Minggu, 09 September 2012

Racau Sadar tanpa kacau!


Keris

Ayahku menggantungkan keris dalam sebuah almari
tapi tak menggantungkan hidup padanya
keris berwarna hitam dengan selimut emas pelindungnya digantungkan begitu saja
ada yang meminta memandikannya dalam satu malam syuro
kupikir ayah akan mengiyakanya nyatanya ia malah terkekeh
"cukup dengan sabun cuci piring" ungkapnya
bukan dengan berbagai macam rupa bunga dan warna
beberapa telur dan dupa serta ayam hitam yang katanya punya seribu makna
Ayahku punya keris
katanya keturunan raja
iya memang
tapi tak untuk disembahnya
atau dijadikan pusaka hidup
hanya sebuah benda sederhana meski aku tahu ada sesuatu di dalamnya
yang tak pernah sinkron dengan manusia yang berakal
karena menarik dimensi lain kehidupan
bisa saja terpelanting jauh
tapi biarkan saja
yang kutahu hanya satu sembahannya: Rabbnya:Rabbku: Rabb kita!


Untukku saja 9

Aku suka
Sekejap saja
bukan lewat kata-kata
atau pandangan sesaat mata
aku suka
melebihi sederhana
ada kharisma
dalam cermin yang kupandang selama hatiku diliputi bahagia


Waktu Sujud

Waktu yang selalu diperutukkan
dihabiskan dengan berbagai kegiatan
tak adakah waktu untuknya
dirinya yang menggemparkan urat-urat manusia
dalam detik menit jam hari
24 jam
365 hari
terkadang 366 hari
hanya satu saat bersujud. berapa lama kau habiskan?


Jangan sampai

Seperti ada yang takut mati
bukan diriku saja barangkali
sangkakala meniup mungkin aku mati berdiri
sebelum itu
semoga rabbku menculiku
merindukanku
jangan sampai 
dalam keadaan:
aku hitam dalam belanga yang pekat


Kapan aku memberi?

Waktu itu aku pernah meminta
lalu Kau berikan dengan mudahnya
Lalu aku meminta lagi
tak sampai sewindu kau beri lagi
Aku masih saja meminta
dengan cara yang sederhana Kau hadirkan juga
Lalu aku meminta lagi
Kapan aku memberi?
Aku memberi saat aku tahu tahu aku butuh
aku memberi saat aku sadar aku ingin
dan aku memberi disaat aku tahu aku harus!


Ali
kalau saja aku isterimu
aku mungkin sudah di surga saat ini


Ipung
Ingin rasanya aku yang menjadi Paulin
Yang kau acuhkan tapi kau pikirkan!
Sial!
cc:"Prie GS"

Kalau Aku
kalau aku berlebihan itu biasa
kalaupun aku kurang itu sudah sewajarnya
yang pasti aku tak punya alat timbang
sejauh mana kau pandang dan kau nilai
sekali lagi Kau bukan Tuhanku bukan
karena hanya Dia yang tahu siapa aku yang sesungguhnya


Aku sensitif

benar sekali
aku perempuan
aku perasa
aku sensitif
benar sekali
aku berhati
aku sensitif
benar sekali
aku perempuan
aku bernyawa

Cicak yang memutuskan ekornya
Tampak biasa saja
tak kesakitan
tak mepedulikan
lalu ia tinggalkan
sendirian
di antra pintu yang berdecit
ekor yang menjadi teman selama berapa malam
katanya
aku akan punya yang baru lagi
Tenang... Jangan takut kehabisan.



Ya Manusia
Aku manusia
senang dihargai
bukan dengan uang
tapi dengan hati. lebih tepatnya perhatian. Perhatikan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar