Senin, 18 November 2013

Dhuha... Bagaimana bisa aku meninggalkanmu

Dhuha...
Betapa aku jatuh pada cintaMu...
Di waktu terang benderang yang menghangatkan
Memberi ketenangan pada jiwa dan pikiran.

Dhuha...
Bagaimana bisa aku meninggalkanmu...



1. Demi waktu matahari sepenggalan naik,
2. Dan demi malam apabila telah sunyi.
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu,
4. dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan.
5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.

6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9. Adapaun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
10. Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.
11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu nyatakan (dengan bersyukur).
 (QS. Adhuha 1-11)

Entah kenapa tiba-tiba saya ingin menuliskan tentang Dhuha. Ada dorongan tersendiri saat saya menuliskan ini. Mungkin ini salah satu bentuk pengingat saya terhadap sesuatu. Dhuha! Salat duha merupakan salah satu salat sunah yang paling saya sukai. Mungkin beberapa orang juga suka. Terlebih balasan yang didapat atas pengerjaan ibadah tersebut. Tapi bagi saya bukan itu saja. Awalnya saya jatuh cinta dengan surat Adhuha. Artinya sungguh mampu membuat saya tenang dan damai. Terlebih di ayat ke (3,5,7, dan 8). Rasa cinta saya lebih terasa ketika Dhuha menjadi salah satu waktu spesial yang dapat membuat diri ini mengenal dan mendekati Tuhan. Ada salatnya dan ada suratnya.
Dalam pengerjaannya salat Dhuha dapat dikerjakan dalam jumlah dua rakaat/ empat rakaat/ enam rakaat/ delapan rakaat/ dua belas rakaat. 
Terlebih Rasulullah pernah bersabda:
“Barang siapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barang siapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barang siapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barang siapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang di anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani).

MashaAllah enaknya ibadah itu... mengerjakan dua rakaat dalam sehari saja dapat jaminan dari Allah seperti hadis yang saya jelaskan di atas. Lalu masih mau mengelak? Masih tidak mau mengerjakan ibadah yang memiliki keutamaan seperti di atas? Sayang sekali...

Pernah saya dengar kajian dari para ustad ternama bahwa menjalankan salat Dhuha merupakan salah satu cara untuk menjemput rezeki. Jangan pernah mengartikan rezeki di sini dalam artian sempit seperti materi saja. Rezeki Tuhan itu luas. Kesehatan salah satunya! Bukankah dengan jiwa dan pikiran yang sehat kita bisa melakukan banyak hal bermanfaat. Tentu bermanfaat untuk umat atau minimal manfaat diri sendiri. Memang rezeki secara materi pun tak menutup kemungkinan bisa mengalir deras bagi siapa saja yang menjalankan sunahnya (termasuk dhuha ini).

Sebagai penutup berikut saya tampilkan doa setelah salat dhuha.

Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibaadakash shalihin.

Artinya:

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Aamiin... Aamiin... Ya Rabbal Alamiin...

Pada waktu Dhuha ini tiba-tiba saja saya teringat Bu'e yang ada di Merapi tepatnya Desa Glagaharjo. 
Merapi di Glagaharjo
Ternyata saya baru tahu bahwa terjadi gempa tektonik lokal yang menyebabkan terjadinya erupsi. Semoga Bu'e dan semua orang baik di Desa Glagaharjo senantiasa mendapat lindungan Allah. Senantiasa mendapatkan kesehatan jasmani maupun kesehatan iman. Bu'eku.... Tuhan tidak pernah meninggalkanmu. Allahuma aamiin...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar