Jumat, 22 November 2013

Belajar Menjadi Kopi


Kopi
Pekat hitam membuat noda
Membekas teramat kuat tiada terlupa
diracik, dikucur, diaduk, diseruput, dirasa
Akan teringat, terbayang, rasanya ... bahkan di kemudian masa.

kopi


Belajar menjadi kopi. Tak mudah memang! Butuh proses panjang! Berbeda dengan belajar menyukai kopi!

Sebagian manusia terkadang lebih sering menjadi gula atau garam yang terlarut dalam air. Ia kalah dengan air sedangkan segelintir orang dengan amat mudahnya menjadi kopi. Membuat orang lain menjadi hitam dan pekat. Justru mereka yang mempengaruhi air. "Maracuni" air hingga akhirnya air tersebut menjadi (secangkir)  kopi.

Beberapa waktu lalu aku menceburkan diriku dalam secangkir kopi. Aku mencoba larut dan menjadi bagian dari tetesan air berwarna hitam pekat tersebut. Namun... ternyata aku tetap menggumpal dalam cangkir kopi itu. Ada yang berbeda antara aku dengan cairan itu. Tadinya aku berpikir bahwa aku terlalu bodoh hingga tak bisa larut dan berbaur dalam cangkir tersebut. Namun pikiran tersebut segera kutepis.... sepertinya aku tidak cocok masuk dalam cangkir kopi tersebut. Mungkin ada cangkir kopi lain yang akan tepat aku masuki.

Setiap manusia memiliki kecerdasannya masing-masing pun dalam bidang yang berbeda-beda. Inilah yang kumaksudkan dalam tulisan kali ini. Beberapa hari yang lalu aku mencoba sesuatu yang baru dalam hidup. Mengikuti kegiatan yang sebelumnya tak pernah aku ikuti. Bahkan aku ikut berdiskusi dan mencoba menjadi bagian dalam "ilmu baru" tersebut. Namun sayang... tak sampai penuh aku memahami maksud dan pembicaran mereka. Terlalu tinggi. -___-" (Serasa jadi pendengar yang bodoh) karena hanya bisa senyum dan angguk-angguk kepala saja. Tapi.... itu tak berlangsung lama. Aku memaknai itu sebagai pengetahuan dan wawasan baru dalam hidupku. Jadi tak akan kusesali aku pernah menceburkan diri ke sana. Meski kuakui tak bisa berlama-lama karena aku menggumpal di sana. Hahahahahha

Pada akhirnya aku mencari secangkir kopi yang pas buatku. Aku berbaur dengan nyaman dengan mengikuti putaran arus adukannya. Aku membersamainya. Hingga kini aku bisa menjadi kopi. Kopi yang bisa memekatkan dan "meracuni" air.

Belajar Menjadi Kopi... tidak mudah. Tapi bisa kok.
Jadi temukan Cangkirmu dan Pekatkan cangkir baru!


3 komentar:

  1. hee baru terpikir hal seperti itu bagaikan kopi... masuk akal juga sih hehe nice post reisa :D

    BalasHapus
  2. Dapat ku tarik kesimpulan dari postingan ini berarti setiap manusia ada wadah nya masing-masing untuk salurkan potensi nya ya kak??? :)

    BalasHapus
  3. @izza Chan hihihii aku saja baru terpikirkan baru-baru ini ^^v

    @akbar Maulana Yap.... Benar sekali. Setiap manusia memiliki potensi yang berbeda dengan wadah yang berbeda pula. ^^v (Terima kasih sudah mampir)

    BalasHapus