Sabtu, 19 Maret 2011

jelek... jangan marah

Jelek... jangan marah ya. Bukannya aku berniat untuk menggantikanmu dengan dia. Habis mau bagaimana lagi. Aku bener-benar butuh dia. Bukan karena dia lebih menarik atau lebih unik darimu. Itu semua hanyalah keputusan yang tepat untuk memilikinya. Ia... kita memang sudah lama bersama. Entah apa jadinya bila aku tanpa dirimu dulu. Kau sudah bersamaku sejaka dua tahun dan aku suka denganmu sungguh. Kau mempermudah urusanku, saat aku jengah kau selalu kumintai pendapat, apapun selalu aku ceritakan padamu, bahkan kau pernah menjadi saksi kenakalan-kenakalan yang aku lakukan saat aku di "sana". Jelek... jangan marah padaku ya, buktinya sekarang aku masih setia padamukan... tapi mungkin kesetiaan ini tidak bisa bertahan lama. Kau sudah terlalu sakit... jelek, dan kurasa sudah sewajarnya aku merelakanmu. Aku merelakanmu karena aku sayang, dari pada setiap hari kau kuperlakukan dengan kasar terus. Terlebih beberapa hari yang lalu... kau tiba-tiba saja menghilangkan semua kepentinganku. Padahal kau kan tahu saat ini aku sedang skripsi...dan apa yang sedang aku lakukan saat itu benar-benar kebutuhanku. Tapi apa? kau tiba-tiba merusaknya begitu saja. Kau menggodaku hingga menangis. Kau mati tiba-tiba dan kemudian hidup lagi. Padahal aku belum sempat melakukan apa-apa terhadap data itu.
Jelek...garis diwajahmu semakin banyak. Jujur aku terkadang sulit untuk membacamu. Makanya kukatakan bahwa aku butuh dia. Maaf ya jelek... kau jangan marah padaku.
kenangan bersamamu tak akan kulupa jelek.Sumpah aku janji







Jelek: Laptop lamaku... compaq
Dia:netbook baruku...Hp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar