Jumat, 23 Oktober 2020

Wanareja

Sudah beberapa kali kau datang lewat mimpi. 


Menjelma menjadi seorang pegawai sekaligus anak kuliahan semester akhir plus gojek sebagai sambilan.


Saat aku pulang dari rumah Pram itulah hari pertama kita bertemu. Pram menyuruhku pulang karena orangtuanya ternyata tak setuju dengan hubungan yang ingin bermuara ke jenjang pernikahan.

Saat itu duniaku gelap. Bahkan aku tak sadar bahwa kau jadi pengemudi dan mengantarkanku pulang.


Begitu sampai rumah, bukannya kau segera pergi tapi malah justru ikut masuk. Bersamalam dengan orangtuaku dan ternyata kaulah pegawai baru di sana.


Saat rasa sakitku memuncak kau justru tertawa. Mencoba berbagai cara memancing senyum yang sudah lama kusembunyikan dalam ketidak pastian.




Wanareja!
Begitulah kau memperkenalkan diri dan terbiasa memanggilku dengan sebutan Mbak.



Hari itu hari pertama aku tiba di rumah mama setelah berbulan-bulan melanglangbuana di Jogja. Dan tangisku pecah juga di hadapanmu saat mama pergi sebentar untuk mengambil pensiun bersama adikku. 


Kau cerita ngalor ngidul tak karuan di saat aku tak mau mendengar semuanya. Namun pada akhirnya suara perutku memecah keheningan yang kuciptakan dan aku malu sendiri.

Dengan segera kau ke dapur dan memasakan telur ceplok untukku saat aku tahu bahwa meja makan di rumah mama kosong. 

Wanareja kau baik sekali. Terima kasih kataku saat itu dan langsung menyantap habis sepiring nasi hangat dan telur yang kau siapkan.

Keesokan harinya aku ikut denganmu ke kampusmu yang juga kampusku beberapa tahun lalu. Sebelumnya aku sudah ada janji dengan sahabatmu yang menjadi dosen di sana.

"Pulangnya aku tungguin Mbak" Ujarmu kala itu dan aku mengiyakan. 

Cukup lama aku berbincang dengan Rina. Dan obrolan kami tak jauh-jaub dari Pram. Tangisku pecah lagi dan kau tiba-tiba muncul di hadapanku.

"Udah Mbak, ayok pulang" Antara kesal karena merasa pembiacraanku diganggu namun malu karena kau memergokiku menangis lagi akhirnya aku menyudahi perbincanganku dengan Rina siang itu.

Sepanjang perjalanan aku diam sementara kau terus bercerita tentang skripsimu yang sama sekali tak menarik buatku.


Wanareja!
Sore itu saat kau mengajakku makan siomay di tempat langgananmu sejujurnya aku tak mengiyakan ajakanmu. Namun diamku ternyata menjadi jawaban tersendiri bagimu yang berarti iya.

Entah ada apa denganmu. Sepanjang menikmati siomay kau terdiam tak banyak bicara seperti biasanya. Dan itu justru membuatku mulai berbicara bertanya ini itu padamu. 


Dan berbincang denganmu ternyata asyik juga. Hai Wanareja kau berhasil membuatku tertawa. Bahkan karena aksi konyolmu yang menantangku bermain tebak gaya kala itu.


Wanareja! Membicarakanmu hari ini kumulai. Dengan maksud dan tujuan agar kau senantiasa datang lagi ke mimpiku. Berbagi kisah yang dulu gak pernah kutuliskan. Kau lelah sepertinya dalam hayal saja hingga mengetuk-ketuk alam bawah sadarku dan membuatku pada akhirnya menuliskan mu.


With love
Anggia


Reisa Dara Rengganis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar