Minggu, 27 Mei 2012

Puisi Untuk Rina

puisi untuk Rina

Mata Pensil

mata pensil yang kauruncingkan kemarin terjatuh
membuatnya tumpul
bukan berarti tak bisa lagi di pakai
hanya saja ia butuh suatu alat untuk meruncingkannya kembali
jangan kautinggalkan begitu saja
mungkin kau tidak suka warnanya
mungkin juga kau tidak suka bentuknya
tapi percayalah
mata pensil itu akan berguna untuk menggoreskan sesuatu
yang kau sukai dan kau inginkan bukan yang lain



Kamu

Memasukimu
mengamati dunia lain
yang tak pernah terlintas masa
dan tak ada rekaman waktu
semua tahu dalam kubu
yang kadang berseteru dan menggebu
dalam kamu dan pikiranmu
dengan yang satu dengan yang satu




Kenapa begini kenapa begitu

lalu apa lagi?
lalu kapan lagi?
lalu siapa lagi?
lalu di mana lagi?
lalu ke mana lagi?
lalu harus bagaimana lagi?

kenapa begini kenapa begitu?
lalu? kamu tahu :D




Nama itu...


dalam rundungan sepi yang tak berkesepian
ketika suara jangkrik tak lagi kau rasakan detaknya
dan ketika burung hantu enggan bersuara menakutimu
terbangun dalam dini yang mengajakmu melepaskan segala yang kau pakai
berserah bukan menyerah dalam pasrah yang terarah
meleraikan yang tak bisa kau urai
mencairkan yang sebelumnya membeku
menghangatkan segala yang dingin
dalam satu napas yang kau embuskan
dan dalam satu kau sebut nama itu
Nama itu














Tidak ada komentar:

Posting Komentar