Jumat, 18 Januari 2013

Backpackeran (dari) Malaysia ke Singapura 300 ribuan


Karena aku mendapat kesempatan 2 minggu berada di Malaysia maka aku dan teman-teman (Yana..Wilda..Ery..Wawan..Mbak Dian) bermaksud berkunjung ke negara tetangga meski cuma seharian. Dengan uang yang terbatas… aku bersama lima teman lainnya nekat pergi ke singapura di hari sabtu (22 September 2012). Mencari alternative  paling murah diputuskan naik kereta Menuju Singapura.

Kami berlima naik kereta Senandung Sutra (namanya melayu sekali ya) dengan harga 68 Ringgit (MYR34 tiket berangkat dan MYR34 tiket pulang) kalau dirupiahin tinggal dikali 3000 perak jadi Rp204.000. Buat para Backpacker aku saranin mending beli tiket sekalian PP selain lebih murah jadinya nggak ribet karena jadwal kita jadinya terencana. Pertimbangan kami karena waktu itu Cuma seharian ya otomatis langsung beli PP biar pas di Singapura nggak perlu buang waktu buat beli tiket lagi.
tiket kami

Kami Berangkat jam 11 malam dari KLIA Center sampai di singapura jam 7 pagi di Stasiun Woodland CIQ.  Sebelum berangkat naik kereta tersebut ada sepenggal kisah menarik  yang ingin kubagi.

Yup kisah ini berawal ketika aku sampai di stasiun KLIA Malaysia jam 9 malam. Karena takut ketinggalan kereta jadi kami persiapan sudah berada di stasiun 2 jam sebelum keberangkatan. Terus terang nih kami berenam tidak membawa uang berlebih. Masing-masing dari kami paling banyak membawa uang 50RM atau sekitar 150ribu saja. Habis mau bagaimana lagi memang tidak ada planning untuk mampir ke sana. Ini hanya modal nekat. Hehehe. Beneran model nekat.


KLIA



Sampai di KLIA kami berenam bermaksud menukar uang ringgit kami dengan dolar singapura untuk persiapan keesokan harinya di sana. Sambil mencari-cari tempat penukaran (stasiun keretanya besar soalnya jadi sempet muter-muter) sebagian dari kami duduk di bangku tunggu. Termasuk aku salah satunya. Aku bertiga dengan teman perempuan lainnya banyak mengobrol untuk merencanakan tempat-tempat yang rencananya besok akan dikunjungi.

Sambil asyik ngobrol dengan logat bahasa Indonesia tiba-tiba ada seorang bapak-bapak sekitar umur 60an menyapa aku dan teman-teman. Bayangkan… awalnya kami disapa dengan bahasa Indonesia. Beliau menebak kami berasal dari Indonesia. Lalu tiba-tiba beliau mengubah bahasanya menjadi bahasa Jawa. Di tengah masyarakat yang berbahasa Melayu beliau menggunakan bahasa jawa untuk berkomunikasi. Oh iya… diantara kami berenam hanya aku yang bisa berbahasa jawa. Yana Febrina (dari Padang) Wilda (Bogor) Ery dan Wawan (Bandung) dan Dian (betawi) alhasil aku banyak ngobrol dengan beliau.

Beliau ternyata orang Blitar. Namanya Bpk Abdul Rafiq. Beliau telah lama bekerja di Singapura dan Malaysia. Beliau perakit komputer dan kebetulan beliau akan naik kereta yang sama dengan kami. Jam menunjukkan pukul 10 lewat akupun berpamitan dengan beliau karena mau tukar uang di money changer.  Belum sempat pergi melangkah  beliau sudah memanggil aku. Dengan bahasa jawa dan logat yang amat kental beliau berkata melihat aku dan teman-temannya jadi ingat anak-anaknya yang ada di Yogyakarta. Tiba-tiba aja beliau memberikan uang kepada aku untuk dipergunakan bersama teman-teman selama di singapura sebanyak 100SGD. Kalau dirupiahin sekitar Rp750.000

Alhamdulillah banget. Tuhan itu memang tidak pernah tidur. Tuhan sepertinya tak ingin membuat aku dan kawan-kawan selama di singapura terlantar atau kekurangan uang. Padahal mengenal bapak Rafiq tidak sampai 10 menit. Sangking kagetnya aku gemeter nerima uang dari beliau. Beliau bilang kasihan ngelihat kami. Hehehe memang sepertinya muka aku dan muka teman-teman memelas sekali. Padahal memelas karena kecapean. Alhmdulillah rezeki Tuhan datang dari mana saja.

Kami berpisah dengan Pak Rafiq saat kereta siap berangkat. Meski kami satu kereta tapi gerbong dan layanan yang kami gunakan berbeda kawan. Pak Rafiq pakai layanan yang disediakan tempat tidur dan makan. Wajar aja… Pak Rafiq sepertinya memang orang kaya. Meski katanya ia sudah menjadi warga negara Malaysia tapi hatinya Indonesia. Bahasanya masih Jawa dan waktu yang digunakan (jamnya) menggunakan waktu Indonesia. Semoga Pak Rafiq senantiasa sehat.aamiin


ini foto bapak abdul rafiq yang sempat aku ambil

Uang dari Pak Rafiq bermanfaat digunakan untuk naik angkutan umum dari MRT/LRT  ke sana ke mari. Semua destinasi yang terkenal di Singapura kami datangi. Meski kami nggak masuk ke dalam tempat-tempat wisata hanya berfoto-foto di luar saja sebagai bukti bahwa kaki aku dan teman-teman sudah menjejak di sana. Dan ternyata singapura negara  kecil yang amat mahal. Mahal sekali biaya hidup di sana bahkan untuk sekadar makan.

 Pagi-pagi ketika sampai sekitar pukul 07.00 kami melakukan cetak stampel imigrasi singapura (ye… udah ada dua stampel) Kami sampai di St. Woodlands. Kami lalu menuju St. Marsialing yang berlanjut ke St. City Hall  untuk segera membeli kartu Singapore tourist pass dipergunakan untuk naik angkutan umum yang dapat dipakai berkali-kali selama seharian. Uang dari Pak Rafiq itulah yang kami pergunakan. Harganya 10SGD tapi sistemnya kita harus deposit 20SGD nanti setelah pemakaian seharian pas kita mau balikin kartunya 10SGD nya akan dikembalikan. Mungkin sebagai jaminan agar kartu tersebut kembali.


Ini kartunya

Karena sebelumnya Uang dari Pak Rafiq kita pakai untuk naik bus jadi mau beli 6 kartu nggak cukup. Akhirnya sebagian dari kami menukarkan uangnya.
Awal destinasi yang mau kami kunjungi saat itu adalah Patung Marlion. Tapi sayangnya nggak bisa lihat karena lagi ada ajang F1. Alhasil kami foto di depan gate 3 F1
di depan pintu masuk F1

Lucu deh kawan. Kami jalan berenam ke sana ke mari cari tempat wisata dan foto sana sini. Meski sebagian atau bahkan hampir 100% tempat wisata yang kami datangi adalah wisata buatan manusia. Beda dengan Indonesia yang tempat wisatanya ciptaan Tuhan dan keindahannya tiada tara. ^_^ bersyukur dilahirkan di Indonesia. Benar ternyata kata orang… singapura itu hanya sebesar Jakarta. Tapi balik lagi seperti Malaysia. Pemerintahnya beres. Jadi negaranya tertata sedemikian rupa. Indonesia?? Insya Allah sedang berbenah memperbaiki diri menjadi negara maju. Aamiin

Lalu destinasi berlanjut menuju berbagai macam tempat. Seperti Pulau Sentosa. Nah pas mau ke Pulau sentosa itulah ternyata harus naik kereta lagi dan itu bayar 2.5SGD yaudah demi pengen tahu kaya apa universal studio belilah kami tiket itu dan jeng-jeng sampai juga kami di sana
jalan masuk menuju Pulau Sentosa



sampai juga



gaya koplak kami
yang replika juga sama aja


Karena kami nggak bisa foto dengan Marlion asli maka kami sempatkan foto dengan patung marlion tiruannya yang ada di Pulau Sentosa. Oh iya mau ngingetin jangan lupa minta peta wisata Singapura di stasiun mana aja pasti ada. Dari membaca peta itulah aku dan teman-temanku tahu tempat-tempat mana saja yang bisa dikunjungi. Lalu perjalanan berlanjut ke China Town. Sama aja kaya China Town yang ada di Malaysia dan di Indonesia. Di sana dijual barang-barang buatan negara China dan yang menjual orang-orang China yang ada di sana.
ini menuju china town

Perjalanan kamipun berlanjut. Demi bisa mencicipi berbagai tempat di sana kami mampir sebentar-sebentar. Biar semua tempat kedapetan. Kami pergi ke Mesjid Aquila. Tadinya mau cari mesjid Mustafa center. Eh tapi nggak ketemu yang ada malah kaya mall Mustafa centre gitu. Setelah salat zuhur perjalanan lanjut lagi ke Goobyghat menuju By The Bay. Lihat bangunan kaya kapal pesiar sama kincir angin. Ingat di sana foto-foto gratis. Jadi nggak keluar uang banyak (di mana-mana gratis kali sa) eh... jangan salah. ada beberapa tempat umum di singapura yang nggak boleh difoto. seperti di stasiun bahkan bus. seriusan ini


lorong menuju by the bay
Bay the Bay




bay the bay


Nah foto-foto tadi yang cerita keseruan perjalan kami. Sampai lelah kaki ini. Jalan dari satu tempat ke tempat yang lain. Sampe lupa kalau kita belum makan. Hahahahaha mau makan aja sulit. Mikirin uangnya. Hehehe yasudah sembari mencari makan kami melanjutkan perjalanan ke destinasi terakhir. Yaitu ke Orchad. Sebenernya sih nggak terlalu paham sama tempat-tempat di sana.  Cuma karena di peta ada tulisan orchard sebagai tempat destinasi maka kami melanjutkan petualangan ke sana dengan tujuan cari makan.


kaki pegel gaya tetep

Ternyata oh ternyata selain acara F1 di sana lagi ulang tahun patung marlion. Lupa ultah yang ke berapa. Tapi yang jelas ada tumpukan kartu ucapan untuk si patung yang digantung dan dibentuk seperti patung Marlion


Kawan … semoga tidak lelah membaca. Maklum aku hobi sekali bercerita kalau sudah cerita susah disuruh berhentinya. Saat menjelang makan siang yang kami rapel atau rangkap dengan makan malam kami terpaksa makan junk food alias makanan cepat saji. Hanya itu yang murah lagi pula kami semua tidak tahu apa makanan khas singapura. Kalau di Indonesia kan setiap daerah punya makanan khas yang memang menjadi cirri dari kekhasan daerah tersebut. Kalau di sana kami mencari makan yang cukup untuk kantong ^_^.
Setelah itu kami memutuskan untuk pulang.

 Kami melanjutkan perjalanan ke Woodlands lagi dan ternyata keretanya nggak dari sana. Masih tergolong perbatasan. Jadi kami naik bus 911 menuju check poin. Sampai di sana jam 21.00 waktu sana teryata kami belum diizinkan masuk. Mereka ontime banget. Keretanya jam 23.00 ya baru di kasih kesempatan masuk beberpa belas menit menuju jam 23.00.

Dan kembali lagilah kami ke Malaysia untuk melanjutkan magang. Kami tiba pukul 06.00 di KL.
Demikian yang bisa aku sampaikan tentang perjalanan kami. Oh iya perlu kami infokan
·    Sedia air minum ya. Mahal soalnya. Tapi kalau nggak mau berat-berat ya beli aja sih. Sekalian kalau beli yang seliter. Selain lebih murah juga lebih hemat. Nanti kalau berat ya bawanya gantian.
·       Kalau Cuma seharian mending beli tiket PP baik dari Singapura ke Malaysia atau sebaliknya.
·         Nggak usah bawa baju banyak-banyak. Percuma karena nggak bakalan sempat mandi kalau Cuma seharian. Bawa kaos satu aja karena panas banget.
·         Kalau bisa bawa bekal. Nah kaya aku yang waktu itu kebetulan dapat makan dari hotel the Buffe jadi beberapa roti aku ambil dan masukin tas buat bekal perjalanan. Hohohohoho
·         1 ringgit waktu itu masih Rp3000 dan 1SGD saat itu Rp7500
·    Banyakin receh siapa tahu perlu-perlu buat apa gitu. Receh di sini maksudnya uangnya dipecah jadi 10an jangan selembaran 100SGD yang banyak kecuali emang kalau niat mau belanja dan orang kaya. hehehe
                     Total kami habis ke sana

PP                                      68 Ringgit                                 Rp 204.000
Tourist pass                        10SGD                                     Rp    75.000
Makan                                  5SGD                                    Rp    35.000
Kereta p. sentosa            2.5SGD                                       Rp    18.500

Total Rp332.500 (ini hitungan nggak termasuk oleh-oleh yak…)

5 komentar:

  1. mau donk Rei ikut Backpackeran :)

    BalasHapus
  2. Boleh Banget... hayuk hayuk... tapi nunggu uang dulu ya. hohohohoh

    BalasHapus
  3. non... maaf nih, tuh USD apa SD? hayooo...

    BalasHapus
  4. Iya maaf... yang benar ternyata SGD

    BalasHapus
  5. lumayan terjangkau juga ya, mba. :D bisa jadi referensi nih kali aja ntar bisa ke sana kapan2 :D

    BalasHapus