Kamis, 17 Januari 2013

Mbah Kungku





Hari ini di angkutan umum aku bertemu dengan seorang kakek bersama cucu laki-lakinya. Kutaksir usianya sudah hampir 70 tahun. Kakek tersebut masih terlihat sehat. Dengan mengenakan pakaian berwarna putih seputih rambutnya ia senantiasa tersenyum dan menyapa beberapa orang di dalam angkot. Beberapa kebanggaan terpancar dari ucapan-ucapannya. Mulanya adalah sebuah pertanyaan yang di lempar

"Mau Ke mana?" dan akhirnya segalanya berlanjut menjadi sebuah kisah pendek yang didengarkan oleh para penumpang termasuk aku.

"Saya mau anter cucu. Mau berangkat sekolah." Ujarnya memulai percakapan. Sesaat aku tersenyum menatap cucu laki-lakinya yang mengenakan seragam berwarna oranye.

"TK ya Kek?" tanyaku menanggapi. Sang kakek menjawab sambil menganggukan kepalanya.

"Biasanya dia berangkat bareng mama dan papanya. Cuma hari ini mama papanya sibuk. jadi ya saya yang antar. Mamanya ini kerja di RS. Muhammadiyah. Kalau Papanya kerja di RS Cipto" jelasnya memberikan informasi tambahan perihal keluarganya tersebut. Aku hanya bisa mengangguk bermaksud mengiyakan.

"Kakek tinggal sama mereka?" tanyaku berusaha ingin tahu. Sang kakek pun menggeleng.

"Kakek tinggal sendiri. Rumah mereka di jurang mangu sana. Kalau kakek tinggal deket masjid yang tadi" jelas sang kakek memberikan informasinya. Aku hanya mengangguk saja mendengarkan ucapan-ucapan beliau.

"nanti jadi anak yang berbakti ya sama orangtua. Inget dulu kecil yang ngerawat kita siapa." Ujar Sang kakek sambil menatapku tersenyum.

Kalimat kakek tersebut membuatku berpikir... ada apa dengan kakek ini. Tapi rona dari tuturannya tidak menunjukkan wajah kesedihan. Ucapan kakek tersebut membuat pikiranku terpelanting jauh. Terbayang beberapa tahun yang lalu

Aku jadi ingat kakekku... Semenjak kelas 5 SD aku sudah dirawat oleh kakek dan nenekku di Malang Jawa Timur. Tiga tahun aku hidup bersama mereka (sama budeku juga tentunya). Aku ingat setiap hari sabtu dan minggu aku dan adikku senantiasa diajak jalan kaki oleh Kakek yang biasa kusapa dengan panggilan Mbah Kung.

Mbah Kungku sering sekali mengajakku mengelilingi desa Tumpang setelah salat subuh. Dinginnya cuaca di Tumpang tak pernah membuatku malas untuk melihat keberagaman pemandangan serta orang-orang yang sering kami temui saat berjalan-jalan. Satu yang paling aku suka. Kalau sudah lelah biasanya kami pulangnya mampir ke pasar Tumpang untuk beli pisang goreng dan secangkir kopi susu panas. Anak sekecil aku saat itu sudah terbiasa minum kopi susu. Selain bisa menghangatkan badan kebiasaan minum kopi susu dan makan pisang goreng bagiku sudah menjadi kebiasaan sarapan pagi bagi orang-orang sana.

Mbah Kungku seorang yang sabar. Ia tidak pernah marah meski aku melakukan berbagai kesalahan. Tapi sekalinya ia marah ia akan mengambil pecut kesayangannya. pecut itu hanya dikibas-kibaskan biar berbunyi tujuannya untuk menakut-nakutiku. Tapi aku nggak pernah takut dan akhirnya hal itu justru membuat kami tertawa.

Mbah kungku yang sering ngasih uang jajan lebih. Saat kelas 5-6 SD uang jajanku hanya 500 rupiah. Nah pas mau berangkat biasanya Mbah Kung ngasih tambahan uang yang ia simpan di selipan peci hitamnya. Pernah juga waktu aku mendapat kepercayaan untuk mengibarkan bendera merah putih di sekolah saat 17 Agustus aku meminjam peci Mbah Kungku. Eh tanpa sengja kutemukan uang gambar Pak Suharto (read: 50ribu) saat pulang langsung saja kukembalikan. Nggak tahunya Mbah Kung malah bilang "udah ambil aja buatmu jajan" Huaaaaaa

Kakek di angkot tadi benar-benar bikin aku inget Mbah Kungku... Dia juga orangtuaku dan aku pun harus berbakti padanya. Meski sekarang Mbah Kungku sudah tiada tapi semoga saja aku masih terus berbakti lewat doa yang kupanjatkan untuknya. Tahukah kawan... aku pernah loh mimpi ketemu Mbah Kungku. Di dalam mimpi aku lihat Mbah Kung sudah sama Mbah Uti. lagi senyam senyum terus.

Semoga Allah senantiasa memberikan tempat untuk Mbah Kung dan Mbah Uti di tempat terbaik. aamiin.
Insha Allah ingat pesan kakek di angkot tadi bahwa harus berbakti sama orangtua. Orangtuaku banyak alhmdulillah ^_^ semoga mereka semua bisa kubahagiakan. aamiin

Dear Mbah Kung Herry Soekrisnoto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar