Senin, 07 Mei 2012

Laki-laki di sebelah saya

-Minggu... 6Mei-
hari ini sepulang dari kondangan teman... saya mengalami tiga kejadian yang membuat saya berpikir tiga kali. ada apa dengan saya? lho? bagaimana tidak. saya mengalami kejadian yang berkaitan erat dan jelas dengan lawan jenis saya yang tak lain tak bukan adalah laki-laki. Tapi... entah ya... sebenarnya saya masih nggak yakin... yang satu lagi itu laki-laki atau perempuan.

saya pulang dari Cileduk menggunakan transportasi kopaja ke arah blok M (69) saat itu saya memilih bangku yang dekat dengan pak supir karena saya ngeri kalau duduk di tengah-tengah. Takut ada orang yang suka menyilet-nyilet tangannya untuk minta uang. setidaknya kalau tempat duduk saya dekat dengan pak supir saya memiliki peluang yang sedikit untuk melihat adegan atau aksi berbahaya tersebut. lho? Selama perjalanan ke Blok M ya karena terus terang aja saya capek jadi saya putuskan untuk tidur.  Bangun-bangun tahu-tahu di sebelah saya duduk seorang laki-laki bertopi. tadinya sebelah saya perempuan. Saya memperbaiki posisi duduk yang sudah miring nggak karuan. Laki-laki itu tahu-tahu menatap saya. Saya kaget jadi langsung aja saya berujar "Kenapa Pak?" karena kalau ditaksir dari penampilannya kaya bapak-bapak sih. Eh dia malah jawab dengan ngegeleng. takut-takut saya ngiler tanpa sadar saya segera mengecek bagian muka saya. Tapi ternyata tidak ada apa-apa tuh. Eh tiba-tiba itu bapak-bapak cerita. beneran cerita tentang keluarganya di kampung. Lha? gue yang baru setengah sadar jadi berasa ngantuk lagi kaya didongengin. Cukup dengan senyuman dan peringas-peringis nggak jelas saya menanggapi cerita bapak-bapak tersebut sambil secara acak mengucapkan kata-kata "Oh... Ya... Terus... Hmmm" . Nggak lama sebelum sampai di terminal blok M bapak-bapak itu turun dan pamitan. :D lumayan menginspirasi sih ceritanya. dia cerita perjuangan dia menghidupi keluarganya di kampung dengan menjual es batu yang balok-balok gede.

Sampai di Blok M... perjalanan saya lanjutkan menuju Pasar Minggu menggunakan kopaja 75. awalnya sih yang jadi penumpang termasuk saya cuma berkisar 5 orang. Tapi berkat kerja keras dan usaha sang kondektur setidaknya saat awal berangkat 50% tempat duduk penumpang sudah terisi. Sekali lagi saya lebih memilih duduk di depan supir. selain untuk mencegah hal-hal yang tidak ingin dilihat (penyilet2 tangan) saya lebih memanjakan mata saya dengan melihat pemandangan di depan saya. Biar nggak ngantuk lagi sih maksudnya.

Tiba-tiba waktu di daerah Mampang ada seseorang entah laki-laki atau perempuan yang naik dan langsung duduk di samping saya. badannya kecil kulitnya putih dan yang pasti rambutnya pendek. kalau diingat-ingat kaya model Hanamizuki gitu. Sesekali saya lirik dia untuk memastikan dia laki-laki atau perempuan. masalahnya dia selalu pakai topi yang hampir nutupin mukannya. nah pas saya ngebatin eh sama dia topinya di lepas. wuihhh saya semakin ragu kalau dia laki-laki. cantik tapi kok ya ada kumisnya. hampir kepergok saya ngelihatin dia buru-buru buang muka deh. sekilas terlihat dia lagi mainin ponselnya. saya diam-diam perhatiin lagi. ini kalao dari samping cowok tapi kalau liat mukanya cewek tapi kok ada kumisnya tipis-tipis. Nah... ponsel dia berdering berharap dia dapet telpon dan secara nggak langsung saya dapat mendengarkan suaranya. Eh dia cuma jawab "Iya. Ok. Tunggu aja" tiga kata. suaranya samar-samar cewek tapi kok ya cowok. hah nggak tahulah. Dari pakaian jaket yang dia pakai sih badannya kelihatan datar-datar aja. yah kaya badan cowok tapi... ah nggak tahulah ya.

Itu cowok atau cewek akhirnya turun di Penvil. Sementara saya turun di Pasar Minggu karena mau lanjut ke Depok. Ketika ada 04 arah Depok langsung saja saya naik. Jleb. Laki-laki semua. Beneran dah. Saya sendirian yang perempuan. Cuek bebek saya langsung duduk di bangku yang berkpasitas 6 orang. Sebelah kanan saya laki-laki berkacamata. Kelihatan masih tampang mahasiswa. Ditangannya ada sebotol minuman teh. Saya jadi haus. Sebelah kiri saya bapak-bapak. mukanya adem. kelihatan sabar dari mukanya masa. hahahha

Mas-mas berkacamata duduknya heboh. Kayanya dia nggak tahu kalau saya kegencet sama badannya dia. jelas-jelas saya kurus. saya berusaha minggir-minggir eh dia malah makin leluasa. Untungnya bapak-bapak di sebelah kiri saya baik. tuh kan bener orang baik kelihatan bisa dari mukanya. Bapak-bapak itu merapat ke kaca karena dia di pojok. jadi saya masih bisa duduk dengan sedikit nyantai. Makasih deh buat bapak-bapak itu. Sepanjang perjalanan mas-mas sebelah kanan saya banyak bergerak. yaiyalah orang dia manusia. tapi bergeraknya ampun. makin sesek. beneran deh sampai Lenteng Agung saya benar-benar perempuan sendirian. Karena tahu saya kesempitan... Bapak-bapak di sebelah kiri saya langsung nyolek mas-mas berkacamata. Tangannya melewati saya. "Mas... duduknya yang bener... kasian adik ini" ujarnya sambil menunjuk ke arah saya. EH seketika mas-mas kacamata itu nengong ke arah saya. "Eh... maaf mbak... " ucapya sambil nengok ke arah saya. wuidihhh Cakep. Hahahhahahahahahah. saya cuma angguk-anguk tanpa mengatakan iya. Sayapun beralih pandangan ke arah bapak-bapak di sebelah kiri saya ini sambil tersenyum. maksudnya makasih dan bapak-bapak itu pun tersenyum juga.

Bapak-bapak di pojok saya akhirnya turun di Detos. saya akhirnya bergeser ke pojok tempat bapak-bapak tadi. Eh tahu-tahu mas-mas berkacamata bergeser ke tempat saya tadi. Itu orang maunya apa sih. Baru ngebatin lagi dalam hati dia malah nengok. "Lo anak sastra bukan sih?" Pertanyaan itu membuat saya berpikir. Ini orang lagi nanya siapa? tapi kok arah tatapannya ke saya. "Nanya saya mas?" tanya saya berusaha meyakinkan dan dia mengangguk. langsung saja saya jawab "iya... memangnya kenapa?" eh dia malah senyum. "Gue kenal lo... tapi lupa nama. Dulu kita satu kelompok OBM. Lo yang waktu itu presentasi tentang google kan ya?" jelasnya dan itu membuat saya berpikir. itukan udah lama banget. emang iya sih. tapi kok ya saya nggak inget sama ini orang. "Iya kali ya... lupa" jawab saya sambil meringis karena bingung. "ah iya... lo rengganis... rengganis itu. siapa nama Lo?" ucapnya berusaha mengingat. Beuh... ternyata dia hapal nama belakang saya. Surprise... seneng.hahahah "Reisa" jawab saya. "iya Rei..." katanya sambil mengangguk-anggukan kepala. terlihat senang sekali dia. sementara saya masih bingung dalam kecengooan. ini orang siapa? hahaha

"Audrian... Au... FH."ucapnya dan saya meringis. karena nggak inget. payah dah. dan obrolan pun berlanjut meski hanya 5 menit sebelum akhirnya dia turun setelah Ace Hardware. hah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar