Kamis, 06 Maret 2014

Ayah, kamu, dan aku yang menyebalkan

Ayah, malam ini beliau datang tepat pukul 20.00. Tangan kanannya menenteng sebuah kardus berisi bawang merah dan sebuah bingkisan kado berwarna ungu. Ayah bilang itu titipan dari Bude di Brebes.

Tadinya aku hanya ingin berbincang berdua saja, namun tak disangka ayah ingin bertemu denganmu lebih cepat

21.15 kamu datang, obrolan sederhana pun dimulai. Diawali dengan tiga perinsip hidup petuah bijak ayah hingga berlanjut ke obrolan daun sirsak. Sejarah masa muda ayah pun menjadi bagian yang kamu dengarkan, sesekali obrolan melesat ke ruang angkasa dan ibnu sina hingga pada akhirnya kembali ke ayat Quran dan juga teladan manusia terbaik sepanjang masa, Muhammad saw.

Kamu seperti biasa, tenang dan diam mendengarkan. Dan sepertinya diri ini terbiasa dengan sikap dan sifat itu.

Sesekali pertanyaan muncul darimu terkait diri di masa lalu, ah sudahlah... tatap masa depan, raih, dan ingatlah untuk kembali "pulang"

22.30 ayah bergegas beranjak pulang, kamu mengantarkan sampai depan. Ada sebersit sebal yang hadir kala itu. Terkait revisi actionplan yang tidak dibawa.

Sudahlah... saya memang menyebalkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar