Jumat, 15 Mei 2020

Dinda

"Din... kalau kamu sudah menikah nanti. Kamu tinggal sama mama ya. Di sini." Ujar mama lalu mendekatkan badannya ke arahku. Aku tersenyum mendengar keinginannya. Antara ingin mengiyakan atau tidak. Sementara kondisiku seperti ini.




"Kalau Dinda menikah ya Ma..." Ujarku begitu saja. Aku kemudian membuka peniti-peniti pada jilbabku.




"Pastilah kamu menikah. Mama saja yakin! Masa kamu enggak?" Mama bersemangat mengeluarkan kata-katanya. 




Oh Allah... jika saja ada orang yang mau menerima kondisiku seperti ini.





"Dinda, kamu sendiri selama ini yang selalu meyakinkan mama bahwa betapa sayangnya Allah sama kita. Mama yakin Allah sayang sekali sama mama dan kamu. Dan percayalah Allah pasti sudah mempersiapkan seseorang yang akan menerima kamu apa adanya. Teruslah berdoa, Nak. Yakinlah kalau doa-doa yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh Allah." Ujar mama meyakinkan. 




"Aamiin Insha Allah Ma" Ujarku sesaat lalu tersenyum memeluk mama. Mama kemudian meninggalkanku di kamar. Sebelum masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudu aku memandang diriku di dalam cermin. Seorang gadis berkursi roda dengan senyum yang terhias di wajahnya menatapku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar