Selasa, 03 Juli 2012

Langit dua warna

Malam. 
Bulat dalam gelap.
Biarkan malam menyempurnakan purnama dengan cantik. Ia tak perlu malu menjadi gelap dalam leluasa.
Meski ia tak dipuji sebagai mana bulat sandingan bidadari. Yang pasti tanpamu ia hanyalah pemantul sederhana dan tak berkuasa seperti bola api raksasa.
Sementara kamu? Selimut bumi dengan dua warna.


catatan.
kemarin sempat iri dengan planet yang beredar pada jalurnya
lalu kemarinnya lagi sempat dendam karena mereka punya jalur edar yang berputar
sementara diri hanya terdiam dalam bentangan panjang dua warna. Terang saat pagi dan pekat saat malam. Tapi itu kemarin sebelum tahu kalau ternyata ia sedikit leluasa dan punya "kuasa" (Bukan Kekuasaan seperti Tuhan). Ada satu titik ketika semua terjawab saat siang. Seorang anak kecil mengadahkan ke dua tanggannya. berdoa meminta sesuatu kepada Dzat Segala Maha. Sambil menitikkan bulir-bulir air mata yang membasahi pipinya ia mengucapkan sesuatu yang sederhana tapi amat mengena.
"Ibuku Kau jaga sejak malam hari dan Ayahku Kau jaga sejak Pagi hari. Maka aku akan senantiasa memuja-Mu sepanjang langit masih dua warna agar Engkau terus menjaga mereka berdua  di sana"

                                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar