Senin, 19 Maret 2012

yang pernah ada dan akan tiada

menatap papan dua warna
sesekali menyeruput kopi hitam yang penuh dengan ampas
punggungnya yang lebar terbaur angin
dan saat ini sesekali hanya tertatap dari belakang
sampai saat ini juga yang teringat hanya itu
kata-kata yang ia rangkum sebagai nasihat
dan tetap saja saya anggap sebagai suatu laknat

"Skak mat!"

rajanya terguling. dibantai prajurit berwarna putih.
bersama lawannya ia perbaiki posisi ke awal lagi
menyeruput kopi lagi
dan kini rambutnya yang sedikit tergerai
terbaur angin.

Deg! ada yang terjatuh
meski tak sakit
ada yang beradu
meski sedetik

meski aneh.... kami menikmatinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar