Happy Ied Mubarok
selamat kembali ke jiwa dan hati yang fitri. Semoga senantiasa saling memaafkan.
Hari ini sudah keliling keluarga dari suami mama yang di brebes. Alhamdulillah sambutan yang luar biasa meski saya tak terlalu banyak kenal dengan mereka.
Dari sekian banyak saudara dari suami mama yang saya temui, saya berkenalan dengan seorang gadis bernama Ima.
Dia adalah anak dari adik suaminya mama. Jadi secara nggak langsung sepupu juaauh. Meski baru kenal beberapa jam, namun kami sudah merasa dekat. Dia memanggil saya dengan sebutan teteh.
Senangnya dipanggil demikian, berasa jadi orang sunda. Hihi
Disaksikan hamparan bintang di langit saat malam takbiran, ima bercerita banyak hal. Terutama dalam kegalauannya melanjutkan hidup pasca SMA.
Ima memang bukan berasal dari keluarga ekonomi mampu. Namun tekad dan semangatnya perlu diadu. Ia berencana kuliah di tahun depan. Selesai SMA ini ia ingin bekerja untuk mengumpulkan uang.
Hal yang membuat dia galau adalah pekerjaan yang dilakukannya. Antra menjadi seorang guru les privat atau menjadi buruh di pabrik.
Banyak pandangan yang saya berikan dan semuanya saya jabarkan secara objektif. Jika dia memilih untuk menjadi guru selama mengisi waktu setahun, ia bisa sembari menyicil belajar. Toh dengan mengajar yang diandalkan adalah pikiran. Jadi tenaga yang lebih banyak digunakan adalah otak. Terlebih yang diajar adalah anak-anak sehingga cara mengajar kreatif tentu diperlukan.
Namun, jika ia memilih untuk kerja di pabrik, bisa juga ia belajar untuk membuka wirausaha nantinya. Menambah pertemanan dengan berbagai macam orang dengan berbagai karakter, tapi yang memang diandalkan adalah tenaga fisik. Kesempatan belajar untuk persiapan ujian tidak sebanyak saat memilih pekerjaan sebagai guru les. Karena setelah bekerja seharian pasti menguras tenaga dan lebih membutuhkan istirahat agar lelah segera hilang.
Pilihan ada ditangannya. Tadinya Ima bercerita juga bahwa dirinya sering menemui masalah. Setiap manusia hidup itu memang dihadapkan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Tentunya kita tidak perlu risau dan khawatir selama kita berpegang teguh pada Allah swt.
Allah itu tempat kita bergantung, kapanpun, di mana pun, dalam kondisi apapu. Yakinlah bahwa tiada daya dan upaya yang kita lakukan selain dengan pertolongan Allah. :)
ayo semangat meraih mimpi dan cita-cita. Satu bintang di langit adalah satu impian/cita-cita kita. Kalau banyak bintang, tentu banyak cita-cita yang harus kita mimpi dan wujudkan
perjalanan lanjut ke Malang, Bismillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar