Sabtu, 28 Juli 2012

Hujan Mata Hati

Hujan Mata Hati


Ada yang lain meski dalam tubuh yang sama. Entah tatap, cara pandang, tutur kata, bentuk sapa, atau sikap diri yang membuatnya lain dari biasanya.

Dalam jarak hasta yang coba  dihapus, jejak itu masih sama. Tertoreh dengan jelas dan sekiranya membekas.

Bukan aku saja yang melangkah di jalan itu. Kita  bersama-sama. Tapi kenapa kamu berkelok rupa? Ataukah semua yang terbangun hanyalah lingkar buruk prasangka yang terpaksa kugantung di lingkar hidupmu?

Jika aku yang keliru lalu kenapa tak kau ajak balik dan diingatkan. Dan pengetahuan akan segala rasa tahu seharusnya bisa diterapkan dan disematkan pada kantung-kantung mata yang selalu menerima hujan  yang tak membekas ini.


BIARKAN!


Biarkan kutaruh peduliku pada bilik kayu

Yang kubakar saat aku kehabisan sekam dan arang

Untuk sekadar menaruh hormat pada hati dan pikiran.


Topeng


Aku paksa bertopeng

Hasil buatanku sendiri

Bukan untuk berkilah rupa

Bukan pula untuk berkarya

Topengku ...

tutupi kolam mata

Yang tumpah tanpa daya


Mimpi


Bersepeda mengejarmu

Yang diri sendiri tak tahu

Kamu siapa?

Kenapa belum bertemu?

Padahal kamu bilang, sudah lama mencariku.


Dan lalu...


Dan lalu layu

Dan lalu mati

Dan lalu humus

Dan lalu tunas

Dan lalu tumbuh

Dan lalu bunga

Dan lalu buah

Dan lalu... aku.


Depok-saat remuk tak lagi menghujam tubuh-


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar