Senin, 27 Mei 2013

Petugas, pengendara, dan polisi

Weits, Apa kabar dunia saya? Semoga tetap berbahagia dan senantiasa berkarya #wuidihhhh

Hai hai... malam ini aku mau cerita. Cerita tentang hari ini yang bikin sebel, marah, sampai ketawa.

Pagi tadi, aku berangkat dari rumah Depok pukul 06.30. Wew pagi sekali. Aku berencana ke dokter gigi dan mampir kosan ambil sebagian barang-barang. Padahal berangkat udah pagi tapi tetap saja ketiban macet sampai bikin kepala mumet. Kemacetan terjadi di sekitar warung buncit hingga mampang. Wew, selama di mobil ngobrol sama om tentang para penjaga palang pintu TransJakarta yang berada di sebelah kanan jalan, kurang lebih berjumlah enam orang.

Mereka menjaga palang pintu TJ agar tak sembarangan dilewati oleh mobil pribadi dan juga motor. Meski banyak yang menjaga, tapi tetap saja palang pintu tersebut berhasil diterobos masuk oleh pengendara motor yang nekat dan membuntuti TJ. Padahal para penjaga tersebut berseragam. Heran deh, para pengendara nggak ada sungkan-sungkannya. Tapi para petugas juga nggak ada disiplin-disiplinya. Malah nyerah dengan ulah mereka.

Tak berapa lama ada sebuah motor yang nyelonong di samping mobil kami. Alhasil motor tersebut tersenggol mobil sebelah. Jelas-jelas motor yang salah karena udah nyelonong begitu saja, eh malah dia yang marah-marah. --" kadang begitulah, yang salah pengendara motor tapi yang kena marah dan tersudutkan malah pengendara mobil.

Oke itu hanya permulaan saja. Lanjut ya ceritanya...

Aku dan om akhirnya berpisah di Mampang. Dari perempatan aku melanjutkan berjalan kaki di tempat pedestrian. Tahukah apa yang terjadi? Sungguh perjalananku tidak nyaman dan aman karena ulah pengendara motor yang seenak dan semaunya sendiri menggunakan hak pejalan kaki. ISTIGFAR....

Oknum pengendara macam itu sungguhlah tidak CERDAS!

Okeh baiklah...

Lanjut lagi... singkat cerita... (perasaan dari tadi ceritanya udah panjang) --"

Jadi, menuju dokter gigi aku diantar oleh abangku. Mumpung dia masih di Indonesia. Jadi minta anter-anter deh. Sekalian dia minta di anter ke masjid Jami. Feeling sih kalau di daerah situ bakal ada razia.  Jadilah kami lengkap berhelem. Hanya saja pakaian si Abang tidak meyakinkan. Maksudnya, ya kalau dilihat dari segi penampilan dia bisa dianggap seperti anak alay yang tak punya sim ataupun stnk. Hahahaha. Maklum, cuma pake celana pendek dan kaos panjang. Nggak necis kaya biasanya deh. Dia bilang kalau nggak pernah kena rezia seumur-umur.

Habis dari dokter gigi, kami melanjutkan jalan. banyak bapak-bapak di pinggir jalan yang memberitahu

"Razia... razia" begitu terus. Ada kali sampai lima orang. Mereka memberitahu agar kami tidak lewat situ. Sepertinya dari peringatan tersebut, orang-orang menyangka bahwa tampang abangku tidak meyakinkan memiliki sim ataupun stnk. Hahahaha.

"Sa... ada razia, nggak apa-apa?"

" Ya ampun, sim ada kan? Stnk ada? Helem lengkap. Jalan aja sih. Pede!" Jelasku dan akhirnya kami melaju.

Benar saja, tak lama kemudian dari kejauhan, kami melihat banyak sekali lelaki bertambun berpakaian lengkap bertuliskan POLISI. Seketika kami diberhentikan dan disuruh menepi ke kiri.

Sembari memberi hormat, pak polisi bergegas menyuruh abangku untuk menunjukan sim dan stnk. Wajahnya terlihat licik karena di depan kami ada sekitar tujuh motor yang sudah kena dengan polisi lainnya. Bergegas saja kakakku memperlihatkannya.

Polisi itu lalu melihat sekilas saja, kemudian memperbolehkan kembali kami berjalan. Abangku sepanjang jalan merasa takjub karena baru pertama merasakan razia. Kalah sama adiknya yang udah dua kali kena tapi belom kapok juga. Hahahaha habis mau bikin sim jujur prosedurnya rumit, njelimet, dan yang pasti dipersulit. Kecuali kalau nembak!

Balik lagi ke cerita, tahukah sahabat semua apa yang terjadi? Ya nggak tahulah, orang ceritanya belum kelar. Setelah menemukan masjid jami, kamipun bergegas memutar arah. Sengaja. Oh iya razia ada di sebelah kanan dan kiri. Otomatis, kami diberhentikan lagi. Belum sempat si Bapak polisi yang terhormat meminta sim dan stnk abangku, bergegas aku menyeletuk.

"Tadi di sana udah, Pak! Mau lagi?"

Bergegas si Bapak mempersilakan kami jalan terlebih saat aku mengarahkan kamera ponsel ke arahnya. Maksudnya mau difoto, tapi hape rada2 eror kaya yang punya. Hahaha.

Aku dan abangku cengar cengir kuda. Hmm anehnya kenapa ya razia dilakukan saat tanggal-tanggal tua dan awal bulan. Haha. Entahlah hanya Tuhan dan Pak polisi yang tahu. Pastinya sih razia ini harus lebih meningkatkan kewaspadaan diri dalam berkendara :))

Udah ah berbagi ceritanya. Hahaha

Published with Blogger-droid v2.0.4

3 komentar:

  1. Saran Rai: gedein dikit font tulisannya. Sayang,isi blog lu bagus2 (dan unyu. Hahaha) tapi gw mesti melotot setiap baca. Atau mungkin mata gw yang sudah rabun. Haha.

    BalasHapus
  2. huaaaaa, ada Bapak Raven. Jadi malu...
    wew, siap nanti diperbaiki, bacanya dari ponsel ya, Pak? :D makasih ya sudah mau main ke duniasaya. ^^√ *namaku reisa, Pak. Bukan Raisa. #ralat *

    BalasHapus
  3. Bukan, dari komputer.Kebaca sih, tapi kurang sreg aja, mungkin juga karena font-nya terlihat agak samar di background putih. Tapi post yang terbaru udah jelas banget :]

    BalasHapus