Ia tersenyum mengangguk
kemudian memberikan dua kantung kreseknya kepada dua temanku yang lain. Sebelum
memulai bekerja seperti biasa kami berdoa bersama. Namun doa kali ini berbeda.
Ada doa tambahan untuk negeri tercinta Indonesia dan juga doa untuk masyarakat
di Mesir sana.
“Lakukanlah
apa yang bisa kamu lakukan”
Sembari
melayani pengguna jalan tol. Selain memekik salam merdeka kami menyelipkan
rangkaian kata-kata “Mari doakan mereka” sembari menyerahkan stiker tersebut dengan ucapan terima kasih sebagai
penutup. Kami berharap agar setiap pengendara/pengguna jalan tol turut merangkai
untaian doa untuk saudara-saudara di Mesir sana.
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar