Senin, 07 April 2014

Aku dan Abang

Maaf, meskipun aku pandai merangkai kata atau pun membuat kisah aku tak bisa romantis padamu.

Bukan karena tak ingin atau tak mau, sungguh aku tak bisa. Jika kau masih memaksa dan mengeluhkan itu, aku pasrah saja.

Jika kau tanya alasannya, entahlah aku tak punya jawaban untuk itu semua. Yang pasti, setiap ada kamu romantisku sekejap hilang. Seolah tersedot oleh hadirmu.

Bagiku, memandangimu saat kamu terlelap adalah hal romantis yang aku lakukan tapi kamu tidak tahu karena saat itu matamu terpejam.

Saat aku memasak makanan untukmu dengan untaian doa dan harapan agar kau suka dan bahagia bagiku itu romantis.

Saat aku menyetrika pakaianmu dengan semangat agar kamu senantiasa terlihat rapi, bagiku itu romantis

Saat aku senantiasa mengingatkanmu untuk mencuci muka, tangan, dan kaki setiap kau pulang dari bekerja , bagiku itu romantis

Aku tak paham definisi romantis bagimu abang, sungguh tak paham. Ketika kutanyakan definisi yang kau maksud dan inginkan kau hanya terdiam sambil tersenyum.

Lalu... ketika kau bilang aku sedikit galak, aku lebih bingung lagi. Galak? Apa definisimu tentang galak? Ketika kutanyakan seperti apa galak yang telah kulakukan padamu kau hanya tersenyum lagi.

Apakah karena aku malarangmu melakukan ini dan itu? Atau karena apa? Entahlah...

Aku tahu, kamu kasih padaku. Pun halnya aku padamu. Tapi jika kau tak juga menjelaskan definisimu, maumu, harapanmu, aku bisa apa? Belajarlah... aku pun sedang belajar mengenalmu, memahamimu.

Catatan: Setiap hari kita belajar. Bukan untuk menjadi pintar, bukan untuk menjadi tahu. Tapi untuk mengenal kamu, mengenal Tuhan. Mengenal Allah.

Catatan untuk reisa:

Nduk... kamu salah.
Abangmu ini tak pandai merangkai kata sepertimu
Abangmu ini kaku
Maksud abang, abangmu yang tak bisa romantis ke kamu, Nduk.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika kamu memijat kaki abang yang sedang sakit.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika kamu nggak pernah lupa membuatkan abang secangkir air madu hangat.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika kamu memotong kuku abang baik kaki maupun tangan.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika setiap mau tidur kamu berdoa sembari membelai rambut abang.

Nduk, romantismu di mata abang itu, ketika kamu menyuapi abang dengan tanganmu.

Kamu itu romantis Nduk, malah abang yang nggak bisa romantis. Maafkan abangmu ini ya :)

Waktu itu pernah abang tanya, apakah kamu cinta pada abang. Kamu tersenyum sembari menggeleng. Awalnya abang kaget, lalu kalimatmu selanjutnya sungguh membuat abangmu terharu.

"Aku nggak cinta sama Abang. Tapi, aku kasih padamu, Bang. Aku sayang padamu, Bang.  Kasih itu lebih tinggi dibanding cinta sama seperi sayang. Abang tahu kenapa? Karena Allah itu Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

Nduk... aku kasih padamu...

Galak. Bagi Abang, galakmu itu terlihat saat kamu tidak tersenyum pada Abang.

Bukan galak dengan definisi marah-marah Nduk. Abangmu ini nggak pandai ngomong Nduk. Abang takut salah yang nanti berakibat kamu salah paham.

Maaf ya Nduk...

Nduk, setiap kamu tersenyum... Abang bersyukur dan berterima kasih pada Allah :)

Nduk... abang kasih padamu.

Ya Rabb... terima kasih kau kirim abang yang baik untuk hamba. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah

Barakallah keluarga kecilku :D

1 komentar: