Jumat, 07 Februari 2014

Tidak pada ranahku!

Penurunan, mungkin langkah ini ada di tahap itu kini.
Semua terasa berbeda dari yang lalu, nampaknya memang harus begitu.

Palsu, jika selalu merasa baik-baik saja. Tingkat cinta dan keimanan seolah menjadi ujian di antara rasa jatuh dan sedikit tertinggal dengan yang lain

Ketika tak ada jasad bernyawa yang mampu diajak bicara atau sekadar menumpahkan rasa, lagi-lagi pada Yang Abadi seolah semua menjadi sandaran yang nantinya akan terasa aman terkendali.

Meski tak dapat dipungkiri, bahwasannya pelampiasan tulisan dalam kertas dan juga media ini menjadi obat tersendiri. Namun tak tersangkal bahwa telinga yang lain dibutuhkan untuk sekadar mendengarkan.

Beberapa mengatakan tak ada yang berbeda, mereka sejatinya tak mengenal. Atau memang tak salah jika tak paham.

Ranahku berada pada titik terendah, pada titik pasrah yang telah berserah. Jika karena bukan tangannya yang mampu mengajak berdiri dan melangkah. Mungkin sudah jatuh jasad dan ruh kembali pada temapatnya.

Sedang tidak pada ranahku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar