Sabtu, 03 Januari 2015

kawan lama, gelap, dan kebaikan ayah

Hari ini mabun dan ayah ada rapat di PI (Permata Ihsan). Rapatnya membahas rencana penerimaan siswa baru dan strategi yang akan diambil. Sebelum mulai rapat ada sedikit perkenalan dari seorang karyawan baru. Ternyata orang tersebut pernah sekelas sama mabun waktu di Univ. Indonesia matkul Cerkan kalau tidak salah dengan dosen Maman S. Mahayana.

Mabun bertemu kawan lama yang pastinya banyak perubahan yang mabun lihat dari dia. Seorang penyair muda yang nyentrik abis. Sekarang lebih rapi. Namanya Bang Gemi. Karyanya sudah beberapa yang cetak jadi buku. Sepertinya link dia banyak. Semoga saja bisa membuat PI maju dengan tambahan personil yang mumpuni. aamiin

Pulang rapat, setelah ambil rambutan di kebun sekolah dan izin sama bunda, mabun dan ayah pulang. Di jalan pulang itulah mabun merasakan sedikit pusing dan mendadak gelap. Hampir pingsan. Mungkin memang tekanan darah mabun lagi turun dan juga efek dari suntikan TT kemarin di bidan Sinta.

Habis belanja, mabun tak lantas masak seperti biasa. Mabun rebahkan badan dan usap-usap dede. Semoga dede sehat-sehat saja. Mungkin juga ini akibat tidak sarapan pagi seperti biasanya. Mabun minta maaf ya, Nak!

Melihat kondisi mabun yang pucat pasi bak ikan kekurangan air, ayah panik. Ayah dengan segera membuatkan telur ceplok untuk mabun dan madu hangat. Khawatir, itu yang terlihat dari wajah ayah. Ayah langsung suapi mabun dengan perlahan. Setelah habis sepiring, ayah langsung membuat mie rebus untuk dirinya sendiri. Ayah ternyata juga lapar. hehehe

Mabun tahu, ayah masak mie instan saja tidak begitu enak. Maka dengan sekuat tenaga, mabun langsung membuatkan mie instan untuk ayah. Kasian ayah, tapi ayah tetap senang dan tenang karena baginya yang penting mabun sama dede sehat. Sehabis menemani ayah menghabiskan mie nya, mabun segera minum multivitamin dan obat penambah darah. Tanpa ba bi bu lagi ayah menyuruh mabun istirahat. Sebelumnya mabun mengingatkan ayah agar mengajak mabun sholat zuhur nanti, takutnya mabun ketiduran. Ayah menyanggupi dan menunggu mabun sembari menonton tv.

Beberapa menit setelah terlelap di kamar, mabun merasa ada orang yang memperhatikan mabun, rasanya seperti diawasi. Mabun pun membuka mata perlahan dan melihat ayah sudah di samping kasuh sembari memgamati dan juga mengusap-usap kepala mabun.

"Mabun cepet sehat ya. Ayah khawatir banget" kata-kata ayah hanya mabun jawab dengan senyuman. :)

Mabun sayang ayah.

sore ini mabun merasa baikan dan sudah selesai masak untuk masak malam. Ayah sedang keluar ke warnet mencari bahan untuk buku yang akan digunakan permata Ihsan. Semangat ya ayah.

Semoga Allah senantiasa menaungi kita dengan kesehatan. Aamiin

Mabun, bersama dede :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar