Selasa, 03 Mei 2011

tiga helai

Ada yang terambil sesaat saat kau berpaling, meninggalkan secara perlahan dari sayap-sayap yang dijahitnya secara teliti. Bukan karena sayap itu yang membuat tak bersenyawa lagi. Tapi karena bekas jahitannya masih membekas membentuk suatu tanda dan sebuah kenangan akan kerasnya usahnya saat menjahitnya.
Dia selalu mengelabuhi udara sehingga mampu membuatmu melesat tanpa perlu kau kepakkan secara terus menerus.
Tahukah kau, saat dia melesat tinggi tertutupi oleh awan biru, segerombolan awan hitam memincingkan matanya padamu.
Bukan bermaksud mengejeknya hanya saja mereka ingin melihat seberapa tinggi dan jauh dia meningglkan mereka ke atas. Terlebih dia begitu mungil dengan tiga rekat benang yang menjulur sebagai pijakan tuasmu yang terangkat sedikit demi sedikit

Tahukah kau rasanya sakit saat dia lepaskan benang itu secara perlahan
harusnya dia musnahkan saja benang itu dari dulu
sehingga tak perlu membuatnya tersangkut dan terbelilit
Tapi rasanya dia tidak pernah sadar dan tersadar
terlebih kini ada enam helai yang dia rajut disetiap sayapmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar