Sabtu, 16 November 2013

Petualangan Kami (11-16 November 2013)

Prolog

Tadinya tangan ingin enggan untuk mulai meramu dan meracik kata. Namun karena pikiran penuh dan harus segera dikosongkan maka tulisan ini saya bentangkan juga. Ini adalah serangkaian perjalanan singkat yang dilalui bersama seorang sahabat. Selalu ada kisah berbeda di setiap perjalanan dan tujuan yang sama. Jika ada kesalahan dalam penulisan maupun bahasa yang tidak dipahami harap maklum saja. Sejatinya penulis sedang berada di luar kesadaran. hahaha 

Selamat Menikmati....

11 November 2013

Ini adalah hari yang dinanti oleh @reisadara dan @finirayi dalam melakukan sebuah perjalanan bersama menuju Malang (Tempat saya dibesarkan selama kurang lebih tiga tahun lamanya). Kami bertemu janji di Stasiun Senen sekitar pukul 13.00. Meski berangkat sendiri-sendiri namun dalam hal perjalanan menuju Stasiun Senen kami memiliki pengalaman luar biasa yang sama. Apa itu? Ya... kami berdua sama-sama kebablasan melewati stasiun Senen dan sama-sama turun di Stasiun Sentiong lalu balik arah lagi. (Kocak) Kekocakan ini terjadi karena ketidaktahuan kami bahwa CL alias Commuterline arah Jati Negara tidak berhenti di Stasiun Senen. Baiklah!

Saya sampai lebih dahulu karena harus menukarkan tiket. Tiket kami Matarmaja (Ekonomi Ac seharga Rp65.000) dengan nomor tempat duduk 14A dan 14B. Setelah salat zuhur yang dijamak dengan ashar akhirnya saya bertemu dengan Fini. Dia tampak sumringah dan senyam-senyum tak karuan saat pertama datang. Gantian selanjutnya Fini yang melaksanakan salat zuhur. Bawaan kami berdua tidak banyak... hanya sebuah ransel dan tas kecil.

Tepat pukul 13.30 kereta kami sudah tiba. Kami pun segera mengantre masuk ke dalam peron jalur 1 Utara. Berikut penampakan sahabat Fini dalam perjalan pertamanya ke Malang.

Fini sebelum naik kereta

Sayangnya tempat duduk kami berlawanan arah dengan jalannya kereta. Jadi serasa berjalan mundur. Tapi tak apalah yang penting jiwa dan pikiran kami terus melangkah maju... #mulaikacau. Selama perjalanan di kereta kami banyak membahas terkait kisah yang kami lalui di tanggal 3-8 November 2013. Maklum kami memang satu kepanitiaan di acara Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia Malaysia seperti yang sudah saya tuliskan secara singkat di postingan sebelumnya Kisah 3-8 november 2013 (Khalid bin Walid).


Tas saya sedang tidur cantik
Selama perjalanan juga saya sering mengajak Fini untuk berjalan-jalan menjelajahi gerbong demi gerbong menuju restorasi (Tempat makan) guna meluruskan kaki yang pegal. menyenangkannya di kereta ekonomi ac sekelas ini colokan listrik benar-benar tersedia dan bermanfaat sekali. Selain itu kami juga mengobrol dan kadang berceloteh menyebut nama seseorang yang menjadi ceng-cengan kami. Seorang Tokoh muda... terkenal... dan begajulan. hahaha (Fin... Lo tahu kan maksud gue siapa?) Astaghfirullah bercanda.... ^^

gerbong restorasi












12 November 2013

Kami sampai di Malang keesokan harinya. Alhamdulillah berkat kasih sayang Allah kereta kami datang tepat waktu yakni pukul 06.51. Sampai di Malang bergegas Fini membeli tiket perjalanan ke Surabaya karena memang hari itu juga dia harus berangkat ke sana guna bertemu dengan kawan-kawannya sesama Pengajar Muda. Selesai mendapat tiket ke Surabaya dengan harga Rp4000 kami segera bergegas menuju rumah Tante saya yang berada di daerah Gajayana. Cukup sekali naik angkot AL (Arjosari-Landungsari) dengan harga Rp3000 (jauh-dekat sama saja). Selesai berbenah diri kami langsung berpisah. Fini menuju Surabaya sementara saya dan keluarga Tante menuju rumah Pakde. (Pakde saya baru pulang dari Tanah Suci... semoga suatu saat nanti saya bisa menyusul ke sana. Allahuma Aamiin)


13 November 2013

Saya banyak menghabiskan waktu bersama adik sepupu saya "Aldrchia Acmelaya Wibowo" Semenjak lahir kami sudah lengket seperti perangko. Kami berpisah di bulan April 2013 karena dia harus pindah ke Malang dan saya sudah tidak ikut Om dan Tante lagi. Oleh karena itu semenjak saya datang... Chia tidak mau lepas. Bahkan ke kamar mandi saja dia ikut. :D

eksprsi Chia
Setelah dia pulang sekolah saya ajak dia berjalan-jalan. Hobinya makan es krim dan bermain di Playground. Kami habiskan waktu berdua seharian. Kami menikmati naik angkutan umum berdua. Nyanyi sepanjang jalan. Makan bareng. Bahagianya ketika Tuhan sudah memberikan nikmat kasih dan sayang di antara kami berdua. Aaakkkk tetiba kangen lagi... Miss You Dek!

beberapa orang yang melihat saya dan Chia terkadang menyangka bahwa Chia adalah anak saya. Ketika ditanya seperti itu saya mengiyakan saja. Hehehehe....


chia dan reisa
Sorenya setelah mengantar Chia les di EF (English First) saya berniat untuk mengajak Fini berjalan-jalan ke daerah Batu. Fini hanya sehari di Surabaya. Sorenya dia sudah kembali lagi ke rumah tante. Namun.... hujan deras yang menguyur Malang semenjak siang hingga malam membuat kami gagal melakukan perjalanan ke kota Apel tersebut. Yasudah... berarti memang Tuhan belum izinkan kami berkunjung ke daerah Batu. Padahal saya sudah memberikan gambaran ke Fini bagaimana serunya wisata di Batu.

Itulah yang namanya belum berjodoh. Mau diniatkan dan diusahakan bagaimana pun juga kalau belum jodoh ya nggak akan pernah ketemu #racaukacau.




14 November 2013

Pagi-pagi kami sudah bersiap dan bergegas menuju Tumpang. Di Tumpang inilah saya mengajak Fini untuk sedikit napak tilas terkait kehidupan saya di masa kecil #asseeek. Begitu sampai di rumah ayah saya bergegas mengajak Fini menuju Candi Jago. Candi ini berada tepat di depan sekolah SD saya (SD Muhammadiyah 03 Tumpang). Kami mencoba mengabadikan beberapa gambar. Mari dinikmati...

Candi Jago dari berbagai sisi

Saat mengambil gambar... tetiba saya melihat sesosok bercahaya. Waw... keren. Sosok tersebut berhias sinar yang berpendar. Namun begitu saya dekati ternyata dia Fini. Alamak... hilang wajahmu Fin karena silau :P

Sosok bercahaya


Setelah puas mengeilingi candi Jago dan naik-naik ke beberapa tingkatannya ternyata kami lelah juga. Umur memang tidak bisa dibohongi #walah. Lapar... itu terjadi pada diri kami. Perut bergejolak namun kami tertawa dengan riang. Terlebih mengingat sebuah kejadian di hari itu. 

Ya... sedikit saya kisahkan... sebelum perjalanan menuju Tumpang (Saat menginap di rumah tante di Malang) kami mengikuti segala kegiatan di sana. Rumah tante atau Eyang (Ibu tante saya) adalah pesantren. Saat itu tengah dilakukan puasa dan kami pun ikut sahur di pagi tersebut. Namun karena kondisi badan dan status sebagai musafir maka saat menuju Tumpang kami membatalkan puasa tersebut. Daripada kenapa-kenapa (Maklumlah kami full dari tanggal 3-8 novemebr berkegiatan dan baru berjeda tanggal 9-10 sementara tanggal 11-15 berlanjut lagi). Setidaknya niat puasa kami sudah tercatat sebagai amal (Aamiin) hehehe

Lanjut yaaa....
okeh... setelah mengelilingi candi kami berdua jajan di sebuah SD yang tepat berada di seberangnya. Kami jajan habis 1000 rupiah saja. Jajan mie pangsit dengan porsi mini. Satu porsi harganya Rp500 murah sekali yaaa makan di kampung. Hehehe bahagianya jadi anak SD. Satu hal yang lucu adalah kami berdua bingung mau makan di mana. Nggak mungkin juga makan sambil jalan... walhasil kami berdua jongkok dari pinggir jalan ke pinggir jalan lainnya. (Maksudnya mau numpang makan di teras rumah orang sambil jongkok) Eh baru beberapa suap teras rumah orang udah kebuka aja pintuya. Pindahlah lagi sampai akhirnya kami menghabiskan mie porsi mini dengan aman dan damai di sebuah pot besar. (Ngakak kalau inget ini)

Fini dan sebungkus dawet
Setelah sedikit mengganjal perut... saya mengajak Fini ke rumah tinggal saya di masa lalu. Jadi inget kisah Kaos Kaki bolong. Sebelumnya kami berdua mampir di depan gang Puntadewo untuk membeli es dawet. Fini begitu haus sekali di sini. hihihihi (Maaf ya nggak bilang-bilang kalau ngambil gambar ^^)

Selesai membeli dawet lanjutlah kami berdua berjalan kaki menuju gang 1 Jalan Puntadewo. Jadi ingat kisah Mahabarata. Nama jalan di Tumpang terdiri dari nama Pandawa 5. Semuanya berurutan Gang 1: Jalan Puntadewo; 2: Jalan Bima/Werkudoro ; 3: Jalan Arjuna; 4: jalan Nakula; 5: Jalan Sadewo. Wew keren ya...

Saya suka sekali dengan tokoh Bima. ^^



Setelah puas napak tilas dan mengobrol bersama saudara sepupu saya yang tinggal di rumah tersebut kami berdua melanjutkan perjalanan untuk ke pasar bagian bawah. Mau ngapain coba? Ngapain lagi kalau bukan jajan. Hahahah saya mengajak fini untuk menikmati cilok mini khas malang dengan bumbu saus kacang; saus merah; cabai; dan sedikit kuah. Rasanya? jangan ditanya seenak apa. Fini saja suka sekali lebih-lebih dengan saya. 

Menjelang zuhur kami pun beristirahat. Yippiiii.... sama Mbak Fuah (Istri ayah saya) kami beanyak diberi makan. Di suruh makan ini di suruh makan itu. Sampai-sampai perut penuh. Hahahaha namun kenapa badan saya tetap kurus ya ^^? padahal makan juga banyak. (Skip Sa... ini kok malah curhat) Okeh lanjut. Tadinya kami ingin melakukan pijat karena badan rasanya digempur terlalu dahsyat. Namun karena pada hari itu adalah hari kamis yang tak lain dan tak bukan menjelang malam jumat maka pemijatan badan tak jadi kami lakukan. Di sana masih ada kepercayaan atau pantangan untuk memijat di hari kamis jelang malam jumat. Yasudah... kami minum habatussaudah saja ^^v

Senja di Tumpang benar-benar dingin luar biasa. Ditambah gerimis romantis menjadikan badan dan diri malas melakukan aktivitas apapun selain berselimut di dalam kamar tidur. Hahahaha setidaknya kami berdua puas istirahat. Malamnya kami membersamai hujan... melakukan wisata kuliner sederhana. Menjajal bakso khas Tumpang yang enaknya luarrrrrr biasaaaaa. Selain membuat perut hangat juga membuat kami bersemangat! Apalagi sambalnya pedes sangat!

Tidak hanya bakso yang kami makan... kami pun juga membeli kupang. Kupang itu sejenis kerang kecil-kecil... sebenarnya makanan khas daerah pasuruan. Namun saya tak pernah absen membeli jika berada di sana. Fini hanya makan beberapa suap. Sepertinya dia tidak begitu doyan seperti saya. Kami juga sempat membeli jagung bakar. Walhasil menjelang pulang perut kami sudah penuh tak karuan. Di tambah Mbak Fuah menyuruh kami makan lagi menghabiskan pecal. benar-benar perjuangan. Bersyukur masih bisa makan... jadi ingat kisah di Suriah... tak ada makanan yang bisa dimakan di sana sampai-sampai mereka terpaksa memakan kucing. Oleh karena itulah saya dan Fini tidak mau membuang-buang makanan atau mubazir.

Murahnyaa
Ada satu hal menarik yang kami berdua temui di Tumpang. Memang kami tahu di tumpang makanannya murah sekali. Tapi kami sampai takjub begitu melihat sebuah iklan di pinggir jalan yang menawarkan makanan berupa roti bakar dan burger. Coba kita lihat... Murah sangat ya... saya dan Fini berpikir itu daging apa yang digunakan? Semoga daging sapi beneran. Mungkin porsinya benar-benar amat mini ya... soalnya kami tak beli juga. Jadi tak tahu...





15 November 2013

Pagi-pagi setelah salat subuh kami bertiga (Saya;Fini;dan Mbak Fuah) pergi ke pasar Tumpang untuk membeli teh Naga. Teh khas Malang yang cukup terkenal di sana. Saya jadi ingat lesehan saya yang juga menggunakan teh tersebut sebagai salah satu minuman favorit. Yuhuuuu murah sekali 10 bungkus hanya butuh uang sekitar Rp7500. Teh ini wangi sekali.... rasanya mantap meski ada beberapa orang juga yang tak begitu suka karena wangi vanilinya terlalu menyengat. Tapi saya sih suka-suka saja.

Teh Naga


Setelah belanja ke pasar; berbenah diri dan juga sarapan kami pun bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Yap... kami harus pulang. Namun sebelum pulang kami berdua mampir ke Balai kota Malang. Sebagai salah satu icon kota malang dan sebagai bukti bahwa Fini sudah menjejakkan kakinya di sana. 

Menuju balai kota Malang terasa begitu seru. Kami mengambil berbagai gambar dengan aneka ekspresi kebahagiaan. kalau tidak bahagia hidup ini buat apa coba? Dan tak lupa kami gunakan buah apel sebagai icon dari kota ini. Padahal kan Malang kota Bunga. Kalau Batu baru kota Apel... hehehehe

Di depan balai kota

bahagianya...



Ada kisah menarik lagi di sini... selama berfoto... secara setia Fini membawa botol Aqua kosong. Secara bergantian kami memeganginya. Botol Aqua tersebut sempat tertinggal di taman balai kota. Namun kami teringat dan akhirnya mencari dan menemukan lagi botol tersebut. (Muterin taman udah kaya tawaf di siang yang panas) Jadi ingat kata-kata Fini... 
Untung botol yang ketinggalan bukan hati... #eaaa "kurang lebih seperti itu"


Niatnya botol kosong tersebut akan kami isi ulang saat di rumah tante (sekalian ambil barang yang sengaja ditinggalkan) namun pada akhirnya botol aqua tersebut ditinggal juga di Malang karena ternyata bawaan kami berat. Hahahaha. 

Perjalanan berlanjut menuju MX... singkatannya lupa... tapi letaknya MX berada tepat di sebelah Malang Town Square. Ke sana niatnya mau beli Power Bank buat saya. Namun karena jam 10 pagi belum buka akhirnya kami mengurunkan niat. Eh pucuk dicinta ulam tiba... Jeung Fini mau menjual power bank yang baru sehari dibelinya kepada saya. Wal hasil menuju angkutan AL terjadi tawar menawar di anatara kami berdua. Sistem jual beli pun terjadi. Hingga akhirnya akad dilakukan dengan harga Rp53.000 power bank hijau milik Fini jatuh ke tangan saya. Fini berencana membeli baru dengan kekuatan/daya yang lebih besar. #Alhamdulillah jadi juga punya power bank. hehehe

Selesai membereskan barang-barang di rumah Tante kami pun makan siang bersama. Saya menyuapi Chia makan siang. So Sweet banget... (Selama menyuapi terjadi interaksi dongeng di antara kami... sampai-sampai membuat Fini takjub sendiri) sedih ketika berpamitan dengannya. Namun apa daya itu harus segera dilakukan cepat atau lambat. Untungnya dia begitu paham bahwa saya harus segera kembali lagi ke Jakarta.

Kami berdua sampai di Stasiun Malang Kota Baru sekitar pukl 13.30. Sambil menunggu bangku kosong seperti biasa kami jajan lagi. Jajan cilok mini tapi rasanya tidak seenak yang ada di Tumpang. Tapi tak apalah...

Kami melanjutkan membeli oleh-oleh berupa keripik apel. Rp40.000 isi delapan bungkus. Kami bagi dua karena tidak ingin membawa oleh-oleh terlalu berat dan banyak. Sayang penjual oleh-olehnya cemberut dan tidak ramah. Sedih kalau bertemu penjual semacam itu. Coba saja kalau dia ramah... Ah sudahlah... jadi Inget Rasulullah... bagaimana ia berdagang keren banget!

Kereta kami datang pukul 15.30. Beuh... ini yang paling seru... kami segerbong dengan pasukan Ibu-ibu berkaos hijau. Saya menyebutnya sebagai pasukan Bodrex. Bikin ketawa; pusing; dan juga ngakak. Bagaimana tidak... di saat kereta datang mereka heboh sendiri bukannya segera masuk dan mencari bangku tapi malah membuat macet gerbong satu karena pada heboh sama tasnya masing-masing. Hal ini mengakibatkan kemacetan total di dalam gerbong satu dan cukup mengganggu aktivitas penumpang lainnya.
Ibu-ibu pasukan Hijau

Tapi di satu sisi mereka juga lucu... karena heboh sangat. Maklum sih ibu-ibu... saya dan Fini hanya bisa tertawa saja. Sementara yang bikin pusing saat malam hari... apalagi coba? bayangkan saja jam 02.00 pagi di saat seharusnya orang beristirahat mereka justru tertawa dan berteriak-teriak. Cuma bisa ngelus dada dan geleng-geleng kepala. Untung ada penumpang lain yang berani menegur kalau tidak..... entahlah. Namun di saat orang-orang terbangun saat jelang subuh giliran mereka semua yang terlelap. hihihihihi Kocak!

Di kereta pulang



16 November 2013

Perjalanan pulang tidak semulus perjalanan berangkat. Kereta banyak berhenti dan lama. Namun itu semua hanya bisa dinikmati lagi dan lagi. Jadi ingat kejadian di kereta. Sesuatu hal telah membuat seseorang termenung menatap jendela dengan agak lama. Namun akhirnya kembali sadar dan ceria lagi (pegang kaca)

Kami sampai di Stasiun pasar Senen sekitar pukul 12.00. Lapar tuan lapar nyonya... apa yang kami lakukan selanjutnya? Beli keripik pedas di Sevel ditambah saus dan makan di sepanjang perjalanan pulang. Lha kenapa mesti keripik pedas?

Jadi ceritanya selama di kereta kami ingin sekali mengemil sesuatu yang berasa pedas dan gurih. Namun sayang... antara saya dan Fini tidak ada yang punya keripik semacam itu (Yang punya saat itu ibu-bu di sebrang kami duduk). Kami berdua hanya punya keripik apel yang berasa asam dan asin. Jadilah kami berdua makan keripik apel dengan membayangkan bahwa yang kami makan adalah keripik pedas. Hahahahahahah

Makanya begitu sampai di stasiun kami tak mampu lagi menahan hasrat untuk melampiaskan diri dalam memakan keripik pedas... hihihihi

makanan kami


Begitulah perjalanan singkat antara saya dan Fini. Semoga menginspirasi banyak pihak terutama diri saya sendiri dalam bertualang lagi nantinya. Prediksi cuaca juga harus dipikirkan secara matang karena berpengaruh besar dalam destinasi perjalanan.

Sekian dari saya... semoga bahagia






Tidak ada komentar:

Posting Komentar