Rabu, 15 Februari 2012

Betapapun saya ingin

Betapa pun saya ingin memiliki atau sekadar merasakan hal itu... sungguh bukan perjuangan yang mudah. saya seperti berlari tanpa tujuan yang benar-benar terarah. saat ini sepertinya impian nyata yang ingin saya gapai bukan hanya sekadar ingin saya raih menjadi sedikit abu-abu. hal tersebut tentu menghambat dan membuat saya terperosok ke dalam sebuah lubang yang begitu samar terlihat karena sinar yang saya dapatkan hanyalah sebuah temaram. Padang pasir yang selalu saya sugestikan memiliki angin sejuk rasanya tetap membakar juga. bahkan salju yang selalu saya dambakan hangat ternyata tetap dingin. pada akhirnya semua harus mengikuti proses. proses dari sebuah pengalaman dan kehidupan. toh saya tidak sendirian berjalan. meskipun tidak menggunakan alas... saya yakin kulit saya bisa meredam panas. saat-saat seperti ini saya mulai menyadari bahwa saya hanya butuh sekadar motivasi. entah... motivasi macam apapun yang saya dapatkan tentunya membuat saya bersyukur. setidaknya ketika saya jatuh ada yang mencoba mengulurkan tangannya untuk sekadar membuat saya berdiri. bahkan ketika saya berhenti ada tangan-tangan yang mendorong saya agar saya tetap terus berjalan bukan berhenti di tengah jalan. saya yakin... semua alam ini masih membutuhkan udara... alam... air... tanah... dan saya berharap dapat diandaikan menjadi salah satu unsur yang dibutuhkan manusia bahkan makhluk hidup lainnya. Bila pada akhirnya saya hanya terongok begitu saja di sebuah tempat sesungguhnya saya telah berusaha menampilkan diri saya sekuat tenaga dan apa adanya. kepastian demi kepastian yang saya dapatkan tidak sebanding memang dengan hutang janji yang mereka berikan. setidaknya saya masih mau percaya. karena saya selalu berpikir... tak ada yang sia-sia... bahkan sebuah kegagalan merupakan suatu keberhasilan usaha untuk mencoba.

Biarkan saya merebahkan diri sejenak. mengatur langkah... napas... dan sebuah strategi jitu untuk menaklukkan diri saya sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar